Anda di halaman 1dari 8

TEORI EKONOMI

Prof. Dr. Rahmatia, S.E., M.A.

SUMARY JURNAL
Hajar
A022171017

PROGRAM PASCASARJANA UNHAS


MAGISTER MANAJEMEN KEUANGAN
2017

Tugas Individu Teori Ekonomi


ANALISIS SURPLUS KONSUMEN
DAN SURPLUS PRODUSEN IKAN SEGAR DI KOTA BANDUNG
(Studi Kasus di Pasar Induk Caringin)
Ickman Santi Kusumawardani, Iwang Gumila dan Iis Rostini
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 141-150
ISSN : 2088-3137

Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Induk Caringin Bandung. Pada bulan Juni
sampai bulan Juli 2012. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode survey yaitu dengan cara menyebar kuisioner ataupun wawancara kepada
para pedagang ikan yang ada di Pasar Induk Caringin Bandung.
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan salah satu metode
nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Artinya, metode tersebut dapat
digunakan jika narasumber atau responden yang diwawancarai ialah orang yang ahli
di dalam suatu bidang, sebagai contoh penelitian tentang makanan maka sumber
datanya atau narasumbernya ialah orang yang ahli makanan (Sugiono 2010).
Adapun kriteria-kriteria responden dari penelitian yang akan dilaksanakan
ialah sebagai berikut:
1. Responden ialah pedagang ikan segar di Pasar Induk Caringin, baik itu pemilik
los ataupun orang kepercayaan dari pemilik los.
2. Responden yang dipilih merupakan pedagang yang dianggap mewakili sifat-sifat
dari keseluruhan pedagang ikan segar di Pasar Induk Caringin Bandung.
3. Responden terdiri atas pedagang kecil, pedagang menengah dan pedagang besar
berdasarkan kepemilikan los, jumlah ikan yang terjual dan jumlah pendapatan
setiap bulannya.
4. Responden adalah Para konsumen Ikan Segar di Pasar Induk Caringin.
5. Responden yang dipilih merupakan pedagang yang mewakili sifat-sifat dari
keseluruhan konsumen ikan segar di Pasar Induk Caringin

Tugas Individu Teori Ekonomi


6. Responden terdiri atas konsumen kecil, konsumen menengah, dan konsumen
besar berdasarkan jumlah pembelian ikan.
Parameter yang diukur dalam penelitian kali ini adalah permintaan dan
penawaran ikan segar di Pasar Induk Caringin.
1. Harga Pembelian
2. Harga Penjualan
3. Jumlah ikan terjual
4. Jumlah ikan yang laku terjual
5. Surplus Produsen
6. Surplus konsumen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa surplus konsumen lebih besar dari pada
surplus produsen. Berarti bahwa keuntungan yang dinikmati oleh para konsumen
lebih besar dari produsen. Hal ini berkaitan dengan struktur Pasar Induk Caringin
yaitu pasar persaingan sempurna.
Kesimpulan yang didapat setelah dilakukan penelitian adalah sebagai berikut
Surplus konsumen lebih besar dari surplus produsen dikarenakan struktur Pasar Induk
Caringin yaitu pasar persaingan sempurna. Berarti keuntungan lebih banyak
dinikmati oleh para konsumen dibandingkan penjual ikan segar di Pasar Induk
Caringin.

Tugas Individu Teori Ekonomi


ANALISIS PERILAKU PEDAGANG DALAM PEMBENTUKKAN
HARGA BARANG KEBUTUHAN POKOK DI KOTA PEKANBARU

Toti Indrawati
JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 1 Maret 2013

Analisis Perilaku Pedagang Dalam Pembentukan Harga Barang Kebutuhan


Pokok di Kota Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perilaku dari para pedagang dalam pembentukan harga sebelum barang kebutuhan
pokok tersebut dijual ke konsumen (pembeli). Harga ditingkat konsumen juga
dipengaruhi oleh pola distribusi barang di suatu daerah. Harga beli rata-rata pedagang
tradisional dipengaruhi oleh harga pembelian komoditas dari pemasok/pengepul dan
kondisi pasokan barang pada saat normal, pasokan barang banyak dan pasokan
barang sedikit. Pada saat kondisi pasokan masingmasing komoditas sedikit harga beli
pedagang mengalami kenaikan dan pada saat pasokan masing-masing komodtas
banyak harga beli pedagang akan turun.
Pengertian permintaan (demand) dan penawaran (supply) baru menunjukkan
berbagai jumlah yang mau dibeli (Qd) dan yang mau dijual (Qs) pada berbagai
kemungkinan harga (P). Demand sendiri dan supply sendiri (secara terpisah) belum
menunjukkan berapa jumlah barang yang sungguh-sungguh diperjual belikan dan
berapa sesungguhnya harga barang itu. Harga pasar (P) dan jumlah barang yang
diperjual belikan (Q) baru menjadi tertentu dalam “interaksi” antara permintaan dan
penawaran, yaitu apabila permintaan dan penawaran dikombinasikan atau
dipertemukan di pasar, dan bersama-sama menimbulkan peristiwa tawar-menawar,
jual-beli dan harga (Gilarso, 2003)
Struktur pasar disebut pasar persaingan sempurna menurut teori ekonomi
adalah pasar yang mempunyai ciri-ciri yang terdiri dari banyak penjual dan pembeli
di pasar dan masing-masing penjual hanya menawarkan barang yang relatif sedikit
dibandingkan seluruh barang yang ada di pasar. Barang yang diperjual belikan adalah
homogen (sama). Pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang

Tugas Individu Teori Ekonomi


pasar meliputi harga jumlah barang dan kualitas barang (Sudarman 2002)
Kenyataannya banyak dari pembeli dan penjual yang tidak mengetahui keadaan pasar
secara lengkap dan tepat. Akibatnya proses pembentukan harga keseimbangan
dipasar tidak akan begitu lancar antara penjual yang satu dengan penjual yang lain.
Permintaan pasar adalah merupakan penjumlahan perimntaan individu-individu yang
ada di pasar.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Pekanbaru yang memiliki banyak
pasar tradisional yang sebagian besar harga dari komoditas atau barang-barang
kebutuhan pokok tersebut sangat tergantung dari pedagang yang memperoleh
pasokan barang dagangan dari luar Kota Pekanbaru. Untuk memperoleh data dan
informasi yang diperlukan penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer dan
data sekunder. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
kuantitatif dengan menyajikan pola pembentukan harga barang komoditas barang
kebutuhan pokok dari produsen ke konsumen (pembeli) pada saat pasokan barang
sedang normal, pasokan barang sedang sedikit dan pasokan barang sedang banyak
Hasil Penelitian secara umum, harga beli rata-rata pedagang lima macam
kebutuhan pokok pada saat pasokan barang sedikit naik sebesar 63,78% dari pasokan
barang normal, pada saat pasokan barang banyak dibandingkan harga normal harga
beli ratarata pedagang turun sebesar sebesar 28,13%. Harga jual rata-rata pedagang
lima macam kebutuhan pokok di pasar tradisional Kota Pekanbaru pada kondisi
sedikit dibandingkan normal naik sebesar 50%, jika kondisi pasokan barang banyak
dibandingkan pasokan barang normal harga jual rata-rata pedagang untuk kelima
macam kebutuhan pokok turun sebesar 17,1%.
Faktor yang dominan dalam menentukan harga jual pedagang yaitu harga
pasar tertinggi sebesar 50% dan harga pesaing atau penjual lain sebesar 40% dan lain
lain sebesar 10%.

Tugas Individu Teori Ekonomi


INTEGRASI VERTIKAL PASAR PRODUSEN GABAH DENGAN PASAR
RITEL BERAS DI INDONESIA
Desi Aryani
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya
Volume 11 Number 2 2012
Integrasi pasar secara vertikal pada komoditi beras dapat terjadi, jika terdapat
perubahan harga beras di tingkat produsen gabah dan grosir kemudian diikuti oleh
perubahan harga beras di tingkat konsumen. Antara satu pasar dengan pasar lainnya
akan saling berhubungan, dimana informasi harga akan diperoleh secara akurat dan
ini akan membuat pergerakan beras menjadi efisien (Irawan dan Rosmayanti, 2007).

Integrasi pasar secara vertikal digunakan untuk melihat tingkat keeratan


hubungan antar suatu lembaga pemasaran dengan lembaga pemasaran lainnya dalam
suatu rantai pemasaran. Integrasi pasar secara vertikal dipengaruhi oleh penyebaran
informasi harga yang merata ke seluruh lembaga pemasaran (produsen–grosir–retail–
konsumen). Apabila informasi tersebut tidak disebarkan secara sempurna sampai ke
konsumen maka harga yang terbentuk di pasar tidak menunjukkan adanya integrasi
pasar secara vertikal yang baik (Asmarantaka, 2009).

Pada dasarnya ada 2 kekuatan besar yang berpengaruh pada pembentukan


harga, yaitu kekuatan pasar (marketing forces) dan pengendalian oleh
pemerintah/kebijakan pemerintah. Kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluran
beras oleh pemerintah (termasuk didalamnya kebijakan harga), tertuang dalam
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2012. Kebijakan ini dimaksudkan untuk stabilisasi
ekonomi nasional, melindungi tingkat pendapatan petani, stabilisasi harga beras,
pengamanan Cadangan Beras Pemerintah, dan penyaluran beras untuk keperluan yang
ditetapkan oleh Pemerintah serta sebagai kelanjutan Kebijakan Perberasan (Bulog,
2012).

Tugas Individu Teori Ekonomi


Pemerintah mengelola kebijakan harga beras secara intensif melalui Bulog,
hal ini karena dianggap perlu adanya stabilisasi harga beras bagi konsumen
(Kusumaningrum, 2008). Kebijakan harga gabah dan beras merupakan salah satu
instrumen penting dalam menciptakan ketahanan pangan nasional. Kebijakan harga
gabah tidak efektif apabila tidak diikuti dengan kebijakan perberasan lainnya.
Kebijakan stabilitas harga beras di pasar domestik yang berorientasi pada peningkatan
pendapatan petani, merupakan paket kebijakan yang sangat diperlukan oleh petani
padi (Malian et. al., 2004).

Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis integrasi


pasar yaitu pendekatan dengan metode korelasi antara harga yang bergerak secara
bersamaan pada pasar yang diuji, metode regresi sederhana, metode kointegrasi dan
metode Vector Autoregression (VAR). Keempat metode tersebut digunakan untuk
menganalisis integrasi pasar dengan menggunakan harga komoditi dalam bentuk time
series sebagai input yang dinalisis.

Natawijaya (2001) dalam Simbolon (2005), menjelaskan bahwa penggunaan


metode korelasi dapat digunakan apabila arus perdagangan komoditi antarpasar tidak
terlalu jelas arah atau arah transmisi harga bukan fokus utama penelitian. Kelemahan
metode ini diatasi dengan menggunakan data harga riil berdasarkan indeks harga
konsumen pada setiap pasar sehingga pengaruh perubahan harga akibat inflasi dapat
dikoreksi. Metode ini hanya dapat menjelaskan keterkaitan harga antarpasar namun
tidak dapat menentukan besarnya pengaruh dan saling mempengaruhi antar pasar-
pasar yang diuji.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergerakan harga gabah produsen


dengan harga beras konsumen di Indonesia menunjukkan arah yang hampir sama,
tetapi harga gabah produsen lebih fluktuatif dibandingkan harga beras konsumen.
Pasar produsen gabah dengan pasar ritel beras di Indonesia belum terpadu secara
penuh. Dalam jangka pendek pasar gabah produsen dipengaruhi oleh harga beras ritel

Tugas Individu Teori Ekonomi


tetapi harga gabah produsen tidak mempengaruhi harga beras ritel. Intervensi
pemerintah sangat diperlukan dalam pasar gabah produsen. Apabila pasar gabah
produsen dengan pasar ritel beras terpadu secara penuh maka artinya perubahan yang
terjadi pada harga ritel beras juga diikuti oleh perubahan harga gabah produsen
dengan arah perubahan yang sama, begitu juga sebaliknya.

Tugas Individu Teori Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai