ABSTRAK
Tujuan penelitian menganalisis saluran tataniaga ubi jalar serta pola saluran tataniaga ubi
jalar untuk mengetahui saluran tataniaga mana yang lebih efisien. Pengambilan sampel
menggunakan metode snowball sampling. Data primer memiliki responden terdiri dari
petani, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Data sekunder diperoleh melalui
data-data yang releven dengan penelitian yang berasal instansi terkait. Analisis yang
digunakan yaitu deskriptif kualitatif dilakukan dengan pengamatan terhadap karakteristik
saluran tataniaga, lembaga dan fungsi-fungsi tataniaga, struktur pasar dan perilaku pasar.
Dan deskriptif kuantitatif dilakukan untuk melihat efisiensi tataniaga dengan pendekatan
analisis margin tataniaga, farmer share's, dan rasio keuntungan biaya. Setelah dianalisis
diperoleh kesimpulan: (1) Sistem tataniaga ubi jalar yang ada di Desa Purwasari adalah:
1 : petani-pedagang pengumpul tingkat 1-pabrik tepung. 2 : petani-pedagang pengumpul
tingkat 1-pedagang pengumpul tingkat 2-pedagang grosir-pedagang pengecer-konsumen. 3
: petani-pedagang pengumpul tingkat 1-pedagang pengumpul tingkat 2-pedagang grosir-
konsumen. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh petani, pedagang pengumpul tingkat 1,
pedagang pengumpul tingkat 2, pedagang grosir dan pedagang pengecer ubi jalar adalah
fungsi pertukaran berupa penjualan dan pembelian, fungsi fisik berupa kegiatan
pengemasan, pengangkutan dan fungsi fasilitas berupa informasi pasar, penanggungan
resiko dan pembiayaan. (2) Struktur pasar pada petani dan pedagang grosir cenderung
mendekati pasar persaingan sempurna, sedangkan pedagang pengumpul tingkat pertama,
pedagang pengumpul tingkat kedua, dan pedagang pengecer cenderung mendekati pasar
oligopoli. (3) Saluran tataniaga ubi jalar yang efisien adalah saluran tataniaga satu karena
memiliki margin tataniaga yang paling kecil sebesar Rp.800/Kg, rasio keuntungan dan
biaya tertinggi sebesar 2.20, dan farmer's share yang tertinggi dibandingkan pada saluran
tataniaga yang lainnya yaitu 69,23 persen.
Kata kunci : ubi jalar, diversifikasi, tata niaga, oligopoli.
ABSTRACT
This research aims to analyze marketing of sweet potato and its pattern to determine the
most efficient channel of all. Snowball sampling method is occupied to the primary data that
are collected from farmers, traders and retailers. Secondary data are collected through the
relevant agencies. The analysis method uses qualitative descriptive analysis by doing
203
Analisis Tataniaga Ubi Jalar... Elpawati
204
Jurnal Agribisnis, Vol. 8, No. 2, Desember 2014, [ 203 - 218] ISSN : 1979-0058
205
Analisis Tataniaga Ubi Jalar... Elpawati
Data yang diperoleh dianalisis secara yang dilakukan oleh setiap lembaga
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis tataniaga yang terlibat serta mengetahui
deskriptif kualitatif dilakukan dengan kebutuhan biaya dan fasilitas yang
pengamatan terhadap karakteristik saluran dibutuhkan. Untuk lebih lanjut, dari analisis
tataniaga, lembaga dan fungsi-fungsi ini dapat dihitung besarnya marjin
tataniaga, struktur pasar dan perilaku pasar. tataniaga.
Sedangkan untuk analisis deskriptif c. Analisis Struktur Pasar
kuantitatif dilakukan untuk melihat efisiensi Struktur pasar dapat diketahui dengan
tataniaga dengan pendekatan analisis melihat jumlah pembeli dan penjual,
margin tataniaga, farmer share's, dan rasio heterogenitas produk yang dipasarkan,
keuntungan biaya. kondisi atau keadaan produk, mudah
a. Analisis Saluran Tataniaga tidaknya keluar masuk pasar, serta
Saluran tataniaga merupakan informasi perubahan harga pasar. Semakin
serangkaian organisasi yang terlibat dalam banyak jumlah penjual dan pembeli dan
proses penyampaian produk dari produsen semakin kecilnya jumlah yang
hingga ke konsumen akhir. Analisis saluran diperjualbelikan oleh setiap lembaga
tataniaga ubi jalar di Desa Purwasari, tataniaga, maka struktur pasar tersebut
Kecamatan Dramaga, Bogor dapat semakin mendekati kesempurnaan dalam
dilakukan dengan mengamati lembaga- persaingan. Adanya kesepakatan dalam
lembaga tataniaga yang membentuk saluran sesama pelaku tataniaga menunjukkan
tataniaga. Pengamatan dilakukan mulai dari struktur pasar yang cenderung tidak
petani produsen hingga ke konsumen akhir bersaing sempurna.
komoditi ubi jalar. Perbedaan saluran d. Analisis Perilaku Pasar
tataniaga dari masing-masing responden Analisis perilaku pasar digunakan
akan berpengaruh pada pembagian untuk meliputi kegiatan yang tercipta
pendapatan yang diterima oleh lembaga- diantara lembaga-lembaga tataniaga.
lembaga tataniaga yang terlibat di Analisis perilaku pasar dilakukan dengan
dalamnya. Semakin panjang rantai saluran melihat strategi pemilihan yang ditempuh
tataniaga semakin tidak efisien karena baik penjual maupun pembeli dalam
marjin tataniaga yang tercipta antara penentuan harga dan sistem promosi yang
produsen dan konsumen akan semakin dilakukan oleh penjual. Selain itu, analisis
besar. perilaku pasar juga dapat dianalisis melalui
b. Analisis Lembaga dan Fungsi-fungsi pembayaran harga dan sistem kerjasama
Tataniaga yang terjalin diantara lembaga-lembaga
Analisis ini dilakukan untuk tataniaga yang terlibat pada pemasaran ubi
mengetahui lembaga-lembaga tataniaga jalar.
yang melakukan fungsi-fungsi tataniaga. e. Analisis Margin Tataniaga
Analisis fungsi tataniaga dilakukan untuk
mengetahui fungsi-fungsi atau kegiatan
206
Jurnal Agribisnis, Vol. 8, No. 2, Desember 2014, [ 203 - 218] ISSN : 1979-0058
Analisis ini digunakan untuk mengetahui 1987). Farmer's Share dapat dipengaruhi
tingkat efisiensi pemasaran dari petani oleh tingkat pengolahan, keawetan produk,
sampai konsumen akhir. Margin Tataniaga ukuran produk, jumlah produk dan biaya
merupakan perbedaan harga di tingkat transportasi. Nilai farmer's share ditentukan
petani dengan harga di tingkat konsumen berdasarkan rasio harga yang diterima
akhir. Rumus matematika yang petani (Pf) dengan harga yang diterima
menunjukan nilai margin tataniaga total konsumen akhir (Pr) dan dinyatakan dalam
yang melingkupi fungsi-fungsi, biaya- bentuk persentase. Farmer's Share (Fs)
biaya, kelembagaan yang terlibat, dan didapatkan dari hasil bagi antara Pf dan Pr,
keseluruhan sistem mulai dari petani dimana Pf adalah harga di tingkat petani, Pk
(Primary Supply) sampai ke konsumen adalah harga yang dibayar oleh konsumen
akhir (primary demand) adalah sebagai akhir. Berikut merupakan rumus untuk
berikut : menghitung Farmer's Share :
207
Analisis Tataniaga Ubi Jalar... Elpawati
208
Jurnal Agribisnis, Vol. 8, No. 2, Desember 2014, [ 203 - 218] ISSN : 1979-0058
209
Analisis Tataniaga Ubi Jalar... Elpawati
210
Jurnal Agribisnis, Vol. 8, No. 2, Desember 2014, [ 203 - 218] ISSN : 1979-0058
211
Analisis Tataniaga Ubi Jalar... Elpawati
2, membayar gaji tenaga kerja, membayar dan tidak layak lagi untuk dijual. Fungsi
iuran harian, membayar uang kebersihan pembiayaan yang dilakukan adalah
dan keamanan, membayar kuli bongkar penyediaan modal untuk membeli ubi jalar
muat, dan untuk membayar retribusi. dari pedagang grosir, sewa lapak, biaya
Fungsi informasi pasar diperoleh pedagang transportasi, upah kuli angkut, serta untuk
grosir dari sesama pedagang grosir lain dan membayar iuran dan retribusi pasar. Dan
informasi-informasi lain mengenai fungsi informasi pasar diperoleh dari
ketersediaan ubi jalar yang ada di Pasar sesama pedagang pengecer dan pedagang
Induk Kramat Jati. grosir mengenai perkembangan harga beli
dan harga jual ubi jalar.
Fungsi Tataniaga Pedagang Pengecer
Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh Analisis Struktur dan Perilaku Pasar
pedagang pengecer adalah fungsi pada Lembaga Tataniaga
pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas.
Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh Analisis Struktur Pasar
pedagang pengecer adalah pembelian dan Struktur pasar dapat diidentifikasi
penjualan. Pedagang pengecer membeli ubi dengan mengetahui jumlah partisipan
jalar dari pedagang grosir di Pasar Induk (pembeli dan penjual) yang terlibat di dalam
Kramat Jati. Proses jual beli dilakukan di pasar, sifat atau heterogenitas produk yang
kios pedagang grosir tersebut. Selanjutnya dipasarkan, kondisi atau keadaan produk
pedagang pengecer menjual ke konsumen yang diperjual belikan, mudah tidaknya
yang membeli di gerai/kios pedagang keluar masuk pasar bagi pelaku tataniaga,
pengecer di pasar-pasar tradisional di serta tingkat informasi pasar yang diketahui
daerah Jakarta. Fungsi fisik pedagang oleh partisipan (pembeli dan penjual).
pengecer adalah pengangkutan dan
Struktur Pasar di Tingkat Petani
penyimpanan. Pedagang pengecer
mengangkut ubi jalar dari kios pedagang Struktur pasar yang dihadapi petani
grosir di Pasar Induk Kramat Jati ke kiosnya ubi jalar di Desa Purwasari cenderung
di pasar-pasar tradisional di daerah Jakarta. mendekati pasar persaingan sempurna. Hal
Aktivitas penyimpanan dilakukan apabila ini dikarenakan jumlah petani ubi jalar di
masih ada ubi jalar yang belum laku terjual. Desa Purwasari sangat banyak dan
Tempat penyimpanannya di kios pedagang komoditas yang diperjual-belikan bersifat
pengecer tersebut. homogen yaitu ubi jalar varietas jawa.
Selain itu, hambatan keluar masuk pasar
Fungsi fasilitas pedagang pengecer
pada tingkat petani juga rendah. Petani
adalah penanggungan risiko, pembiayaan,
bebas untuk menentukan komoditas apa
dan informasi pasar. Risiko yang biasanya
yang akan ditanamnya, sehingga tidak ada
ditanggung adalah risiko kerugian karena
hambatan yang bersifat mengikat. Dengan
ubi jalar yang dijual tidak terjual semuanya
struktur pasar yang cenderung bersaing
sehingga ubi jalar tersebut menjadi busuk
212
Jurnal Agribisnis, Vol. 8, No. 2, Desember 2014, [ 203 - 218] ISSN : 1979-0058
213
Analisis Tataniaga Ubi Jalar... Elpawati
Analisis Perilaku Pasar yang berlaku di pasar. Harga ubi jalar akan
sangat bergantung pada jumlah permintaan
dan penawaran yang ada di pasar. Harga ubi
Praktek Pembelian dan Penjualan
jalar di Desa Purwasari berpatokan dengan
Setiap lembaga pemasaran ubi jalar di
harga yang berlaku di Pasar Induk Kramat
Desa Purwasari melakukan kegiatan
Jati, sehingga harga yang berlaku di tingkat
pembelian dan penjualan kecuali petani
petani merupakan harga penyesuaian dari
yang hanya melakukan kegiatan penjualan.
lembaga-lembaga pemasaran yang ada di
Petani responden menjual ubi jalar ke
atasnya setelah ditambahkan unsur biaya
pedagang pengumpul tingkat 1. Sistem
pemasaran dan penerimaan untuk pedagang
transaksi jual beli yang dilakukan antara
ubi jalar. Sistem pembayaran yang terjadi
petani dengan pedagang pengumpul tingkat
antar lembaga pemasaran dilakukan secara
1 adalah sistem bukti. Ubi jalar dijual oleh
tunai, sistem pembayaran
pedagang pengumpul tingkat 1 ke pedagang
sebagian/setengah (panjar), dan ada juga
pengumpul tingkat 2 atau di jual langsung
menggunakan sistem nota.
ke pabrik tepung. Pedagang pengumpul
tingkat 2 kemudian membawa dan menjual
ubi jalar tersebut ke pedagang grosir di Kerjasama Antar Lembaga Tataniaga
Pasar Induk Kramat Jati. Selanjutnya dari Kerjasama antar lembaga tataniaga
pedagang grosir dijual ke pedagang ubi jalar di Desa Purwasari terjadi akibat
pengecer atau konsumen akhir. Setiap adanya proses jual-beli, sehingga
praktek pembelian dan penjualan yang memperlancar proses penyampaian ubi jalar
dilakukan antar lembaga pemasaran dari petani produsen ke konsumen. Pada
biasanya atas dasar saling berlangganan. umumnya kerjasama antar lembaga
Namun ada kalanya praktek pembelian dan tataniaga terjalin karena sudah
penjualan tidak dilakukan melalui berlangganan atau karena adanya ikatan
langganannya. Hal ini ditujukan untuk kekeluargaan. Lembaga tataniaga yang
mendapatkan kualitas ubi jalar yang bagus sejenis/setingkat juga melakukan
atau karena adanya kesepakatan. kerjasama, biasanya kerjasama yang
dilakukan adalah saling tukar informasi
mengenai perkembangan harga ubi jalar
Sistem Penentuan Harga dan
dan informasi-informasi lain yang
Pembayaran
berhubungan dengan ketersediaan ubi jalar
Sistem penentuan harga ubi jalar di
di pasar.
Desa Purwasari dilakukan dengan tawar
menawar berdasarkan harga pasar yang
berlaku. Namun demikian, keputusan Analisis Efisiensi Saluran Tataniaga Ubi
terakhir ditentukan oleh lembaga Jalar Berdasarkan Margin Tataniaga,
pemasaran yang lebih tinggi karena lebih Farmer's Share, Rasio Keuntungan dan
mengetahui informasi perkembangan harga Biaya
214
Jurnal Agribisnis, Vol. 8, No. 2, Desember 2014, [ 203 - 218] ISSN : 1979-0058
215
Analisis Tataniaga Ubi Jalar... Elpawati
216
Jurnal Agribisnis, Vol. 8, No. 2, Desember 2014, [ 203 - 218] ISSN : 1979-0058
217