Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

EVALUASI PENYULUHAN INOVASI TEKNOLOGI PAKAN


(AMONIASI JERAMI) DALAM UPAYA PERBAIKAN USAHA
PETERNAKAN KERBAU DI KELOMPOK TANI KERBAU
RAMAYANA, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH,
LAMPUNG

Dosen Pengampu:

Dr. Reni Suryanti, S.Pt., M.Si

DIAN NOVITA SARY

020319085

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR


2021

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan praktikum ini dengan baik. Untuk ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian
Laporan ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Detia Tri Yunandar, SP. M.Si selaku Direktur Polbangtan
Bogor.
2. Bapak Arif Nindyo Kisworo, S.Pt, M.Si selaku Ketua Jurusan Peternakan.
3. Bapak Ir. Kenedy Putra, M.Si selaku Ketua Program Studi Penyuluhan
Peternakan dan Kesejahteraan Hewan.
4. Ibu Dr. Reni Suryanti, S.Pt., M.Si selaku Pembimbing.
5. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan Laporan ini sangat penulis harapkan. Mudah-
mudahan penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.

Bogor, 09 Desember 2021

Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelompok Tani Kerbau Anata terdapat di Desa Ramayana, Kecamatan Seputih
Raman, Kabupaten Lampung Tengah. Kelompok ini memiliki populasi ± 50 ekor
dengan jumlah anggota kelompok 19 orang. Dinamika mata pencarian anggota
kelompok sangat bervariasi, sebagian besar mata pencarian tidak terpusat pada
satu jenis usaha, pada umumnya masyarakat hidup dari berbagai sumber, seperti
sawah, ladang, ,kebun, perdagangan, jasa dan ternak. Kehidupan ini juga
dibarengi dengan merantau ke daerah lain.

Rata - rata kepemilikan ternak kerbau adalah 1-4 ekor yang dipelihara secara semi
intensif, yaitu pada malam hari semua ternak kerbau dikandangkan dan pada siang
hari ternak di gembalakan secara bergiliran oleh 2-3 orang anggota kelompok.
Lahan pengembalaan yang semakin menyempit sebagai akibat penggunaannya
yang bersaing dengan lahan perkebunan, pertanian serta lahan pemukiman
seringkali menimbulkan persoalan bagi peternak dalam menjalankan usahanya.

Kondisi ini perlu diantisipasi dengan ketersediaan pakan alternatif dengan


memanfaatkan limbah pertanian seperti jerami padi menjadi pakan ternak yang
memiliki kandungan gizi tinggi. Wirosaputro (1983) mengatakan bahwa
penyediaan pakan ternak merupakan salah satu faktor penting dalam usaha
menunjang keberhasilan pembagunan sub sektor peternakan.

Limbah pertanian merupakan alternatif lain yang bisa dijadikan pakan oleh ternak
kerbau, namun sebelum dberikan jerami padi tersebut perlu diberikan perlakuan
terlebih dahulu sehingga dapat meningkatkan kualitas gizi dan palatabilitas dari
jerami tersebut, sala satu treament yang bisa dilakukan pada jerami padi tersebut
adalah dengan penambahan urea untuk proses amoniasi sehingga akan dapat
mengurai ikatan lignin, silika, dan selulosanya serta akan meningkatkan
kandungan kadar protein.

Masalah
1. Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat setelah penyuluhan?
2. Bagaimana evaluasi programa dan rencana penyuluhan yang dilakukan?
3. Bagaimana tingkat pemanfaatan inovasi teknologi pakan dalam
mengantisipasi ketersedian pakan?

Tujuan
1. Mampu menentukan tingkat pengetahuan masyarakat setelah penyuluhan
2. Mampu mengevaluasi programa dan rencana penyuluhan yang dilakukan
3. Mengetahui tingkat pemanfaatan inovasi teknologi pakan setelah
penyuluhan
TINJAUAN PUSTAKA
Ternak Kerbau
Kerbau (Bubalus bubalis) termasuk salah satu ternak ruminansia yang mempunyai
potensi tinggi dalam penyediaan daging. Kerbau merupakan ternak asli daerah
panas dan lembab khususnya daerah belahan utara tropika. Kerbau hidup terutama
di bagian yang berair dan dimusim hujan kerbau dapat menyebar dalam kawasan
besar. Dibandingkan dengan sapi, kerbau memiliki sistem pencernaan yang lebih
efisien dalam mencerna pakan kualitas rendah. Populasi ternak kerbau yang ada di
Indonesia saat ini hanya 40% berada di Pulau Jawa dengan kepemilikan hanya 1-2
ekor per keluarga petani Kurnia (2009) dalam Herawati (2010).

Ternak kerbau memiliki peran dan fungsi strategis bagi sebagian masyarakat di
Indonesia dan sejak lama ini tersebar luas walaupun tidak merata. Perkembangan
populasi kerbau di Pulau Jawa cenderung menurun hal ini disebabkan
berkurangnya fungsi kerbau sebagai tenaga kerja maupun alat angkut dan
maraknya ongolisasi. Kerbau masih dipelihara secara tradisional dan umumnya
ternak yang dipelihara merupakan warisan dari keluarga bersifat turun temurun
(Tarmuji et al., 1990).

Amoniasi Jerami Padi


Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar jumlahnya
dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat
mencapai 12-15 ton per hektar satu kali panen, atau 4-5 ton bahan kering
tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan. Jerami padi
merupakan hasil ikutan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah yang cukup
besar, mudah diperoleh dan potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak
ruminansia (Komar, 1984). Sutrisno (1983) dan Siregar (1994) mengemukakan
bahwa kandungan gizi jerami padi terdiri dari protein kasar 4,5%, serat kasar
35%, lemak kasar 1,55%, abu 16,5%, kalsium 0,19%, fosfor 0,1%, energi TDN
(Total Digestible Nutrient) 43%, energi DE (Digestible Energy) 1,9 kkal/kg dan
lignin yang tinggi.

Masalah utama limbah jerami padi sebagai pakan ternak adalah adanya ikatan
fisik dan kimia antara selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang merupakan
hambatan utama bagi mikroorganisme rumen dalam memanfaatkan serat kasar
jerami (Winugroho, 1991). Ryanto (1992) menyatakan bahwa jerami padi
mengandung 80% bahan kering yang seharusnya dapat digunakan dapat
digunakan sebagai sumber energi, tetapi yang dapat dicerna oleh ternak
ruminansia hanya 40-50% saja. Hal ini disebabkan karena jerami padi
mengandung silika 12-16% dan lignin 6-7% dari bahan kering. Untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut, perlu dilakukan pengolahan sehingga bahan
pakan lignoselulolitik memiliki kualitas yang baik sebagai pakan ternak
ruminansia.

Perlakuan amoniasi dengan urea dimulai dengan proses hidrolisis urea oleh enzim
urease yang dihasilkan oleh bakteri yang ada dalam jerami, yang akan membentuk
amonia, kemudian ini akan berubah menjadi amonium hidroksida (NH₄OH)
(Ibrahim and Schire, 1986). Terbentuknya amonium hidroksida (NH₄OH) dari
penguraian tersebut akan menyerang ikatan lignoselulosa dan lignohemiselulosa
sehingga ikatan tersebut menjadi longgar. Komar (1984) menambahkan bahwa
amonia dapat menyebabkan perubahan pada struktur dinding di mana
dibebaskannya ikatan lignin dengan selulosa atau hemiselulosa.
METODE PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan di Desa Ramayana, Kec. Seputih Raman, Kab. Lampung
Tengah, pada bulan Oktober-Desember 2019

Populasi dan Sampel/Responden


Populasi penelitian adalah seluruh anggota Kelompok Tani Kerbau Anata (19
orang) yang ada di Desa Ramayana. Pengambilan sampel dilakukan secara
random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang.

Jenis dan Sumber Data


Penelitian dirancang sebagai suatu penelitian survey yang bersifat deskriptif
koresional. Variabel yang diteliti yaitu karakteristik individual peternak dan
pemanfaatan inovasi teknologi pakan oleh peternak.

Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari responden melalui wawancara terstruktur dengan berpedoman pada
kuesioner. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber dan dimaksudkan
untuk menunjang informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

Instrumen
Instrumen pengukuran berupa kuesioner telah dikalibrasi dengan validitas isi
(content validity). Untuk menghitung koefisien reliabilitas digunakan teknik belah
dua (split half), kemudian skor total dikorelasikan dengan teknik korelasi product
moment. Nilai korelasi yang diperoleh dikoreksi kembali untuk mencari nilai
korelasi keseluruhan. Data dan hasil penelitian yang bersifat kualitatif ditabulasi
dan dianalisis secara deskriptif, sedangkan data kualitatif diuji dengan uji statistic
nonparametik. Untuk melihat hubungan antar variabel digunakan uji Rank
Spearman Correlation (rs).

1. Kisi-kisi kuesioner
Tujuan Variabel Indikator Butir
pertanyaan
Mengetahui Tingkat Peternak mengetahui 1
tingkat berbagai jenis inovasi
pengetahuan pengetahuan teknologi pakan ternak
peternak
terhadap
inovasi
teknologi pakan
ternak

Untuk Tingkat Peternak paham dengan 2


mengetahui pemahaman inovasi dan teknis
pemahaman teknologi pakan ternak
peternak
terhadap
inovasi
teknologi pakan
yang telah
diketahui
Untuk Tingkat - Metode yang 3, 4
mengetahui kepuasan digunakan
kepuasan - Media/teknologi
metode untuk yang digunakan
memperoleh
inovasi tersebut
Untuk Tingkat - Kesiapan dan 5, 6, 7
mengetahui keterampilan keefektifan
pemanfaatan penyampaian
inovasi - Sarana prasarana
teknologi pakan ruangan (laptop,
dari penyuluh LCD, Proyektor)
ke peternak - Ketersediaan
konsumsi
Untuk Tingkat Pengetahuan peternak 8
mengetahui keterampilan meningkat
apakah petani
dapat menerima
informasi dari
penyuluh
dengan baik

2. Kuesioner
Kuesioner Kepuasan Peternak Terhadap Penyampaian Pakan Alternatif dan
Inovasi Teknologi Pakan Ternak

Yth. Bapak/Ibu Peternak

Upaya memberikan Inovasi Teknologi Pakan kepada Bapak/Ibu peternak di Desa


Ramayana bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
peternak.

Cara pengisian cukup memberikan tanda () pada pilihan jawaban yang sesuai
dengan kenyataan dilapangan.

Keterangan:

 1 : Tidak meningkat
 2 : Cukup meningkat
 3 : Meningkat
 4 : Sangat meningkat

Identitas Peternak

Nama :

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan Utama :
No. Hp :

Posisi dalam Kelompok :

Skala Usaha :

No Pertanyaan 1 2 3 4
1. Bagaimana pengetahuan anda terhadap kegiatan yang
telah anda lakukan dalam memperoleh inovasi
teknologi pakan?
2. Bagaimana pemahaman anda terhadap inovasi
teknologi pakan yang sudah diketahui?
3. Bagaimana keterampilan dalam metode pengolahan
inovasi teknologi pakan?
4. Bagaimana keterampilan dalam media/teknologi
pengolahan inovasi teknologi pakan?
5. Bagaimana persiapan penyuluhan yang dilakukan
setelah mengetahui inovasi teknologi pakan?
6. Bagaimana sarana prasarana yang disiapkan?
7. Bagaimana pengetahuan peternak?
8. Bagaimana keterampilan peternak dalam
pemanfaatan inovasi teknologi pakan?

KRITIK DAN SARAN :

Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai