Anda di halaman 1dari 19

PEMETAAN PERSEBARAN PERKEBUNAN CENGKEH DI

DESA MALALA, KECAMATAN DONDO, KABUPATEN TOLI-


TOLI

PROPOSAL

JULIANA

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.

Indonesia memiliki potensi alamiah yang tinggi untuk mengembangkan sektor


pertanian. Salah satu sub-sektor pertanian yang perlu terus dikembangkan adalah
sub sektor perkebunan. Potensi yang perlu dikembangkan berkenan dengan di
versifikasi komoditi khususnya di bidang perkebunan adalah komoditi cengkeh
baik di pasar domestik maupun di pasar internasional mempunyai prospek yang
cerah antara lain ditandai dengan terus meningkatnya nilai ekspor komoditi cengkeh
secara nasional, sehingga memberikan dan menambah devisa bagi negara (Goenadi,
dkk, dalam Widya Arinda ,M. R. Yantu 653 : 2015).
Cengkeh (Eugenia aromatica L.) merupakan salah satu komoditas pertanian
yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Komoditas Cengkeh banyak digunakan di
bidang industri sebagai bahan pembuatan rokok kretek (Suherman dalam Anisa
Isnaeni dan Yon Sugiarto 39 : 2010) baku pembuatan vanilin, kosmetik, farmasi
serta pemanfaatannya pada teknologi pangan sebagai agen antimikroba alami
(Gupta et al. dalam Anisa Isnaeni dan Yon Sugiarto 39 : 2010). Cengkeh merupakan
satu dari 17 komoditas yang menjadi prioritas pembangunan pertanian di Indonesia
sampai tahun 2010. Berkaitan dengan itu sudah selayaknya revitalisasi juga
dilaksanakan dalam agrinisnis cengkeh. Selain memiliki banyak kegunaan, cengkeh
juga memiliki peranan dalam penyediaan lapangan pekerjaan, mulai dari
perkebunan hingga industri yang menggunakan komoditas tersebut sebagai bahan
baku sehingga hal itu dapat meningkatkan pendapatan negara (Rori dalam Anisa
Isnaeni dan Yon Sugiarto 39 : 2010).
Cengkeh memegang peranan penting dalam pembangunan perkebunan
khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya. Kontribusi cengkeh yang
nyata dalam penyediaan kebutuhan bahan baku terutama bagi industri rokok kretek,
peningkatan pendapatan petani, peningkatan devisa negara, penyediaan
kesempatan kerja ditingkat on farm, industri farmasi dan perdagangan serta sektor
informal, saat ini sebagian besar hasil cengkeh (95%) digunakan sebagai bahan
baku pembuatan industri rokok kretek (PRK), sisanya untuk memenuhi kebutuhan
industri makanan dan obat–obatan, oleh karenanya tidak dapat disangka bahwa
peran cengkeh dalam perekonomian nasional cukup besar (Nurdjanna dalam Widya
Arinda ,M. R. Yantu 654 : 2015).
Kondisi cengkeh di tingkat nasional mengalami pasang surut mengingat
fluktuasi harga cengkeh yang cukup besar dan biaya panen dan pengolahan cukup
tinggi, sementara itu di sisi teknis tanaman cengkeh mempunyai karakteristik yang
khas yaitu adanya panen besar diikuti panen kecil pada tahun berikutnya serta panen
raya pada periode tertentu. Panen besar atau panen raya harga cenderung menurun
yang mengakibatkan petani merugi dan kemudian tidak memelihara tanamannya.
Hal tersebut mengakibatkan pertanaman kurang baik dan produksi rendah (Siregar,
dalam Widya Arinda ,M. R. Yantu 654 : 2015).
Perkebunan cengkeh di indonesia sudah terkenal sejak dulu sampai saat ini
karena cengkeh dapat digunakan sebagai bahan rempah makanan dan dapat
dijadikan sebagai obat-obatan dan terus mengalami pengembangan atas
penggunaanya bahkan sekarang cengkeh digunakan sebagai salah satu bahan untuk
membuat rokok, sehingga banyak masyarakat yang mencoba menjadikan
perkebunan cengkeh sebagai sumber penghasilan utama mereka, terutama
masyarakat yang menjadikan perkebunan cengkeh sebagai sumber penghasilan
utamanya ialah masyarakat di desa malala kec. Dondo, kab. Toli-toli. Palu.
Sulawesi Tengah, dan karena inilah perekonomian sebagian besar masyarakat di
desa malala terpengaruh dengan harga jual dari cengkeh tersebut. Jika harga jual
cengkeh menurun maka perekonomian sebagian masyarakat di desa malala juga
menurun begitu pula sebaliknya jika harga jual cengkeh meningkat maka
perekonomian warga juga meningkat walaupun mereka memiliki sumber
penghasilan yang lain.
Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai persebaran perkebunan
cengkeh di wilayah desa malala karena dari pengamatan langsung terlihat bahwa
hampir 89% wilayah penggunungan di desa malala ditanami oleh perkebunan
cengkeh, namun informasi ini belum valid tanpa adanya data citra satelit untuk
memastikan berapa luas wilayah yang di tanami oleh perkebunan cengkeh yang ada
di desa malala. Sehingga dari pendataan tersebut bisa dihasilkan sejumlah informasi
mengenai penggunaan lahan perkebunan cengkeh dan analisa pengaruh harga jual
cengkeh terhadap perekonomian warga desa malala.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah ini bertujuan agar memperlihatkan masalah-masalah apa
saja yang akan diteliti dalam penelitian ini dan menjadi patokan dari pembuatan
tujuan penelitian.
1.2.1 Mengapa harga jual cengkeh menjadi salah satu patokan utama dari
perekonomian warga di desa malala?.
1.2.2 Bagaimana cara warga menghadapi masalah perekonomian ketika
harga jual cengkeh menurun?.
1.2.3 Berapa luas wilayah desa malala yang di jadikan perkebunan cengkeh?.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian berisi tentang tujuan dari dilakukan penelitian ini serta
merupakan penjabaran dari rumusan masalah.
1.3.1 Mengetahui kenapa harga jual cengkeh menjadi salah satu patokan
utama dari perekonomian warga di desa malala.
1.3.2 Mengetahui cara warga menghadapi masalah perekonomian ketika
harga jual cengkeh menurun.
1.3.3 Mengkaji luas wilayah desa malala yang di jadikan perkebunan
cengkeh.
1.4 Manfaat penelitian.
Manfaat dari penelitian ini yaitu bisa dijadikan sumber informasi mengenai
luas perkebunan cengkeh di desa malala serta dapat dijadikan refensi untuk
penelitian- penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 PENELITIAN YANG RELEVAN


2.1.1 Muhammad elyas (2017) Agihan kesesuaian lahan tanaman cengkeh
(eugenia aromatica L.) di desa sausu torono kecamatan sausu
kabupaten parigi moutong
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran tingkat
kesesuaian lahan dan rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan
untuk pengembangan tanaman cengkeh di desa sausu torono
kecamatan sausu kabupaten parigi moutong. Metode yang
digunakan adalah metode observasi dan dokumentasi dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Jenis penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian deskriptif
dengan menggunakan metode survey, yaitu dengan melakukan
survey langsung dilapangan. Penelitian ini dilakukan dengan empat
tahapan yaitu : tahap persiapan, kegiatan lapangan, analisis
laboratorium, dan pengolahan data, pembuatan peta dan
penyusuanan laporan. Analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian lahan untuk
pengembangan tanaman cengkeh (eugenia aromatica L.) meliputi
kelas S2 (cukup sesuai) terdapat pada SPL 1 dengan faktor pembatas
t (temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara), dan n (hara
tersedia). Kelas S3 (sesuai marginal) terdapat pada SPL 5 dan 6 pada
kelas kesesuaian lahan aktual dengan faktor pembatas meliputi f
(retensi hara) dan e (tingkat bahaya erosi). Kelas N1 (tidak sesuai
saat ini) terdapat pada SPL 2, 3 dan 4 pada kelas kesesuaian lahan
aktual dengan faktor pembatas meliputi f (retensi hara) dan e
(tingkat bahaya erosi).
2.1.2 Mega andini (2016) pemetaan sebaran pedagang kaki lima (pkl)di
kecamatan palu timur kota palu
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persebaran pedagang kaki
lima (PKL), serta mengetahui pendapatan pedagang kaki lima sesuai
dengan pengeluarannya di kecamatan palu timur. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode observasi, pemberian kuesioner dan
dokumentasi dengan teknik pengambilan sampel yaitu sampling area.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Populasi penelitian
ini yaitu pedagang kaki lima yang berjualan di kecamatan palu timur
berjumlah 121 orang yang tersebar di setiap keluarahan besusu barat,
besusu tengah, besusu timur, lolu utara dan lolu selatan. Sampel yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak 61 orang pedagang kaki lima.
Teknik pengolahan dan penyajian data dalam penelitian ini ialah dalam
bentuk tabulasi yaitu penyajian data dalam bentuk tabel,gambar dan
diagram yaitu menyajikan data dalam bentuk gambar dan grafik yang
inovatif sehingga mudah di baca. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini ialah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitin ini
menunjukkan pola persebaran pedagang kaki lima yang berjualan pada
setiap kelurahan di kecamatan palu timur. Secara umum, pola
persebarannya yaitu pola persebaran acak, akan tetapi jika dilihat dari segi
pembagian jalan terdapat pembagian jalan yang ada di masing-masing
kelurahan di kecamatan palu timur yaitu pola persebaran padagang kaki
lima mengelompok. Kondisi sosial ekonomi pedagang kaki lima yang
berjualan pada setiap kelurahan di kecamatan palu timur cukup baik,
karena jika mengaju pada upah minimum regional kota palu tahun 2014
sebesar RP.1.450.00/bulan,rata-rata pendapatan pedagang kaki lima masih
tergolong lebih besar.
Tabel 1.1 penelitian relevan

Komponen Muhamad elyas Mega andini Juliana


Judul skripsi/ jurnal /tesis Agihan Kesesuaian Lahan Pemetaan Persebaran Pedagang Pemetaan Persebaran Perkebunan
Tanaman Cengkeh (Eugenia Kaki Lima Kecamatan Palu Cengkeh Di Desa Malala Kec.
Aromatica L.) Di Desa Sausu Timur (2015) Dondo Kab. Toli-Toli
Torono Kecamatan Sausu
Kabupaten Parigi Moutong
Populasi (N) - - -
Sampel (n) - 61 -
Pengambilan sampel purposive sampling Sampling area purposive sampling
Metode pengumpulan data Observasi Dan Dokumentasi Observasi, Kuisioner Dan Observasi, Kuisioner Dan
Dokumentasi Dokumentasi
Analisis data Deskriptif Deskriptif kualitatif
Hasil penelitian Menunjukkan kesesuaian Pola persebaran pedagang kaki -
lahan untuk pengembangan lima yang berjualan pada setiap

tanaman cengkeh (eugenia kelurahan di kecamatan palu


timur. Secara umum, pola
aromatica L.) meliputi kelas
persebarannya yaitu pola
S2 (cukup sesuai) terdapat
persebaran acak, akan tetapi jika
pada SPL 1 dengan faktor
dilihat dari segi pembagian jalan
pembatas t (temperature), w
terdapat pembagian jalan yang
(ketersediaan air), f (retensi ada di masing-masing kelurahan
hara), dan n (hara tersedia). di kecamatan palu timur yaitu
Kelas S3 (sesuai marginal) pola persebaran padagang kaki
terdapat pada SPL 5 dan 6 lima mengelompok. Kondisi

pada kelas kesesuaian lahan sosial ekonomi pedagang kaki


lima yang berjualan pada setiap
aktual dengan faktor pembatas
kelurahan di kecamatan palu
meliputi f (retensi hara) dan e
timur cukup baik, karena jika
(tingkat bahaya erosi). Kelas
mengaju pada upah minimum
N1 (tidak sesuai saat ini)
regional kota palu tahun 2014
terdapat pada SPL 2, 3 dan 4 sebesar RP.1.450.00/bulan,rata-
pada kelas kesesuaian lahan rata pendapatan pedagang kaki
aktual dengan faktor pembatas lima masih tergolong lebih besar.
meliputi f (retensi hara) dan e
(tingkat bahaya erosi).
2.2 KAJIAN PUSTAKA
2.2.1 Persebaran Cengkeh di Indonesia.
Pada abad yang keempat,pemimpin Dinasti Han dari tiongkok
memerintahkan setiap orang yang juga dengan perjanjian dengan sultan
ternate.Orang portugis membawa banyak cengkeh dari kepulauan maluku
ke eropa,pada saat itu harga 1kg cengkeh dengan harga 7 gram emas.
Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang belanda pada abad
ke 17.Dengan susah payah orang perancis berhasil membudayakan pohon
cengkeh di mauritus pada tahun 1770.Akhirnya cengkeh dibudidayakan di
Guyana,Brasilia,dan Zanzibar. Pada abad ke-17 dan ke-18 di inggris harga
cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya harga emas karena
tinnginya biaya impor.Sebab cengkeh disana dijadikan salah satu bahan
makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang
mengkonsumsi tanaman cengkeh tersebut.Sampai sekarang cengkeh
mendekatinyauntuk sebelumnya menguyah cengkeh,agar haarum nafasnya.
Cengkeh,pala dan merica sangatlah mahal di zaman romawi. Cengkeh
menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa arab di abad pertengahan.Pada
akhir abad ke-15 orang portugis mengambil alih jalan tukar menukar di laut
india,bersama itu di ambil alih perdagangan cengkeh dengan perjanjian
tordesillas dengan spanyol,selain itu menjadi salah satu bahan yang
diekspor ke luar negeri. Pohon cengkeh yang dianggap tertua yang masih
hidup terdapat di Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate Tengah,sekitar 6
km dari pusat kota Ternate.Pohon yang disebut sebagai Cengkeh Afo ini
berumur 416 tahun, tinggi 36,60m , berdiameter 198m, dan keliling batang
4,26 m.Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400kg bunga
cengkeh.
Cengkeh merupakan tumbuhan yang kaya akan manfaat.Cengkeh
juga merupakan rempahrempah wajib dalam berbagai masakan diberbagai
daerah di nusantara.Manfaat lain dari cengkeh untuk kesehatan misalnya,
untuk mengobati sakit gigi, mencegah radang, anti bakteri dan jamur,
meningkatkan kekebalan tubuh, menagani infeksi pernafasan,
membersihkan kuman, menyegarkan mulut, melawan kanker, pengusir
nyamuk, mengatasi mual dan muntah dll. Budidaya cengkeh saat ini makin
dilirik,khususnya oleh kalangan para petani,karena nilai jual yang cukup
tinggi kalau dibandingkan dengan rempah-rempah yang lainya,meskipun
begitu tidak semua harga cengkeh itu sama.Cengkeh yang mempunyai
kualitas bagus pastinya mempunyai nilai jual yang bagus pula (Lastianti
dalam Sutriyono, Mahrus Ali 1 : 2017).
Di Indonesia terdapat empat tipe unggul, yaitu Zanzibar, Siputih,
Sikotok, dan Ambon. Dari keempat tipe tersebut, tipe Zanzibar merupakan
tipe yang paling banyak dibudidayakan oleh para petani cengkih (Balittri
dalam Nuri Kiptantiyawati 1: 2016). Luas areal tanaman cengkih di
Indonesia pada tahun 2009 mencapai 467 316 ha dan mengalami
pertambahan luas areal pada tahun 2013 menjadi 501 378 ha. Pertambahan
luas areal tersebut didukung dengan peningkatan jumlah produksinya.
Produksi cengkih pada tahun 2009 sebesar 81 988 ton dan mengalami
peningkatan pada tahun 2013 menjadi 109 694 ton atau meningkat sebesar
25.25% (Ditjenbun dalam Nuri Kiptantiyawati 1: 2016 ).

Bunga cengkih merupakan hasil panen utama tanaman yang bernilai


komersial tinggi. Bunga cengkih sebagian besar dimanfaatkan untuk
industri rokok dan sisanya untuk industri kimia, industri makanan,
minuman, kosmetik, obat-obatan (farmasi), dan pestisida nabati (Towaha
dalam Mukhtar Luthfi dan Ani Kurniawati, 189 : 2018). Bunga cengkih dan
tembakau merupakan bahan baku utama rokok kretek yang mencangkup
hingga 80% produksi rokok nasional. Rokok memberikan pengaruh negatif
terhadap kesehatan namun peranan dalam perekonomian nasional sangat
nyata. Kegunaan produk dari tanaman cengkih yang paling banyak
digunakan dalam industri adalah minyak cengkih (clove oil). Bahan baku
minyak tersebut berasal dari bunga, tangkai bunga dan daun cengkih
(Deptan dalam Mukhtar Luthfi dan Ani Kurniawati, 189 : 2018).

2.2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Cengkih

Unsur-unsur iklim yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman


cengkih yaitu curah hujan, intesitas penyinaran matahari, suhu udara, dan
kelembapan nisbi. Unsur iklim yang lainnya seperti angin tidak begitu besar
pengaruhnya kecuali dalam keadaan tak terduga, seperti angin puyuh yang
hanya terjadi di daerah-daerah tertentu dan penyebarannya tidak luas (Ruhnayat
dan Wahid dalam Nuri Kiptantiyawati 3 : 2016).
Tanaman cengkih dapat ditanam dan masih berproduksi pada ketinggian
tempat 0 – 900 m di atas permukaan laut. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman
cengkih yaitu Andosol, Latosol, Regosol, dan Padsolik Merah. Selain jenis
tanah, kemasaman tanah (pH) juga berperan dalam penyerapan unsur hara
tanaman. Kemasaman tanah yang optimum yaitu antara 5.5 – 6.5. Pertumbuhan
tanaman cengkih akan terganggu apabila pH tanah kurang atau lebih tinggi dari
tingkat kemasaman optimum (Puslitbangbun dalam Nuri Kiptantiyawati 3 :
2016). Curah hujan optimal untuk perkembangan tanaman cengkih yaitu 1 500
– 2 000 mm/tahun dengan bulan kering kurang dari 2 bulan. Suhu udara pada
siang hari 20 – 30 °C dan tidak kurang dari 17 °C pada malam hari (Balitbangtan
dalam Nuri Kiptantiyawati 3 : 2016).
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara uap air di udara
dengan jumlah uap air yang dapat ditampung pada suhu dan tekanan
Kelembaban nisbi mempengaruhi laju transpirasi tanaman dan secara tidak
langsung akan mempengaruhi penyerapan air dan unsur hara.
Kelembaban nisbi yang optimal untuk pertumbuhan tanaman cengkih berkisar
antara 60-80% (Ruhnayat dan Wahid dalam Nuri Kiptantiyawati 3 : 2016).

2.2.3 Pemetaan

Peta merupakan gambaran sebagian permukaan bumi pada bidang datar


yang disajikan dalam skala tertentu.Gambaran tersebut dapat disajikan dalam
bentuk citra foto udara sehingga dapat menyajikan unsur-unsur topografi sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.atau dapat pula disajikan dalam bentuk
garis,sehingga harus di sajikan dalam bentuk simbol-simbol tertentu yang
dibuat menyerupai keadaan sebenarnya di lapangan (Ida Arianingsih dan
Widyastuti, 2011:6).
Peta memungkinkan manusia melakukan pengamatan dalam sudut
pandangan tentang hubungan keruangan (spatial relations) secara lebih luas
yang terdapat pada suatu daerah.peta menggambarkan fenomena geografikal
tidak hanya sekedar pengecilan suatu fenomena saja,tetapi lebih dari itu.jika
peta itu di buat dan di desain dengan baik,akan merupakan alat yang baik untuk
kepentingan melaporkan (recording),memperagakan (displaying),menganalisis
(analysing),dan pemahaman saling hubungan (interelation)dari objek secara
kekurangan (spatial-relationship).
Melalui peta dapat di peroleh gambaran umum suatu tempat,karena peta
memiliki fungsi untuk memberikan informasi.fungsi peta diuraikan sebagai
berikut.

1. Menunjukkan lokasi suatu tempat atau kenampakan alam dipermukaan


bumi,misalnya ibu kota negara,benua,gunung,laut dan sebagainya.
2. Memberikan gambaran mengenai luas dan bentuk kenampakan di permukaan
bumi misalnya luas areal hutan,persawahan dan bentuk benua.
3. Menunjukkan ketinggian tempat misalnya ketinggian kota bandung adalah 700
meter diatas permukaan laut.
4. Menentukan arah dan jarak berbagai tempat,misalnya jakarta terletak di
sebelah barat laut bandung dengan jarak kurang lebih 180 km.
5. Menyajikan persebaran gejala sosial di permukaan bumi,misalnya persebaran
industri tekstil di jawa tengah dan persebaran pemukiman di kota Padang.
6. Untuk perencanaan wilayah, memberikan informasi pokok dari aspek
keruangan tentang karakter suatu wilayah,sebagai alat menganalisis,untuk
mendapatkan suatu kesimpulan,sebagai alat menjelaskan peneemuan
penelitian,dan menjelaskan rencana yang di ajukan.
7. Untuk kegiatan peenelitian,yaitu sebagai alat bantu untuk melakukan
survey,menemukan data,dan laporan penelitian.

(Dewi Liesnoor Setyowati dkk (2014:7).

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN


Penelitian tentang pemetaan persebaran perkebunan cengkeh di desa malala
Kec. Dondo Kab. Toli-toli diawali dengan melakukan observasi untuk
melihat secara mendalam permasalahan yang ada. Setelah peneliti
melakukan obervasi dilapangan ditemukan banyaknya warga di desa malala
yang memilki perkebunan cengkeh dan menjadikan hasil dari perkebunan
itu menjadi penghasilan utama mereka. Sehingga muncul inisiatif untuk
meneliti permasalahan tersebut dengan mengambil judul ” pemetaan
persebaran perkebunan cengkah I desa malala kec. Dondo kab. Toli-toli ”.
selanjutnya mencari literatur untuk dijadikan sebagai landasan teori dalam
melakukan penelitian. Kemudian menentukan metode penelitian meliputi ,
sumber data yang terdiri dari dua yakni data primer dan data sekunder.
Setelah mendapatkan mendapatkan semua data yang diteliti kemudian
dilakukan pengolahan data, setelah pengolahan data kemudian dianalisis
data yang telah terkumpul dan setelahnya didapatkan hasil penelitiannya
untuk memperoleh kesimpulan.
Tabel kerangka Pemikiran Peneliti

Persebaran Perkebunan Cengkeh Di Desa Malala Kec. Dondo Kab. Toli-toli

Pengumpulan
data

Observasi (survey Pemberian angket kepada


langsung di lapangan warga di Desa Malala
dengan pengambilan plot
titik koordinat dari satelit)

Pengolahan data

Melakukan input data ke Memasukkan titik koordinat


dalam komputer kedalam peta

Hasil penelitian

Peta persebaran Jumlah warga yang memiliki


perkebunan cengkeh di perkebunan didalam daerah
disa malala kec. Dondo administrasi desa Malala serta
kab. Tolo-toli jumlah pengeluaran dan
pengasilan yang didapatkan
dari perkebunan cengkeh.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode deskriptif .dengan melakukan survey langsung
di lapangan. Wilayah yang akan diambil plot titik ditentukan dari hasil
pengamatan peta batas-batas administrasi serta dari teknik pengambilan
sampel dengan teknik purposive samplimg. purposive samplimg
merupakan teknik sampling yang satuan samplingnya dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh
satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang
dikehendaki dalam pengambilan sampel. Pendekatan yang digunakan
pada penelitian ini yaitupendekatan keruangan, yaitu suatu metode
untuk memahami gejala tertentu agar mempunyai pengetahuan yang
lebih mendalam melalui media ruang yang dalam hal ini media ruang
mendapat posisi utama dalam setiap analisis (Yunus H.S., 2010)

3.2 Metode penelitian


3.2.1 Metode Observasi
Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data
dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengambil
titik lokasi perkebunan dengan menggunakan GPS sehingga
diketahui letak astronomis dari perkebunan cengkeh di Desa
Malala.
3.2.2 Metode pemberian angket.
Metode ini dilkukan dengan memberikan angket berupa
kusioner kepada warga yang memiliki perkebunan
cengkeh.
3.3 Tempat dan waktu penelitian
3.3.1 Tempat penelitian.
Tempat penelitian dilakukan di Desa Malala Kec. Dondo,
Kab. Toli-Toli. Palu, Sulawesi Tengah.
3.3.2 Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Februari sampai
tanggal 27 April 2019.

3.4 Variabel penelitian


Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Variabel yang dipakai untuk memetakan
persebaran kebun cengkeh adalah :
1) Data warga yang memilki kebun cengkeh
2) Persebaran perkebunan cengkeh di Desa Malala.
3) Peta admistrasi Desa Malala.

3.5 Populasi sampel


3.5.1 Populasi.
Populasi adalah keseluruhan subjek yang menjadi titik
utama perhatian yang akan dijadikan sumber informasi atau
data. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah
penduduk yang berada di Desa Malala.
3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari objek penelitian atau individu-


individu yang mewakili suatu populasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah warga yang memiliki tanaman
cengkeh di wilayah administrasi Desa Malala.
3.6 Alat dan bahan
1. GPS (Global Positioning System).
2. Laptop.
3. Peta Administrasi Desa Malala.
4. ArcGIS 10.3
3.7 Jenis dan Sumber Data
3.7.1 Data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
survei lapangan. Data primer meliputi titik koordinat dari
letak perkebunan cengkeh di Desa Malala serta data dari
angket yang dibagikan kepada warga.
3.7.2 Data sekunder.
Data sekunder merupakan data data yang telah lebih dahulu
dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di
luar dari peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu
sesungguhnya data yang asli. Data tersebut dapat diperoleh
dari instansi-instansi dan perpustakaan.
1) Peta Administrasi Desa Malala.
2) Data jumlah penduduk di Desa Malala.
3.8 Teknik pengumpulan data
3.8.1 Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan
langsung ke lapangan dan melakukan plot untuk
mengambil titik koordinat perkebunan cengkeh.
3.8.2 Kuisioner
Serta memberikan angket berupa kusioner yang harus diisi
oleh masyarakat desa malala agar dapat diketahui berapa
jumlah warga yang memilki kebun cengkeh baik itu
didalam desa malala maupun diluar desa.
3.8.3 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data
yang berupa gambar yang berhubungan dengan penelitian,
dengan adanya bukti gambar dari dokumentasi ini maka
penulis lebih mudah mengamati objek penelitian dan
memberikan sumber data yang detail karena disertai bukti
gambar tersebut.

3.9 Teknik analisis data.


Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis data langsung ke
lapangan dan penginputan data dari titik koordinat yang telah diambil
ke dalam peta digital.
DAFTAR PUSTAKA

Arinda Widya , Yantu M. R.. 2015 . Analisis Produksi Tanaman Cengkeh Didesa
Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala, Palu: FAPERTA
Universitas Tadulako

Isnaeni Anisa dan Sugiarto Yon. 2010 . Kajian Kesesuaian Lahan Tanaman
Cengkeh (Eugenia Aromatica L.) Berdasarkan Aspek Agroklimat Dan
Kelayakan Ekonomi , Bogor: FMIPA Institut Pertanian Bogor

Kiptantiyawati Nuri. 2016 . Pertumbuhan Tanaman Cengkih (Syzygium


Aromaticum (L.) Merr And Perr) Belum Menghasilkan Pada Berbagai
Dosis Pupuk Organik Dan Konsentrasi Hydrasil , Bogor: FAPERTA
Institut Pertanian Bogor

Luthfi Mukhtar dan Kurniawati Ani. 2018 . Pengelolaan Panen Bunga Cengkih
(Syzygium aromaticum L.) di Kebun Branggah Banaran, Blitar, Jawa
Timur, Bogor: FAPERTA Institut Pertanian Bogor

Setyowati Liesnoor Dewi, dkk. 2014. Kartografi Dasar. Yogyakarta: Ombak

Sutriyono, Ali Mahrus. 2017 . Teknik Budidaya Tanaman Cengkeh, Surabaya:


FAPERTA Universitas Merdeka Surabaya

Widyastuti dan Arianingsih Ida. 2011 . Buku Ajar Kartografi Dasar ,Palu: FKIP
Universitas Tadulako

Anda mungkin juga menyukai