Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA

PROSES KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN NASIONALISME INDONESIA

A. MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

1. Sebab-sebab Muncul dan Berkembangnya Pergerakan Nasional Indonesia


Sejak bangsa Eropa datang ke wilayah Indonesia, bangsa Indonesia telah menyadari akibat-akibat
yang muncul dari kedatangannya itu. Semenjak kedatangan bangsa-bangsa Eropa tersebut,
perlawanan tidak pernah henti-hentinya dilakukan oleh bangsa Indonesia. Namun periawanan-
perlawanan itu selalu mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan setiap perlawanan yang dilakukan
terbatas hanya pada daerahnya, atau hanya ingin membebaskan daerah-daerah dan penduduknya
dari kekuasaan asing. Dengan keadaan seperti ini, bangsa asing dapat lebih mudah untuk
menguasainya.
Sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 telah muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa
Indonesia. Munculnya gerakan nasionalisme itu tidak terlepas dari pengaruh yang datang dari dalam
maupun dari luar.
a. Pengaruh yang datang dari dalam (internal)
1) Kenangan kejayaan masa lampau: sebelum imperialisme bangsa Eropa (Barat) masuk ke wilayah
Indonesia, banyak terdapat kerajaan yang besar dan jaya, seperti Kerajaan Sriwijaya sebagai
kerajaan maritim yang menguasai jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka. Kerajaan ini
pernah menjadi pusat perdagangan dan bahkan pusat penyebaran agama Budha di Asia Tenggara.
Juga Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan dibantu oleh Patih Gajah
Mada menjadi kerajaan yang paling berkuasa di hampir seluruh wilayah Nusantara. Di samping itu,
Kerajaan Majapahit juga dikenal dengan kerajaan Nusantara, karena wilayahnya mencakup pulau-
pulau yang ada di wilayah Nusantara.
2) Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme: muncul dan berkembangnya imperialisme di
dunia membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat, khususnya di wilayah
Indonesia. Pelaksanaan imperialisme di wilayah ini menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan
bagi bangsa pribumi, karena kaum penjajah hanya berusaha untuk mengeruk keuntungan demi
kejayaan bangsanya sendiri. Kesengsaraan dan penderitaan inilah yang menjadi alasan atau
pendorong munculnya periawanan-perlawanan bangsa Indonesia.
3) Munculnya golongan cendekiawan; golongan cendekiawan muncul dimana-mana sebagai akibat
dari perkembangan dan peningkatan pendidikan. Akibat lanjut dari penyebaran kaum cendekiawan
di dalam masyarakat, timbullah berbagai gerakan yang menentang penjajah. Oleh karena itu, kaum
cendekiawan pribumi tampil di atas panggung politik dan menjadi penggerak atau pimpinan
pergerakan nasional bangsa Indonesia.
4) Kemajuan dalam bidang politik, sosial-ekonomi dan kebudayaan; muncul dan berkembangnya
gerakan nasionalisme Indonesia juga disebabkan oleh kemajuan-kemajuan di bidang politik, sosial,
ekonomi dan kebudayaan bangsa Indonesia. (1) Kemajuan di bidang politik; kegiatan gerakan atau
partai-partai nasionalis ingin menumbangkan dominasi politik kaum imperialis dan kolonialis
Belanda (Barat). Kekuasaan kaum pribumi pada masa itu terkungkung oleh pengaruh politik
kolonial Belanda yang ketat dan kejam. Praktek-praktek penyalahgunaan kekuasaan dan pelecehan
hak asasi manusia sering mewarnai kehidupan politik pemerintahan kolonial, maka golongan
nasionalis tampil menyuarakan aspirasi masyarakat yang terjajah. (2) Kemajuan di bidang sosial
ekonomi; masalah itu terlihat dalam penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Penghapusan itu
bertujuan untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan sesuai
dengan cita-dta keadilan sosial. Kesadaran meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia menjadi
prioritas dan cita-cita perjuangan kaum nasionalis. (3) Kemajuan di bidang budaya; kaum nasionalis
melihat kebudayaan asli hampir punah dan berada dalam keadaan sekarat, sehingga perlu diberikan
perlindungan dan rekonstruksi yang memadai. Para pejuang nasionalis perlu memperhatikan dan
menjaga kelestarian serta menumbuhkembangkan kebudayaan asli atau memadukan kedua
kebudayaan itu. Oleh karena perkembangan kebudayaan asli yang tidak menggembirakan itu, maka
para pejuang nasionalis menjadikan sektor kebudayaan menjadi salah satu cita-cita perjuangannya.
Ketiga bidang tersebut merupakan kesatuan yang diperjuangkan secara serentak, karena ketiganya
memberikan ciri-ciri perjuangan nasionalis bangsa Indonesia. Paham nasionalis pada mulanya
berkembang secara lokal atau daerah, namun kemudian menjadi kolektif dan meluas ke seluruh
wilayah Indonesia yang terjajah dan akhirnya menjadi paham nasionalis dari bangsa Indonesia.

b. Pengaruh yang datang dari luar negeri (ekstemal)


Pengaruh dari luar negeri yang cukup besar perannya dalam memper-cepat pergerakan politik di
Indonesia di antaranya, kemenangan Jepang atas Rusia (1905), Pergerakan Kebangsaan India,
Pergerakan Nasional Filipina, Gerakan Nasionalis China, Gerakan Nasionalis Turki, Gerakan
Nasionalis Mesir.
1) Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1905); Modernisasi Jepang telah membawa banyak
perubahan terhadap perkembangan negeri dan bangsa Jepang di dunia internasional pada masa itu.
Jepang maju dengan pesat dalam segala bidang. Bahkan kekuatan militer Jepang harus diperhitung-
kan oleh bangsa-bangsa Barat, termasuk Amerika Serikat pada masa itu. Untuk membuktikan
kekuatan militer Jepang, Korea menjadi sasaran pertamanya. Kemenangan yang diperolehnya
dalam perang Jepang melawan Korea, menyebabkan pasukan Jepang melanjutkan ekspansinya ke
Manchuria. Dalam penyerangan Jepang terhadap Manchuria itulah pasukan Jepang berhadapan
dengan Rusia, dan ternyata berdampak sangat luas di wilayah Asia. Bangsa-bangsa di Asia mulai
bangkit menentang penjajahan Barat. Hal ini membuktikan bahwa di berbagai daerah Asia muncul
dan berkembang gerakan-gerkan yang bersifat nasional seperti di China, Filipina, India, Turki,
Indonesia bahkan sampai ke daratan Afrika seperti Mesir dan sebagainya.
2) Pergerakan Kebangsaan India; Di dalam menghadapi penjajahan Inggris, kaum pergerakan
rakyat India membentuk organisasi kebangsaan yang dikenal dengan nama All India National
Congres. Tokoh-tokoh yang terkenal dalam organisasi itu seperti Mahatma Gandhi, Pandit J. Nehru,
B.C. Tilak, Moh. Ali Jinah, Iskandar Mirza, Liquat Ali Khan dan sebagainya. Di antara para
pemimpin India itu, yang lebih terkenal adalah Mahatma Gandhi yang memiliki dasar perjuangan
sebagai berikut. (a). Ahimwi(dilarang membunuh), yaitu gerakan anti peperangan, (b). Hartnl yaitu
suatu gerakan rakyat India dalam bentuk aksi yang tidak berbuat apapun walaupun mereka tetap
masuk kantor ataupun pabrik dan sebagainya, (c). Satyagrnhn yaitu suatu gerakan rakyat India
untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris, (d).Swacicsi yaitu gerakan rakyat
India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri.
3) Gerakan Kebangsaan Filipina; Gerakan rakyat Filipina digerakkan dan dikobarkan oleh Dr. Jose
Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol dari wilayah Filipina. Dr. Jose Rizal
berhasil ditangkap dan pada tanggal 30 September 1896, ia dijatuhi hukuman mati. Kemudian
gerakannya dilanjutkan oleh Emilio Aquinaldo dan berhasil memproklamasikan kemerdekaan
Filipina tanggal 12 Juni 1898 namun kemerdekaan yang berhasil diperolehnya itu tidak dapat
bertahan lama, karena kemunculan Amerika Serikat yang berhasil menghapuskan kemerdekaan itu.
Filipina dikuasai oleh Amerika Serikat dan baru diberi kemerdekaan oleh Amerika Serikat pada
tanggal 4 Juli 1946.
4) Gerakan Nasionalis Rakyat China; Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen. la mengadakan
pembaharuan di segala sektor kehidupan bangsa China. Dasar perjuangan yang dikemukakan oleh
Sun Yat Sen adalah San Min Chu I yang terdiri dari (a). Republik China adalah suatu negara
nasional China, (b). Pemerintah China disusun atas dasar demokrasi atau kedaulatan berada di
tangan rakyat, (c). Pemerintah China mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
5) Pergerakan Turki Muda (1908); Gerakan ini dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. la menuntut
adanya pembaharuan dan moderrusasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya.
6) Pergerakan Nasionalisme Mesir; Gerakan ini dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan
tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir.
Dengan berkembangnya pergerakan nasional di berbagai daerah di Asia maupun di Afrika
berpengaruh sangat besar terhadap perjuangan rakyat Indonesia di dalam menentang kekuasaan
kolonial Belanda. Gerakan-gerakan yang muncul di Indonesia ditandai dengan munculnya
organisasi-organisasi modern yang didirikan oleh kalangan terpelajar. Tujuan akhir dari setiap
organisasi pergerakan rakyat Indonesia adalah terlepas dari kekuasaan penjajahan kolonial Belanda
atau memerdekakan bangsa Indonesia. Munculnya pergerakan rakyat Indonesia ditandai dengan
berdirinya organisasi Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908. Bahkan tahun ini dijadikan tonggak
bersejarah bangkitnya bangsa Indonesia untuk menentang kekuasaan kolonial Belanda.

2. Ideologi yang Berkembang pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia


Awal abad ke-20 dalam sejarah Indonesia dikenal sebagai periode Kebangkitan Nasional.
Pertumbuhan kesadaran yang menjiwai proses itu menurut bentuk manifestasinya telah melalui
langkah-langkah yang wajar, yaitu mulai dari lahirnya ide emansipasi dan liberal dari status serba
terbelakang, baik yang berakar pada tradisi maupun yang tercipta oleh situasi kolonial. Kemudian
segera menyusul ide kemajuan beserta cita-cita untuk meningkatkan taraf kehidupan bangsa
Indonesia. Ide-ide yang muncul tersebut akan melandasi pergerakan organisasi-organisasi yang
tumbuh dan berkembang pada masa itu. Bahkan masing-masing organisasi memiliki dasar dan
idiologi yang dapat memperkuat kedudukan maupun perjuangannya.
Ideologi-ideologi yang muncul dan berkembang pada masa pergerakan nasional Indonesia antara
lain Ideologi Liberalisme, Nasionalisme, Komunisme, Demokrasi, Pan Islamisme dan lain-lain.
Ideologi Liberalisme. Ideologi liberalisme diperkenalkan di Indonesia oleh orang-orang Belanda
yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia. Orang-orang Belanda tersebut melihat banyak
terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti dengan bertindak sangat jauh di luar batas-batas
perikemanusiaan. Tindakan-tindakan pemerintah kolonial Belanda yang mereka kecam, seperti
tindakan pemerasan, kekejaman atau penyiksaan dan lain sebagainya.
Masalah-masalah seperti ini mereka sampaikan pada saat diselenggara-kan sidang parlemen di
negeri Belanda. Mereka mengecam dengan keras segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial Belanda bersama kaki tangannya di wilayah Indonesia. Mereka mengusulkan agar
pemerintah kerajaan Belanda memerintahkan pelaksanaan paham liberalisme di Indonesia.
Diharapkan paham liberalisme dapat membawa masyarakat Indonesia kepada perubahan yang lebih
baik.
Paham liberalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan kemerdekaan individu atau
kebebasan kehidupan masyarakat. Sebab dalam alam kebebasan itu masyarakat dapat berkembang
dan berupaya meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Paham liberalisme ini dikembangkan oleh
organisasi-organisasi politik di Indonesia seperti Indische Partij.
Ideologi Nasionalisme. Ideologi Nasionalisme kali pertama diperkenalkan oleh organisasi politik
yang muncul di wilayah Indonesia. Ideologi Nasionalisme menjadi dasar perjuangan Partai
Nasional Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Nasionalisme sebagai suatu ideologi
menunjukkan suatu bangsa yang mempunyai kesamaan budaya, bahasa, dan wilayah. Selain itu,
juga kesamaan cita-cita dan tujuan. Dengan demikian kelompok tersebut dapat merasakan adanya
kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa itu.
PNI sebagai suatu partai yang berideologi nasionalis mempunyai tujuan untuk memperjuangkan
kehidupan bangsa Indonesia yang bebas. Bahkan cita-cita politiknya yaitu mencapai Indonesia
merdeka dan berdaulat, serta mengusir penjajahan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia.
Ideologi Komunis. Ideologi komunisme diperkenalkan kali pertama oleh Sneevliet, seorang
pegawai perkereta-apian yang berkebangsaan Belanda. Ideologi komunisme ini diwujudkan dalam
pembentukan organisasi yang bemama Indische Social Democratis The Vereeniging (ISDV).
Organisasi ISDV sangat sulit mendapatkan dukungan dari rakyat karena rakyat kurang
mempercayai orang Belanda.
Kesulitan memperoleh dukungan rakyat, Sneevliet kemudian menjalin hubungan dengan Semaun,
seorang ketua cabang Sarekat Islam di Semarang. Terjalinnya hubungan antara Sneevliet dengan
Semaun memunculkan pembentukan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1920.
Gerakan PKI yang sangat radikal, dilanjutkan dengan melakukan pemberontakan tahun 1926 dan
1927. Namun akibat kegagalan dari pem-berontakan itu, PKI dijadikan sebagai partai teriarang di
Indonesia pada masa kekuasaan kolonial Belanda.
Ideologi Demokrasi. Ideologi demokrasi pertama kali muncul di daerah Yunani dengan sistem
demokrasi langsung. Artinya rakyat ikut serta menentukan jalannya suatu pemerintahan. Akan
tetapi, sistem demokrasi ini tidak mungkin dapat dilaksanakan di Indonesia pada masa pergerakan
Nasional. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda.
Belanda tidak mungkin menerapkan sistem demokrasi di wilayah Indonesia, karena hal itu akan
merugikan kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
Sistem demokrasi baru dapat terlaksana di wilayah Indonesia setelah Indonesia merdeka. Sistem
demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia dikenal dengan sistem demokrasi Pancasila.
Ideologi Pan-lslamisme. Ideologi Pan-Islamisme merupakan suatu paham yang bertujuan
mempersatukan umat Islam sedunia. Ideologi ini muncul berkaitan erat dengan kondisi abad ke-19
yang merupakan kemunduran dunia Islam. Sementara itu, dunia Barat berada dalam kemajuan dan
melakukan penjajahan terhadap negara-negara Islam, termasuk Indonesia yang mayoritas
masyarakatnya beragama Islam.
Pan-Islamisme merupakan suatu gerakan yang radikal dan progresif. Hal ini sangat disadari oleh
kaum atau negara-negara imperialisme Barat termasuk Belanda yang menjajah Indonesia. Semangat
yang terkandung dalam gerakan Pan-Islamisme telah membangkitkan rasa kebangsaan yang kuat
dengan didasari ikatan keagamaan. Ideologi ini telah mendorong munculnya organisasi-organisasi
yang berdasarkan keagamaan di wilayah Indonesia seperti Sarekat Islam (SI), Muhammadiyah, dan
lain-lain.

B. STRATEGI ORGANISASI PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA


Pada masa pergerakan nasional Indonesia ada dua hal yang patut dicatat sebagai momentum sejarah
yang paling mendasar. Pertama, munculnya gerakan Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda.
Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi yang paling vokal dalam menyuarakan kemerdekaan
Indonesia dengan cara melaksanakan aksi nasional dan percaya pada kekuatan sendiri. Perhimpunan
Indonesia merupakan suatu gerakan yang mampu membangkitkan tujuan dan cita-cita untuk
menentang imperialisme dan kolonialisme. Dengan segala tindakan politis yang progresif maka
gerakan Perhimpunan Indonesia boleh dikatakan sebagai "manifesto politik" yang pertama dari
semua gerakan nasional yang pemah ada sejak tahun 1908 hingga tahun 1920-an. Manifesto
poliriknya adalah Indonesia Merdeka. Kedua, munculnya Sumpah Pemuda. Peristiwa itu
merupakan kristalisasi dari seluruh aspirasi dan cita-cita masyarakat Indonesia waktu itu untuk
bersatu memerdekakan diri dari penjajah. Landasan Sumpah Pemuda termuat dalam Triloginya
yakni satu tanah air Indonesia, satu bangsa Indonesia dan satu bahasa Indonesia.
Dengan keadaan seperti itu, maka sejak tahun 1908 mulai berdiri dan berkembang organisasi-
organisasi modern di Indonesia baik yang bersifat politik, ekonomi, maupun sosial dan budaya.

1. Budi Utomo (BU)


Pada abad ke-20 tampil beberapa dokter sebagai penggerak bangsa di kawasan Asia seperti Dr. Sun
Yat Sen di Tiongkok, Dr. Jose Rizal di Filipina, serta di Indonesia tampil dokter-dokter seperti Dr.
Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo dan Dr. Gunawan Mangunkusumo.
Para dokter itu bangkit karena dihadapkan pada penderitaan masyarakat baik dari segi ekonomi,
fisik, maupun kemanusiaan.
Dokter Wahidin Sudirohusodo dengan giat menyebarkan cita-citanya agar di Pulau Jawa dapat
dibentuk suatu perkumpulan yang bertujuan me-majukan pendidikan serta membiayai anak-anak
yang tidak dapat bersekolah namun memiliki kepandaian. Cita-citanya itu mendapat sambutan dari
siswa Sekolah Dokter Jawa di Jakarta seperti Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto
Mangunkusumo dan lain sebagainya. Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 Sutomo dan kawan-
kawannya mendirikan suatu perkumpulan yang di-berinama Budi Utomo di Jakarta. Kongres
pertama diselenggarakan pada bulan Oktober 1908 dan berhasil memilih Adipati Tirtokusumo
(seorang bupati) sebagai ketuanya dan Dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai wakil ketuanya.
Untuk mendorong semangat para anggotanya, Budi Utomo mencanang-kan pedoman yaitu pemuda
menjadi motornya dan orangtua menjadi sopirnya, supaya kapal tidak terdampar di laut karang dan
selamat sampai di pelabuhan. Di samping itu, kongres menghasilkan suatu keputusan tentang tujuan
dari pergerakannya, yaitu untuk menjamin dan mempertahankan kehidupan sebagai bangsa yang
terhormat. Perkumpulan ini bergerak dalam bidang sosial, pendidikan, pengajaran, dan budaya.
Keanggotaan perkumpulan Budi Utomo semula terbatas hanya pada daerah Jawa dan Madura,
kemudian ditambahkan dengan Bali, karena dianggap mempunyai kebudayaan yang sama. Jika
dilihat dari keanggotaan-nya, perkumpulan ini bersifat kedaerahan (lokal). Walaupun demikian,
perkumpulan itu juga sudah dapat dikatakan bersifat nasional. Hal ini terbukti ketika didirikannya
perkumpulan partai-partai politik seperti Permufakatan Pemimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI), Budi Utomo ikut serta di dalamnya. Gerakan nasional Budi Utomo semakin bertambah
jelas yaitu dengan diubahnya nama Budi Utomo menjadi Budi Utama (huruf a) dan juga terlihat
dengan jelas tujuannya yaitu sejak tahun 1928 ikut serta melaksanakan cita-cita persatuan
Indonesia.
Selanjutnya Budi Utomo mengadakan integrasi derigan organisasi seasas dan sehaluan. Atas
pertimbangan itulah kemudian Budi Utomo lebur menjadi satu dengan PBI (Persatuan Bangsa
Indonesia) menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya).

2. Perhimpunan Indonesia (PI)


Gerakan pemuda pelajar yang ada di luar negeri (Belanda) sangat besar pengaruhnya terhadap
gerakan politik dan pemuda di tanah air Indonesia. Pada tahun 1908, para pemuda Indonesia di
negeri Belanda mendirikan perkumpulan dengan nama Indische Vereeniging. Perkumpulan ini
bersifat sosial dengan tujuan awal adalah untuk mensejahterakan para anggotanya yang berada di
negeri Belanda. Kedatangan Suwardi Suryaningrat dan kawan-kawannya ke negeri Belanda
membawa pengaruh besar terhadap perkem-bangan perkumpulan ini. Terlebih lagi dengan
berkecamuknya Perang Dunia I dan gema dari semboyan Woodrow Wilson (Presiden Amerika
Serikat) yang menyatakan bahwa harus diakui adanya the right of set/determinations (menentukan
nasib sendiri), Semboyan itu justru memberikan dorongan kepada anggota Indische Vereeniging
untuk terus berjuang.
Pada tahun 1922, Indische Vereeniging diubah namanya menjadi Indonesische Vereeniging
(Perhimpunan Indonesia). Dua tahun kemudian yaitu tahun 1924, Perhimpunan Indonesia dengan
tegas menyatakan tujuannya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Cara untuk mencapai
kemerdekaan itu dilakukan dengan melaksanakan aksi nasional dan percaya pada kekuatan sendiri.
Perkumpulan ini mempunyai media majalah sebagai tempat untuk menyalurkan aspirasi dari setiap
anggotanya. Majalah organisasi Perhimpunan Indonesia bernama Hindia Putradan kemudian
menjadi Indonesia Merdeka. Para anggotanya mempunyai sikap dan sifat sendiri-sendiri, yaitu ada
yang bersifat radikal revolusioner dan ada yang bersifat moderat. Kelompok radikal itu setelah
menyelesaikan studinya dan kembali ke Indonesia pada tahun 1927 bergabung dengan para pejuang
Indonesia untuk mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI).
Propaganda Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda dilakukan dengan aktif. Organisasi ini
melakukan kontak dengan badan-badan internasional yang menguntungkan perjuangan bangsa
Indonesia. Hubungan itu dilakukan dengan Association I' Etude des Civilisation Orientates
(didirikan di Paris tahun 1925). Salah satu kegiatan Perhimpunan Indonesia pada tahun 1926-1927
adalah menghadiri kongres internasional seperti:
o Kongres Demokrat Internasional di Bierville (1926) dan Perhimpunan Indonesia diwakili oleh
Drs. Moh. Hatta.
o Kongres Liga Melawan Imperialisme dan Penindasan di Brussel (1927) dan Perhimpunan
Indonesia diwakili oleh Drs. Moh. Hatta.
Dalam kongres itu, Perhimpunan Indonesia berhasil menarik simpati liga dengan resolusinya yang
mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia, dan me-nuntut penghapusan intemiran yang terjadi
atas orang-orang Indonesia. Namun gerakan Perhimpunan Indonesia yang lincah dan gesit itu justru
mengundang kecurigaan dari pemerintah kolonial Belanda. Aktivitas Perhimpunan Indonesia
dihubungkan dengan terjadinya pemberontakan PartaiKomunis Indonesia (PKl) tahun 1926-1927.
Akibatnya para pemimpinnya ditangkap seperti Drs. Moh Hatta, Ali Sastroamidjojo, Abdul Madjid
Djojodiningrat, Nasir Datuk Pamuntjak. Ketika para perniinpin Perhimpunan Indonesia ini diajukan
ke pengadilan, Drs. Moh Hatta membuat pidato pembelaan yang cemerlang dengan judulIndonesia
Merdeka. Pembela terdakwa dalam segi hukum dilakukan oleh Mr. Dyus (seorang anggota partai
buruh). Karena tidak terbukti bersalah, maka pada tahun 1928 mereka dibebaskan.
Peristiwa penangkapan para terdakwa menimbulkan rasa simpati yang besar di Indonesia. PNI
mengadakan rapat untuk memberikan dukungan kepada para mahasiswa Indonesia di negeri
Belanda. Atas anjuran PNI, PPPKI menempatkan Perhimpunan Indonesia sebagai pos terdepan
dalam memperjuangkan Indonesia merdeka.

3. Sarekat Islam
Pada tahun 1911 di kota Solo muncul perkumpulan dagang Islam yang bernama Sarekat dagang
Islam dengan Haji Samanhudi sebagai pemimpin. Sebenarnya perkumpulan ini telah ada sejak
tahun 1909, yaitu ketika berada di bawah pimpinan RM. Tirtoadisuryo yang beranggotakan para
pedagang Islam. Sejak dipimpin oleh Haji Samanhudi perkumpulan itu menjadi sangat berarti dan
berpengaruh luas di kalangan para pedagang Islam.
Namun kemudian, seorang intelektual dari Surabaya yang bernama Haji Omar Said (HOS)
Cokroaminoto yang sekaligus sebagai promotornya mengubah perkumpulan Sarekat Dagang Islam
menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sistem
keanggotaannya. Anggotanya bukan lagi hanya para pedagang Islam saja, tetapi sudah men-cakup
seluruh umat Islam dari berbagai lapisan masyarakat. Perubahan nama itu terjadi pada tahun 1912
yang mengandung isi dan jiwa serta terfokus pada agama Islam dengan segala manifestasinya.
Sementara itu, keterlibatan Sarekat Islam dalam Volksraad (Dewan Rakyat) diprotes keras oleh
anggotanya, seperti Semaun. Namun, Sarekat Islam tetap ingin menunjukkan kesetiaannya kepada
pemerintah, walaupun pemerintah mengetahui bahwa organisasi itu sangat berpengaruh besar
terhadap masyarakat. Untuk itu, pemerintah Belanda secara terus-menerus mengikuti jejak dan
gerak-gerik Sarekat Islam dari dekat. Wakil-wakil Sarekat Islam yang duduk dalam badan itu adalah
Abdul Muis (pengarang) dan HOS Cokroaminoto (organisatoris dan orator).
Ternyata pengaruh pergerakan Sarekat Islam di masyarakat sangat kuat. Pengaruhnya menyebar ke
seluruh wilayah Indonesia sehingga menimbulkan pemberontakan, seperti berikut ini.
Pemberontakan di Toli-Toli (Sulawesi Selatan); pemberontakan ini menimbulkan korban jiwa, yaitu
seorang pegawai negeri Belanda dan beberapa orang pegawai bangsa Indonesia. Pemberontakan itu
dihubungkan dengan kedatangan Abdul Muis ke Sulawesi, yang kebetulan ada keperluan dengan
partainya, sehingga ia dituduh terlibat dalam pemberontakan itu.
Pemberontakan Cimareme (Jawa barat); pemberontakan ini terjadi karena adanya protes kaum
petani yang menolak menyerahkan padinya kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan.
Dalam pemberontakan itu, Sarekat Islam juga dituduh terlibat.
Pada tahun 1920, berdiri Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia dengan Semaun sebagai
ketuanya. Jabatan Semaun itu sangat membahayakan bagi perkembangan Sarekat Islam, karena
pada saat itu Semaun juga menjabat sebagai Ketua Sarekat Islam cabang Semarang. Oleh karena
itu, pada tahun 1921, Sarekat Islam mengeluarkan peraturan yang menyangkut tentang disiplin
organisasi dan menyatakan melarang semua anggota Sarekat Islam untuk menjadi anggota
organisasi lainnya. Larangan itu diprotes oleh Semaun. Dengan demikian, Sarekat Islam tidak dapat
mempertahankan keutuhan organisasinya dan terpecah menjadi Sarekat Islam Merah yang dipimpin
oleh Semaun dan Sarekat Islam Putih yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto. Namun Sarekat
Islam sampai pada saat itu belum memakai nama partai.
Pada tahun 1929, Sarekat Islam menyatakan diri menjadi partai dengan nama Partai Sarekat Islam
Indonesia (PSII), Tahun itu juga menjadi sangat penting bagi Sarekat Islam, karena selain
kehilangan banyak anggotanya, Sarekat Islam juga mengambil langkah-langkah radikal, yaitu
keluar dari Volksraad. Hal itu merupakan langkah dan taktik nonkooperasi yang dilaksanakan oleh
Sarekat Islam kepada pemerintah kolonial Belanda.
Kemudian pada tahun 1930, Sarekat Islam mengalami kemerosotan akibat adanya berbagai
perpecahan dalam tubuh organisasi itu. Sarekat Islam terbagi menjadi tiga partai yakni PSII
Kartosuwiryo, PSII Abikusno, dan Partai Sarekat Islam Indonesia. Partai ini terhenti aktivitasnya
setelah Jepang menduduki wilayah Indonesia.

4. Indische Partij
Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat adalah tiga tokoh pendiri
Indische Partij (1912). Semboyan partai itu adalah Hindia for Hindia, yang berarti Indonesia hanya
diperuntukkan bagi orang-orang yang menetap dan bertempat tinggal di Indonesia tanpa terkecuali
dan tanpa memandang apapun jenis bangsanya. Hindia adalah sebutan untuk Indonesia waktu itu.
Tujuan partai itu adalah untuk mempersiapkan kehidupan bangsa Indonesia yang merdeka.
Anggotanya terbuka bagi seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di seluruh wilayah Indonesia.
Namun pada kenyataan-nya, yang mula-mula menjadi anggota partai ini adalah orang-orang Indo
Eropa. Oleh karena itu, partai ini tidak dapat berkembang menjadi partai massa. Hal itu disebabkan
oleh stelsel kolonial masih menjadi penghalang dalam proses interaksi ataupun pergaulan dengan
orang-orang asing di Indonesia.
Indische Partij telah menunjukkan garis politiknya secara jelas dan tegas serta menginginkan suatu
kesatuan penduduk yang multirasial. Tujuan partai ini benar-benar revolusioner, karena ingin
mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia.
Tindakan itu terlihat nyata ketika pada tahun 1913 pemerintah kolonial Belanda akan mengadakan
upacara peringatan 100 tahun bebasnya negeri Belanda dari jajahan Perancis (Napoleon Bonaparte),
dengan cara memungut dana dari rakyat Indonesia. Tindakan itu membakar kemarahan tokoh
bangsa Indonesia seperti Suwardi Suryaningrat, Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker. Mereka
ingin menggagalkan niat Belanda dengan menyebarkan brosur yang berjudul A/s ik een
Nederlander was (Andaikan aku seorang Belanda). Isi brosur itu di antaranya sebagai berikut.
"..... Seandainya aku seorang Belanda, aku protes peringatan yang akan diadakan itu. Aku akan
peringatkan kawan-kawan penjajah bahwa sesungguhnya sangat berbahaya pada saat itu
mengadakan perayaan peringatan kemerdekaan. Aku akan peringatkan semua bangsa Belanda,
jangan menyinggung peradaban bangsa Indonesia yang baru bangun dan menjadi berani. Sungguh
aku akan protes sekeras-kerasnya ....."
Kecaman yang semakin keras menentang pemerintah kolonial Belanda, menyebabkan ketiga tokoh
Indische Partij ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke negeri Belanda. Namun pada
tahun 1914, Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit, sedangkan Suwardi
Suryaningrat dan Douwes Dekker baru dikembalikan ke Indonesia pada tahun 1919.
Douwes Dekker tetap terjun ke dunia politik dan Suwardi Suryaningrat terjun ke dunia pendidikan
dan selanjutnya mendirikan perguruan yang diberi nama Taman Siswa. Suwardi Suryaningrat
kemudian dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Walaupun Indische Partij tidak dapat melawan
kehendak Belanda, namun perjuangan mereka tetap punyai arti yang sangat besar dalam pergerakan
kebangsaan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.

5. Muhammadiyah
Muhammadiyah berdiri pada 18 Nopember 1912 di Yogyakarta didirikan oleh KH Ahmad
Dahlan (1868-1923) seorang ulama besar dari Yogyakarta. Dengan tujuan : (1) mengembangkan
agama Islam sesuai perintah dan ajaran Nabi Muhammad SWA; (2) membantu dan meningkatkan
kehidupan masyarakat; (3) memajukan pendidikan di Indonesia.
Amal usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam upaya menjunjung tinggi dan
menegakkan agama Islam, meliputi : (1) mendirikan, memelihara, dan membantu mendirikan
sekolah-sekolah berdasarkan agama Islam untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa
Indonesia; (2) Mendirikan dan memelihara tempat ibadah; (3) mendirikan dan memelihara rumah
sakit untuk menjaga kesehatan masyarakat; (4) mendirikan dan memelihara panti asuhan untuk anak
yatim piatu; (5) membentuk badan perjalanan haji ke tanah suci; (6) membentuk organisasi otonom
untuk menampung masyarakat sesuai usia, jenis kelamin untuk berjuang meningkatkan martabat
sebagai orang Islam.
Organisasi ini bernama Muhammadiyah yang artinya pengikut Nabi Muhammad dengan
berupaya menjalankan ajaran Islam sesuai ajarannya.

6. Partai Komunis Indonesia (PKI)


Pada abad ke-20 datang beberapa pegawai bangsa Belanda yang berhaluan komunis di Indonesia.
Salah satu di antaranya adalah Sneevliet. Di samping sebagai pegawai, Sneevliet juga aktif
menyebarkan paham komunis. Sneevliet menyadari bahwa usahanya untuk mendapatkan dukungan
rakyat Indonesia melalui organisasi yang akan didirikannya itu tidak mungkin berhasil. Oleh karena
itulah ia menjalin hubungan dengan Semaun yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Sarekat
Islam cabang Semarang.
Pada tahun 1914 Sneevliet men-dirikan organisasi yang bercorak Marxis dengan nama Indische
Social Demokratische Vereeniging (ISDV) yang berpusat di Semarang. Bersama dengan Semaun,
Sneevliet berhasil mengembangkan ISDV yang berpaham Marxis dan mempenga-ruhi anggota-
anggota dari Sarekat Islam. Hal mi pula yang menyebab-kan Sarekat Islam pecah menjadi dua,
yaitu Sarekat Islam Putih dengan pemimpinnya HOS Cokroaminoto dan Sarekat Islam Merah
dengan pemimpinnya Semaun.
Pada tahun 1920 Sarekat Islam Merah bergabung dengan ISDV dan membentuk Partai Komunis
Indonesia (PKI). Partai ini diketuai oleh Semaun dan wakilnya Darsono. Akan tetapi beberapa
tokoh bangsa Belanda yang tidak menyetujui pembentukkan PKI akhirnya memisahkan diri dan
kemudian membentuk Indische Social Demokratische Party (ISDP) dengan F. Bahler sebagai
ketuanya.
Hubungan PKI dengan pemerintah kolonial Belanda semakin renggang bahkan semakin memburuk.
Hal ini sebagai akibat timbulnya pemogokan-pemogokan yang mengarah kepada masalah
timbulnya konflik antara pemerintah kolonial Belanda dengan PKI.
Kemudian pada tahun 1926 PKI melakukan pemberontakan di wilayah Jawa Barat (sekitar daerah
Banten) dan pada tahun 1927 di Sumatera Barat. Dengan kegagalan pemberontakan PKI tersebut,
maka pada tahun 1927 pemerintah kolonial Belanda menyatakan PKI sebagai partai terlarang
berdiri di wilayah Indonesia.
Setelah pemberontakan itu gagal, Musso, Alimin dan tokoh-tokoh PKI lainnya melarikan diri ke
luar negeri. Pemimpin PKI yang tidak setuju melakukan pemberontakan lari ke Thailand dan
kemudian mendirikan partai baru yang bernama Partai Republik Indonesia (PARI) yang berpusat di
Bangkok (1927).

7. Partai Nasional Indonesia (PNI)


Ketika Budi Utomo, Sarekat Islam, dan PKI berkembang, terdapat pula golongan intelektual yang
ikut ambil bagian dalam pergerakan nasional Indonesia. Mereka bergerak melalui klubnya dengan
tujuan yang bersifat nasional. Klub itu adalah Aglemen Studie Club di Bandung dan Indische Studie
Club di Surabaya serta klub-klub lainnya yang terdapat di seluruh kota-kota di wilayah Indonesia.
Klub-klub itu tumbuh menjadi partai-partai politik yang bersifat nasional. Aglemen Studie Club di
Bandung tumbuh menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Indische Studie Club di Surabaya
tumbuh menjadi Partai Bangsa Indonesia (FBI) dan kemudian menjadi Partai Indonesia Raya
(Parindra).
Pada tahun 1927, PNI didirikan oleh tokoh-tokoh seperti Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Ir.
Anwari, Sartono SH, Budiarto SH, dan Dr. Samsi. PNI sebagai partai yang bersifat nasional
mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan dalam waktu yang sangat singkat telah
berhasil menarik perhatian dan simpati massa. Golongan nasionalis yang revolusioner dapat
tertampung pada partai ini.
Pada tahun 1927, PNI memprakarsai berdirinya PPPKI (Permufakatan Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia). Badan ini merupakan sebuah badan koordinasi dari bermacam aliran untuk
menggalang kesatuan aksi melawan imperialisme atau penjajahan.
Munculnya berita provokatif yang menyatakan bahwa PNI akan melaksanakan pemberontakan,
mengakibatkan pemerintah Belanda melaku-kan penangkapan para pemimpin PNI. Para pemimpin
PNI yang berhasil ditangkap adalah Ir. Soekamo, Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Suriadinata.
Kemudian keempat tokoh itu dihadapkan pada pengadilan di Bandung tahun 1930. Dalam
persidangan itu, Ir. Soekarno mengajukan pidato pembelaan yang berjudul Indonesia Menggugat.
Pembela para pejuang bangsa Indonesia adalah Sartono SH, Sastromuljono SH, dan Idik
Prawiradiputra SH. Adapun sebagai hakim pada persidangan itu adalah Mr. Dr. R. Siegembeek van
Hoekelen. Pengadilan negeri Bendung menjatuhkan hukuman kepada Ir. Soekarno dengan 4 tahun
penjara, Maskun 2 tahun penjara, Gatot Mangkupraja 1 tahun 8 bulan, dan Suriadinata 1 tahun 3
bulan.
Dasar perjuangan PNI adalah sosio-nasionalis dan sosio-demokratis yang disingkat menjadi
Marhaenisme. Sikapnya terhadap pemerintah kolonial Belanda adalah nonkooperatif. Prinsip itu
sama dengan prinsip perjuangan dari Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Hal ini disebabkan
PNI mem-punyai hubungan yang sangat erat dengan Perhimpunan Indonesia, sehingga
pengaruhnya sangat besar terhadap PNI.

8. Partai Indonesia (Partindo)


Karena para pemimpin PNI berhasil ditangkap, maka pimpinan partai dipegang oleh Sartono SH.
Namun, Sartono merasa khawatir atas kelanjutan dan perkembangan PNI. Sartono
mengkhawatirkan PNI akan bernasib seperti PKI yang dianggap sebagai partai terlarang oleh
pemerintah kolonial Belanda. Kekhawatiran Sartono itu sangat berpengaruh terhadap anggota-
anggotanya. Demi keselamatan, PNI akhirnya dibubarkan dan berdiri partai baru yaitu Partai
Indonesia (Partindo) tahun 1931. Akan tetapi, mereka yang tidak menyetujui terhadap pembubaran
PNI itu akhirnya membentuk partai lain dengan nama PNI Baru atau PNI Pendidikan.
Setelah Ir. Soekarno dibebaskan dari penjara tahun 1931, ia memilih Partindo sebagai alat
perjuangannya. Kehadiran Ir. Soekarno dalam Partindo membangkitkan semangat perjuangan
anggota Partindo, sekaligus juga mengkhawatirkan pemerintah kolonial Belanda. Ir. Soekarno
ditangkap lagi dan dibuang ke Ende di Pulau Flores. Pada tahun 1937 dipindahkan ke Bengkulu dan
tahun 1943 dibebaskan oleh Jepang.

9. Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Pendidikan)


Mereka yang tidak setuju dengan pembubaran PNI, membentuk partai politik dengan nama
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Pendidikan) yang dipimpin oleh Drs. Moh Hatta dan Sutan
Sjahrir. Partai ini berpusat di Bandung. Prinsip perjuangan PNI Pendidikan adalah berpegang teguh
pada prinsip nonkooperatif. Model perjuangannya sama dengan apa yang pernah dilakukan oleh
Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, dan Partai Indonesia. Partai ini lebih banyak
mendapat pengaruh di daerah pedesaan.
Ternyata gerakan partai ini dianggap sangat membahayakan kedudukan pemerintah Belanda. Oleh
karena itu, para pemimpinnya ditangkap dan dibuang ke Digul (1934). Pada tahun 1936 mereka
dipindahkan ke negeri Belanda, tahun 1942 dipindahkan ke Sukabumi hingga datangnya Jepang.

10. Partai Indonesia Raya (Parindra)


Cikal bakal Partai Indonesia Raya (Parindra) adalah Indische Studie Club di Surabaya yang
dipimpin oleh Dr. Sutomo. Pada tahun 1931, per-kumpulan ini kemudian diubah menjadi Partai
Bangsa Indonesia (FBI). Tujuan perjuangannya adalah untuk menyempurnakan derajat bangsa
Indonesia dengan melakukan hal-hal yang nyata dan dapat dirasakan oleh rakyat banyak, seperti
memajukan pendidikan, mendirikan koperasi rakyat, mendirikan bank-bank untuk rakyat dan juga
mendirikan persatuan nelayan.
PB1 berkali-kali mengadakan pendekatan dengan Budi Utomo. Dalam usaha mengadakan
pendekatan itu, yang memegang peranan penting adalah Dr. Sutomo (ketua FBI dan juga salah
seorang pendiri Budi Utomo). Peng-gabungan kedua organisasi itu terjadi pada tahun 1935 dan
selanjutnya berdiri Fartai Indonesia Raya (Parindra). Tujuan dari Parindra itu adalah untuk
mencapai Indonesia Raya, dengan ketuanya Dr. Sutomo dan kota Surabaya dijadikan sebagai kota
pusat segala kegiatannya.
Perkembangan selanjutnya, banyak organisasi yang bergabung dengan Parindra, seperti Sarekat
Sumatera, Sarekat Ambon, Kaum Betawi, Timore Verbond dan sebagainya. Taktik perjuangannya
adalah kooperatif yang insidental (bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda). Ternyata
taktik itu menguntungkan bangsa dan pergerakan nasional Indonesia. Seorang tokoh Parindra yang
duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat) adalah Muhammad Husni Thamrin. la dikenal sebagai
seorang ahli debat karena seringnya melontarkan kecaman-kecaman terhadap pemerintah kolonial
Belanda dalam sidang Dewan Rakyat tersebut.

PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA

Perkembangan Nasionalisme di Asia dan Afrika

Nasionalisme modern muncul untuk pertama kalinya di Eropa pada akhir abad ke-18. Lahirnya
paham nasionalisme ini diikuti dengan terbentuknya negara-negara nasional atau negara
kebangsaan. Bangsa-bangsa Eropa cenderung menindas bangsa-bangsa yang dijajah sehingga
bangkitlah semangat nasionalisme di negara-negara jajahan. misalnya, gerakan nasionalisme di Asia
dan Afrika, seperti Cina, India, Indonesia, Turki, dan Mesir. Lahirnya nasionalisme di Asia dan
Afrika juga telah mengilhami tokoh pergerakan nasional Indonesia untuk melakukan perlawanan
terhadap politik kolonial Belanda. Adapun tindakan dari negara-negara di gerakan nasionalisme
Asia dan Afrika tersebut yaitu:
1. Nasionalisme Cina
Nasionalisme Cina lahir setelah rakyat Cina merasa kecewa terhadap penguasa Manchu antara
tahun 1644-1912 yang dinilai bukan bangsa asli Cina dan semakin memuncak setelah Inggris
mampu mengalahkan pasukan kaisar dalam Perang Candu tahun 1842. Salah satu tokoh nasionalis
Cina adalah Dr. Sun Yat Sen yang berusaha membangun negara Cina modern dengan menggalang
persatuan di antara kelompok Cina.
2. Nasionalisme India
Gerakan politik muncul setelah berdirinya Indian National Congress (Partai Kongres). Organisasi
Partai Kongres merupakan cetusan rasa kebanggaan rakyat India. Salah satu tokoh nasionalis India
adalah Mahatma Gandhi. Dalam memperjuangkan kemerdekaan India, Mahatma Gandhi
melancarkan gerakan Ahimsa, Satyagraha, Hartal, dan Swadesi.Ahimsa.
3. Nasionalisme Turki
Nasionalisme Turki diawali oleh naik takhtanya Sultan Hamid II tahun 1876. Penindasan yang
dilakukan oleh Sultan Hamid II mendorong sekelompok mahasiswa dan perwira militer Turki untuk
memberontak terhadap Sultan Hamid II. Lelompok perlawanan yang paling menonjol adalah
Gerakan Turki Muda. Akhirnya, Mustafa Kemal Pasha memanfaatkan untuk memimpin pergerakan
nasional Turki yang semakin lemah akibat Perang Dunia I.
4. Nasionalisme Mesir
Penjajahan Inggris di Terusan Suez memunculkan rasa nasionalisme bagi rakyat Mesir. Inggris
ingin menguasai wilayah tersebut karena letaknya strategis sebagai wilayah transit perdagangan
minyak. Pada tahun 1882, Mesir menuntut kemerdekaannya kepada Inggris. Akhirnya, tahun 1922
Mesir menjadi kerajaan di bawah persemakmuran Inggris. Pada tahun 1936, Mesir menjadi negara
merdeka penuh.
B. Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan.
Organisasi-organisasi pergerakan nasional tersebut, yaitu :
1. Budi Utomo
Budi utomo adalah organisasi modern pertama yang didirikan oleh Sutomo, Suraji, dan Gunawan
Mangunkusumo di Jakarta, pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo bercita-cita mencapai kemajuan
dan meningkatkan derajat bangsa Indonesia. Tujuan tersebut hendak dicapai melalui usaha, antara
lain:
a. Memajukan pengairan
b. Memajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan
c. Memajukan industri
d. Menghidupkan kembali budaya bangsa
Budi utomo merupakan organisasi yang bersifat kedaerahan (Jawasentris). Walaupun demikian,
kelahiran Budi Utomo merupakan pelopor pergerakan nasional Indonesia pertama, sehingga tanggal
berdirinya ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional Indonesia. Budi utomo mengalami
kemunduran karena kesulitan keuangan dan para bupati mendirikan organisasinya sendiri, anggota
golongan muda banyak menarik diri karena kecewa terhadap strategi perjuangan Budi utomo,
sehingga memunculkan organisasi-organisasi baru yang lebih memenuhi keinginan masyarakat.
2. Indische Partij
Organisasi pergerakan nasional pertama yang secara terang-terangan menyatakan dirinya sebagai
partai politik ialah Indische Partij. Didirikan oleh Tiga Serangkai (E.F.E Douwes Dekker, dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara) pada tahun 1912 di Bandung. Indische Partij secara
tegas menyatakan berjuang untuk melepaskan diri dari penjajahan atau mencapai Hindia merdeka
dan cita-cita organisasi tersebut disebarluaskan melalui surat kabar De Express. Anggotanya masih
terbatas pada lingkungan elite terpelajar namun tidak lagi bersifat kedaerahan seperti Budi Utomo.
Pada tahun 1913 IP dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang karena telah mengkritik
Belanda dan tindakan tersebut dianggap terlalu radikal.
3. Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam didirikan di Solo pada tahun 1911 oleh Haji Samanhudi. Tujuan perkumpulan ini
adalah menghimpun para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang asing. SI
tumbuh dengan pesat karena beberapa faktor, yaitu :
a. Kesadaran nasional sebagai suatu bangsa yang mulai tumbuh
b. Bersifat kerakyatan
c. Didasari agama islam
d. Digerakkan oleh para ulama
Adapun faktor yang mendorong didirikannya Sarekat islam, antara lain:
1. Ekonomi, untuk memperkuat menghadapi persaingan dengan para pedagang Cina yang
menggendalikan penjualan bahan baku batik.
2. Agama, untuk memajukan islam.
4. Partai Komunis Indonesia (PKI)
PKI merupakan organisasi sosial radikal yang merupakan jelmaan dari ISDV yang didirikan
Snevlier, Drekker, dan Bransteder pada tahun 1914. Tujuan PKI ialah menyebarluaskan paham
sosialis demokratis dengan membangun perasaan revolusioner bangsa Indonesia. Dan sejak
Kongres I PKI tahun 1924, gerakan politik PKI menjadi semakin agresif dan ekstrem dengan
melakukan agitasi dan propaganda yang bersifat menghasut dan menyerak pemerintah Belanda.
Karena politiknya yang radikal tersebut PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan dibubarkan
pada tahun 1927.
5. Taman Siswa
Taman Siswa merupakan sekolah kebangsaan pertama yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
pada tanggal 3 Juli 1922. Tujuan pendidikan Taman Siswa adalah mewujudkan masyarakat yang
tertib dan damai yang dicapai mendasar pada asas Panca Dharma. Isi asas tersebut antara lain:
a. Dasar kodrat alam
b. Dasar kemerdekaan
c. Kebudayaan
d. Dasar kebangsaan atau kerakyatan
e. Kemusiaan
6. Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927. Adapun para pendiri PNI antara lain, Ir.
Sukarno (diangkat menjadi ketua PNI), Mr. Sartono, dan Mr. Sunaryo. Tujuan berdirinya PNI dalam
politik adalah untuk mencapai Indonesia merdeka. Dan tujuan tersebut hendak dicapai dengan
percaya diri sendiri dan memperbaiki keadaan politik, ekonomi, serta sosial budaya yang sudah
rusak oleh penjajahan. Dan organisasi ini merupakan organisasi yang beraliran nasionalisme
sehingga menolak untuk bekerja sama denagn pemerintah Belanda.
7. Pergerakan Kaum Wanita
Pelopor gerakan wanita Indonesia adalah R.A Kartini yang lahir pada tanggal 21 April 1879. Cita-
cita beliau adalah memperbaiki derajat kaum wanita melalui pendidikan dan pengajaran. Dari Jawa
Barat juga muncul tokoh wanita Dewi Sartika. Pergerakan kaum wanita umumnya bersifat sosial
denagn tujuan untuk memperoleh persamaan hak dengan kaum pria dan meningkatkan kemampuan
dan kecerdasan kaum wanita.
8. Gerakan Pemuda
Lahirnya beberapa organisasi pergerakan pada masa pergerakan Indonesia telah mendorong
lahirnya organisasi kepemudaan seperti:
a. Tri Koro Darmo
Tri Koro Darmo memeiliki arti tiga tujuan mulia, yaitu Sakti, Budi, dan Bakti. Organisasi ini berdiri
di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1915. Tujuan didirikannya yaitu untuk mencapai Jawa Raya dengan
jalan memperkukuh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan
Lombok.
b. Jong Sumatranen Bond
Organisasi ini berdiri pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta dan di Bukut Tinggi. Tokoh utama
organisai ini adalah Moh. Hatta dan Moh. Yamin.
c. Jong Islamiten Bond (JIB)
Jong Islamiten Bond berdiri pada tanggal 1 Januari 1925 oleh Syamsul rizal, mantan ketua Jing
Java. Tujuan dari organisai ini adalah mempererat pesatuan di kalangan pemuda Islam berumur 14-
30 tahun.
9. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
PPPI didirikan pada bulan September tahun 1926 oleh pelajar di Jakarta dan Bandung. Tujuan
didirikannya PPPI adalah memperjuangkan Indonesia merdeka.
10. Pemuda Indonesia
Tujuan Pemuda Indonesia adalah memperluas dan mempererat kesatuan nasional Indonesia.
Organisasi ini didirikan pada tanggal 20 Februari 1927. Anggota PI terdiri atas pelajar yang pernah
bersekolah di luar negeri untuk membedakan anggota PPPI yang bersekolah di dalam negeri.
11. Organisasi Pergerakan Bersifat Keagamaan
a. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. ahmad Dahlan.
b. Nahdatul Ulama (NU)
Nahdatul Ulama didirikan pada tanggal 21 januari 1926 di Surabaya. Asas NU adalah islam dan
kebangsaan Indonesia. Tujuan pendirian NU ialah menegakkan syariat Islam berdasarkan mazhab
Syafii.
c. Persatuan Muslimin Indonesia (Permi)
Permi merupakan organisasi Islam yang bercorak nasionalisme radikal dan bertujuan untuk
mencapai Indonesia merdeka.
12. Kongres Pemuda
Untuk menyatukan semua organisasi pergerakan nasional maka diadakanlah Kongres Pemuda
Indonesia I tahun 1926 di Yogyakarta. Meskipun pada waktu itu, belum berhasil membentuk satu
organisai pemuda, namun dalam kongres tersebut telah dibuktikan betapa kuatnya semangat
persatuan dikalangan kaum muda Indonesia. Kongres Pemuda II berlangsung di Jakarta tanggal 26-
28 Oktober 1928. Dalam kongres tersebut para wakil pemuda seluruh Indonesia menyatakan ikrar
kebulatan tekad atau yg disebut Sumpah Pemuda.
13. Perhimpunan Indonesia
Para pelajar dan mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908 mendirikan sebuah
organisasi yang bernama Indische Vereneeging. Tujuan pendirian organisasi ini adalah untuk
memperjuangkan kepentingan orang Indonesia di Negeri Belanda. Pada tahun 1922, organisasi
Indische Vereneeging berganti nama menjadi Indonesische Vereneeging dan pada tahun 1924
diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia. Kegiataan organisasi ini terbatas pada pertemuan para
anggota dan mengadakan pertemuan dengan orang-orang Belanda yang memperhatikan Indonesia.
Aktivitas lain yang dilakukan Perhimpunan Indonesia adalah mengikuti Kongres Liga Demokrasi di
Paris, Perancis pada tahun 1926.
14. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Dokter Sutomo pada tahun 1931 mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Pada tanggal 24-26
Desember 1935 diadakan kongres fusi Budi Utomo dengan PBI untuk menyatukan partai-partai
kecil agar memperoleh kekuatan besar. hasil fusi tersebut menghasilkan partai baru yang disebut
Partai Indonesia Raya(Parindra). Tujuan partai tersebut tercantum dalam namanya, yaitu Indonesia
Raya. Parindra banyak bergerak dalam bidang pemberantasan buta huruf dan perbaikan pelajaran.
15. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Didirikan oleh para mantan pendiri Partindo tanggal 24 Mei 1937. Tujuan Gerindo adalah mencapai
pemerintahan negara yang berdasarkan kemerdekaan politik, ekonomi, dan sosial.

Anda mungkin juga menyukai