3. Sarekat Islam
Pada tahun 1911 di kota Solo muncul perkumpulan dagang Islam yang bernama Sarekat dagang
Islam dengan Haji Samanhudi sebagai pemimpin. Sebenarnya perkumpulan ini telah ada sejak
tahun 1909, yaitu ketika berada di bawah pimpinan RM. Tirtoadisuryo yang beranggotakan para
pedagang Islam. Sejak dipimpin oleh Haji Samanhudi perkumpulan itu menjadi sangat berarti dan
berpengaruh luas di kalangan para pedagang Islam.
Namun kemudian, seorang intelektual dari Surabaya yang bernama Haji Omar Said (HOS)
Cokroaminoto yang sekaligus sebagai promotornya mengubah perkumpulan Sarekat Dagang Islam
menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sistem
keanggotaannya. Anggotanya bukan lagi hanya para pedagang Islam saja, tetapi sudah men-cakup
seluruh umat Islam dari berbagai lapisan masyarakat. Perubahan nama itu terjadi pada tahun 1912
yang mengandung isi dan jiwa serta terfokus pada agama Islam dengan segala manifestasinya.
Sementara itu, keterlibatan Sarekat Islam dalam Volksraad (Dewan Rakyat) diprotes keras oleh
anggotanya, seperti Semaun. Namun, Sarekat Islam tetap ingin menunjukkan kesetiaannya kepada
pemerintah, walaupun pemerintah mengetahui bahwa organisasi itu sangat berpengaruh besar
terhadap masyarakat. Untuk itu, pemerintah Belanda secara terus-menerus mengikuti jejak dan
gerak-gerik Sarekat Islam dari dekat. Wakil-wakil Sarekat Islam yang duduk dalam badan itu adalah
Abdul Muis (pengarang) dan HOS Cokroaminoto (organisatoris dan orator).
Ternyata pengaruh pergerakan Sarekat Islam di masyarakat sangat kuat. Pengaruhnya menyebar ke
seluruh wilayah Indonesia sehingga menimbulkan pemberontakan, seperti berikut ini.
Pemberontakan di Toli-Toli (Sulawesi Selatan); pemberontakan ini menimbulkan korban jiwa, yaitu
seorang pegawai negeri Belanda dan beberapa orang pegawai bangsa Indonesia. Pemberontakan itu
dihubungkan dengan kedatangan Abdul Muis ke Sulawesi, yang kebetulan ada keperluan dengan
partainya, sehingga ia dituduh terlibat dalam pemberontakan itu.
Pemberontakan Cimareme (Jawa barat); pemberontakan ini terjadi karena adanya protes kaum
petani yang menolak menyerahkan padinya kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan.
Dalam pemberontakan itu, Sarekat Islam juga dituduh terlibat.
Pada tahun 1920, berdiri Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia dengan Semaun sebagai
ketuanya. Jabatan Semaun itu sangat membahayakan bagi perkembangan Sarekat Islam, karena
pada saat itu Semaun juga menjabat sebagai Ketua Sarekat Islam cabang Semarang. Oleh karena
itu, pada tahun 1921, Sarekat Islam mengeluarkan peraturan yang menyangkut tentang disiplin
organisasi dan menyatakan melarang semua anggota Sarekat Islam untuk menjadi anggota
organisasi lainnya. Larangan itu diprotes oleh Semaun. Dengan demikian, Sarekat Islam tidak dapat
mempertahankan keutuhan organisasinya dan terpecah menjadi Sarekat Islam Merah yang dipimpin
oleh Semaun dan Sarekat Islam Putih yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto. Namun Sarekat
Islam sampai pada saat itu belum memakai nama partai.
Pada tahun 1929, Sarekat Islam menyatakan diri menjadi partai dengan nama Partai Sarekat Islam
Indonesia (PSII), Tahun itu juga menjadi sangat penting bagi Sarekat Islam, karena selain
kehilangan banyak anggotanya, Sarekat Islam juga mengambil langkah-langkah radikal, yaitu
keluar dari Volksraad. Hal itu merupakan langkah dan taktik nonkooperasi yang dilaksanakan oleh
Sarekat Islam kepada pemerintah kolonial Belanda.
Kemudian pada tahun 1930, Sarekat Islam mengalami kemerosotan akibat adanya berbagai
perpecahan dalam tubuh organisasi itu. Sarekat Islam terbagi menjadi tiga partai yakni PSII
Kartosuwiryo, PSII Abikusno, dan Partai Sarekat Islam Indonesia. Partai ini terhenti aktivitasnya
setelah Jepang menduduki wilayah Indonesia.
4. Indische Partij
Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat adalah tiga tokoh pendiri
Indische Partij (1912). Semboyan partai itu adalah Hindia for Hindia, yang berarti Indonesia hanya
diperuntukkan bagi orang-orang yang menetap dan bertempat tinggal di Indonesia tanpa terkecuali
dan tanpa memandang apapun jenis bangsanya. Hindia adalah sebutan untuk Indonesia waktu itu.
Tujuan partai itu adalah untuk mempersiapkan kehidupan bangsa Indonesia yang merdeka.
Anggotanya terbuka bagi seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di seluruh wilayah Indonesia.
Namun pada kenyataan-nya, yang mula-mula menjadi anggota partai ini adalah orang-orang Indo
Eropa. Oleh karena itu, partai ini tidak dapat berkembang menjadi partai massa. Hal itu disebabkan
oleh stelsel kolonial masih menjadi penghalang dalam proses interaksi ataupun pergaulan dengan
orang-orang asing di Indonesia.
Indische Partij telah menunjukkan garis politiknya secara jelas dan tegas serta menginginkan suatu
kesatuan penduduk yang multirasial. Tujuan partai ini benar-benar revolusioner, karena ingin
mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia.
Tindakan itu terlihat nyata ketika pada tahun 1913 pemerintah kolonial Belanda akan mengadakan
upacara peringatan 100 tahun bebasnya negeri Belanda dari jajahan Perancis (Napoleon Bonaparte),
dengan cara memungut dana dari rakyat Indonesia. Tindakan itu membakar kemarahan tokoh
bangsa Indonesia seperti Suwardi Suryaningrat, Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker. Mereka
ingin menggagalkan niat Belanda dengan menyebarkan brosur yang berjudul A/s ik een
Nederlander was (Andaikan aku seorang Belanda). Isi brosur itu di antaranya sebagai berikut.
"..... Seandainya aku seorang Belanda, aku protes peringatan yang akan diadakan itu. Aku akan
peringatkan kawan-kawan penjajah bahwa sesungguhnya sangat berbahaya pada saat itu
mengadakan perayaan peringatan kemerdekaan. Aku akan peringatkan semua bangsa Belanda,
jangan menyinggung peradaban bangsa Indonesia yang baru bangun dan menjadi berani. Sungguh
aku akan protes sekeras-kerasnya ....."
Kecaman yang semakin keras menentang pemerintah kolonial Belanda, menyebabkan ketiga tokoh
Indische Partij ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke negeri Belanda. Namun pada
tahun 1914, Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit, sedangkan Suwardi
Suryaningrat dan Douwes Dekker baru dikembalikan ke Indonesia pada tahun 1919.
Douwes Dekker tetap terjun ke dunia politik dan Suwardi Suryaningrat terjun ke dunia pendidikan
dan selanjutnya mendirikan perguruan yang diberi nama Taman Siswa. Suwardi Suryaningrat
kemudian dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Walaupun Indische Partij tidak dapat melawan
kehendak Belanda, namun perjuangan mereka tetap punyai arti yang sangat besar dalam pergerakan
kebangsaan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.
5. Muhammadiyah
Muhammadiyah berdiri pada 18 Nopember 1912 di Yogyakarta didirikan oleh KH Ahmad
Dahlan (1868-1923) seorang ulama besar dari Yogyakarta. Dengan tujuan : (1) mengembangkan
agama Islam sesuai perintah dan ajaran Nabi Muhammad SWA; (2) membantu dan meningkatkan
kehidupan masyarakat; (3) memajukan pendidikan di Indonesia.
Amal usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam upaya menjunjung tinggi dan
menegakkan agama Islam, meliputi : (1) mendirikan, memelihara, dan membantu mendirikan
sekolah-sekolah berdasarkan agama Islam untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa
Indonesia; (2) Mendirikan dan memelihara tempat ibadah; (3) mendirikan dan memelihara rumah
sakit untuk menjaga kesehatan masyarakat; (4) mendirikan dan memelihara panti asuhan untuk anak
yatim piatu; (5) membentuk badan perjalanan haji ke tanah suci; (6) membentuk organisasi otonom
untuk menampung masyarakat sesuai usia, jenis kelamin untuk berjuang meningkatkan martabat
sebagai orang Islam.
Organisasi ini bernama Muhammadiyah yang artinya pengikut Nabi Muhammad dengan
berupaya menjalankan ajaran Islam sesuai ajarannya.
Nasionalisme modern muncul untuk pertama kalinya di Eropa pada akhir abad ke-18. Lahirnya
paham nasionalisme ini diikuti dengan terbentuknya negara-negara nasional atau negara
kebangsaan. Bangsa-bangsa Eropa cenderung menindas bangsa-bangsa yang dijajah sehingga
bangkitlah semangat nasionalisme di negara-negara jajahan. misalnya, gerakan nasionalisme di Asia
dan Afrika, seperti Cina, India, Indonesia, Turki, dan Mesir. Lahirnya nasionalisme di Asia dan
Afrika juga telah mengilhami tokoh pergerakan nasional Indonesia untuk melakukan perlawanan
terhadap politik kolonial Belanda. Adapun tindakan dari negara-negara di gerakan nasionalisme
Asia dan Afrika tersebut yaitu:
1. Nasionalisme Cina
Nasionalisme Cina lahir setelah rakyat Cina merasa kecewa terhadap penguasa Manchu antara
tahun 1644-1912 yang dinilai bukan bangsa asli Cina dan semakin memuncak setelah Inggris
mampu mengalahkan pasukan kaisar dalam Perang Candu tahun 1842. Salah satu tokoh nasionalis
Cina adalah Dr. Sun Yat Sen yang berusaha membangun negara Cina modern dengan menggalang
persatuan di antara kelompok Cina.
2. Nasionalisme India
Gerakan politik muncul setelah berdirinya Indian National Congress (Partai Kongres). Organisasi
Partai Kongres merupakan cetusan rasa kebanggaan rakyat India. Salah satu tokoh nasionalis India
adalah Mahatma Gandhi. Dalam memperjuangkan kemerdekaan India, Mahatma Gandhi
melancarkan gerakan Ahimsa, Satyagraha, Hartal, dan Swadesi.Ahimsa.
3. Nasionalisme Turki
Nasionalisme Turki diawali oleh naik takhtanya Sultan Hamid II tahun 1876. Penindasan yang
dilakukan oleh Sultan Hamid II mendorong sekelompok mahasiswa dan perwira militer Turki untuk
memberontak terhadap Sultan Hamid II. Lelompok perlawanan yang paling menonjol adalah
Gerakan Turki Muda. Akhirnya, Mustafa Kemal Pasha memanfaatkan untuk memimpin pergerakan
nasional Turki yang semakin lemah akibat Perang Dunia I.
4. Nasionalisme Mesir
Penjajahan Inggris di Terusan Suez memunculkan rasa nasionalisme bagi rakyat Mesir. Inggris
ingin menguasai wilayah tersebut karena letaknya strategis sebagai wilayah transit perdagangan
minyak. Pada tahun 1882, Mesir menuntut kemerdekaannya kepada Inggris. Akhirnya, tahun 1922
Mesir menjadi kerajaan di bawah persemakmuran Inggris. Pada tahun 1936, Mesir menjadi negara
merdeka penuh.
B. Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan.
Organisasi-organisasi pergerakan nasional tersebut, yaitu :
1. Budi Utomo
Budi utomo adalah organisasi modern pertama yang didirikan oleh Sutomo, Suraji, dan Gunawan
Mangunkusumo di Jakarta, pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo bercita-cita mencapai kemajuan
dan meningkatkan derajat bangsa Indonesia. Tujuan tersebut hendak dicapai melalui usaha, antara
lain:
a. Memajukan pengairan
b. Memajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan
c. Memajukan industri
d. Menghidupkan kembali budaya bangsa
Budi utomo merupakan organisasi yang bersifat kedaerahan (Jawasentris). Walaupun demikian,
kelahiran Budi Utomo merupakan pelopor pergerakan nasional Indonesia pertama, sehingga tanggal
berdirinya ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional Indonesia. Budi utomo mengalami
kemunduran karena kesulitan keuangan dan para bupati mendirikan organisasinya sendiri, anggota
golongan muda banyak menarik diri karena kecewa terhadap strategi perjuangan Budi utomo,
sehingga memunculkan organisasi-organisasi baru yang lebih memenuhi keinginan masyarakat.
2. Indische Partij
Organisasi pergerakan nasional pertama yang secara terang-terangan menyatakan dirinya sebagai
partai politik ialah Indische Partij. Didirikan oleh Tiga Serangkai (E.F.E Douwes Dekker, dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara) pada tahun 1912 di Bandung. Indische Partij secara
tegas menyatakan berjuang untuk melepaskan diri dari penjajahan atau mencapai Hindia merdeka
dan cita-cita organisasi tersebut disebarluaskan melalui surat kabar De Express. Anggotanya masih
terbatas pada lingkungan elite terpelajar namun tidak lagi bersifat kedaerahan seperti Budi Utomo.
Pada tahun 1913 IP dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang karena telah mengkritik
Belanda dan tindakan tersebut dianggap terlalu radikal.
3. Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam didirikan di Solo pada tahun 1911 oleh Haji Samanhudi. Tujuan perkumpulan ini
adalah menghimpun para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang asing. SI
tumbuh dengan pesat karena beberapa faktor, yaitu :
a. Kesadaran nasional sebagai suatu bangsa yang mulai tumbuh
b. Bersifat kerakyatan
c. Didasari agama islam
d. Digerakkan oleh para ulama
Adapun faktor yang mendorong didirikannya Sarekat islam, antara lain:
1. Ekonomi, untuk memperkuat menghadapi persaingan dengan para pedagang Cina yang
menggendalikan penjualan bahan baku batik.
2. Agama, untuk memajukan islam.
4. Partai Komunis Indonesia (PKI)
PKI merupakan organisasi sosial radikal yang merupakan jelmaan dari ISDV yang didirikan
Snevlier, Drekker, dan Bransteder pada tahun 1914. Tujuan PKI ialah menyebarluaskan paham
sosialis demokratis dengan membangun perasaan revolusioner bangsa Indonesia. Dan sejak
Kongres I PKI tahun 1924, gerakan politik PKI menjadi semakin agresif dan ekstrem dengan
melakukan agitasi dan propaganda yang bersifat menghasut dan menyerak pemerintah Belanda.
Karena politiknya yang radikal tersebut PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan dibubarkan
pada tahun 1927.
5. Taman Siswa
Taman Siswa merupakan sekolah kebangsaan pertama yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
pada tanggal 3 Juli 1922. Tujuan pendidikan Taman Siswa adalah mewujudkan masyarakat yang
tertib dan damai yang dicapai mendasar pada asas Panca Dharma. Isi asas tersebut antara lain:
a. Dasar kodrat alam
b. Dasar kemerdekaan
c. Kebudayaan
d. Dasar kebangsaan atau kerakyatan
e. Kemusiaan
6. Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927. Adapun para pendiri PNI antara lain, Ir.
Sukarno (diangkat menjadi ketua PNI), Mr. Sartono, dan Mr. Sunaryo. Tujuan berdirinya PNI dalam
politik adalah untuk mencapai Indonesia merdeka. Dan tujuan tersebut hendak dicapai dengan
percaya diri sendiri dan memperbaiki keadaan politik, ekonomi, serta sosial budaya yang sudah
rusak oleh penjajahan. Dan organisasi ini merupakan organisasi yang beraliran nasionalisme
sehingga menolak untuk bekerja sama denagn pemerintah Belanda.
7. Pergerakan Kaum Wanita
Pelopor gerakan wanita Indonesia adalah R.A Kartini yang lahir pada tanggal 21 April 1879. Cita-
cita beliau adalah memperbaiki derajat kaum wanita melalui pendidikan dan pengajaran. Dari Jawa
Barat juga muncul tokoh wanita Dewi Sartika. Pergerakan kaum wanita umumnya bersifat sosial
denagn tujuan untuk memperoleh persamaan hak dengan kaum pria dan meningkatkan kemampuan
dan kecerdasan kaum wanita.
8. Gerakan Pemuda
Lahirnya beberapa organisasi pergerakan pada masa pergerakan Indonesia telah mendorong
lahirnya organisasi kepemudaan seperti:
a. Tri Koro Darmo
Tri Koro Darmo memeiliki arti tiga tujuan mulia, yaitu Sakti, Budi, dan Bakti. Organisasi ini berdiri
di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1915. Tujuan didirikannya yaitu untuk mencapai Jawa Raya dengan
jalan memperkukuh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan
Lombok.
b. Jong Sumatranen Bond
Organisasi ini berdiri pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta dan di Bukut Tinggi. Tokoh utama
organisai ini adalah Moh. Hatta dan Moh. Yamin.
c. Jong Islamiten Bond (JIB)
Jong Islamiten Bond berdiri pada tanggal 1 Januari 1925 oleh Syamsul rizal, mantan ketua Jing
Java. Tujuan dari organisai ini adalah mempererat pesatuan di kalangan pemuda Islam berumur 14-
30 tahun.
9. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
PPPI didirikan pada bulan September tahun 1926 oleh pelajar di Jakarta dan Bandung. Tujuan
didirikannya PPPI adalah memperjuangkan Indonesia merdeka.
10. Pemuda Indonesia
Tujuan Pemuda Indonesia adalah memperluas dan mempererat kesatuan nasional Indonesia.
Organisasi ini didirikan pada tanggal 20 Februari 1927. Anggota PI terdiri atas pelajar yang pernah
bersekolah di luar negeri untuk membedakan anggota PPPI yang bersekolah di dalam negeri.
11. Organisasi Pergerakan Bersifat Keagamaan
a. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. ahmad Dahlan.
b. Nahdatul Ulama (NU)
Nahdatul Ulama didirikan pada tanggal 21 januari 1926 di Surabaya. Asas NU adalah islam dan
kebangsaan Indonesia. Tujuan pendirian NU ialah menegakkan syariat Islam berdasarkan mazhab
Syafii.
c. Persatuan Muslimin Indonesia (Permi)
Permi merupakan organisasi Islam yang bercorak nasionalisme radikal dan bertujuan untuk
mencapai Indonesia merdeka.
12. Kongres Pemuda
Untuk menyatukan semua organisasi pergerakan nasional maka diadakanlah Kongres Pemuda
Indonesia I tahun 1926 di Yogyakarta. Meskipun pada waktu itu, belum berhasil membentuk satu
organisai pemuda, namun dalam kongres tersebut telah dibuktikan betapa kuatnya semangat
persatuan dikalangan kaum muda Indonesia. Kongres Pemuda II berlangsung di Jakarta tanggal 26-
28 Oktober 1928. Dalam kongres tersebut para wakil pemuda seluruh Indonesia menyatakan ikrar
kebulatan tekad atau yg disebut Sumpah Pemuda.
13. Perhimpunan Indonesia
Para pelajar dan mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908 mendirikan sebuah
organisasi yang bernama Indische Vereneeging. Tujuan pendirian organisasi ini adalah untuk
memperjuangkan kepentingan orang Indonesia di Negeri Belanda. Pada tahun 1922, organisasi
Indische Vereneeging berganti nama menjadi Indonesische Vereneeging dan pada tahun 1924
diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia. Kegiataan organisasi ini terbatas pada pertemuan para
anggota dan mengadakan pertemuan dengan orang-orang Belanda yang memperhatikan Indonesia.
Aktivitas lain yang dilakukan Perhimpunan Indonesia adalah mengikuti Kongres Liga Demokrasi di
Paris, Perancis pada tahun 1926.
14. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Dokter Sutomo pada tahun 1931 mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Pada tanggal 24-26
Desember 1935 diadakan kongres fusi Budi Utomo dengan PBI untuk menyatukan partai-partai
kecil agar memperoleh kekuatan besar. hasil fusi tersebut menghasilkan partai baru yang disebut
Partai Indonesia Raya(Parindra). Tujuan partai tersebut tercantum dalam namanya, yaitu Indonesia
Raya. Parindra banyak bergerak dalam bidang pemberantasan buta huruf dan perbaikan pelajaran.
15. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Didirikan oleh para mantan pendiri Partindo tanggal 24 Mei 1937. Tujuan Gerindo adalah mencapai
pemerintahan negara yang berdasarkan kemerdekaan politik, ekonomi, dan sosial.