Anda di halaman 1dari 23

NURBEYTI NASUTION

XI.A3 SMA N 1 PEKANBARU

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

a. Modernisasi Jepang

Jepang awalnya merupakan Negara yang menganut sistem


isolasi yaitu sistem dimana negara tersebut menutup diri dari
pengaruh bangsa/ negara lain di luar negaranya. Baru pada
tahun 1854, ketika Komodor Matthew Perry (orang
Amerika Serikat) datang ke Jepang dengan tujuan untuk
membuka kota pelabuhan Jepang maka Jepang terbuka bagi
negara lain. Terjalin hubungan antara Jepang dan Amerika
Serikat melalui perjanjian SHIMODA sehingga sejak itu
pelabuhan di Jepang terbuka bagi perdagangan internasional.
Saat itu yang memimpin Jepang adalah Shogun Tokugawa.

Perkembangan Jepang semakin tampak pada masa


pemerintahan Pangeran Mutsuhito sebagai kaisar dengan
gelar Tenno Meiji. Kaisar Meiji melakukan berbagai
perubahan dalam segala bidang yang kemudian dikenal
dengan Restorasi Meiji.Restorasi Meiji adalah perubahan
Meiji dalam segala bidang kehidupan masyarakat guna
mengejar ketinggalan dari bangsa Barat. Pembaharuan dan
kebijakan tersebut diantaranya:

Bidang Militer :

1. Jepang menerapkan wajib militer bagi semua lapisan


masyarakat.

2. Membentuk tentara nasional.

Untuk mendukung kebijakan tersebut maka:


1.Jepang membeli peralatan dan perlengkapan militer dari
negara negara Barat

2. Jepang meniru sistem militer dari berbagai negara Barat


seperti Angkatan Darat (dari Perancis dan Jerman), dan
Angkatan Laut (dari Inggris) Sehingga Jepang telah
mampu memiliki tentara nasional yang modern

Bidang Pendidikan :

1. Membentuk Departemen Pengajaran

2. Memberlakukan wajib belajar bagi anak-anak usia 6-14


tahun. Di sekolah anak-anak ditanamkan rasa cinta tanah
air dan kaisar

Bidang Perdagangan :

1. Jepang memodernisasi pelabuhan dan perkapalan


sehingga kegiatan perdagangan dapat berkembang

2. Didirikan bank-bank

Bidang Industri :

1. Jepang mendirikan banyak pabrik yang mendukung


perekonomiannya.

2. Jepang menghasilkan mesin-mesin persenjataan sendiri.

Kebijakan lain :

Dibentuk sistem pajak baru, dimana tanah


milik daimyo (gubernur militer masa shogun) dibagikan pada
petani sedangkan para daimyo menjadi pegawai pemerintah.

Dengan modernisasi tersebut maka Jepang menjadi negara


maju, negara modern, negara besar yang sejajar dengan
negara-negara Barat.
b. Akibat Modernisasi Jepang

Modernisasi Jepang tahun 1868 menyebabkan negara


Jepang :

Industri Jepang semakin berkembang dengan pesat

Jumlah penduduk semakin bertambah sementara luas


lahan semakin sempit (tidak sebanding dengan jumlah
penduduk)

Sebagai negara yang merasa telah kuat maka Jepang ingin


mengikuti negara Barat yaitu berlomba untuk
mendapatkan daerah jajahan. Daerah jajahan tersebut
dapat digunakan sebagai daerah pemasok hasil industri
dan daerah penghasil bahan baku industri.

Keinginan Jepang untuk mendapatkan daerah jajahan


menyebabkan Jepang melakukan berbagai ekspansi seperti:

1) Jepang ingin menaklukkan daerah Cina maka pada


1894-1895 Jepang menyerang Cina dan terjadi perang yang
dimenangkan Jepang dengan berhasil menguasai
Semenanjung Liao Tsung dan Pulau Formosa (Taiwan)
termasuk daerah Korea.

2) Jepang ingin menduduki Manchuria dan dengan


terpaksa Jepang harus menghadapi Rusia yang saat itu
berkuasa di Manchuria. Oleh karena itu terjadi perang
Jepang-Rusia (1904-1905), tetapi Jepang tetap saja menang
dan berhasil mendapatkan Port Arthur dan Pulau Sachalin.
Kemenangan Jepang terhadap Rusia ini menyebabkan
Jepang semakin kuat kedudukannya setara dengan negara-
negara Barat.
3) Dalam Perang Dunia I (1914-1918) ketika Jepang harus
melawan Jerman, dia berhasil menguasai daerah jajahan
Jerman di Asia.

4) 1927, PM. Baron Tanaka (Jepang) merencanakan


ekspansi ke Asia dan menguasai Asia Timur sebab dengan
otomatis daerah Asia Selatan dapat dikuasai pula.

5) 1931 Jepang menyerang Manchuria dan dapat


menguasai ± 6 bulan mendapat perlawanan Cina.

6) 1932 didirikan kerajaan Manchuria dengan Henry Pu-Yi


sebagai raja (bekas raja Cina dari dinasti Manshu)

7) Pertikaian Jepang-Cina terus berkobar hingga tahun


1937 terjadi insiden di atas jembatan Marco Polo (Jepang
dengan persenjataan moderennya mengadakan
pendaratan besar-besaran di Cina Utara dan Tengah
menyebabakan Perang Jepang-Cina.

Dari perang Jepang-Cina maka di mulainya menguasai


wilayah Laut Selatan dan Asia Timur. Sementara itu
negara-negara Pasifik semakin memperkuat
kedudukannya.

c. Pengaruh Modernisasi Jepang di Asia Pasifik

1. Bidang Politik

Muncul gerakan nasionalisme di berbagai negara akibat


kemenagan Jepang atas Rusia untuk menentang
imperialisme Barat.

Semakin meningkatnya aktivitas pergerakan nasional Asia


setelah berkembangnya modernisasi Jepang.
Jepang semakin berusaha menguasai dunia dengan
semboyan “Hakko Ichiu” menurut
agama Shinto menguasai negara lain merupakan sebuah
tugas suci untuk memimpin bangsa lain. Selain itu
Jepang adalah saudara tua bangsa Asia dan
berkewajiban untuk menuntun saudara mudanya
(bangsa Asia lainnya).

Melaksanakan proses Japanisasi untuk memperluas wilayah


kekuasaannya.

Jepang menggantikan kedudukan Imperialisme Barat di


Asia.

2. Bidang Militer

Tentara Jepang dengan pasukan “Kate”-nya (karena


orang Jepang pendek) disertai dengan semangat
Bushidonya yang tinggi serta dilengkapi dengan senjata
modern maka jepang selalu berhasil dalam ekspansinya.
Hal ini dianggap sebagai bahaya “Kuning” bagi bangsa
Barat (orang Jepang berkulit kuning).

Membentuk persekutuan Jepang-Inggris “Anglo Japanese


Alliance” untuk persiapan Jepang menghadapi Rusia.

Perang Pasifik yang diprakarsai Jepang menyebabkan


negara-negara Barat mempunyai daerah jajahan di Asia
dan membentuk komando gabungan (ABCD Command)
meskipun tetap tidak mampu menghalangi ekspansi
Jepang di Asia Tenggara.

3. Bidang Ekonomi

o Melaksanakan politik Dumping untuk merebut


pasaran hasil industri, dengan sasaran penduduk Asia
Tenggara yang jumlahnya banyak tetapi memiliki daya
beli yang rendah. Produk-produk buatan Jepang segera
membanjiri Asia.

o Barang buatan Jepang memperoleh tempat


pemasaran yang luas meskipun telah dibatasi oleh
negara barat. Daerah-daerah di Asia dijadikan sebagai
tempat pemasaran sekaligus penghasil bahan mentah
bagi industrinya.

o Perang Pasifik (1914-1945) menyebabkan Jepang


ingin menguasai Asia Tenggara yang kaya bahan
makanan, bahan industri sebagai wilayah supplayuntuk
menyukseskan Perang asia Timur Raya.

o Dengan program “Hakko Ichiu”, Jepang ingin


mempropaganda terbentuknya persemakmuran bersama
“Asia Timur Raya” seperti “Common Wealth of
Nation” dari Inggris.

o Negara yang kaya dengan hasil bahan industri


bekerjasama dengan Jepang untuk meningkatkan
kemakmuran bersama.
ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

1. Masuknya Jepang ke Indonesia

Sebagai negara fasis- militerisme di Asia , Jepang


sangat kuat , sehingga meresakan kaum pergerakan
nasional di Indonesia. Dengan pecahnya PD II, Jepang terjun
dalam kancah peperangan itu. Di samping itu, terdapat
dugaan bahwa suatu saat akan terjadi peperangan di Lautan
Pasifik. Hal ini didasarkan pada sutu analisis politik. Adapun
sikap pergerakan nasional bangsa Indonesia dengan tegas
menentang dan menolak bahwa fasisme sedang
mengancam dari arah utara. Sikap ini dinyatakanjelas oleh
Gabungan Politik Indonesia ( GAPI )

Sementara itu di Jawa muncul Ramalan Joyoboyo yang


mengatakan bahwa pada suatu saat P. Jawa akan dijajah
oleh bangsa kulit kuning. Tetapi umur penjajahannya hanya
seumur jagung. Setelah penjajahan itu lenyap akhirnya
Indonesia merdeka. Ramalan yang sudah dipercaya oleh
masyarakat ini tidak disia- siakanb oleh bangsa Jepang,
bahkan dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya. Sehingga
kedatangan bangsa Jepang di Indonesia dianggap wajar.

Pada tanggal 8 Desember 1941 pecah perang di Lautan


Pasifik yang melibatkan Jepang. Melihat keadaan yang
semakin gawat di Asia, maka penjajah Belanda harus dapat
menentukan sikap dalam menghadapi bahaya kuning dari
Jepang. Sikap tersebut dipertegas oleh Gubernur Jendral
Hindia Belanda Jhr. Mr. A. W.L Tjanda Van Starkenborgh
Stachouwur dengan mengumumkan perang melawan
Jepang.

Angkatan perang Jepang begitu kuat, sehingga Hindia


Belanda yang merupakan benteng kebanggan Inggris di
daerah Asia Tenggara akhirnya jatuh ke tangan pasukan
Jepang. Peperangan yang dilakukan oleh Jepang di Asia
Tenggara di Lautan Pasifik ini diberi nama Perang Asia Timur
Raya atau Perang Pasifik. Dalam waktu yang sangat singkat,
Jepang telah menguasai daerah Asia Tenggara seperti
Indochina , Muangthai, Malaysia, Indonesia . Jatuhnya
Singapura ke tangan Jepang pada Tanggal 15 Februari
1941 , yaitu dengan ditenggelamkannya kapal induk Inggris
yang bernama Prince of Wales dan HMS Repulse , sangat
mengguncangkan pertahanan Sekutu di Asia. Begitu pula
satu persatu komandan sekutu meninggalkan Indonesia,
sampai terdesaknya Belanda dan jatuhnya Indonesia ke
tangan pasukan Jepang. Namun, sisa- sisa pasukan sekutu
di bawah pimpinan Carel Door – Man (Belanda ) dapat
mengadakan perlawanan dengan pertempuran di Laut Jawa,
walaupun pada akhirnya dapat ditundukan oleh Jepang.

Secara kronoligis serangan – serangan pasukan Jepang


di Indonesia adalah sebagai berikut : Di awali dengan
menduduki Tarakan pada 10 Januari 1942, kemudian
Minahasa , Sulawesi, Balik Papan dan Ambon. Kemudian
pada bulan Februari 1942 pasukan Jepang menduduki
Pontianak , Makasar, Banjarmasin , Palembang dan Bali.

Pendudukan terhadap Palembang lebih dulu oleh


Jepang mempunyai arti sangat penting dan strategis, yaitu
untuk memisahkan antara Batavia yang menjadi pusat
kedudukan Belanda di Indonesia dengan Singapura sebagai
pusat kedudukan Inggris. Kemudian pasukan Jepang
melakukan seranganke Jawa dengan mendarat di daerah
Banten, Indramayu, Kragan ( antara Rembang dan Tuban ).
Selanjutnya, menyerang pusat kekuasaan Belanda di
Batavia pada 5 Maret 1942, Bandung pada 8 Maret 1942
dan akhirnya pasukan Belanda di Jawa menyerah kepada
panglima bala tnetara Jepang Imamura di Kalijati ( Subang,
8 Maret 1942 ). Dengan demikian seluruh wilayah Indonesia
telah menjadi bagian dari kekuasaan penjajahan Jepang.

2. Penjajah Jepang di Indonesia

Bala tentara nipon adalah sebutan resmi pemerintahan


militer pada masa pemerintahan Jepang. Menurut UUD No. 1
(7 Maret 1942), pembesar bala tentara nipon memegang
kekuasaan militer dan segala kekuasaan yang dulu
dipegang oleh gubernur jendral (pada masa kekuasaan
Belanda).

Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini,


kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh dua
angkatan perang, yaitu angkatan darat (rikugun) dan
angkatan laut (kaigun). Masing – masing angkatan
mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal ini, Indonesia
dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan, yaitu :

a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia


berada dibawah kekuasaan rikugun.

b. Daerah Sumatra dan Semenanjung tanah Melayu


dengan pusatnya Singapura berada dibawah
kekuasaan rikugun. Daerah Sumatra dipisahkan pada
tahun 1943, tapi masih berada dibawah kekuasaan
rikugun.

c. Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,


Maluku, Irian berada di bawah kekuasaan kaigun.

3. Organisasi bentukan jepang

Pasukan Jepang selalu berusaha untuk dapat memikat hati


rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
bangsa Indonesia memberi bantuan kepada pasukan
Jepang. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia, maka
dibentuklah organisasi resmi seperti GERAKAN TIGA A,
PUTERA, PETA.

A. GERAKAN TIGA A

Gerakan ini disebut dengan gerakan tiga A yaitu :

a. Nippon Pelindung Asia

b. Nippon Cahaya Asia

c. Nippon Pemimpin Asia

Gerakan ini dipimpin oleh Syamsudin,SH namun dalam


perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik
simpati rakyat, sehingga pada tahun 1943 gerakan tiga A
dibubarkan dan diganti menjadi PUTERA.

B. PUSAT TENAGA RAKYAT (PUTERA)

Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 dibawah


pimpinan empat serangkai, yaitu Bung Karno, Bung
Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas
Mansyur.Gerakan PUTERA ini pun diharapkan dapat
menarik perhatian bangsa Indonesia agar membantu
pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang
dilakukannya.Akan tetapi gerakan PUTERA yang
merupakan bentukan Jepang ini ternyata menjadi
bumerang bagi Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota –
anggota dari PUTERA yang memiliki sifat nasionalisme
yang tinggi.

Propaganda anti-sekutu yang selalu didengung –


dengungkan oleh pasukan Jepang kepada bangsa
Indonesia ternyata tidak membawa hasil seperti yang
diinginkan. Propaganda anti-sekutu itu sama halnya
dengan anti imperialism. Padahal Jepang termasuk
negara Imperialisme, maka secara tidak langsung juga
anti terhadap kehadiran Jeapng di Bumi Indonesia. Di
pihak lain, ada segi positif selama masa pendudukan
Jepang di Indonesia, seperti berlangsungnya proses
Indonesianisasi dalam banyak hal, diantaranya Bahasa
Indonesia dijadikan bahasa resmi, nama – nama di-
indonesiakan, kedudukan seperti pegawai tinggi sudah
dapat dijabat oleh orang – orang Indonesia dan
sebagainya.

C. PEMBELA TANAH AIR (PETA)


PETA merupakan organisasi bentukan Jepang dengan
keanggotaannya terdiri atas pemuda pemudi Indonesia.
Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa Indonesia
dididik atau dilatih kemiliteran oleh pasukan Jepang.
Pemuda pemudi inilah yang menjadi tiang utama
perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.

Tujuan awalnya pembentukan organisasi PETA ini adalah


untuk memenuhi kepentingan peperangan Jepang di
lautan Pasifik. Dalam perkembangan berikutnya, ternyata
PETA justru sangat besar manfaatnya bagi bangsa
Indonesia untuk meraih kemerdekaan melalui perjuangan
fisik. Misalnya, Jend. Sudirman dan Jend. A.H. Nasution
adalah dua orang tokoh militer Indonesia yang pernah
menjadi pemimpin pasukan PETA pada zaman Jepang.
Namun karena PETA terlalu bersifat nasional dan
dianggap sangat membahayakan kedudukan Jepanga
atas wilayah Indonesia, maka pada tahun 1944 PETA
dibubarkan. Berikutnya Jepang mendirikan organisasi
lainnya yang bernama perhimpunan kebaktian rakyat
yang lebih terkenal dengan nama Jawa Hokokai (1944).
Kepemimpinan organisasi ini berada dibawah komando
militer Jepang.

d. Chou Singi-In
Memsuki awal tahun 1943 Jepang mulai melemah.
Mereka mengalami kekalahan beruntun di berbagi
front pertempuran. Pada tanggal 8 Januari 1943,
Perdana Menteri Tojo mengumumkan secara resmi
bahwa Filipina dan Birma akan memperoleh
kemerdekaannya pada tahun itu juga, sedangkan
mengenai Indonesia tidak disinggung sama sekali.
Pernyataan itu dapat menyinggung perasaan kaum
nasionalis dan rakyat Indonesia umumnya. Oleh karena
itu, Perdana Menteri Tojo menganggap perlu mengirim
Menteri Urusan Asia Timur Raya, Aoki, ke Jakarta awal
bulan Mei 1943. Aoki adalah Menteri Jepang pertama
kali yang ada di Indonesia. Sehubungan dengan
pertemuan tokoh-tokoh empat serangkai dengan
Menteri Aoki itulah, maka pada tanggal 7 Juli 1943,
Tojo datang ke Jakarta.
e. Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang lebih terkenal
dengan nama Jawa Hokokai (1944).
Kepemimpinan organisasi ini berada di bawah
Komando Militer Jepang. Beberapa golongan yang
terorganisir rapi dan menjalin hubungan rahasia
dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Golongan-
golongan itu di antaranya:
a. Golongan Amir Syarifuddin;
Amir Syarifuddin adalah seorang tokoh yang sangat
anti fasisme. Hal ini sudah diketahui oleh Jepang,
sehingga pada tahun 1943 ia ditangkap dan
diputuskan untuk menjatuhkan hukuman mati
kepadanya. Namun, atas perjuangan diplomasi Bung
Karno terhadap para pemimpin Jepang, Amir
Syari¬fuddin tidak jadi dijatuhi hukuman mati,
melainkan hukuman seumur hidup.
b. Golongan Sutan Syahrir;
Golongan ini mendapatkan dukungan dari kaum
terpelajar dari berbagai kota yang ada di Indonesia.
Cabang-cabang yang telah dimiliki oleh golongan
Sutan Syahrir ini seperti di Jakarta, Garut, Cirebon,
Surabaya dan lain sebagainya.
c. Golongan Sukarni; Golongan ini mempunyai peranan
yang sangat besar menjelang proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Pengikut golongan ini seperti Adam Malik,
Pandu Kerta Wiguna, Khairul Saleh, Maruto Nitimiharjo.
d. Golongan Kaigun; Golongan ini dipimpin oleh Ahmad
Subardjo dengan anggota-anggotanya terdiri atas A.A.
Maramis, SH., Dr. Samsi, Dr. Buntaran Gatot, SH., dan
lain-lain. Golongan ini juga mendirikan asrama yang
bernama Asrama Indonesia Merdeka dengan ketuanya
Wikana. Para pengajarnya antara lain Bung Karno,
Bung Hatta, Sutan Syahrir dan lain-lain.
4. EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM DAN TENAGA KERJA
INDONESIA OLEH JEPANG
Pemerintah pendudukan Jepang merupakan pemerintahan
militer. Oleh karena itu, sesuai dengan keadaan perang
pada saat itu, semua jenis kegiatan diarahkan untuk
kepentingan perang. Pemerintah pendudukan Jepang telah
melakukan eksploitasi secara besar-besaran terhadap
sumber daya alam Indonesia serta tenaga manusia yang
ada demi memenangkan perang melawan sekutu.

1. Cara-cara Jepang di Indonesia mengeksploitasi sumber


kekayaan alam
a. Petani harus menyerahkan hasil panen, ternak dan harta
milik serta mereka yang lain kepada pendudukan Jepang
untuk biaya perang asia pasifik.
b. Hasil kekayaan alam di Indonesia yang berupa hasil
tambang perkebunan dan hutan di angkut ke jepang.
c. Jepang memaksa penduduk untuk menanam pohon jarak
pada lahan pertanian.

2. Cara I Jepang di indonesia mengeksploitasi tenaga kerja


a. Romusha, kerja paksa tanpa upah.
b. Kinrohosi, kerja paksa tanpa upah bagi tokoh masyarakat
c. Wajib Militer
1) Seinendan (Barisan Pemuda) dibentuk tanggal 9 Maret
1943 bertugas sebagai tentara melawan sekutu.
2) Keibodan (Barisan pembantu polisi) dibentuk pada
tanggal 29 April 1943 bertugas menjaga keamanan desa.
3) Fujinkai (Barisan wanita) dibentuk agustus 1943 bertugas
sebagai anggota palang merah dan sebagai wanita
penghibur.
4) Jawa Hokokai (Pehimpunan kebaktian Raya Jawa)
dikebumikan 1 maret 1944.
5) Suishintai (Barisan Pelopor)
6) Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)
7) Peta (Pembela Tanah Air)

5. Perlawanan Rakyat Tehadap Jepang

Pergerakan massa dan perlawanan terhadap jepang


Ada dua strategi yang digunakan para pejuang Indonesia
dalam menghadapi pemerintah penduduk Jepang, yakni :
1. Kooperatif, cara bekerja sama dengan Jepang, dengan
mengikuti organisasi-organisasi Jepang. Dengan demikian
mereka mendapat pelajaran militer dari organisasi-
organisasi tersebut.
2. Non kooperatif penduduk strategi non kooperatif, tidak
mau bekerjasama dengan Jepang mereka membentuk
organisasi, antara lain :
a. Kelompok Syahrir, beranggotakan kaum terpelajar di
berbagai kota.
b. Kelompok Amir Syarifudin yang antifasis dan menolak
bekerja sama dengan Jepang
c. Golongan Persatuan Mahasiswa yang sebagian besar
anggotanya adalah mahasiswa kedokteran
d. Kelompok Sukarni, yang anggotanya antara lain Adam
Malik, Pandu Wiguna, Chaerul Saleh dan Maruto Mitimiharjo
e. Golongan Kaigun, yang anggotanya bekerja pada
angkatan laut Jepang
f. Pemuda Menteng, yang bermarkas di Gedung Menteng 31
Jakarta.

Perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh rakyat Indonesia


1. Perlawanan rakyat Cot Plieng dekat Lhok Seumawe –
Aceh
Perlawanan ini terjadi pada tanggal 10 November 1942
Tengku Abdul Jalil.
2. Pemberontakan di Singaparna, Tasikmalaya pimpinan
K.H. Zainal Mustafa, hari jum’at tanggal 25 Februari 1944.
3. Pemberontakan rakyat dibiak
4. Pemberontakan rakyat di indramayu

Buruknya kehidupan rakyat mendorong timbulnya


perlawanan – perlawanan rakyat di beberapa tempat seperti
:

1. Pada awal pendudukan Jepang di Aceh tahun 1942 terjadi


pembenrontakan di Cot Plieng, Lhok Seumawe dibawah
pimpinan Tengku Abdul Jalil. Pemberontakan ini dapat
dipadamkan, dan dua tahun kemudian, yaitu pada tahun
1944 muncul lagi pemberontakan di Meureu dibawah
pimpinan Teuku Hamid yang juga dapat dipadamkan oleh
pasukan Jepang.

2. Karang Ampel, Sindang (Kabupaten Indramayu) tahun


1943 terjadi perlawanan rakyat di daerah itu kepada
Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan
kawan – kawannya, namun perlawanan ini berhasil
ditindas oleh Jepang dengan sangat kejamnya.

3. Sukamanah (Kabupaten Tasikmalaya), tahun 1943 terjadi


perlawanan rakyat di daerah itu kepada Jepang.
Pelawanan ini dipimpin oleh Haji Zaenal Mustafa. Dalam
perlawanan ini Zaenal Mustafa berhasil membunuh kaki-
tangan Jepang. Dengan kenyataan seperti ini, Jepang
melakukan pembalasan yang luar biasa dan melakukan
pembunuhan massal terhadap rakyat.

4. Blitar, pada tanggal 14 Ferbuari 1945 terjadi


pemberontakan PETA dibawah pimpinan Supriyadi (Putra
Bupati Blitar). Dalam memimpin pemberontakan ini
Supriyadi tidak sendirian dan dibantu oleh teman –
temannya seperti dr. Ismail, Mudari, dan Suwondo. Pada
pemberontakan itu, orang – orang Jepang yang ada di
Blitar dibinasakan. Pemberontakan heroic ini benar –
benar mengejutkan Jepang, terlebih lagi pada saat itu
Jepang terus menerus mengalami kekalahan di dalam
Perang Asia Timur Raya dan Perang Pasifik. Kemudian
Jepang mengepung kedudukan Supriyadi, namun pasukan
Supriyadi tetap mengadaka aksinya. Jepang tidak
kehilangan akal, ia melakukan suatu tipu muslihat
dengan menyerukan agar para pemberontak menyerah
saja dan akan dijamin keselamatannya serta akan
dipenuhi segala tuntutannya. Tipuan Jepang tersebut
ternyata berhasil dan akibatnya banyak anggota PETA
yang menyerah. Pasukan PETA yang menyerah tak luput
dari hukuman Jepang dan beberapa orang dijatuhi
hukuman mati seperti Ismail dan kawan – kawannya.
Disamping itu, ada pula yang meninggal karena siksaan
Jepang.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa pendudukan Jepang


di bumu Indonesia tidak dapat diterima. Jepang juga sempat
mengadakan pembunuhan besar – besaran terhadapa
masyarakat dari lapisan terpelajar di daerah Kalimantan
Barat. Pada daerah ini tidak kurang dari 20.000 orang yang
menjadi korban keganasan pasukan Jepang. Hanya sebagian
kecil saja yang dapat menyelamatkan diri dan lari ke pulau
Jawa. Setelah kekalahan – kekalahan yang dialami oleh
Jepang pada setiap peperangannya dalam Perang Pasifik,
akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah
kepada pasukan sekutu.

5. Dampak Pendudukan Jepang Bagi Bangsa Indonesia

Kedatangan Jepang di Indonesia dan Negara Asia


lainnya memiliki maksud dan tujuan tertentu.Maksud
kedatangan Jepang ke Indonesia adalah karena landasan riil
dan idiil yang dimiliki oleh bangsa Jepang. Landasan riil ini
antara lain karena adanya ledakan penduduk Jepang
sehingga dibutuhkan tempat baru, kurangnya bahan
mentah bagi industrialisasi Jepang , dan adanya
pembatasan imigrasi ke Amerika dan Australia akibat
kecurigaan adanya bahaya kuning.Sedangkan landasan
idiilnya adalah ajaran Shintoisme yang dianut Jepang
tentang Hokkaichu ,yaitu ajaran tentang kesatuan umat
manusia. Jepang sebagai negara yang maju ingin
mempersatukan bangsa-bangsa di Asia di bawah Kesatuan
Asia Timur Raya sehingga Jepang pada awalnya mendapat
banyak simpati sebagai saudara tua di antara bangsa Asia
lainnya.
Untuk menyukseskan ekspansinya Jepang
menggunakan banyak taktik antara lain dengan mengebom
Pearl Harbor agar memutus kekuatan Amerika Serikat di
Asia-Pasifik serta memudahkan untuk menguasai wilayah
lainnya di Asia termasuk Indonesia. Selain itu untuk
menambah kekuatan Jepang juga menggabungkan diri
dengan Jerman dan Italia yang juga terlibat dalam Perang
Dunia II. Persekutuan itu dikenal dengan sebutan Poros
Roberto (Roma-Berlin-Tokyo).
Jepang pun mulai mengadakan aksi gempuran-gempuran
dalam menguasai wilayah dan pada akhirnya Jepang pun
berhasil merebut Indonesia dari kekuasaan Belanda.
Keberadaan Jepang di Indonesia tidaklah lama, namun
banyak sekali kebijakan-kebijakan yang dibuat Jepang di
Indonesia baik dalam bidang pemerintahan,ekonomi, sosial-
politik,dan lainnya.

A. Bidang Politik

Sejak masuknya kekuasaan Jepang di Indonesia,


organisasi – organisasi politik tidak dapat berkembang
lagi. Bahkan pemerintah pendudukan Jepang
menghapuskan segala bentuk kegiatan organisasi –
organisasi, baik yang bersifat politik maupun yang
bersifat social, ekonomi, dan agama. Organisasi –
organisasi itu dihapuskan dan diganti dengan organisasi
buatan Jepang, sehingga kehidupan politik pada masa itu
diatur oleh pemerintah Jepang, walaupun masih terdapat
beberapa organisasi politik yang terus berjuang
menentang pendudukan Jepang di Indonesia.

B. Bidang Ekonomi

Pendudukan bangsa Jepang atas wilayah Indonesia


sebagai negara imperialis, tidak jauh berbeda dengan
negara – negara imperialism lainnya. Kedatangan bangsa
Jepang ke Indonesia berlatar belakang masalah ekonomi,
yaitu mencari daerah – daerah sebagai penghasil bahan
mentah dan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan
industrinya dan mencari tempat pemasaran untuk hasil –
hasil industrinya. Sehingga aktivitas perekonomian
bangsa Indonesia pada zaman Jepang sepenuhnya
dipegang oleh pemerintah Jepang.

C. Bidang Kebudayaan

Jepang sebagai negara fasis selalu berusaha untuk


menanamkan kebudayaannya. Salah satu cara Jepang
adalah kebiasaan menghormat kea rah matahari terbit.
Cara menghormat seperti itu merupakan salah satu
tradisi Jepang untuk menghormati kaisarnya yang
dianggap keturuan dewa Matahari. Pengaruh Jepnag di
bidang kebudayaan lebih banayk dalam lagu – lagu,
film,drama yang seringkali dipakai untuk propaganda.
Banyak lagu Indonesia diangkat dari lagu Jepang yang
popular pada zaman Jepang. Iwa Kusuma Sumantri dari
buku “sang pejuang dalam gejolak sejarah” menulis
kebiasaan – kebiasaan dan kepercayaan – kepercayaan
yang sangat merintangi kemajuan kita mulai berkurang.
Bangsa kita yang telah bertahun – tahun digembleng oleh
penjajah Belanda untuk selalu “nun inggih” kini telah
berbalik menjadi pribadi yang berkeyakinan tinggi, sadar
akan harga diri, dan kekuatannya.Juga cara – cara
menangkap ikan, bertani dan lain – lain telah mengalami
pembaharuan – pembaharuan berkat didikan yang
diberikan Jepang kepada bangsa Indonesia walaupun
bangsa Indonesia pada waktu itu tidak secara sadar
menginsafinya. Untuk anak – anak sekolah diberikan
latihan – latihan olahraga yang dinamai Taiso, sangat
baik untuk kesehatan mereka itu. Untuk kebiasaan sehari
– hari misalnya hari senin baik anak – anak sekolah
maupun para pegawai atau buruh harus hormat bendera
merah putih serta menyanyikan lagu kebangsaan atau
lagu – lagu nasional. Hal tersebut juga merupakan salah
satu tradisi Jepang yang diwariskan kepada bangsa
Indonesia.

D. Bidang Sosial

Selama masa pendudukan Jepang, kehidupan sosial


masyarakat sangat memprihatinkan. Penderitaan rakyat
semakin bertambah, karena segala kegiatan rakyatr
dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang
dalam menghadapi musuh – musuhnya. Terlebih lagi
rakyat dijadikan romusha (pekerja paksa). Sehingga
banyak jatuh korban akibat kelaparan dan penyakit.

E. Bidang Birokrasi
Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia dipegang oleh
kalangan militer, yaitu angkatan darat (rikugun) dan
angkatan laut (kaigun). Sistem pemerintahan atas
wilayah diatur berdasarkan aturan militer. Dengan
hilangnya orang Belanda di pemerintahan, maka orang
Indonesia mendapat kesempatan menduduki jabatan
yang lebih penting yang sebelumnya hanya bias
dipegang oleh orang Belanda. Termasuk jabatan
gubernur dan walikota di beberapa tempat, tetapi
pelaksanaannya masih dibawah pengawasan Militer
Jepang. Pengalaman penerapan birokrasi di Jawa dan
Sumatera lebih banyak daripada di tempat – tempat lain.
Namun, penerapan birokrasi di daerah penguasaan
angkatan laut Jepang agak buruk.

F. Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia memiliki arti


penting , khususnya dalam bidang militer. Para pemuda
bangsa Indonesia diberikan pendidikan militer melalui
organisasi PETA. Pemuda – pemuda yang tergabung
dalam PETA inilah yang nantinya menjadi inti kekuatan
dan penggerak perjuangan rakyat Indonesia mencapai
kemerdekaannya.

G. Penggunaan Bahasa Indonesia

Berdasarkan pendapat Prof. Dr. A. Teeuw (ahli bangsa


Indonesia berkebangsaan Belanda) menyatakan bahwa
pada tahun 1942 merupakan tahun bersejarah bagi
bangsa Indonesia. Pada waktu itu, bahasa Belanda
dilarang penggunaannya dan digantikan dengan
penggunaan bahasa Indonesia. Bahkan sejak awal tahun
1943, seluruh tulisan yang berbahasa Belanda dihapus
dan harus diganti dengan tulisan berbahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa pergaulan
sehari – hari, tetapi telah diangkat menjadi bahasa resmi
pada instansi – instansi pemerintah atau pada lembaga –
lembaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga
tingkat sekolah tinggi. Bahasa Indonesia juga dijadikan
sebagai bahasa penulisan yang tertuang pada hasil –
hasil karya sastra bangsa Indonesia. Sastrawan –
sastrawan terkenal pada masa itu sepeti Armijn Pane
dengan karyanya yang terkenal berjudul “kami
perempuan” (1943), “djinak – djinak merpati”, “hantu
perempuan”(1944), “Barang tidak berharga”(1945) dan
sebagainya. Pengarang – pengarang lainnya seperti Abu
Hanifah yang memakai nama samara El hakim dengan
karya dramanya yang berjudul Taufan di atas Asia, Dewi
Reni, dan Insan Kamil. Pada masa pendudukan Jepang
banyak karya seniman Indonesia yang hanya diterbitkan
melalui surat kabar atau majalah dan setelah perang
selesai baru diterbitkan sebagai buku. Sementara itu,
juga terdapat penyair terkenal pada zaman
pendududukan Jepang seperti Chairil Anwar yang
kemudian mendapat gelar tokoh angkatan ‘45. Karya –
karya Chairil Anwar, menjadi lebih terkenal karena
karyanya itu muncul pada awal revolusi Indonesia,
diantaranya berjudul aku, kerawang bekasi, dsb. Dengan
demikian, pemerintah pendudukan Jepang memberikan
kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar, bahasa komunikasi, bahasa penulisan, dsb.

Maka, dapat disimpulkan bahwa pendudukan Jepang di


Indonesia membawa keuntungan dan juga kerugian bagi
bangsa Indonesia, yakni

• Keuntungan:

1.Kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menjadi


birokrat.
2.Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa pengantar
dalam dunia pendidikan.
3.Adanya kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk
memperoleh pendidikan / bersekolah.
4.Dengan berdirinya PETA, para pemuda dapat
memperoleh pendidikan militer dan penanaman jiwa
nasionalis.
5.Status sosial pribumi mengalami kenaikan.

• Kerugian :

1.Semua organisasi politik dilarang untuk beraktivitas.


2.Kesengsaraan rakyat karena adanya Romusha.
3.Kontrol media cetak dan elektronik yang kuat.
4.Alam Indonesia diekspoitasi secara besar-besaran.
5.Banyak para pejuang yang dihukum mati.
6.Pemerintahan Jepang yang kejam karena berbau fascis
(adanya polisi militer yang kejam)
7.Banyak wanita Indonesia yang dijadikan Jogunianfu.

AKHIR KEDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA


Di awal tahun 1945 ,Jendral McArthur ,Panglima Komando
Pertahanan Pasifk Barat Daya melancarkan siasat lompat katak
(leapfrogging) untuk membalas Jepang .Satu per satu wilayah
yang dikuasai Jepang baik di Asia maupun Pasifik berhasil direbut
kembali oleh sekutu .Tidak lama kemudian Amerika Serikat
membom Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 Agustus dan 9
Agustus 1945. Kedua peristiwa pemboman tersebut membuat
Jepang mau tidak mau harus menyerah, apalagi Amerika Serikat
yang termasuk dalam Sekutu telah mengeluarkan ultimatum bagi
Jepang agar menyerah. Pada akhirnya Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 (tanggal 14
Agustus 1945 waktu New York).Dengan demikian Perang Pasifik
berakhir dan kekuasaan Jepang di Indonesia pun berakhir.

Anda mungkin juga menyukai