a. Modernisasi Jepang
Bidang Militer :
Bidang Pendidikan :
Bidang Perdagangan :
2. Didirikan bank-bank
Bidang Industri :
Kebijakan lain :
1. Bidang Politik
2. Bidang Militer
3. Bidang Ekonomi
A. GERAKAN TIGA A
d. Chou Singi-In
Memsuki awal tahun 1943 Jepang mulai melemah.
Mereka mengalami kekalahan beruntun di berbagi
front pertempuran. Pada tanggal 8 Januari 1943,
Perdana Menteri Tojo mengumumkan secara resmi
bahwa Filipina dan Birma akan memperoleh
kemerdekaannya pada tahun itu juga, sedangkan
mengenai Indonesia tidak disinggung sama sekali.
Pernyataan itu dapat menyinggung perasaan kaum
nasionalis dan rakyat Indonesia umumnya. Oleh karena
itu, Perdana Menteri Tojo menganggap perlu mengirim
Menteri Urusan Asia Timur Raya, Aoki, ke Jakarta awal
bulan Mei 1943. Aoki adalah Menteri Jepang pertama
kali yang ada di Indonesia. Sehubungan dengan
pertemuan tokoh-tokoh empat serangkai dengan
Menteri Aoki itulah, maka pada tanggal 7 Juli 1943,
Tojo datang ke Jakarta.
e. Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang lebih terkenal
dengan nama Jawa Hokokai (1944).
Kepemimpinan organisasi ini berada di bawah
Komando Militer Jepang. Beberapa golongan yang
terorganisir rapi dan menjalin hubungan rahasia
dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Golongan-
golongan itu di antaranya:
a. Golongan Amir Syarifuddin;
Amir Syarifuddin adalah seorang tokoh yang sangat
anti fasisme. Hal ini sudah diketahui oleh Jepang,
sehingga pada tahun 1943 ia ditangkap dan
diputuskan untuk menjatuhkan hukuman mati
kepadanya. Namun, atas perjuangan diplomasi Bung
Karno terhadap para pemimpin Jepang, Amir
Syari¬fuddin tidak jadi dijatuhi hukuman mati,
melainkan hukuman seumur hidup.
b. Golongan Sutan Syahrir;
Golongan ini mendapatkan dukungan dari kaum
terpelajar dari berbagai kota yang ada di Indonesia.
Cabang-cabang yang telah dimiliki oleh golongan
Sutan Syahrir ini seperti di Jakarta, Garut, Cirebon,
Surabaya dan lain sebagainya.
c. Golongan Sukarni; Golongan ini mempunyai peranan
yang sangat besar menjelang proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Pengikut golongan ini seperti Adam Malik,
Pandu Kerta Wiguna, Khairul Saleh, Maruto Nitimiharjo.
d. Golongan Kaigun; Golongan ini dipimpin oleh Ahmad
Subardjo dengan anggota-anggotanya terdiri atas A.A.
Maramis, SH., Dr. Samsi, Dr. Buntaran Gatot, SH., dan
lain-lain. Golongan ini juga mendirikan asrama yang
bernama Asrama Indonesia Merdeka dengan ketuanya
Wikana. Para pengajarnya antara lain Bung Karno,
Bung Hatta, Sutan Syahrir dan lain-lain.
4. EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM DAN TENAGA KERJA
INDONESIA OLEH JEPANG
Pemerintah pendudukan Jepang merupakan pemerintahan
militer. Oleh karena itu, sesuai dengan keadaan perang
pada saat itu, semua jenis kegiatan diarahkan untuk
kepentingan perang. Pemerintah pendudukan Jepang telah
melakukan eksploitasi secara besar-besaran terhadap
sumber daya alam Indonesia serta tenaga manusia yang
ada demi memenangkan perang melawan sekutu.
A. Bidang Politik
B. Bidang Ekonomi
C. Bidang Kebudayaan
D. Bidang Sosial
E. Bidang Birokrasi
Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia dipegang oleh
kalangan militer, yaitu angkatan darat (rikugun) dan
angkatan laut (kaigun). Sistem pemerintahan atas
wilayah diatur berdasarkan aturan militer. Dengan
hilangnya orang Belanda di pemerintahan, maka orang
Indonesia mendapat kesempatan menduduki jabatan
yang lebih penting yang sebelumnya hanya bias
dipegang oleh orang Belanda. Termasuk jabatan
gubernur dan walikota di beberapa tempat, tetapi
pelaksanaannya masih dibawah pengawasan Militer
Jepang. Pengalaman penerapan birokrasi di Jawa dan
Sumatera lebih banyak daripada di tempat – tempat lain.
Namun, penerapan birokrasi di daerah penguasaan
angkatan laut Jepang agak buruk.
• Keuntungan:
• Kerugian :