Mery Aulia
Novi Dwiyanti S
Naila Hajji
Nazwa
Kelas:XI-IPS 1
(BAB 4)
A. Modernisasi dan Perkembangan Imperialisme Jepang
1. Restorasi Meiji
Awal Modernisasi di Jepang Sebelum era modern, Jepang merupakan sebuah yang feodal. Kaisar,
shogun, serta daimyo memainkan baik secara ekonomi maupun sosial-politik. Periode ini negara peran
sering diwarnai perebutan kekuasaan di antara mereka, terutama antarshogun serta antara shogun dan
kaisar. Shogun sendiri adalah komandan angkatan bersenjata yang menjalankan kekuasaan sehari-hari
secara absolut di Jepang atas restu kaisar.Mereka kerap bersaing satu sama lain untuk meraih
kekuasaan. Para shogun umumnya berasal dari daimyo yang kuat secara ekonomi dan militer. Daimyo
adalah penguasa atau gubernur wilayah atau raja lokal, yang tunduk pada shogun dan kaisar. Di wilayah
kekuasaannya, daimyo memiliki angkatan bersenjata sendiri. Kekuatan ekonomi dan militer ini biasanya
dimainkan untuk meraih popularitas, pengaruh, dan akhirnya menaklukkan shogun yang sedang
berkuasa.
Hubungan dengan dunia Barat baru dimulai sejak abad XVI, ketika para pedagang dan misionaris
Serikat Yesus dari Portugal menginjakkan kaki di Jepang. Namun, tidak lama berselang, tepatnya tahun
1639, Shogun Tokugawa menjalankan kebijakan sakoku atau "negara tertutup" yang berlangsung selama
dua setengah abad (1639-1854), yang membuat Jepang terisolasi dari dunia luar.Hubungan dengan
dunia Barat baru dimulai sejak abad XVI, ketika para pedagang dan misionaris Serikat Yesus dari Portugal
menginjakkan kaki di Jepang. Namun, tidak lama berselang, tepatnya tahun 1639, Shogun Tokugawa
menjalankan kebijakan sakoku atau "negara tertutup" yang berlangsung selama dua setengah abad
(1639-1854), yang membuat Jepang terisolasi dari dunia luar. Melalui kebijakan ini, orang asing dilarang
masuk ke Jepang dan sebaliknya, orang Jepang dilarang berhubungan dengan orang asing ataupun
meninggalkan Jepang. Pelanggaran terhadap kebijakan ini diganjar dengan hukuman mati.Beberapa
negara masih diizinkan menjalin hubungan ekonomi dengan Jepang seperti Belanda, Tiongkok, dan
Korea. Belanda adalah satu- satunya negara Barat yang diizinkan menjalin hubungan dengan Jepang.
Pada 31 Maret 1854, tibalah Komodor Matthew C. Perry dengan "Kapal Hitam"-nya di Jepang. Perry
menaiki kapal bertenaga mesin superjumbo yang dilengkapi persenjataan dan teknologi yang jauh lebih
superior, dibandingkan milik Jepang. Kedigdayaan militer Amerika Serikat memaksa Jepang
menandatangani Konvensi Kanagawa (1854) antara Perry dan pemerintahan Shogun Tokugawa.pada
antinya berisi kesediaan Jepang membuka diri terhadap Barat dengan membuka pelabuhan-
pelabuhannya untuk kapal-kapal asing yang ingin berdagang, menjamin keselamatan kapal Amerika
yang karam, dan mendirikan kedutaan Amerika yang permanen. Konvensi ini juga sekaligus mengakhiri
kebijakan tertutup Jepang yang telah berlangsung selama 200 tahun.
Shogun Tokugawa dituding sebagai pihak yang paling bertanggung jawab. Setelah itu, pemerintahan
shogun dihapuskan dan kekuasaan sepenuhnya berpusat ke tangan kaisar, yaitu Kaisar Komei.Lalu,
muncullah tekad untuk mengejar ketertinggalan. Namun, baru pada masa pemerintahan Kaisar Meiji
(putra dari Komei) sejak 1868, kesadaran itu terwujud secara konkret melalui berbagai langkah
perubahan besar yang disebut Restorasi Meiji (1868-1912).Perubahan-perubahan besar itu sekaligus
menandai era modern di Jepang. Para pemimpin Restorasi Meiji bertindak atas nama pemulihan
kekuasaan kaisar untuk memperkuat Jepang terhadap ancaman kekuatan-kekuatan kolonial waktu itu.
Kata "Meiji" sendiri berarti "kekuasaan Pencerahan".
Sebagai hasil dari rekomendasi Misi Iwakura, Jepang akhirnya memutuskan mengadopsi sistem politik,
hukum, dan militer dari Dunia Barat. Kebijakan itu berlangsung selama Restorasi Meiji.Restorasi Meiji
mempercepat industrialisasi di Jepang yang kelak dijadikannya modal kebangkitan Jepang sebagai
kekuatan militer pada tahun 1905, di bawah slogan "Negara Makmur, Militer Kuat".
Berikut beberapa bidang garapan Kaisar Meiji yang tercakup dalam gerakan pembaruan itu.
a. Bidang perindustrian
b. Bidang perdagangan
C. Bidang militer
d. Bidang pendidikan
e. Bidang sosial
f. Bidang hukum Sistem hukum dan konstitusi mengikuti model dan sistem hukum serta konstitusi
Jerman.
2. Imperialisme Jepang
Jepang menikmati pertumbuhan ekonomi yang pesatberkat industrialisasi. Namun, sebagaimana
negara-negara Barat pada era Industri, Jepang juga sadar bahwa untuk menjamin pertumbuhan yang
berkelanjutan dibutuhkan tiga hal penting: (1) pasokan bahan mentah yang stabil, (2) jalur pelayaran
yang aman, dan (3) pasar bagi hasil industrinya. Jepang tidak memiliki sebagian besar bahan mentah.
Oleh karena itu, mereka harus mengimpornya dari negara-negara lain di Asia.
Tidak cukup dengan wilayah yang ada, Jepang ingin menaklukkan lebih banyak wilayah. Tujuan
utamanya adalah menjamin kesinambungan pasokan bahan baku dan pasar. Untuk mencapai tujuan itu,
Jepang memperkuat angkatan bersenjata.
Pada 1894-1895, Jepang terlibat perang dengan Tiongkok, yang dikenal dengan "Perang Sino-Jepang
Pertama". Perang ini dilatarbelakangi ambisi masing-masing negara untuk menguasai Korea. Di mata
Jepang, letak Korea sangat strategis dalam konteks perdagangan, juga kaya akan batu bara dan bijih besi
yang berguna bagi industrialisasi Jepang.
Perang antara kedua negara tak terhindarkan pada paruh kedua tahun 1894. Pada waktu itu, petani
Korea di wilayah Gobu memprotes kebijakan penguasa setempat yang dianggap tidak adil bagi petani.
Mereka pun melakukan pemberontakan, yang dikenal dengan pemberontakan Dong-ak Jepang menang
dalam perang dan membentuk pemerintahan boneka (bentukan Jepang) di Seoul. Perang berakhir
dengan Perjanjian Shimonoseki tahun 1895 antara Jepang dan Tiongkok, di mana sebagian Semenanjung
Liaodong dan Taiwan diserahkan ke Jepang serta Tiongkok mengakui kemerdekaan Korea, Rusia, Jerman,
dan Prancis yang semula menduduki Semenanjung Liaodong atas perjanjian kerja sama dengan Tiongkok
terpaksa mundur.
Meski tidak memiliki kepentingan di Indochina, sikap agresi Jepang ditentang Amerika Serikat. Pada
tahun 1941, Amerika Serikat memprakarsai dibentuknya persekutuan yang disebut dengan ABDACOM
(American, British, Dutch, Australian Command) untuk menghadapi Jepang. Selanjutnya, AS menerapkan
embargo minyak bumi, suatu ancaman yang besar terhadap Jepang sebab industrinya sangat
bergantung pada bahan. dasar yang sangat penting ini.
Embargo minyak membuat Jepang seperti dihadapkan pada pilihan hidup atau mati. Jepang lalu
memutuskan untuk menguasai sumber minyak baru di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Sebagian dari
wilayah itu merupakan daerah jajahan Hindia Belanda, termasuk Indonesia. Untuk itu, Jepang harus
melewati kekuatan militer terbesar saat itu, yaitu Amerika Serikat (AS).Sasaran AS yang paling dekat di
Asia adalah pangkalan angkatan laut AS di Pasifik, tepatnya di Pearl Harbour, Hawaii. Maka, secara
mendadak, tanpa ultimatum, Jepang menyerang Pearl Harbour pada 7 Desember 1941. Setelah
menghancurkan Pearl Harbour, Jepang menduduki Filipina pada 10 Desember 1941, dan Burma pada 16
Desember tahun yang sama. Pada tanggal 11 Januari 1942, Jepang mendarat di Indonesia dan
menguasai Kalimantan, kemudian menyusul ke pusat-pusat kekuasaan Belanda di Sumatera dan Jawa.
Perang yang dilancarkan Jepang di Asia Tenggara dan di Samudra Pasifik ini dikenal dengan nama Perang
Asia Timur Raya atau Perang Pasifik.
Serangan Jepang ke Hindia Belanda terjadi pada 11 Januar 1942, dengan pendaratan pertama di
Tarakan (Kalimantan Timur). Pada Februari 1942, Jepang menduduki Pontianak Banjarmasin, Makassar,
Palembang, dan Bali Pendudukan Palembang dianggap strategis karena letaknya di antara Batavia yang
menjadi pusat kekuasaan Belanda dan Singapura yang menjadi wilayah kekuasaan Inggris (baca Historia).
Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia Belanda adalah menguasai sumber daya alam,
terutama minyak bumi. guna mendukung industri dan kampanye perang Jepang Jawa dirancang sebagai
pusat seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborg Stachouwer dan Jenderal Hein ter Poorten tidak
berdaya menghadapi serbuan kilat Jepang Belanda pun menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang, Jawa
Barat, pada 8 Maret 1942 kepada Letnan Jenderal Hitoshi Imamura (Jepang)
2. Bidang Ekonomi
Dampak pendudukan Jepang dalam bidang ekonomi tidak berbeda dengan negara-negara imperialis
lainnya Dengan adanya semboyan "Negara Makmur, Militer Kuat Jepang bermaksud menjadikan
Indonesia sebagai salah satu basis bagi kepentingan militer sekaligus industri-industrinya. Untuk itu,
Jepang mengendalikan sepenuhnya seluruh aktivitas perekonomian. Terjadi eksploitasi segala sumber
daya, seperti sandang pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang Hal itu tampak dalam hal-
hal berikut ini.
-Menyita aset-aset ekonomi yang penting.
-Melakukan pengawasan yang ketat dalam bidang ekonomi.
-Kebijakan self-sufficiency.
-Setoran wajib, romusa, merosotnya produksi pangan. dan kelaparan.
3.Bidang Sosial
Romusa. Selain perekonomian rakyat habis digunakan uk kepentingan perang, pengerahan tenaga
kerja melalui semakin menyebabkan sawah-sawah dan tanah-tanah anan kehilangan tenaga
potensialnya.
Jugun ianfu. Selain pengerahan romusa, pemerintah Jepang juga merekrut para perempuan dari
berbagai negara Asia, seperti Indonesia, Korea, dan Tiongkok untuk dijadikan perempuan penghibur bagi
tentara Jepang atau jugun ianfu.
Pendidikan. Pada masa pendudukan Jepang, kondisi pendidikan di tanah air lebih buruk dibandingkan
masa pemerintahan Hindia-Belanda. Jumlah sekolah menurun drastis. Beberapa kegiatan pendidikan di
perguruan tinggi sempat terhenti selama beberapa tahun.
Bahasa dan stratifikasi sosial. Meski demikian, setidaknya ada dua hal positif Jepang dalam bidang
sosial-budaya Pertama, dalam pendidikan, Jepang mengharuskan penggunaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar Bahasa Indonesia juga dijadikan mata pelajaran wajib. Bahasa Indonesia
punmengalami perkembangan atau kemajuan yang pesat.
4. Bidang kebudayaan
Sebagai negara fasis Jepang mendidik warga negaranya dengan keras dan disiplin tinggi Jepang sangat
menghormati kaisarnya yang mereka yakini sebagai keturunan dewa matahari itulah latar belakang
kebiasaan mereka memberi hormat ke arah matahari terbit dengan cara membukukan punggung dalam
dalam yang disebut dengan seikerei,Sebagai simbol penghormatan terhadap kaisar.
Pemerintah Jepang juga mendirikan sebuah pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso.
Pusat kebudayaan tersebut menjadi wadah bagi perkembangan kesenian bangsa Indonesia.
3. Perlawanan bersenjata
Selain perlawanan dilakukan dengan cara kooperatif dan gerakan bawah tanah rakyat Indonesia di
berbagai wilayah juga melakukan perlawanan bersenjata.
a. Perlawanan rakyat desa Sukamanah di Tasikmalaya
Perlawanan rakyat di tasikmalayani diawali oleh adanya penolakan santri-santri pondok pesantren
sukamah Singaparna pimpinan K.H Zaenal Mustofa untuk melakukan
seikerei atau memberi penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara menemukan badan dalam
dalam ke arah bendera Jepang dengan lambang matahari terbit. Bangsa Jepang memiliki kepercayaan
bahwa kaisar mereka adalah putra dewa matahari yang mereka sebut dengan amaterasu okamikami
b. Perlawanan rakyat Indramayu
Peristiwa Indramayu terjadi pada bulan april 1944 disebabkan adanya kewajiban menyetorkan
sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi kerja paksa atau romusha yang telah mengakibatkan
penderitaan rakyat yang berkepanjangan
Pada April 1944 mereka melakukan perlawanan di Karangampel. Perlawanan yang sama dilakukan oleh
rakyat yang tinggal di cidemper dan Lohbener. Karena sifatnya spontan perlawanan ini mudah
dihentikan oleh tentara Jepang
c. Perlawanan rakyat Aceh
Di bawah pimpinan seorang guru mengaji bernama Tengku Abdul Jalil, rakyat Aceh melakukan
perlawanan terhadap tentara Jepang di cot plieng. perlawanan yang terjadi pada tanggal 10 November
1942 berawal dari tindakan yang sewenang-wenang yang dilakukan oleh pemerintah penduduk Jepang.
Usaha perundingan telah dilakukan namun gagal Jepang kemudian menyerang cot plieng. Tengku Abdul
Jalil kemudian ditembak bersama para pengikutnya ketika mencoba melarikan diri dari kepungan Jepang.
Dikabarkan bahwa perlawanan ini menewaskan 90 tentara Jepang dan 3000 rakyat cot plieng
d.Perlawanan Peta di Blitar
Pembela Tanah Air (Peta), sebuah organisasi militer bentukan Jepang, melakukan perlawanan karena
persoalan pengumpulan padi, romusa, dan Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas
perikemanusiaan Alasan lainnya, para pelatih militer Jepang bersikap angkuh dan merendahkan prajurit
prajurit Indonesia.
• Rumusan dasar negara yang tercantum di dalam Piagam Jakarta, yang tersusun dari hasil musyawarah
dan mufakat tersebut adalah sebagai berikut
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2) Kemanusian yang adil dan beradab
3)Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
•Selanjutnya, pada 14 Juli 1945, selaku ketua panitia hukum dasar, Ir Sukarno mengajukan rancangan
isi dari hukum dasar tersebut yang terdiri atas tiga bagian yang meliputi
1) pernyataan Indonesia merdeka,
2) pembukaan undang-undang dasar
3) batang tubuh undang-undang dasar
2.Proklamasi Kemerdekaan
Sekembalinya Sukarno Hatta, dan Radjima Wedyodiningrat ini dari Dalat, diperoleh informasi bahwa
Jepang telah menyerah kepada Sekutu setelah bom atom Seki meluluhlantakkan Kota Hiroshima dan
Nagasaki.bangsa Indonesia kemudia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 tujuh
hari lebih maju dan tanggal yang dijanjikan Jeparg ini sekaligus menjadi bukti bahwa kemerdekaan yang
dicap bangsa Indonesia murni perjuangan bangsa sendiri,bukan pemberian Jepang.
Soal
1.Sebutkan 3 hal penting yang dibutuhkan untuk menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan?
Jawab:
-pasokan bahan mentah yang stabil
-jalur pelayaran yang aman dan
-pasar bagi hasil industrinya
4.Peristiwa penting yang membuat kekaisaran Jepang membuka diri terhadap barat sekaligus mengawali
era modern di Jepang adalah?
Jawab: dimulainya restorasi maji