Anda di halaman 1dari 35

Jepang

Jepang
日本国
Nippon-koku atau Nihon-koku

Bendera Segel Kekaisaran

Lagu kebangsaan: Kimigayo (君が代?)


Segel Pemerintahan:

Paulownia (五七桐 Go-Shichi no Kiri?)

Ibu kota Tokyo (de facto)


(dan kota terbesar)
Bahasa resmi Bahasa Jepang (de facto)[1]
Bahasa daerah Aynu itak, bahasa Ryukyu, dan dialek bahasa Jepang
yang diakui
Bahasa nasional Bahasa Jepang
Aksara nasional Kanji
Hiragana
Katakana
98,5% Jepang, 0,5% Korea, 0,4%
Kelompok etnik 
Cina, 0,6% lain-lain[2]
Monarki konstitusional, sistem
Pemerintahan
parlementer
 -  Kaisar Akihito
 -  Perdana Menteri Naoto Kan (DPJ)
Legislatif Parlemen Jepang
 -  Majelis Tinggi Majelis Tinggi Jepang (Sangi-in)
 -  Majelis Rendah Majelis Rendah Jepang (Shugi-in)
Pendirian negara
Hari Pendirian
 -  11 Februari 660 SM[3] 
Negara
 -  Konstitusi Meiji 29 November 1890 
 -  Konstitusi Jepang 3 Mei 1947 
Perjanjian San
 - 
Francisco 28 April 1952 
Luas
 -  Total 377,944 km2 [4](ke-61)
 -  Air (%) 0,8
Penduduk
 -  Perkiraan 2009 127.530.000[5] (ke-10)
 -  Sensus 2004 127.333.002 
 -  Kepadatan 337,4/km2 (ke-30)
PDB (KKB) Perkiraan 2008
 -  Total AS$4,356 triliun[6] (ke-3)
 -  Per kapita AS$34.115[6] (ke-24)
PDB (nominal) Perkiraan 2008
 -  Total AS$4.910 triliun[6] (ke-2)
 -  Per kapita AS$38.457[6] (ke-23)
Gini  38,1 (2002)[7] 
IPM (2007) ▲ 0,960[8] (sangat tinggi) (ke-10)
Simbol internasional ¥
Dibaca (Yen)
Mata uang
Simbol jepang 円
Dibaca (En) (JPY)
Zona waktu JST (UTC+9)
yyyy-mm-dd
Format tanggal yyyy 年 m 月 d 日
zaman yy 年 m 月 d 日
Lajur kemudi kiri
Ranah Internet .jp
Kode telepon 81
Jepang (bahasa Jepang: 日本 Nippon/Nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku
dengarkan (bantuan·info)) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung
barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik
Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan
wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di
sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.

Jepang terdiri dari 6.852 pulau[9] yang membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau
utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu.
Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar
pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi.
Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi.
Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara
berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan
berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan
beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di
dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.

Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar
Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun
begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan
anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan
perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki
konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.

Sebagai negara maju di bidang ekonomi,[10] Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar
nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan
kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan
APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan
moderen seperti AEGIS serta suat armada besar kapal perusak. Dalam perdagangan luar
negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6
negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju, penduduk Jepang memiliki standar
hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan
hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB.[11] Dalam bidang teknologi, Jepang adalah
negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika.

Nama Jepang
Jepang disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis dengan huruf
kanji yang sama, yaitu 日本 (secara harfiah: asal-muasal matahari). Sebutan Nippon sering
digunakan dalam urusan resmi, termasuk nama negara dalam uang Jepang, prangko, dan
pertandingan olahraga internasional. Sementara itu, sebutan Nihon digunakan dalam urusan
tidak resmi seperti pembicaraan sehari-hari.

Kata Nippon dan Nihon berarti "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam
korespondensi Kekaisaran Jepang dengan Dinasti Sui di Cina, dan merujuk kepada letak
Jepang yang berada di sebelah timur daratan Cina. Sebelum Jepang memiliki hubungan
dengan Cina, negara ini dikenal sebagai Yamato (大和).[12] Di Cina pada zaman Tiga Negara,
sebutan untuk Jepang adalah negara Wa (倭).

Dalam bahasa Cina dialek Shanghai yang termasuk salah satu dialek Wu, aksara Cina 日本
dibaca sebagai Zeppen ([zəʔpən]). Dalam dialek Wu, aksara 日 secara tidak resmi dibaca
sebagai [niʔ] sementara secara resmi dibaca sebagai [zəʔ]. Dalam beberapa dialek Wu
Selatan, 日本 dibaca sebagai [niʔpən] yang mirip dengan nama dalam bahasa Jepang.

Kata Jepang dalam bahasa Indonesia kemungkinan berasal dari bahasa Cina, tepatnya bahasa
Cina dialek Wu tersebut. Bahasa Melayu kuno juga menyebut negara ini sebagai Jepang
(namun ejaan bahasa Malaysia sekarang: Jepun). Kata Jepang dalam bahasa Melayu ini
kemudian dibawa ke Dunia Barat oleh pedagang Portugis, yang mengenal sebutan ini ketika
berada di Malaka pada abad ke-16. Mereka lah yang pertama kali memperkenalkan nama
bahasa Melayu tersebut ke Eropa. Dokumen tertua dalam bahasa Inggris yang menyebut
tentang Jepang adalah sepucuk surat dari tahun 1565, yang di dalamnya bertuliskan kata
Giapan.[13]

Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Jepang

Prasejarah

Sebuah bejana dari periode Jomon Pertengahan (3000-2000 SM).

Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia purba setidaknya
600.000 tahun yang lalu, pada masa Paleolitik Bawah. Setelah beberapa zaman es yang
terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali terhubung dengan daratan
Asia melalui jembatan darat (dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinan Kyushu di selatan),
sehingga memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang
dari wilayah yang kini merupakan Republik Rakyat Cina dan Korea. Zaman Paleolitik Jepang
menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang pertama di dunia, sekitar tahun
30.000 SM.

Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat, kebudayaan
Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul
semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan pembuatan kerajinan tembikar terawal di dunia.
Diperkirakan bahwa penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku
Ainu masa kini.

Dimulainya periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadiran teknologi-teknologi


baru seperti bercocok tanam padi di sawah yang berpengairan dan teknik pembuatan perkakas
dari besi dan perunggu yang dibawa serta migran-migran dari Cina atau Korea.

Dalam sejarah Cina, orang Jepang pertama kali disebut dalam naskah sejarah klasik, Buku
Han yang ditulis tahun 111. Setelah periode Yayoi disebut periode Kofun pada sekitar tahun
250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri militer yang kuat. Menurut Catatan Sejarah
Tiga Negara, negara paling berjaya di kepulauan Jepang waktu itu adalah Yamataikoku.

Zaman Klasik

Bagian sejarah Jepang meninggalkan dokumen tertulis dimulai pada abad ke-5 dan abad ke-6
Masehi, saat sistem tulisan Cina, agama Buddha, dan kebudayaan Cina lainnya dibawa
masuk ke Jepang dari Kerajaan Baekje di Semenanjung Korea.

Jepang dapat mengusir dua kali invasi Mongol ke Jepang (1274 dan 1281)

Perkembangan selanjutnya Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupang sebagian besar
dipengaruhi oleh Buddhisme Cina.[14] Walaupun awalnya kedatangan agama Buddha
ditentang penguasa yang menganut Shinto, kalangan yang berkuasa akhirnya ikut memajukan
agama Buddha di Jepang, dan menjadi agama yang populer di Jepang sejak zaman Asuka.[15]

Melalui perintah Reformasi Taika pada tahun 645, Jepang menyusun ulang sistem
pemerintahannya dengan mencontoh dari Cina. Hal ini membuka jalan bagi filsafat
Konfusianisme Cina untuk menjadi dominan di Jepang hingga abad ke-19.

Periode Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang dengan kekuasaan yang
tersentralisasi. Ibu kota dan istana kekaisaran berada di Heijo-kyo (kini Nara). Pada zaman
Nara, Jepang secara terus menerus mengadopsi praktik administrasi pemerintahan dari Cina.
Salah satu pencapaian terbesar sastra Jepang pada zaman Nara adalah selesainya buku sejarah
Jepang yang disebut Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720).[16]
Patung Buddha di Todaiji, Nara, yang dibuat pada tahun 752.

Pada tahun 784, Kaisar Kammu memindahkan ibu kota ke Nagaoka-kyō, dan berada di sana
hanya selama 10 tahun. Setelah itu, ibu kota dipindahkan kembali ke Heian-kyō (kini Kyoto).
Kepindahan ibu kota ke Heian-kyō mengawali periode Heian yang merupakan masa
keemasan kebudayaan klasik asli Jepang, terutama di bidang seni, puisi dan sastra Jepang.
Hikayat Genji karya Murasaki Shikibu dan lirik lagu kebangsaan Jepang Kimi ga Yo berasal
dari periode Heian.[17]

Zaman Pertengahan

Sekelompok orang-orang Portugis dari periode Nanban, abad ke-17.

Abad pertengahan di Jepang merupakan zaman feodalisme yang ditandai oleh perebutan
kekuasaan antarkelompok penguasa yang terdiri dari ksatria yang disebut samurai. Pada
tahun 1185, setelah menghancurkan klan Taira yang merupakan klan saingan klan Minamoto,
Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai shogun, dan menjadikannya pemimpin militer yang
berbagi kekuasaan dengan Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto no
Yoritomo disebut Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada di Kamakura (di
sebelah selatan Yokohama masa kini). Setelah wafatnya Yoritomo, klan Hōjō membantu
keshogunan sebagai shikken, yakni semacam adipati bagi para shogun. Keshogunan
Kamakura berhasil menahan serangan Mongol dari wilayah Cina kekuasaan Mongol pada
tahun 1274 dan 1281. Meskipun secara politik terbilang stabil, Keshogunan Kamakura
akhirnya digulingkan oleh Kaisar Go-Daigo yang memulihkan kekuasaan di tangan kaisar.
Kaisar Go-Daigo akhirnya digulingkan Ashikaga Takauji pada 1336.[18] Keshogunan
Ashikaga gagal membendung kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal (daimyo) dan
pecah perang saudara pada tahun 1467 (Perang Ōnin) yang mengawali masa satu abad yang
diwarnai peperangan antarfaksi yang disebut masa negeri-negeri saling berperang atau
periode Sengoku.[19]

Pada abad ke-16, para pedagang dan misionaris Serikat Yesuit dari Portugal tiba untuk
pertama kalinya di Jepang, dan mengawali pertukaran perniagaan dan kebudayaan yang aktif
antara Jepang dan Dunia Barat (Perdagangan dengan Nanban). Orang Jepang menyebut orang
asing dari Dunia Barat sebagai namban yang berarti orang barbar dari selatan.

Salah satu kapal segel merah Jepang (1634) yang dipakai berdagang di Asia.

Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai teknologi Eropa


dan senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas terbunuh
dalam Peristiwa Honnōji 1582. Toyotomi Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan
mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun 1590. Hideyoshi berusaha
menguasai Korea, dan dua kali melakukan invasi ke Korea, namun gagal setelah kalah dalam
pertempuran melawan pasukan Korea yang dibantu kekuatan Dinasti Ming. Setelah
Hideyoshi wafat, pasukan Hideyoshi ditarik dari Semenanjung Korea pada tahun 1598.[20]

Sepeninggal Hideyoshi, putra Hideyoshi yang bernama Toyotomi Hideyori mewarisi


kekuasaan sang ayah. Tokugawa Ieyasu memanfaatkan posisinya sebagai adipati bagi
Hideyori untuk mengumpulkan dukungan politik dan militer dari daimyo-daimyo lain.
Setelah mengalahkan klan-klan pendukung Hideyori dalam Pertempuran Sekigahara tahun
1600, Ieyasu diangkat sebagai shogun pada tahun 1603. Pemerintahan militer yang didirikan
Ieyasu di Edo (kini Tokyo) disebut Keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa curiga
terhadap kegiatan misionaris Katolik, dan melarang segala hubungan dengan orang-orang
Eropa. Hubungan perdagangan dibatasi hanya dengan pedagang Belanda di Pulau Dejima,
Nagasaki. Pemerintah Tokugawa juga menjalankan berbagai kebijakan seperti undang-
undang buke shohatto untuk mengendalikan daimyo di daerah. Pada tahun 1639, Keshogunan
Tokugawa mulai menjalankan kebijakan sakoku ("negara tertutup") yang berlangsung selama
dua setengah abad yang disebut periode Edo. Walaupun menjalani periode isolasi, orang
Jepang terus mempelajari ilmu-ilmu dari Dunia Barat. Di Jepang, ilmu dari buku-buku Barat
disebut rangaku (ilmu belanda) karena berasal dari kontak orang Jepang dengan enklave
orang Belanda di Dejima, Nagasaki. Pada periode Edo, orang Jepang juga memulai studi
tentang Jepang, dan menamakan "studi nasional" tentang Jepang sebagai kokugaku.[21]
Zaman Modern

Kekaisaran Jepang terdiri dari sebagian besar Asia Timur dan Tenggara pada tahun 1942.

Pada 31 Maret 1854, kedatangan Komodor Matthew Perry dan "Kapal Hitam" Angkatan Laut
Amerika Serikat memaksa Jepang untuk membuka diri terhadap Dunia Barat melalui
Persetujuan Kanagawa. Persetujuan-persetujuan selanjutnya dengan negara-negara Barat
pada masa Bakumatsu membawa Jepang ke dalam krisis ekonomi dan politik. Kalangan
samurai menganggap Keshogunan Tokugawa sudah melemah, dan mengadakan
pemberontakan hingga pecah Perang Boshin tahun 1867-1868. Setelah Keshogunan
Tokugawa ditumbangkan, kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (Restorasi Meiji) dan
sistem domain dihapus. Semasa Restorasi Meiji, Jepang mengadopsi sistem politik, hukum,
dan militer dari Dunia Barat. Kabinet Jepang mengatur Dewan Penasihat Kaisar, menyusun
Konstitusi Meiji, dan membentuk Parlemen Kekaisaran. Restorasi Meiji mengubah
Kekaisaran Jepang menjadi negara industri modern dan sekaligus kekuatan militer dunia
yang menimbulkan konflik militer ketika berusaha memperluas pengaruh teritorial di Asia.
Setelah mengalahkan Cina dalam Perang Sino-Jepang dan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang,
Jepang menguasai Taiwan, separuh dari Sakhalin, dan Korea.[22]

Pada awal abad ke-20, Jepang mengalami "demokrasi Taisho" yang dibayang-bayangi
bangkitnya ekspansionisme dan militerisme Jepang. Semasa Perang Dunia I, Jepang berada
di pihak Sekutu yang menang, sehingga Jepang dapat memperluas pengaruh dan wilayah
kekuasaan. Jepang terus menjalankan politik ekspansionis dengan menduduki Manchuria
pada tahun 1931. Dua tahun kemudian, Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa setelah
mendapat kecaman internasional atas pendudukan Manchuria. Pada tahun 1936, Jepang
menandatangani Pakta Anti-Komintern dengan Jerman Nazi, dan bergabung bergabung
bersama Jerman dan Italia membentuk Blok Poros pada tahun 1941[23]

Pada tahun 1937, invasi Jepang ke Manchuria memicu terjadinya Perang Sino-Jepang Kedua
(1937-1945) yang membuat Jepang dikenakan embargo minyak oleh Amerika Serikat[24] Pada
7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl
Harbor, dan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Serangan
Pearl Harbor menyeret AS ke dalam Perang Dunia II. Setelah kampanye militer yang panjang
di Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang dimilikinya pada awal perang.
Amerika Serikat melakukan pengeboman strategis terhadap Tokyo, Osaka dan kota-kota
besar lainnya. Setelah AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang
akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 (Hari Kemenangan
atas Jepang).[25]
Perang membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan rakyat di wilayah jajahan Jepang.
Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang diduduki Jepang di bawah slogan
Kemakmuran Bersama Asia. Hampir semua industri dan infrastruktur di Jepang hancur akibat
perang. Pihak Sekutu melakukan repatriasi besar-besaran etnik Jepang dari negara-negara
Asia yang pernah diduduki Jepang.[26] Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh
yang diselenggarakan pihak Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya
hukuman bagi sejumlah pemimpin Jepang yang terbukti bersalah melakukan kejahatan
perang.

Pencakar langit di Shinjuku, Tokyo

Pada tahun 1947, Jepang memberlakukan Konstitusi Jepang yang baru. Berdasarkan
konstitusi baru, Jepang ditetapkan sebagai negara yang menganut paham pasifisme dan
mengutamakan praktik demokrasi liberal. Pendudukan AS terhadap Jepang secara resmi
berakhir pada tahun 1952 dengan ditandatanganinya Perjanjian San Francisco.[27] Walaupun
demikian, pasukan AS tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang,
khususnya di Okinawa. Perserikatan Bangsa-Bangsa secara secara resmi menerima Jepang
sebagai anggota pada tahun 1956.

Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan
menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia, dengan rata-
rata pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 10% per tahun selama empat dekade.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang berakhir pada awal tahun 1990-an setelah jatuhnya
ekonomi gelembung.[28]

Politik
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pemerintah Jepang

Parlemen

Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan
Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam
konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat". Kekuasaan pemerintah berada di
tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan
sepenuhnya berada di tangan rakyat Jepang.[29] Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala negara
dalam urusan diplomatik.

Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris.
Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang
terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat
setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri
dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh
rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.[10]

Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri adalah
salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat
Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu
terbentuk pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai
oposisi terbesar di Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.[30]

Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat melalui
pemilihan di antara anggota Parlemen.[31] Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi masing-
masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari Majelis Rendah yang diutamakan.
Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri
kabinet diangkat oleh Perdana Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri
berdasarkan keputusan Parlemen Jepang[32], dan memberi persetujuan atas pengangkatan
menteri-menteri kabinet.[33] Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari
anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.

Keluarga kekaisaran

Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (tampak tengah), serta Pangeran Naruhito dan istri
(di sebelah kanan).
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Keluarga kekaisaran Jepang

Kaisar Akihito adalah Kaisar Jepang yang sekarang. Kaisar Akihito naik takhta sebagai
kaisar ke-125 setelah ayahandanya, Kaisar Hirohito mangkat pada 7 Januari 1989. Upacara
kenaikan tahta Kaisar Akihito dilangsungkan pada 12 November 1990.[34] Putra Mahkota
Naruhito, menikah dengan Putri Mahkota Masako yang berasal dari kalangan rakyat biasa,
dan dikaruniai anak perempuan bernama Aiko (Putri Toshi). Adik dari Putra Mahkota
Naruhito bernama Pangeran Akishino, menikah dengan Kiko Kawashima yang juga berasal
dari rakyat biasa. Pangeran Akishino memiliki dua anak perempuan (Putri Mako dan Putri
Kako), serta anak laki-laki bernama Pangeran Hisahito.

Geografi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi Jepang
Gunung Fuji, bunga sakura, dan shinkansen. Ketiganya merupakan simbol Jepang

Jepang memiliki lebih dari 3.000 pulau yang terletak di pesisir Lautan Pasifik di timur benua
Asia. Istilah Kepulauan Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari utara ke selatan,
Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu, serta Kepulauan Ryukyu yang berada di selatan
Kyushu. Sekitar 70% hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri dari pegunungan yang
berhutan-hutan,[35][36] dan cocok untuk pertanian, industri, serta permukiman. Daerah yang
curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah longsor akibat gempa bumi, kondisi tanah
yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena itu, permukiman penduduk terpusat di kawasan
pesisir. Jepang termasuk salah satu negara berpenduduk terpadat di dunia.[37]

Gempa bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering dialami Jepang
karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng tektonik. Gempa
bumi yang merusak sering menyebabkan tsunami. Setiap abadnya, di Jepang terjadi beberapa
kali tsunami.[38] Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Jepang adalah Gempa bumi
Chūetsu 2004 dan Gempa bumi besar Hanshin tahun 1995. Keadaan geografi menyebabkan
Jepang memiliki banyak sumber mata air panas, dan sebagian besar di antaranya telah
dibangun sebagai daerah tujuan wisata.[39]

Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan pembagian empat musim yang jelas.
Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara wilayah bagian utara
dan wilayah bagian selatan.[40] Pada musim dingin, Jepang bagian utara seperti Hokkaido
mengalami musim salju, namun sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis.
Iklim juga dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan Pasifik
pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas.

Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:

 Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang dengan musim dingin yang panjang
dan membekukan, serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar, namun salju
banyak turun ketika musim dingin.
 Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan angin dari barat laut membawa
salju yang sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan
kawasan Pasifik. Walaupun demikian, suhu di kawasan ini kadangkala dapat menjadi
sangat tinggi akibat fenomena angin fohn.
 Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman dengan perbedaan suhu rata-
rata musim panas-musim dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu antara malam
hari dan siang hari juga sangat mencolok.
 Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah Chugoku dan Shikoku
menghalangi jalur tiupan angin musim, sehingga kawasan ini sepanjang tahun
beriklim sedang.
 Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang mengalami musim dingin
yang sangat dingin, namun tidak banyak turun salju. Sebaliknya, musim panas
menjadi begitu lembap akibat tiupan angin musim dari tenggara.
 Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang termasuk Kepulauan Ryukyu
beriklim subtropis, hangat sewaktu musim dingin dan suhu yang tinggi sepanjang
musim panas. Presipitasi sangat tinggi, terutama selama musim hujan. Taifun sangat
sering terjadi.

Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Jepang adalah 40,9 °C (105,6 °F) pada 16 Agustus
2007.[41]

Musim hujan dimulai lebih awal di Okinawa, yakni sejak awal Mei. Garis depan musim
hujan bergerak ke utara, namun berakhir di Jepang utara sebelum mencapai Hokkaido. Di
sebagian besar wilayah Honshu, awal musim hujan dimulai pertengahan Juni dan
berlangsung selama enam minggu. Taifun sering terjadi sepanjang September dan Oktober.
Penyebabnya adalah tekanan tropis di garis khatulistiwa yang bergerak dari barat daya ke
timur laut, dan sering membawa hujan yang sangat lebat.[40]

Hubungan luar negeri dan militer


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hubungan luar negeri Jepang, Pasukan Bela Diri
Jepang, dan Kementerian Pertahanan (Jepang)

Kapal pengangkut helikopter kelas Hyuga milik Angkatan Laut Bela Diri Jepang

Jepang memiliki hubungan ekonomi dan militer yang erat dengan Amerika Serikat, dan
menjalankan kebijakan luar negeri berdasarkan pakta keamanan Jepang-AS.[42] Sejak diterima
menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1956, Jepang telah sepuluh kali
menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, termasuk tahun 2009-2010.[43] Jepang
adalah salah satu negara G4 yang sedang mengusulkan perluasan anggota tetap Dewan
Keamanan PBB.[44] Sebagai negara anggota G8, APEC, ASEAN Plus 3, dan peserta
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, Jepang aktif dalam hubungan internasional dan
mempererat persahabatan Jepang dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Pakta
pertahanan dengan Australia ditandatangani pada Maret 2007,[45] dan dengan India pada
Oktober 2008.[46] Pada tahun 2007, Jepang adalah negara donor Bantuan Pembangunan Resmi
(ODA) terbesar kelima di dunia.[47] Negara penerima bantuan ODA terbesar dari Jepang
adalah Indonesia, dengan total bantuan lebih dari AS$29,5 miliar dari tahun 1960 hingga
2006.[48]

Jepang bersengketa dengan Rusia mengenai Kepulauan Kuril[49] dan dengan Korea Selatan
mengenai Batu Liancourt[50]. Kepulauan Senkaku yang di bawah pemerintahan Jepang
dipermasalahkan oleh Republik Rakyat Cina dan Taiwan.[51]
Pasal 9 Konstitusi Jepang berisi penolakan terhadap perang dan penggunaan kekuatan
bersenjata untuk menyelesaikan persengketaan internasional. Pasal 9 Ayat 2 berisi pelarangan
kepemilikan angkatan bersenjata dan penolakan atas hak keterlibatan dalam perang.[52][53]
Jepang memiliki Pasukan Bela Diri yang berada di bawah Kementerian Pertahanan, dan
terdiri dari Angkatan Darat Bela Diri Jepang (JGSDF), Angkatan Laut Bela Diri Jepang
(JMSDF), dan Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF). Pada tahun 1991, kapal penyapu
ranjau Angkatan Laut Bela Diri Jepang ikut membersihkan ranjau laut di Teluk Persia (lepas
pantai Kuwait) bersama kapal penyapu ranjau dari delapan negara.[54][55] Atas permintaan
Pemerintahan Transisi PBB di Kamboja (1992-1993), Jepang mengirimkan pengamat
gencatan senjata, pemantau pemilihan umum, polisi sipil, dan dukungan logistik seperti
perbaikan jalan dan jembatan.[56] Di Irak, pasukan nontempur Jepang membantu misi
kemanusiaan dan kegiatan rekonstruksi infrastruktur mulai Desember 2003 hingga Februari
2009.[57][58][59]

Prefektur dan daerah


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prefektur Jepang

Peta prefektur di Jepang berikut kode ISO 3166-2:JP

Jepang terdiri dari 47 prefektur yang masing-masing diperintah oleh gubernur bersama dewan
legislatif daerah. Dari utara ke selatan, prefektur-prefektur ini adalah:

1. Hokkaido
2. Aomori
3. Iwate
4. Miyagi
5. Akita
6. Yamagata
7. Fukushima
8. Ibaraki
9. Tochigi
10. Gunma
11. Saitama
12. Chiba
13. Tokyo
14. Kanagawa
15. Niigata
16. Toyama
17. Ishikawa
18. Fukui
19. Yamanashi
20. Nagano
21. Gifu
22. Shizuoka
23. Aichi
24. Mie
25. Shiga
26. Kyoto
27. Osaka
28. Hyogo
29. Nara
30. Wakayama
31. Tottori
32. Shimane
33. Okayama
34. Hiroshima
35. Yamaguchi
36. Tokushima
37. Kagawa
38. Ehime
39. Kochi
40. Fukuoka
41. Saga
42. Nagasaki
43. Kumamoto
44. Oita
45. Miyazaki
46. Kagoshima
47. Okinawa

Dalam pembagian wilayah menurut letak geografis, Jepang dibagi menjadi 10 wilayah,
yakni: Hokkaido, Tohoku, Hokuriku, Kanto, Chubu, Kansai (Kinki), Chugoku, Shikoku,
Kyushu, dan Kepulauan Ryukyu.

Ekonomi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekonomi Jepang
Bursa Saham Tokyo, bursa efek terbesar nomor dua di dunia.

Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan
mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat
diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk
belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di
Jepang.[60] Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan
memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal
untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan
pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih
beroperasi hingga kini.[60]

Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut "keajaiban
ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4%
pada tahun 1980-an.[60] Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan
barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan
yang mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah ditandatanganinya Perjanjian Plaza 1985,
dolar AS mengalami depresiasi terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi
diturunkan hingga 2,5% agar produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah
terjadi kemerosotan volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus
likuiditas dan penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi menyebabkan harga saham dan
realestat terus meningkat, dan berakibat pada penggelembungan harga aset. Harga tanah
terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya "mitos tanah" bahwa harga tanah tidak akan
jatuh.[28] Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an akibat kebijakan uang
ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat diskonto resmi
menjadi 6%.[28] Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak penguasaan tanah
dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks rata-rata Nikkei dan
harga tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990.[28] Pertumbuhan ekonomi
mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya
1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset
pada 1980-an. Institusi keuangan menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan
pinjaman uang dengan jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan
pertumbuhan ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan
ekonomi global pada tahun 2000.[61]

Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat,[62] dengan
PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun.[62], dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS
dan Republik Rakyat Cina dalam keseimbangan kemampuan berbelanja.[63] Industri utama
Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi,
telekomunikasi, dan konstruksi.[64] Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang
otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia,
tekstil, dan pengolahan makanan.[61] Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang
berasal dari sektor jasa.

Distrik Minato Mirai 21 di Yokohama. Ekonomi Jepang sangat mengandalkan sektor jasa.

Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang.[65] Tingkat
pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam
produktivitas tenaga kerja.[66] Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat
upah per jam terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT
DoCoMo, Nippon Telegraph & Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda,
Mitsubishi Corporation, dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang
pada tahun 2008.[67] Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global
2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun 2006).[68] Bursa
Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari 225
saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo disebut Nikkei 225.[69]

Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah
satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki
sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling
memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut
perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim
semi. Budaya bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal, seperti Sistem Nenkō,
nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat
berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.[70][71] Kejatuhan ekonomi
gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran dan pemutusan hubungan kerja
menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup mulai ditinggalkan.[72][73] Perusahaan Jepang
dikenal dengan metode manajemen seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham
sangat jarang.[74] Dalam Indeks Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara
paling laissez-faire di antara 41 negara Asia Pasifik.[75]
Mobil hibrida Toyota Prius. Produk otomotif dan elektronik adalah komoditas ekspor
unggulan Jepang.

Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar ekspor terbesar
Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Cina 14,3%, Korea
Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah
alat transportasi, kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia.[61]
Negara sumber impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Cina 20,5%, AS 12,0%,
Uni Eropa 10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan
4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan perkakas, minyak
bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri.[61]

Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar).[76]
Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRC, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili,
dengan total tangkapan ikan yang terus menurun sejak 1996.[77][78]

Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang Dunia II.
Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang pertanian.
Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang", angkatan kerja di bidang pertanian terus
menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008.[79] Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000
keluarga petani komersial, namun di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000
keluarga petani pengusaha.[80] Sebagian besar angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut,
sementara angkatan kerja usia muda hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian.[81][82]

Demografi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: demografi Jepang, bahasa Jepang, bangsa Jepang,
masalah ras di Jepang, dan agama di Jepang

Pemandangan perempatan Shibuya pada malam hari. Perempatan Shibuya dikenal sangat
ramai dengan penyeberang jalan.
Kuil Shinto Itsukushima Situs Warisan Dunia UNESCO.

Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127,614 juta orang (perkiraan 1 Februari 2009).[83]
Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi
pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi,
[84]
Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang[85], dan orang Peru-Jepang.[86] Pada
2003, ada sekitar 136.000 orang Barat yang menjadi ekspatriat di Jepang.[87]

Kewarganegaraan Jepang diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ayah atau ibu
berkewarganegaraan Jepang, ayah berkewarganegaraan Jepang yang wafat sebelum bayi
lahir, atau bayi yang lahir di Jepang dengan ayah/ibu tidak diketahui/tidak memiliki
kewarganegaraan.[88] Suku bangsa yang paling dominan adalah penduduk asli yang disebut
suku Yamato dan kelompok minoritas utama yang terdiri dari penduduk asli suku Ainu[89] dan
Ryukyu, ditambah kelompok minoritas secara sosial yang disebut burakumin.[90]

Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan merupakan salah
satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia.[91] Namun populasi Jepang dengan cepat menua
sebagai dampak dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat
kelahiran. Pada tahun 2004, sekitar 19,5% dari populasi Jepang sudah berusia di atas 65
tahun.[92]

Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama


kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial
seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih
untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa.[93] Populasi Jepang dikhawatirkan
akan merosot menjadi 100 juta pada tahun 2050 dan makin menurun hingga 64 juta pada
tahun 2100.[92] Pakar demografi dan pejabat pemerintah kini dalam perdebatan hangat
mengenai cara menangani masalah penurunan jumlah penduduk.[93] Imigrasi dan insentif uang
untuk kelahiran bayi sering disarankan sebagai pemecahan masalah penduduk Jepang yang
semakin menua.[94][95]

Perkiraan tertinggi jumlah penganut agama Buddha sekaligus Shinto adalah 84-96% yang
menunjukkan besarnya jumlah penganut sinkretisme dari kedua agama tersebut.[10][96]
Walaupun demikian, perkiraan tersebut hanya didasarkan pada jumlah orang yang
diperkirakan ada hubungan dengan kuil, dan bukan jumlah penduduk yang sungguh-sungguh
menganut kedua agama tersebut.[97] Professor Robert Kisala (dari Universitas Nanzan)
memperkirakan hanya 30% dari penduduk Jepang yang mengaku menganut suatu agama.[97]

Taoisme dan Konfusianisme dari Cina juga memengaruhi kepercayaan dan tradisi Jepang.
Agama di Jepang cenderung bersifat sinkretisme dengan hasil berupa berbagai macam tradisi,
seperti orang tua membawa anak-anak ke upacara Shinto, pelajar berdoa di kuil Shinto
meminta lulus ujian, pernikahan ala Barat di kapel atau gereja Kristen, sementara pemakaman
diurus oleh kuil Buddha. Penduduk beragama Kristen hanya minoritas sejumlah (2.595.397
juta atau 2,04%).[98] Kebanyakan orang Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap agama
dan melihat agama sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka akan
mengatakan bahwa mereka beragama Buddha hanya karena nenek moyang mereka menganut
salah satu sekte agama Buddha. Selain itu, di Jepang sejak pertengahan abad ke-19
bermunculan berbagai sekte agama baru (Shinshūkyō) seperti Tenrikyo dan Aum Shinrikyo
(atau Aleph).

Lebih dari 99% penduduk Jepang berbicara bahasa Jepang sebagai bahasa ibu.[83] Bahasa
Jepang adalah bahasa aglutinatif dengan tuturan hormat (kata honorifik) yang mencerminkan
hirarki dalam masyarakat Jepang. Pemilihan kata kerja dan kosa kata menunjukkan status
pembicara dan pendengar. Menurut kamus bahasa Jepang Shinsen-kokugojiten, kosa kata dari
Cina berjumlah sekitar 49,1% dari kosa kata keseluruhan, kata-kata asli Jepang hanya 33,8%
dan kata serapan sekitar 8,8%.[99] Bahasa Jepang ditulis memakai aksara kanji, hiragana, dan
katakana, ditambah huruf Latin dan penulisan angka Arab. Bahasa Ryukyu yang juga
termasuk salah satu keluarga bahasa Japonik dipakai orang Okinawa, tapi hanya sedikit
dipelajari anak-anak.[100] Bahasa Ainu adalah bahasa mati dengan hanya sedikit penutur asli
yang sudah berusia lanjut di Hokkaido.[101] Murid sekolah negeri dan swasta di Jepang hanya
diharuskan belajar bahasa Jepang dan bahasa Inggris.[102]

 l • b • s  Kota-kota besar di Jepang


Prefektu Prefektu
  Kota Populasi     Kota Populasi
r r
8.483.05 1.474.76
1 Tokyo Tokyo 7 Kyoto Kyoto
0 4
Yokoham Kanagaw 3.579.13 1.400.62
2 8 Fukuoka Fukuoka
a a 3 1
2.628.77 Kanagaw 1.327.00
3 Osaka Osaka 9 Kawasaki
6 a 9
2.215.03 1.176.26
4 Nagoya Aichi 10 Saitama Saitama
1 9
1.880.87 Hiroshim Hiroshim 1.159.39
5 Sapporo Hokkaido Jepang 11
5 a a 1
1.525.38 1.028.21
6 Kobe Hyogo 12 Sendai Miyagi
9 4
Sumber: Sensus 2005

Pendidikan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pendidikan di Jepang
Auditorium Yasuda di Universitas Tokyo

Pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi diperkenalkan di Jepang pada 1872
sebagai hasil Restorasi Meiji.[103] Sejak 1947, program wajib belajar di Jepang mewajibkan
setiap warga negara untuk untuk bersekolah selama 9 tahun di Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama (dari usia 6 hingga 15 tahun). Di kalangan penduduk berusia 15 tahun ke
atas, tingkat melek huruf sebesar 99%, laki-laki: 99%; perempuan: 99% (2002).[104]

Hampir semua murid meneruskan ke Sekolah Menengah Atas, dan menurut MEXT sekitar
75,9% lulusan sekolah menengah atas pada tahun 2005 melanjutkan ke universitas, akademi,
sekolah keterampilan, atau lembaga pendidikan tinggi lainnya.[105] Pendidikan di Jepang
sangat kompetitif,[106] khususnya dalam ujian masuk perguruan tinggi. Dua peringkat teratas
universitas di Jepang ditempati oleh Universitas Tokyo dan Universitas Keio.[107] Dalam
peringkat yang disusun Program Penilaian Pelajar Internasional dari OECD, pengetahuan dan
keterampilan anak Jepang berusia 15 tahun berada di peringkat nomor enam terbaik di dunia.
[108]

Budaya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Budaya Jepang

Budaya Jepang mencakup interaksi antara budaya asli Jomon yang kokoh dengan pengaruh
dari luar negeri yang menyusul. Mula-mula Cina dan Korea banyak membawa pengaruh,
bermula dengan perkembangan budaya Yayoi sekitar 300 SM. Gabungan tradisi budaya
Yunani dan India, memengaruhi seni dan keagamaan Jepang sejak abad ke-6 Masehi,
dilengkapi dengan pengenalan agama Buddha sekte Mahayana. Sejak abad ke-16, pengaruh
Eropa menonjol, disusul dengan pengaruh Amerika Serikat yang mendominasi Jepang setelah
berakhirnya Perang Dunia II. Jepang turut mengembangkan budaya yang original dan unik,
dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar, persembahan
(boneka bunraku, tarian tradisional, kabuki, noh, rakugo), dan tradisi (permainan Jepang,
onsen, sento, upacara minum teh, taman Jepang), serta makanan Jepang.

Kini, Jepang merupakan salah sebuah pengekspor budaya pop yang terbesar. Anime, manga,
mode, film, kesusastraan, permainan video, dan musik Jepang menerima sambutan hangat di
seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia yang lain. Pemuda Jepang gemar menciptakan
trend baru dan kegemaran mengikut gaya mereka memengaruhi mode dan trend seluruh
dunia. Pasar muda-mudi yang amat baik merupakan ujian untuk produk-produk elektronik
konsumen yang baru, di mana gaya dan fungsinya ditentukan oleh pengguna Jepang, sebelum
dipertimbangkan untuk diedarkan ke seluruh dunia.
Chakinzushi, sushi yang dibungkus telur dadar tipis.

Baru-baru ini Jepang mula mengekspor satu lagi komoditas budaya yang bernilai:
olahragawan. Popularitas pemain bisbol Jepang di Amerika Serikat meningkatkan kesadaran
warga negara Barat tersebut terhadap segalanya mengenai Jepang.

Orang Jepang biasanya gemar memakan makanan tradisi mereka. Sebagian besar acara TV
pada waktu petang dikhususkan pada penemuan dan penghasilan makanan tradisional yang
bermutu. Makanan Jepang mencetak nama di seluruh dunia dengan sushi, yang biasanya
dibuat dari pelbagai jenis ikan mentah yang digabungkan dengan nasi dan wasabi. Sushi
memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Makanan Jepang bertumpu pada peralihan
musim, dengan menghidangkan mi dingin dan sashimi pada musim panas, sedangkan ramen
panas dan shabu-shabu pada musim dingin.

Peringkat internasional
 Indeks Pembangunan Manusia - peringkat ke-8
 Reporters Without Borders/Kebebasan Pers - peringkat ke-37
 PDB per kapita - peringkat ke-22

[sunting] Referensi
1. ^ "法制執務コラム集「法律と国語・日本語」". Biro Legislatif Majelis
Rendah Jepang. http://houseikyoku.sangiin.go.jp/column/column068.htm. Diakses
pada 9 Maret 2009. Bahasa nasional Jepang adalah bahasa Jepang, dan bahasa resmi
adalah bahasa Jepang, tidak ada ditetapkan dalam undang-undang.
2. ^ CIA Factbook: Japan
3. ^ Menurut legenda, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada tanggal ini
(tanggal simbolis).
4. ^ "Japan Statistical Yearbook 2010". Statistics Bureau, Ministry of Internal
Affairs and Communications Japan. 1 Oktober 2008. p. 17.
http://www.stat.go.jp/data/nenkan/pdf/yhyou01.pdf.
5. ^ Official Japan Statistics Bureau estimate
6. ^ a b c d "Japan". International Monetary Fund.
http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2009/02/weodata/weorept.aspx?
sy=2006&ey=2009&scsm=1&ssd=1&sort=country&ds=.&br=1&c=158&s=NGDPD
%2CNGDPDPC%2CPPPGDP%2CPPPPC%2CLP&grp=0&a=&pr.x=55&pr.y=16.
Diakses pada 1 Oktober 2009.
7. ^ CIA World Factbook[Gini rankings]
8. ^ Human Development Report 2009. The United Nations. Diakses 5 Oktober
2009.
9. ^ "Facts and Figures of Japan 2007 01: Land". Foreign Press Center Japan.
http://fpcj.jp/old/e/mres/publication/ff/pdf_07/01_land.pdf. Diakses pada 4 Juli 2009.
10. ^ a b c "World Factbook; Japan". CIA. 15 Maret 2007.
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ja.html. Diakses
pada 27 Maret 2007.
11. ^ United Nations World Population Propsects: 2006 revision – Table A.17 for
2005-2010
12. ^ Teach Yourself Japanese Message Board
13. ^ Luīs Fróis, "Of the Ilande of Giapan" (February 19, 1565), published in
Richard Willes, "The History of Travayle in the West and East Indies" (London
1577), cited in "Travel Narratives from the Age of Discovery", by Peter C. Mancall,
pp. 156–57.
14. ^ Delmer M. Brown (ed.), ed (1993). The Cambridge History of Japan.
Cambridge University Press. hlm. 140–149.
15. ^ William Gerald Beasley (1999). The Japanese Experience: A Short History
of Japan. University of California Press. hlm. 42. ISBN 0520225600.
http://books.google.com/books?
visbn=0520225600&id=9AivK7yMICgC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=Soga+Buddhis
m+intitle:History+intitle:of+intitle:Japan&sig=V65JQ4OzTFCopEoFVb8DWh5BD4
Q#PPA42,M1. Diakses pada 27 Maret 2007.
16. ^ Conrad Totman (2002). A History of Japan. Blackwell. hlm. 64–79. ISBN
978-1405123594.
17. ^ Conrad Totman (2002). A History of Japan. Blackwell. hlm. 122–123. ISBN
978-1405123594.
18. ^ George Sansom (1961). A History of Japan: 1334–1615. Stanford. hlm. 42.
ISBN 0-8047-0525-9.
19. ^ George Sansom (1961). A History of Japan: 1334–1615. Stanford. hlm. 217.
ISBN 0-8047-0525-9.
20. ^ Stephen Turnbull (2002). Samurai Invasion: Japan's Korean War. Cassel.
hlm. 227. ISBN 978-0304359486.
21. ^ Hooker, Richard (1999-07-14). "Japan Glossary; Kokugaku". Washington
State University. http://www.wsu.edu/~dee/GLOSSARY/KOKUGAKU.HTM.
Diakses pada 28 Desember 2006.
22. ^ Jesse Arnold. "Japan: The Making of a World Superpower (Imperial
Japan)". vt.edu/users/jearnol2.
http://filebox.vt.edu/users/jearnol2/MeijiRestoration/imperial_japan.htm. Diakses
pada 27 Maret 2007.
23. ^ Kelley L. Ross. "The Pearl Harbor Strike Force". friesian.com.
http://www.friesian.com/pearl.htm. Diakses pada 27 Maret 2007.
24. ^ Roland H. Worth, Jr. (1995). No Choice But War: the United States
Embargo Against Japan and the Eruption of War in the Pacific. McFarland. ISBN 0-
7864-0141-9.
25. ^ "Japanese Instrument of Surrender". educationworld.net.
http://library.educationworld.net/txt15/surrend1.html. Diakses pada 28 Desember
2006.
26. ^ When Empire Comes Home : Repatriation and Reintegration in Postwar
Japan by Lori Watt, Harvard University Press
27. ^ Joseph Coleman (2006-03-06). "'52 coup plot bid to rearm Japan: CIA". The
Japan Times. http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20070306f3.html. Diakses pada
3 April 2007.
28. ^ a b c d Kobayashi, Kayo (2005). 日本の経済: Japanese Economy, The. IBC
Publishing. ISBN 4-8968-4147-6.
29. ^ "The Constitution of Japan". House of Councillors of the National Diet of
Japan. 3 November 1946. http://www.sangiin.go.jp/eng/law/index.htm. Diakses pada
10 Maret 2007.
30. ^ "A History of the Liberal Democratic Party". Liberal Democratic Party of
Japan. http://www.jimin.jp/jimin/english/history/index.html. Diakses pada 27 Maret
2007.
31. ^ http://www.houko.com/00/01/S21/000.HTM#s5 Konstitusi Jepang Bab 5,
Kabinet (第5章 内閣)
32. ^ http://www.houko.com/00/01/S21/000.HTM#s1 Konstitusi Jepang Bab 1
Pasal 6, Kaisar (第1章 天皇)
33. ^ http://www.houko.com/00/01/S21/000.HTM#s1 Konstitusi Jepang Bab 1 7
Butir 5, Kaisar (第1章 天皇)
34. ^ http://www.kunaicho.go.jp/02/d02-01.html Tennō kōgō ryōheika no
goryakureki (天皇皇后両陛下のご略歴). Diakses pada 7 Maret 2009
35. ^ ""Japan"". Microsoft Encarta Online Encyclopedia. 20 September 2006.
http://encarta.msn.com/encyclopedia_761566679/Japan.html. Diakses pada 28
Desember 2006.
36. ^ "Japan Information—Page 1". WorldInfoZone.com.
http://www.worldinfozone.com/country.php?country=Japan. Diakses pada 28
Desember 2006.
37. ^ "World Population Prospects". UN Department of Economic and Social
Affairs. http://esa.un.org/unpp/. Diakses pada 27 Maret 2007.
38. ^ "Tectonics and Volcanoes of Japan". Oregon State University.
http://volcano.und.edu/vwdocs/volc_images/north_asia/japan_tec.html. Diakses pada
27 Maret 2007.
39. ^ "Attractions: Hot Springs". JNTO.
http://www.jnto.go.jp/eng/arrange/attractions/hotSprings.html. Diakses pada 1 April
2007.
40. ^ a b "Essential Info: Climate". JNTO.
http://www.jnto.go.jp/eng/arrange/essential/climate.html. Diakses pada 1 April 2007.
41. ^ "Gifu Prefecture sees highest temperature ever recorded in Japan - 40.9".
Japan News Review Society. 16 Agustus 2007.
http://www.japannewsreview.com/society/national/20070816page_id=1553. Diakses
pada 16 Agustus 2007.
42. ^ Michael Green. "Japan Is Back: Why Tokyo's New Assertiveness Is Good
for Washington". Real Clear Politics.
http://www.realclearpolitics.com/articles/2007/03/japan_is_back_why_tokyos_new_a
.html. Diakses pada 8 Maret 2009.
43. ^ "Japan: non-permanent member of the Security Council". United Nations.
http://www.un.org/sc/searchres_sc_members_english.asp?sc_members=191. Diakses
pada 10 Maret 2009.
44. ^ Nile Gardiner, Ph.D. and Brett D. Schaefer. "U.N. Security Council
Expansion Is Not in the U.S. Interest". Heritage Foundation.
http://www.heritage.org/research/internationalorganizations/bg1876.cfm. Diakses
pada 10 Maret 2009.
45. ^ Japan-Australia Joint Declaration on Security Cooperation
46. ^ Joint Declaration on Security Cooperation between Japan and India
47. ^ "Debt Relief is down: Other ODA rises slightly". Organisation for
Economic Co-Operation and Development.
http://www.oecd.org/document/8/0,3343,en_2649_33721_40381960_1_1_1_1,00.htm
l. Diakses pada 10 Maret 2009.
48. ^ "Sejarah Bantuan ODA Jepang di Indonesia". Situs Bantuan ODA Jepang di
Indonesia. http://www.id.emb-japan.go.jp/oda/id/whatisoda_02.htm. Diakses pada 10
Maret 2009.
49. ^ "Japan's island row with Russia". BBC News. 16 Agustus 2006.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4797701.stm. Diakses pada 10 Maret 2009.
50. ^ "Seoul and Tokyo hold island talks". BBC News. 20 April 2006.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4925258.stm. Diakses pada 10 Maret 2009.
51. ^ "The Basic View on the Sovereignty over the Senkaku Islands".
Kementerian Luar Negeri Jepang. http://www.mofa.go.jp/region/asia-
paci/senkaku/senkaku.html. Diakses pada 10 Maret 2009.
52. ^ "The Constitution of Japan".
http://www.kantei.go.jp/foreign/constitution_and_government_of_japan/constitution_
e.html. Diakses pada 12 Maret 2009.
53. ^ Kosechi, Soseki. "Mengkaji Kembali Revisi Konstitusi Jepang".
http://www.sadanet.or.id/ind/index.php?
option=com_content&task=view&id=49&Itemid=65. Diakses pada 12 Maret 2009.
54. ^ "Section 3. Japan's Response to the Post-Gulf Crisis Problems". Diplomatic
Bluebook 1991: Japan's Diplomatic Activities. Kementerian Luar Negeri Jepang.
http://www.mofa.go.jp/policy/other/bluebook/1991/1991-2-3.htm. Diakses pada 10
Maret 2009.
55. ^ "航空自衛隊イラク復興支援派遣撤収業務隊による撤収業務の終結に
関する命令の発出について". Kementerian Pertahanan. 10 Februari 2009.
http://www.mod.go.jp/j/news/2009/02/10b.html. Diakses pada 10 Maret 2009.
56. ^ "Japan's Participation in UN Peacekeeping Operations: International Peace
Cooperation Assignment in Cambodia". Secretariat of the International Peace
Cooperation Headquarters, Cabinet Office. 10 Februari 2009.
http://www.pko.go.jp/PKO_E/result/cambo_e.html. Diakses pada 10 Maret 2009.
57. ^ "Prime Minister Encourages Japan Air Self-Defense Force (JASDF) to be
Dispatched to Iraq". Kantor Perdana Menteri Jepang. 24 Desember 2003.
http://www.kantei.go.jp/foreign/koizumiphoto/2003/12/24komaki_e.html. Diakses
pada 10 Maret 2009.
58. ^ "航空自衛隊イラク復興支援派遣撤収業務隊による撤収業務の終結に
関する命令の発出について". Kementerian Pertahanan. 10 Februari 2009.
http://www.mod.go.jp/j/news/2009/02/10b.html. Diakses pada 10 Maret 2009.
59. ^ "2009 年 2 月 16 日付防衛省人事発令". Kementerian Pertahanan. 16
Februari 2009. http://www.mod.go.jp/j/sankou/jinji/2009/02/16.pdf. Diakses pada 10
Maret 2009.
60. ^ a b c "Japan: Patterns of Development". country-data.com. 1 Januari 1994.
http://www.country-data.com/cgi-bin/query/r-7176.html. Diakses pada 28 Desember
2006.
61. ^ a b c d "World Factbook; Japan—Economy". CIA. 19 Desember 2006.
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ja.html#Econ.
Diakses pada 28 Desember 2006.
62. ^ a b "World Economic Outlook Database; country comparisons". IMF. 1
September 2006.
http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/02/data/weorept.aspx?
sy=2005&ey=2005&scsm=1&ssd=1&sort=country&ds=.&br=1&c=512%2C446%2C
914%2C666%2C612%2C668%2C614%2C672%2C311%2C946%2C213%2C137%2
C911%2C962%2C193%2C674%2C122%2C676%2C912%2C548%2C313%2C556%
2C419%2C678%2C513%2C181%2C316%2C682%2C913%2C684%2C124%2C273
%2C339%2C921%2C638%2C948%2C514%2C686%2C218%2C688%2C963%2C51
8%2C616%2C728%2C223%2C558%2C516%2C138%2C918%2C353%2C748%2C1
96%2C618%2C278%2C522%2C692%2C622%2C694%2C156%2C142%2C624%2C
449%2C626%2C564%2C628%2C283%2C228%2C853%2C924%2C288%2C233%2
C293%2C632%2C566%2C636%2C964%2C634%2C182%2C238%2C453%2C662%
2C968%2C960%2C922%2C423%2C714%2C935%2C862%2C128%2C716%2C611
%2C456%2C321%2C722%2C243%2C965%2C248%2C718%2C469%2C724%2C25
3%2C576%2C642%2C936%2C643%2C961%2C939%2C813%2C644%2C199%2C8
19%2C184%2C172%2C524%2C132%2C361%2C646%2C362%2C648%2C364%2C
915%2C732%2C134%2C366%2C652%2C734%2C174%2C144%2C328%2C146%2
C258%2C463%2C656%2C528%2C654%2C923%2C336%2C738%2C263%2C578%
2C268%2C537%2C532%2C742%2C944%2C866%2C176%2C369%2C534%2C744
%2C536%2C186%2C429%2C925%2C178%2C746%2C436%2C926%2C136%2C46
6%2C343%2C112%2C158%2C111%2C439%2C298%2C916%2C927%2C664%2C8
46%2C826%2C299%2C542%2C582%2C443%2C474%2C917%2C754%2C544%2C
698%2C941&s=NGDPD&grp=0&a=&pr1.x=64&pr1.y=9. Diakses pada 14 Maret
2007.
63. ^ "NationMaster; Economy Statistics". NationMaster.
http://www.nationmaster.com/graph/eco_gdp_ppp-economy-gdp-ppp. Diakses pada
26 Maret 2007.
64. ^ er 6 Manufacturing and Construction, Statistical Handbook of Japan,
Ministry of Internal Affairs and Communications
65. ^ http://www.prcdc.org/summaries/japan/japan.html
66. ^ Groningen Growth and Development Centre (GGDC)
67. ^ Japan 500 2008, Financial Times Diakses pada 8 Maret 2009]
68. ^ [http://www.forbes.com/lists/2006/18/06f2000_The-Forbes-
2000_Rank.html The Forbes 2000
69. ^ Market data. New York Stock Exchange (2006-01-31). Diakses pada 2007-
08-11.
70. ^ "Japan's Economy: Free at last". The Economist. 20 Juli 2006.
http://www.economist.com/displayStory.cfm?story_id=7193984. Diakses pada 29
Maret 2007.
71. ^ "The State and Change in the "Lifetime Employment" in Japan: From the
End of War Through 1995". Research Institute of Economy, Trade and Industry
(RIETI). 1 November 2004. http://www.rieti.go.jp/en/papers/research-
review/021.html. Diakses pada 29 Maret 2007.
72. ^ "Life-time Employment (終身雇用)". exBuzzWords.
http://www.exbuzzwords.com/static/keyword_3430.html. Diakses pada 28 Maret
2007.
73. ^ The Economist: Going hybrid
74. ^ Activist shareholders swarm in Japan, The Economist
75. ^ Japan, Index of Economic Freedom
76. ^ "The State of World Fisheries and Aquaculture 2006". FAO Fisheries and
Aquaculture Department FAO. 20 September 2007.
http://www.fao.org/newsroom/common/ecg/1000850/en/fishtradefacts08b.pdf.
Diakses pada 2 Maret 2009.
77. ^ "Yearbooks of Fishery Statistics: World fisheries production, by capture and
aquaculture, by country (2006)". Fisheries and Aquaculture Department FAO. 1
Januari 2006. ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/009/a0699e/a0699e.pdf. Diakses pada 8
Maret 2009.
78. ^ The World Almanac and book of facts 2008. World Almanac Books. 20
September 2008. hlm. 94. ISBN 1-60057-072-0.
79. ^ "Employed person by occupation and sex (労働力調査 長期時系列データ
職業別就業者数)". Statistics Bureau, Director General for Policy Planning
(Statistical Standards) 総務省統計局.
http://www.stat.go.jp/data/roudou/longtime/03roudou.htm. Diakses pada 9 Maret
2009.
80. ^ Zaidan Hōjin Yano Tsuneta Kinenkai, 財団法人矢野恒太記念会 (2008).
p.134 Tabel 13-6 dan catatan kaki. "Definisi keluarga petani komersial (hambai nōka)
adalah keluarga dengan luas tanah lebih dari 3.000 m² atau pendapatan kotor lebih
dari \500.000 per tahun; definisi keluarga petani pengusaha (shugyō nōka) adalah
keluarga yang berpenghasilan utama dari pertanian, dan memiliki kepala keluarga
berumur di bawah 65 tahun yang bekerja di lahan pertanian lebih dari 60 hari per
tahun."
81. ^ Zaidan Hōjin Yano Tsuneta Kinenkai 財団法人矢野恒太記念会 (2008)
p.136 Tabel 13-8. Report of Survey on Movement of Agriculture Structure.
82. ^ Pada tahun 1990, keluarga petani komersial yang memiliki kepala keluarga
berusia di atas 65 tahun mencapai 19,5%. Angka ini bertambah menjadi 32,4% pada
tahun 2007. "Main Indicators Relating to Agriculture, Forestry and Fisheries (農林水
産業関連主要指標(1)土地と人口 Land and population)". Kementerian
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang (MAFF).
http://www.maff.go.jp/toukei/geppo/g088a.xls. Diakses pada 9 Maret 2009.
83. ^ a b "人口推計月報". Biro Statistik Jepang. 1 Februari 2009.
http://www.stat.go.jp/data/jinsui/tsuki/index.htm. Diakses pada 8 Agustus 2009.
84. ^ Japan-born Koreans live in limbo. The New York Times. 2 April 2005.
85. ^ An Enclave of Brazilians Is Testing Insular Japan. The New York Times. 1
November 2008.
86. ^ 'Home' is where the heartbreak is for Japanese-Peruvians. Asia Times. 16
Oktober 1999.
87. ^ Registered Foreigners in Japan by Nationality. Stat.go.jp.
88. ^ "国籍Q&A". 民事局. http://www.moj.go.jp/MINJI/minji78.html#a01.
Diakses pada 8 Agustus 2009.
89. ^ Fogarty, Philippa, "Recognition at last for Japan's Ainu", BBC News, BBC, 6
Juni 2008. Diakses pada 7 Juni 2008.
90. ^ The Invisible Race. Time. 8 Januari 1973.
91. ^ "The World Factbook: Rank order—Life expectancy at birth". CIA. 19
Desember 2006. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-
factbook/rankorder/2102rank.html. Diakses pada 28 Desember 2006.
92. ^ a b "Statistical Handbook of Japan: Chapter 2—Population". Japan Ministry
of Internal Affairs and Communications.
http://www.stat.go.jp/English/data/handbook/c02cont.htm. Diakses pada 28 Desember
2006.
93. ^ a b Ogawa, Naohiro."Demographic Trends and Their Implications for Japan's
Future" The Ministry of Foreign Affairs of Japan. Transkrip wawancara pada 7 Maret
1997. Diakses pada 14 Mei 2006.
94. ^ Hidenori Sakanaka (2005-10-05). "Japan Immigration Policy Institute:
Director's message". Japan Immigration Policy Institute.
http://jipi.gr.jp/english/message.html. Diakses pada 5 Januari 2007.
95. ^ French, Howard."Insular Japan Needs, but Resists, Immigration". "The New
York Times" (2003-07-24). Diakses pada 2007-02-21.
96. ^ Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor (2006-09-15).
"International Religious Freedom Report 2006". U.S. Department of State.
http://www.state.gov/g/drl/rls/irf/2006/71342.htm. Diakses pada 4 Desember 2007.
97. ^ a b Kisala, Robert (2005). Robert Wargo. ed. The Logic Of Nothingness: A
Study of Nishida Kitarō. University of Hawaii Press. hlm. 3–4. ISBN 0824822846.
98. ^ [http://www.bunka.go.jp/english/pdf/chapter_10.pdf Religious Juridical
Persons and Administration of Religious Affairs, Agency for Cultural Affairs.
Diakses pada 25 Agustus 2008]
99. ^ Shinsen-kokugojiten (新選国語辞典), Kyōsuke Kindaichi, Shogakukan,
2001, ISBN 4-09-501407-5
100. ^ 言語学大辞典セレクション:日本列島の言語 (Selection from the
Encyclopædia of Linguistics: The Languages of the Japanese Archipelago). "琉球列
島の言語" (The Languages of the Ryukyu Islands). 三省堂 1997
101. ^ "15 families keep ancient language alive in Japan". UN. Diarsipkan dari
yang asli pada 6 Januari 2008.
http://web.archive.org/web/20080106062419/http://www.un.org/works/culture/japan_
story.html. Diakses pada 27 Maret 2007.
102. ^ Lucien Ellington (2005-09-01). "Japan Digest: Japanese Education". Indiana
University. Diarsipkan dari yang asli pada 27 April 2006.
http://web.archive.org/web/20060427225148/http://www.indiana.edu/~japan/digest5.
html. Diakses pada 27 April 2006.
103. ^ Lucien Ellington (2003-12-01). "Beyond the Rhetoric: Essential Questions
About Japanese Education". Foreign Policy Research Institute.
http://www.fpri.org/footnotes/087.200312.ellington.japaneseeducation.html. Diakses
pada 1 April 2007.
104. ^ CIA World Factbook: Literacy
105. ^ "School Education" (PDF). MEXT.
http://www.mext.go.jp/english/statist/05101901/005.pdf. Diakses pada 10 Maret
2007.
106. ^ Kate Rossmanith (2007-02-05). "Rethinking Japanese education". The
University of Sydney. http://www.usyd.edu.au/news/international/226.html?
newsstoryid=1568. Diakses pada 1 April 2007.
107. ^ "The World University Rankings". http://www.mines-
paristech.fr/Actualites/PR/EMP-ranking.html.
108. ^ OECD’s PISA survey shows some countries making significant gains in
learning outcomes, OECD, 04/12/2007. Range of rank on the PISA 2006 science
scale

[sunting] Bacaan selanjutnya


 Conrad Totman, 2000. 'A History of Modern Japan. Blackwell Publishers.'
 C.H. Kwan. 2001. 'Yen Bloc: Toward Economic Integration in Asia.' Brookings
Institution Press.
 Bernson, Mary Hammond and Elaine Magnusson, eds. Modern Japan: An Idea Book
for K-12 Teachers. Multicultural Education Resource Serial. Olympia, WA: Office of
the State Superintendent of Public Instruction, 1984. ED 252 486.
 Cogan, John J. and Donald O. Schneider, eds. Perspectives on Japan: A Guide for
Teachers. Washington, DC: National Council for the Social Studies, 1983. ED 236
090.
 East Meets West: Mutual Images. Stanford, CA: California Center for Research in
International Studies, l980. ED 196 765.
 Kaderabeck, Leslie. The Japanese Automobile Worker: A Microcosm of Japan's
Success. 1985. ED 263 041.
 Murphy, Carole. A Step by Step Guide for Planning a Japanese Cultural Festival.
1983. ED 238 748.
 Wojtan, Linda S. Free Resources for Teaching about Japan. Bloomington, IN:
Midwest Program for Teaching about Japan, Indiana University, 1986. ED 270 3891.

[sunting] Lihat pula


Portal Jepang

 Hubungan luar negeri Jepang


 Kalender Jepang
 Militer Jepang
 Transportasi di Jepang
 Daftar masakan Jepang
 Daftar kata serapan dari bahasa Jepang dalam bahasa Indonesia
 Daftar wilayah metropolitan di Jepang menurut populasi

[sunting] Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:


Jepang

 (Inggris) Kantei.go.jp - Situs web resmi kantor perdana menteri dan kabinet
 (Inggris) Sangi-in.go.jp - Situs web resmi Badan Penasehat
 (Inggris) Shugi-in.go.jp - Situs resmi Dewan Perwakilan
 (Inggris) Courts.go.jp - Situs web resmi Mahkamah Agung Jepang
 (Inggris) Kunaicho.go.jp - Situs web resmi keluarga Kekaisaran
 (Indonesia) Informasi mengenai Jepang di situs web resmi Kedutaan Besar Jepang di
Indonesia

 Lihat panduan wisata Jepang di Wikitravel

 (Inggris) CIA World Factbook - Japan


 (Inggris) Jepang - Nihon
 (Indonesia) Situs web informasi mengenai Jepang dalam bahasa Indonesia
[tampilkan]
l • b • s
Negara di
Asia Timur

[tampilkan]
l • b • s
Negara di Asia

[tampilkan]
l • b • s
Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang"


Kategori: Jepang | Kekaisaran
Kategori tersembunyi: Artikel mengandung aksara Jepang | Artikel mengandung aksara
Tionghoa

Akun

 Masuk log / buat akun

Ruang nama

 Halaman
 Pembicaraan

Varian

Halaman

 Baca
 Perubahan tertunda
 Sunting
 Versi terdahulu

Tindakan

 ↑

Pencarian
Istimew a:Pencarian

Navigasi

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman sembarang

Komunitas

 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan

Wikipedia

 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang

Cetak/ekspor

 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak

Peralatan

 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Kutip halaman ini

Bahasa lain

 Аҧсуа
 Acèh
 Afrikaans
 Alemannisch
 አማርኛ
 Aragonés
 Ænglisc
 ‫العربية‬
 ‫ܐܪܡܝܐ‬
 ‫مصرى‬
 অসমীয়া
 Asturianu
 Aymar aru
 Azərbaycanca
 Башҡортса
 Boarisch
 Žemaitėška
 Bikol Central
 Беларуская
 Беларуская (тарашкевіца)
 Български
 Bahasa Banjar
 বাংলা
 བོད་ཡིག
 ইমার ঠার/বিষ্ণুপ্রিয়া মণিপুরী
 Brezhoneg
 Bosanski
 ᨅᨔ ᨕᨘᨁᨗ
 Буряад
 Català
 Chavacano de Zamboanga
 Mìng-dĕ̤ng-ngṳ̄
 Cebuano
 Chamoru
 ᏣᎳᎩ
 ‫کوردی‬
 Qırımtatarca
 Česky
 Kaszëbsczi
 Словѣ́ньскъ / ⰔⰎⰑⰂⰡⰐⰠⰔⰍⰟ
 Чӑвашла
 Cymraeg
 Dansk
 Deutsch
 Zazaki
 Dolnoserbski
 ‫ސ‬ް ‫ބ‬ ަ ‫ިދ ެވ ިހ‬
 ཇོང་ཁ
 Eʋegbe
 Ελληνικά
 English
 Esperanto
 Español
 Eesti
 Euskara
 Estremeñu
 ‫فارسی‬
 Suomi
 Føroyskt
 Français
 Arpetan
 Frysk
 Gaeilge
 Gagauz
 贛語
 Gàidhlig
 Galego
 ગુજરાતી
 Gaelg
 ‫س‬َ ‫هَ ُو‬
 Hak-kâ-fa
 Hawai`i
 ‫עברית‬
 हिन्दी
 Fiji Hindi
 Hrvatski
 Hornjoserbsce
 Kreyòl ayisyen
 Magyar
 Հայերեն
 Interlingua
 Interlingue
 Ilokano
 Ido
 Íslenska
 Italiano
 ᐃᓄᒃᑎᑐᑦ/inuktitut
 日本語
 Lojban
 Basa Jawa
 ქართული
 Taqbaylit
 Адыгэбзэ
 Қазақша
 Kalaallisut
 ភាសាខ្មែរ
 ಕನ್ನಡ
 한국어
 Къарачай-Малкъар
 कश्मीरी - (‫)كشميري‬
 Kurdî
 Коми
 Kernowek
 Кыргызча
 Latina
 Lëtzebuergesch
 Limburgs
 Líguru
 Lumbaart
 Lingála
 ລາວ
 Lietuvių
 Latgaļu
 Latviešu
 Мокшень
 Malagasy
 Олык Марий
 Māori
 Македонски
 മലയാളം
 Монгол
 मराठी
 Кырык мары
 Bahasa Melayu
 Malti
 Mirandés
 မြန်မာဘာသာ
 Dorerin Naoero
 Nāhuatl
 Nnapulitano
 Plattdüütsch
 Nedersaksisch
 नेपाली
 नेपाल भाषा
 Nederlands
 Norsk (nynorsk)
 Norsk (bokmål)
 Novial
 Nouormand
 Diné bizaad
 Occitan
 ଓଡ଼ିଆ
 Ирон
 ਪੰ ਜਾਬੀ
 Kapampangan
 Papiamentu
 Deitsch
 Norfuk / Pitkern
 Polski
 Piemontèis
 ‫پنجابی‬
 ‫پښتو‬
 Português
 Runa Simi
 Rumantsch
 Română
 Armãneashce
 Tarandíne
 Русский
 Русиньскый
 Kinyarwanda
 संस्कृत
 Саха тыла
 Sardu
 Sicilianu
 Scots
 ‫سنڌي‬
 Sámegiella
 Srpskohrvatski / Српскохрватски
 සිංහල
 Simple English
 Slovenčina
 Slovenščina
 Gagana Samoa
 Soomaaliga
 Shqip
 Српски / Srpski
 Sranantongo
 SiSwati
 Seeltersk
 Basa Sunda
 Svenska
 Kiswahili
 Ślůnski
 தமிழ்
 తెలుగు
 Тоҷикӣ
 ไทย
 ትግርኛ
 Türkmençe
 Tagalog
 Tok Pisin
 Türkçe
 Татарча/Tatarça
 Reo Mā`ohi
 Удмурт
 ‫ ئۇيغۇرچە‬/ Uyghurche
 Українська
 ‫اردو‬
 O'zbek
 Vèneto
 Tiếng Việt
 Volapük
 Winaray
 Wolof
 吴语
 Хальмг
 ‫יי ִדיש‬
 Yorùbá
 Vahcuengh
 中文
 文言
 Bân-lâm-gú
 粵語
 isiZulu

 Halaman ini terakhir diubah pada 14:39, 14 September 2011.


 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih
jelasnya.

Anda mungkin juga menyukai