PERENCANAAN AUDIT
Disusun Oleh :
T.A 2022
LATAR BELAKANG
Tahap perencanaan audit merupakan suatu tahap yang vital dalam audit.
Kesuksesan audit sangat ditentukan oleh perencanaan audit secara matang.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh untuk
merencanakan pelaksanaan audit. Perencanaan audit sangat dipengaruhi oleh
informasi yang diperoleh dalam tahap pertimbangan penerimaan penugasan audit.
Auditor perlu mempertimbangkan informasi mengenai intergritas manajemen,
kekeliruan dan ketidak beresan dan pelanggaran hukum klien dalam
merencanakan audit. Luas dan kelengkapan perencanaan sangat tergantung pada :
1. Ukuran dan kompleksitas perusahaan klien,
2. Pengalaman auditor dengan klien,
3. Pengetahuan dan kemampuan auditor beserta seluruh stafnya.
c. Risiko deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi
salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
1. Bertanya kepada manajemen dan pihak lain dalam entitas yang menurut
auditor mungkin mempunyai informasi yang dapat membantu
mengidentifikasi risiko salah saji yang material yang disebebkan oleh
kecurangan atau kekeliruan;
2. Prosedur analitikal;
3. Pengamatan dan inspeksi.
a. Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan karena kecurangan, termasuk tentang sifat, luas dan
berapa seringnya penilaian tersebut dilakukan; (A12 – A13)
b. Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan
menanggapi risiko kecurangan dalam entitas itu, termasuk risiko
kecurangan yang diidentifikasi oleh manajemen atau yang dilaporkan
kepada manajemen, atau risiko kecurangan mungkin terjadi dalam jenis
transaksi, saldo akun, atau pengungkapan; (A14)
c. Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan
manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan
dalam entitas itu;
d. Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada, tentang pandangan
manajemen mengenai praktik-praktik bisnis dan prilaku etis.
Auditor wajib mananyakan kepada manajemen dan pihak lain di dalam entitas
(jika perlu), untuk menentukan apakah mereka mengetahui kecurangan yang
terjadi, yang disangka terjadi atau yang dituduhkan, yang mempunyai dampak
pada entitas. (A15 – A17)
Prosedur bertanya digunakan auditor dalam hubungannya dengan prosedur
penilaian risiko lainnya, untuk mengidentifikasi risiko salah saji yang material.
Perhatian utama dalam pertanyaan yang diajukan adalah pemahaman mengenai
setiap aspek yang wajib diketahui.
2. Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risiko membantu
mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan
keuangan dan audit. Sebagai contoh, segala sesuatu yang bersifat luar biasa,
seperti transaksi atau peristiwa luar biasa, angka-angka yang terlalu tinggi,
rasio yang melenceng dan tren yang ganjil.
Disamping sebagai prosedur penilaian risiko, prosedur analitikal juga
dapat digunakan sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:
1. Manajemen senior
Manajemen senior biasanya berarti pejabat entitas, dewan direksi dan
lainnya yang mengendalikan arah strategi perusahaan. Dalam beberapa hal,
sebuah perusahaan mungkin akan dikelola oleh pemiliknya dan tjuannya
digerakkan oleh tujuan pemilik. Memahami pengalaman manajemen dengan
entitas dan pengalaman manajemen dapat membantu auditor menilai risiko
bawaan dari salah saji laporan keuangan.
KESIMPULAN
Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan
suatu ikatan perjanjian. Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa
auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan
perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan
kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut
berdasarka kompetensi profesionalnya.