Anda di halaman 1dari 7

AUDIT KEUANGAN DAN KINERJA

Analytical Review Procedures

Adi Muhammad Ridlo 104060005417

Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 2012

Pengertian Prosedur Analitik Dalam melaksanakan audit, seorang auditor dapat melakukan beberapa tes diantaranya tes terhadap transaksi, prosedur analitis dan tes terhadap saldo. Standar Profesional Akuntan Publik pada SA Seksi 329 PSA No 22, menyebutkan bahwa auditor harus menggunakan prosedur analitik baik dalam tahap perencanaan maupun pada tahap review menyeluruh semua audit. Prosedur analitik adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh auditor atas informasi keuangan klien dengan mempelajari data keuangan dan data nonkeuangan milik klientersebut. Kemudian dari data-data yang ada, auditor melakukan berbagai perbandingan atas jumlah tercatat dengan harapan auditor dan mencari hubungan logis atas data-data tersebut. Prosedur analitik merupakan bagian penting dari proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan antara data keuangan yang satu dengan data keuangan yang lain, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Asumsi dasar dalam penggunaan prosedur analitik adalah bahwa hubungan rasional antar data tersebut diharapkan akan tetap ada dan berlanjut, kecuali terjadi hal-hal yang mengakibatkan sebaliknya. Apabila terjadi penyimpangan terhadap kondisi tersebut, maka penyimpangan inilah yang kemudian akan menjadi perhatian dari auditor. Hal-hal yang mengakibatkan penyimpangan tersebut antara lain, terjadi peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah saji. Tujuan Prosedur Analitik Selain pemahaman terhadap hubungan data keuangan maupun nonkeuangan dalam melaksanakan review prosedur analitik, auditor juga dituntut untuk memahami klien serta industri yang menjadi tempat usaha klien. Pemahaman atas tujuan prosedur analitis dan juga keterbatasannya juga penting untuk dimiliki oleh auditor. Tujuan prosedur analitik antara lain sebagai berikut: 1. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya. 2. Sebagai pengujian substantive untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi. 3. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit. Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah tercatat atau rasio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Auditor mengembangkan harapan tersebut berdasarkan hubungan yang masuk akal yang secara pantas diharapkan dapat terjadi berdasarkan pemahaman auditor terhadap klien dan industrinya. Contoh sumber informasi yang dalam mengembangkan harapan adalah:

1. Informasi

keuangan

periode

sebelumnya

yang

dapat

diperbandingkan

dengan

memperhatikan perubahan yang diketahui. 2. Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggaran atau prakiraan termasuk ektrapolasi dari data interim atau tahunan. 3. Hubungan antar unsur-unsur informasi keuangan dalam satu periode. 4. Informasi industri bidang usaha klien, misalnya informasi laba bruto. 5. Hubungan antara informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan Penggunaan Prosedur Analitik Prosedur analitik dapat digunakan selama penugasan audit berlangsung dengan memperhatikan situasi yang ada. Standar auditing mengharuskan penggunaan prosedur analitik pada tahap perencanaan dan pada saat review menyeluruh pada tahap akhir audit. Namun, prosedur analitik juga dapat digunakan pada saat pengujian substantive atas transaksi atau saldo jika dalam beberapa hal akan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pengujian terinci untuk mencapai tujuan pengujian substantive. Tahap Perencanaan Prosedur analitik digunakan pada tahap perencanaan bertujuan untuk membantu dalam perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti saldo atau transaksi. Dengan demikian penggunaan prosedur analitik pada tahap ini akan membantu auditor dalam memahami bisnis klien, transaksi atau peristiwa yang terjadi , dan mengidentifikasi bidang yang mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit, misalnya transaksi atau peristiwa tertentu yang tidak biasa, dan jumlah, rasio atau trend yang menunjukkan masalah dalam laporan keuangan. Data yang digunakan dalam prosedur analitik bisa berbeda tergantung dari ukuran dan kerumitan klien. Data tersebut bisa data keuangan maupun data nonkeuangan. Dengan mengkombinasikan prosedur analitik dengan pengetahuan auditor atas bisnis, akan menjadi dasar dalam permintaan keterangan tambahan dan perencanaan yang efektif. Tahap Pengujian Auditor melaksanakan pengujian substantive untuk meyakini kebenaran informasi keuangan sesuai dengan tujuan audit yang berkaitan dengan suatu asersi. Tingkat kepercayaan tersebut dapat dicapai melalui pengujian terinci, prosedur analitik, atau kombinasi dari keduanya. Pertimbangan mengenai prosedur yang digunakan didasarkan pada tingkat efisiensi dan efektivitas yang diharapkan dari prosedur audit tersebut. Untuk asersi tertentu, prosedur analitik cukup efektif dalam memberikan tingkat keyakinan yang memadai. Namun, pada asersi lain, prosedur analitik mungkin tidak seefektif

atau seefisien pengujian terinci dalam memberikan tingkat keyakinan yang diinginkan. Efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari suatu prosedur analitik dalam mengidentifikasikan kemungkinan salah saji tergantung atas, antara lain: 1. Sifat Asersi 2. Kemampuan dan kelayakan untuk memprediksikan suatu hubungan. 3. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan. 4. Ketepatan harapan. Tahap Penyelesaian (Review Akhir) Tujuan prosedur analitik yang diterapkan dalam tahap review menyeluruh adalah untuk membantu auditor dalam menilai kesimpulan yang diperoleh dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Berbagai macam prosedur analitik mungkin bermanfaat untuk tujuan ini. review menyeluruh umumnya meliputi pembacaan laporan keuangan dan catatannya dengan mempertimbangkan kecukupan bukti yang terkumpul sebagai respon terhadap saldo yang tidak biasa yang tidak diharapkan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan dan pelaksanaan audit; dan saldo atau hubungan yang tidak biasa yang tidak diharapkan yang sebelumnya tidak teridentifikasi. Jenis-jenis Prosedur Analitik Ada lima jenis prosedur analitik yang dapat digunakan auditor. Bagian terpenting dari penggunaan prosedur analitik adalah pemilihan jenis prosedur yang layak. Kelima jenis prsedur analitik tersebutantara lain: 1. Membandingkan data klien dengan data industri. Melakukan perbandingan antara data klien dengan data industri bidang usaha klien dapat memberikan gambaran mengenai kinerja klien. Manfaat utamanya adalah informasi tersebut dapat digunakan auditor untuk dapat memahami usaha klien dan informasi jika ada indikasi klien kesulitan keuangan. 2. Membandingkan data klien dengan data periode yang sama sebelumnya. Prosedur ini dilakukan dengan membandingkan antara saldo atau rincian saldo tahun berjalan dengan periode sebelumnya. Selain itu, dapat juga dihitung melalui rasio dan hubungan persentase antara tahun berjalan dengan tahun lalu. 3. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan klien. Dalam siklus usahanya, klien pasti membuat anggaran mengenai proyeksi berbagai aspek operasi dan keuangannya. Dengan membandingkan antara data actual dengan anggaran,

maka akan diperoleh informasi kemungkinan salah saji jika terdapat perbedaan signifikan antara keduanya. 4. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan auditor. Prosedur ini mengharuskan auditor memperkirakan saldo dengan membuat estimasi berapa seharusnya saldo akun dengan cara mengaitkannya dengan akun-akun lain di neraca atau laporan laba rugi atau berdasarkan kecenderungan historis kemudian membandingkannya dengan saldo sebenarnya. 5. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang menggunakan data nonkeuangan. Yang harus menjadi perhatian utama dalam prosedur ini adalah akurasi data. Langkah-langkah Melaksanakan Prosedur Analitik Langkah-langkah dalam melaksanakan prosedur analitik adalah sebagai berikut: 1. Membuat tujuan 2. Prosedur analitik yang tepat 3. Menggunakan data yang tepat 4. Menerapkan aturan keputusan 5. Melaksanakan pengujian 6. Analisis hasil 7. Menarik kesimpulan Metode Prosedur Analitik Sofyan safri (1994) menyebutkan ada 4 (empat) metode prosedur analitik, diantaranya: 1. Subjective Evaluation Metode ini adalah suatu metode evaluasi yang bersifat subjektif berdasarkan pada pengalaman auditor. 2. Rules of Thumb Metode ini menggunakan hubungan kuantitatif dengan membandingkan hasil audit pada periode sebelumnya dan membandingkannya dengan hasil perkiraan audit tahun berjalan. Kemudian perlu atau tidaknya auditor memeriksa tergantung pada tingkat perbedaan yang ada, apakah melampaui titik kritis atau tidak. 3. Time Trend Extrapolation Metode ini meliputi perhitungan pengamatan terhadap trend hasil audit periode sebelumnya dibandingkan dengan periode berjalan. Dalam menggunakan metode ini,

auditor juga harus memepertimbangkan kemungkinan pengaruh kesalahan akuntansi periode sebelumnya yang telah diperbaiki klien. 4. Regression Models Metode ini menggunakan nilai ekonomi dan statistik untuk menghubungkan antara saldo perkiraan dengan variable-variabel lingkungan yang secara teoritis akan mempengaruhi perubahan saldo perkiraan. Kelebihan dan Kekurangan Prosedur Analitik Kelebihan penggunaan prosedur analitik antara lain: 1. Membantu auditor memahami bidang usaha klien Dengan mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman mengenai usaha klien tahuntahun sebelumnya, dapat dijadikan pertimbangan dalam perencanaan audit. 2. Menilai kemampuan perusahaan untuk menjaga kesinambungan perusahaan Melalui prosedur analitik dapat diketahui indikasi awal apabilla terjadi permasalahan keuangan kritis yang dialami oleh klien. 3. Mengidentifikasikan adanya kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan Adanya perbedaan besar atau fluktuasi yang tidak biasa antara data keuangan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dapat menjadi indikasi kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam laporan keuangan. 4. Mengurangi pengujian audit terinci Jika prosedur analitik tidak menemukan adanya fluktuasi yang tidak biasa, maka kemungkinan kekeliruan dapat dieliminasi sehingga mengurangi kebutuhan pengujian terinci.

Sedangkan kekurangan dari prosedur analitik adalah: 1. Prosedur analitik tidak dapat menguji asersi Presentation and Disclosure 2. Pandangan subjektif auditor mendominasi

Daftar Pustaka Ikatan Akuntan Indonesia. SA Nomor 329 (PSA No 22): Prosedur Analitik. Jakarta: Salemba Empat, 2002. Harahap, Sofyan Safri. Auditing Kontemporer. Jakarta: Erlangga, 1994. Arens, Alvin A., et al. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, 13/E. US: Prentice Hall, 2010.

Anda mungkin juga menyukai