DEFINISI AUDITING
Untuk mempelajari auditing, dan profesi akuntan publik dengan mendalam, perlu kiranya
diketahui definisi audit. Definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari
ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan Auditing sebagai:
Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara
obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Definisi tersebut dapat diuraikan menjadi 7 elemen yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan audit, yaitu:
1. Proses yang sistematis
Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur
dan terorganisir.
2. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif
Hal ini berarti bahwa proses sistematis yang dilakukan tersebut merupakan proses
untuk menghimpun bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh
individu maupun entitas.
3. Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi
Asersi atau pernyataan tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi merupakan
hasil proses akuntansi. Proses akuntansi merupakan proses pengidentifikasian,
pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang.
4. Menentukan tingkat kesesuaian (degree of correspondence)
Hal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti dimaksudkan untuk
menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi-asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
5. Kriteria yang ditentukan
Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukur untuk
mempertimbangkan (judgement) asersi-asersi atau representasi-representasi.
6. Menyampaikan hasil-hasilnya
Hal ini berarti hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang
mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria yang telah
ditentukan.
7. Para pemakai yang berkepentingan
Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang
menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang diinformasikan melalui
laporan audit, dan laporan lainnya.
Tipe / Klasifikasi audit
Klasifikasi berdasar tujuan audit Menurut Kell dan Boynton audit dapat
diklasifikasikan berdasar tujuan dilaksanakannya audit. Dalam hal ini tipe audit terbagi ke
dalam tiga kategori
1. Audit laporan keuangan (financial statement audit) Audit laporan keuangan mencakup
penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas
dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar sesuai kriteria yang telah ditentukan yaitu prinsip akuntansi yang
berterima umum (PABU)
2. Audit kepatuhan (compliance audit) Audit kepatuhan mencakup penghimpunan dan
pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan finansial
maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi-kondisi, aturan-
aturan, dan regulasi yang telah ditentukan. Kriteria yang ditentukan tersebut dapat
berasal dari berbagai sumber seperti manajemen, kreditor, maupun lembaga
pemerintah
3. Audit operasional (operational audit) Audit operasional meliputi penghimpunan dan
pengevaluasian bukti mengenai kegiatan operasional organisasi dalam hubungannya
dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas, maupun kehematan (ekonomis)
operasional.
1. Bukti
Tujuan memperoleh dan mengevaluasi bukti adalah untuk memperoleh
pengertian sebagai dasar untuk memberikan kesimpulan atas pemeriksaan
yang dituangkan dalam pendapat auditor. Bukti harus diperoleh dengan cara-
cara tertentu agar dapat dicapai hasil yang maksimal. Secara umum, usaha
untuk memperoleh bukti adalah dengan cara:
Due care artinya melakukan pekerjaan dengan sangat hati-hati dan sealu
mengindahkan norma-norma profesi dan norma-norma yang berlaku. Konsep
kehati-hatian dalam pemeriksaan, didasarkan pada isu pokok tingkat kehati-
hatian yang diharapkan pad auditor yang bertanggungjawab. Dalam auditing
disebut sebagai prudent auditor. Tanggung jawab yang dimaksud adalah
tanggung jawab professional dalam melaksanakan tugasnya. Konsep ini lebih
dikenal konsevatif.
Masalahnya sejauh mana batas tanggung jawab atas tingkat kehati-hatian
tersebut bagi seorang auditor terhadap kliennya dan pengguna informasi
keuangan lainnya. Hingga saat ini belum ada Batasan yang jelas mengenai
masalah tersebut. Namun demikian, Mautz dan Sharaf menawarkan garis
besar pemikirannya mengenai hal tersebut untuk diperhatikan oleh seorang
prudent audit practitior.
Konsep ini menuntu adanya informasi laporan keuangan yang bebas (tidak
memihak), tidak bias, dan mencerminkan posisi keuangan, hasil operasi, dan
aliran arus kas.
4. Independensi
5. Etika perilaku
Etika dalam auditing berkaidan dengan perilaku yang ideal seorang auditor
professional yang independent dalam melaksanakan audit.
STANDAR AUDITING
Standar auditing adalah kriteria untuk mengukur kualitas pelaksanaan audit
atas laporan keuangan oleh auditor independen. Ikatan Akuntan Indonesia telah
menetapkan sepuluh standar auditing yang harus diterapkan oleh auditor dalam setiap
audit, tanpa memandang jenis dan ukuran usaha klien. Standar auditing terbagi
menjadi tiga bagian: standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar
pelaporan. Standar ini saling berkaitan dan tergantung satu sama lain. Konsep
materialitas dan risiko sangat mempengaruhi penerapan standar auditing. Materialitas
menunjukkan pentingnya suatu item atau akun dalam laporan keuangan. Risiko
menunjukkan kemungkinan item atau akun tersebut tidak tepat atau salah saji.
a. Standar umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlihan
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran professionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar pekerjaan lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan pernyataan, dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuanga yang diaudit
c. Standar pelaporan
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia
2. Laporan audit harus menunjukan atau menyatakan, jika ada, ketidak
konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebyt dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
pentunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan,
jika ada, adan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
BAB IV
PERLUNYA AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang paling sering dilakukan auditor
independen. Laporan keuangan yang berguna bagi pembuatan keputusan adalah laporan
keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan berkualitas bila memenuhi kriteria relevansi
atau keberpatutan (relevance) dan reliabilitas atau keterandalan (reliability). Yang jelas,
auditor independen melakukan audit terhadap laporan keuangan karena permintaan akan jasa
pengauditan oleh para pengguna laporan keuangan. Ada 4 alasan yang dapat menjawab
pertanyaan mengapa audit atas laporan keuangan diperlukan, yaitu:
1. Perbedaan kepentingan
Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara manajemen sebagai
pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan.
2. Konsekuensi
Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi pemakai. Investor,
kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya sangat mengandalkan laporan
keuanganyang dipublikasikan.
3. Kompleksitas
Peningkatan kompleksitas ini mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan
interpretasi dan penyajian laporan keuangan. Hal ini menyulitkan para pemakai laporan
keuangan dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan.
4. Keterbatasan akses (remoteness)
Pemakai laporan keuangan pada umumnya mempunyai keterbatasan akses terhadap data
akuntansi.
MANFAAT AUDIT DARI SISI PENGAWASAN
Audit dilihat dari sisi pengawasan juga membawa manfaat yang cukup besar. Sofyan
safri harapan mengemukakan manfaat audit dari sisi pengawasan sebagai berikut:
1. Preventive control
Tenaga akuntansi akan bekerja lebih berhati-hati dan akurat bila mereka
menyadari akan diaudit.
2. Detective control
Suatu penyimpangan atau kesalahan yang terjadi lazimnya akan dapat diketahui
dan dikoreksi melalui suatu proses audit
3. Reporting control
Setiap kesalahan perhitungan, penyajian atau pengungkapan yang tidak dikoreksi
dalam keuangan akan disebutkan dalam laporan pemeriksaan. Dengan demikian
pembaca laporan keuangan terhindar dari informasi yang keliru atau menyesatkan.
KETERBATASAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN
keterbatasan audit laporan keuangan yang dilakukan sesuai dengan standar auditing
yang berterima umum. Keterbatasan audit laporan keuangan dapat berasal dari batasan
ekonomi dan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan. Batasan ekonomi meliputi biaya
yang memadai dan jumlah waktu yang memadai yang dapat mempengaruhi tingkat pengujian
dan jumlah bukti yang diperoleh oleh auditor. Kerangka kerja akuntansi meliputi prinsip
akuntansi alternatif dan estimasi akuntansi yang dapat menimbulkan ketidakpastian dan
keragaman dalam laporan keuangan. Meskipun demikian, audit laporan keuangan dapat
menambah kredibilitas sebuah laporan keuangan.