Anda di halaman 1dari 11

RESUME

“KODE ETIKA PROFESI AKUNTAN PUBLIK”

Dosen Pembimbing :

R. WEDI RUSMAWAN KUSUMAH, DR., S.E., M.SI., AK., C.A.

Disusun Oleh :
Meko 1619103012

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
TAHUN 2019
BAB II
Kode Etika Profesi Akuntan Publik

2.1 Prinsip Etika Akuntan atau Kode Etik Akuntan

Di dalam Kode Etik Akuntan Publik sendiri memuat setidaknya ada tiga
aturan yang memuat aturan atau standard – standart dalam aturan auditing yaitu:
prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika. Dan dalam kesempatan ini
saya akan mendeskripsikan prinsip etika yang meliputi delapan butir dalam
pernyataan IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007 (dalam bahasa pemahaman sendiri).

1. Tanggung Jawab profesi

Setiap auditor harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional


dalam setiap kegiatan yang dilakukan seperti dalam mengaudit sampai penyampaian
hasil laporan audit.

2. Kepentingan Publik

Profesi akuntan publik memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik
dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi
kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung
kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi
bisnis secara tertib.

3. Integritas

Auditor harus memiliki integritas yang tinggi, sama seperti hal dalam kepentingan
publik, auditor adalah peran yang penting dalam organisasi, dalam menjalankan
tanggung jawabnya auditor harus memiliki integritas yang tinggi, tidak
mementingkan kepentingan sendiri tetapi kepentingan bersama atas dasar nilai
kejujuran.

1
4. Objektivitas

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan auditor bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,


kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan

Setiap auditor harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama


melakukan jasanya dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan klien atau pihak – pihak yang terkait, kecuali bila ada hak atau
kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional

Setiap auditor harus berperilaku yang konsisten dengan karakter yang dimiliki yang
harus dapat menyesuaikan perilakunya dengan setiap situasi atau keadaan dalam
setiap tanggung jawabnya terhadap klien.

8. Standar Teknis

Setiap auditor harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati auditor adalah standar
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

2
2.2 Aturan Etika IAI-KAP

Untuk memberikan pedoman etika yang spesifik di bidang etika profesi


akuntan publik , IAI Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) telah menyusun
aturan etika . dalam hal keterterapan aturan ini mengharuskan anggota IAI-KAP dan
staf profesional (baik yang anggota maupun yang bukan anggota IAI-KAP) yang
bekerja di suatu kantor akuntan publik untuk mematuhinya. Aturan etika ini meliputi
pengaturan tentang :

1. Independensi, Integritas, dan Obyektifitas.

 Indenpendensi

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu


mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa
profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuantan Publik
yang ditetapkan olh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi
independen dalam fakta (infacts) maupun dalam penampilan (in appearance).

Independen berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak


lain dan tidak tergantung pada orang lain. Tiga aspek dalam independensi
auditor, yaitu:

(a) Independensi dalam diri auditor (independence in fact): kejujuran dalam


diri auditor dalam mempertimbangkan berbagai faktor dalam audit finding.

(b) Independensi dalam penampilan (perceived independence). Independensi


ini merupakan tinjauan pihak lain yang mengetahui informasi yang
bersangkutan dengan diri auditor.

(c) Independensi di pandang dari sudut keahliannya. Keahlian juga


merupakanfaktor independensi yang harus diperhitungkan selain kedua
independensi yang telah disebutkan. Dengan kata lain auditor dapat
mempertimbangkan fakta dengan baik yang kemudian ditarik menjadi suatu
kesimpulan jika ia memiliki keahliam mengenai hal tersebut.

3
 Integritas dan Obyektifitas

Integritas adalah auditor yang memiliki kemampuan untuk


mewujudkan apa yang diyakini kebenarannya tersebut kedalam kenyataan.

Obyektifitas adalah unsur karakter yang menunjukkan kemampuan


seseorang maupun menyatakan kenyataan sebagaimana adanya, terlepas dari
kepentingan pribadi maupun kpentingan pihak lain.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan


integritas dn obyektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of
interest) dan tidak boleh mmebiarkan faktor salah saji material (material
misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)
pertimbangannya kepada pihak lain.

2. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

 Standar Umum

Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interprestasi


yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan
IAI, antara lain:

a. Kompetensi Profesional

Anggota IAI hanya boleh melakuan pemberian jasa


profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat
diselesaikan dengan kompetensi profesional.

b. Kecermatan dan keseksamaan profesional

Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional


dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.

c. Perencanaan dan Supervisi

Anggota KAP wajib merencanakan dan mensuvervisi secara


memadai setiap pelaksanaan pemberian profesi jasa profesional.

4
d. Data relevan yang memeadai

Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai


untuk menjadi dasar yang layak bagi kesimpulan atau rekomendasi
sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.

e. Kepatuham terhadap standar

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa audititing,


atestasi, review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan atau
jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar yang dikeluarkan
oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.

 Prinsip-Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan:

(1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan


keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum atau

(2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material


yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat
penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara
keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan oleh badan
pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau
data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut di atas. Dalam kondisi
tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama
anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan
apabila memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara serta alasan mengapa
kepatuhan prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan
yang menyesatkan.

5
3. Tanggungjawab kepada Klien

 Informasi klien yang rahasia

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien


yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien.

Ketentuanya tidak dimaksudkan untuk:

(1) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan


aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi

(2) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk


mematuhi peraturan perundangan-undangan yang berlaku seperti panggilan
resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP
terhadap ketentuan peraturan yang berlaku,

(3) Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang anggota


sesuai dengan kewenangan IAI atau

(4) Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian


komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP
dalam rangka pengecekan disiplin anggota.

 Fee profesional

a. Besaran fee

Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko


penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang
bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.

b. Fee kontinjensi

Fee kontinjensi adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu


jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan
atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil
tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjensi jika ditetapkan oelh
pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajkan, jika dasar
penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan dadan pengatur.

6
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjensi apabila
penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.

4. Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi

Dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan
seprofesi.

 Komunikasi antar akuntan publik

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik


pendahulu bila akan mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan
akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan
publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.

Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secra tertulis


permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

 Perikatan Atestasi

Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi


yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan
oleh akuntan yang lebih dahulu di tunjuk klien, kecuali apabila perikatan
tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau
aturan yang di buat oleh badan berwenang.

5. Tanggung jawab dan praktik lain

 Perbuatan dan Perkataan yang Mendeskreditkan

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau


mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.

 Iklan, Promosi dan Kegiatan Pemasaran Lainnya

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan


mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan
kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak tidak merendahkan citra profesi.

7
 Komisi dan Fee referal

a. Komisi

Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk
lainnya yang diberikan atau diterima kepada/ dari klien/ pihak lain untuk
memperoleh penugasan dari klien/ pihak lain.

b. Fee referal (rujukan)

Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/ diterima


kepada/ dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik.

 Bentuk Organisasi dan nama KAP

Anggota hanya dapat berpraktik dalam bentuk organisasi yang


diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/ atau yang
tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

2.3 Kode Etik Akuntan di Indonesia

Bagi praktik Akuntan di Indonesia kebutuhan akan etika dipenuhi oleh


organisasi proesi yang berkaitan dengan hal tersebut yakni Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI). Historis kode etik yang dikeluarkan oleh IAI adalah sebagai berikut:

(1) Kongres tahun 1973: Penetapan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia.

(2) Kongres tahun 1981 dan tahun 1986: Penyempurnaan kode etik, nama kode etik
sebelum tahun 1986 adalah Kode etik IAI dan kongres tahun 1986 mengubah nama
tersebut dengan Kode etik Akuntan Indonesia sampai sekarang.

(3) Kongres tahun 1990 dan tahun 1994: Penyempurnaan kode etik.

8
Seorang akuntan juga harus memenuhi Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik yang merupakan aturan normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik.
Berkaitan dengan Kode Etik Akuntan Indonesia pada prinsipnya menurut Sukrisno
Agoes (2004:40) adalah suatu pedoman bagi para anggota IAI untuk bertugas secara
bertanggung jawab dan objektif. Karena jasa yang diberikan kepada pihak lain
berupa pengetahuan dan keahliannya sehingga auditor harus memiliki rasa tanggung
jawab kepada pihak-pihak yang dipengaruhi oleh jasanya itu.

9
Daftar Pustaka

IAPI. (2019). Kode Etik Profesi Akuntan Publik.

Ludigdo, U. (2007). Paradoks Etika Akuntan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

10

Anda mungkin juga menyukai