Anda di halaman 1dari 17

PPT

“Pemeriksaan Akuntansi”
Standar Profesional Akuntan Publik & Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Dosen Pengampu :

1. Dr. Abdul Djalil, M. Si


2. Meria Oktaria, M. Si

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Dewi Agustina ABB 117 017
2. Lili Sumiati ABB 117 031
3. Sulastri ABB 117 030
4. Supiyatun ABB 117 044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
A. Perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik

Tahun 1972 untuk pertama kalinya ikatan akuntan Indonesia berhasil menerbitkan
norma pemeriksaan akuntan, disahkan dalam kongres ke III ikatan akuntan
Indonesia. Norma tersebut mencankup : tanggung jawab akuntan public, unsur-
unsur norma pemeriksaan akuntan meliputi: pengkajian dan pengendalian intern,
bahan pembuktian dan penjelasan informatif, serta pembahasan mengenai
peristiwa kemudian, laporan khusus dan berkas pemeriksaan.

Dalam kongres VII ikatan akuntan Indonesia tahun 1994, disahkan standar
professional akuntan publik yang secara garis besar berisi:

 Uraian mengenai standar profesional akuntan publik

 Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklarifikasikan

 Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklarifikasikan

 Pernyataan jasa akuntasi dan review


Standar profesional akuntan publik per 1 januari 2001 terdiri atas
lima standar, yaitu:
a. Pernyataan standar auditing (PSA) yang dilengkapi dengan interpretasi
pertanyaan standar auditing (IPSA).
b. Pernyataan standar atestasi (PSAT) yang dilengkap dengan interpretasi
pernyataan standar atestasi (IPSAT).
c. Pernyataan standar jasa akuntansi dan review (PSAR) yang dilengkapi
dengan interpretasi pernyataan standar jasa akutansi dan review
(IPSAR).
d. Pertanyaan standar jasa konsultasi (PAJK) yang dilengkapi dengan
interpretasi pernyataan standar jasa konsultasi (PAJK).
e. Pernyataan standar pengendalian mutu (PSPM) yang dilengkapi
dengan interpretasi pernyataan standar pengendalian mutu (IPSM).
Ditahun 2011 Institut Akuntan Publik Indonesia telah merevisi SPAP
tersebut. Pada gambar 2.1. diperlihatkan kondifikasi dari Standar
Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011, sedangkan pada Gambar
2.2. diperlihatkan Hierarki standar auditing.
B. Sepuluh Standar Auditing
Menurut PSA No. 01 (SA Seksi 150)
Standar auditing disahkan oleh Institute Akuntan Publik Indonesia
(2011:150.1-150.2), terdiri atas sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi
tiga kelompok besar, yaitu:
 Standar umum
 Standar pekerjaan lapangan
 Standar pelaporan
PSA no.01 (SA Seksi 161) mengatur hubungan yang standar auditing
dengan standar pengendalian mutu sebagai berikut:
 Auditor independen bertanggung jawab untuk memenuhi standar auditing
yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dalam penugasan audit.
 Kantor akuntan publik juga harus memenuhi standar auditing yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dalam pelaksanaan audit.
 Standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia
berkaitan dengan pelaksanaan penugasan audit secara individual
C. Penjelasan Masing-Masing Standar Auditing
Standar Umum
Standar Umum Pertama Berbunyi:
“Audit harus dilaksanakah oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan peltihan teknik yan cukup sebagai auditor”.
Standar Umum Kedua
 “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independesi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”.
 Standar ini mengharuskan auditor bersikap independesi
 Kepercayaan masyrakat umum atas independensi sikap independen sangat
penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.
 Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Profesi
Akuntan Publik
 Bapepam-LK juga menetapkan persyaratan independensi bagi auditor yang
melaporkan tentang informasi keuangan yang diserahkan kepada badan
tersebut yang mungkin berbeda dengan yang ditentukan oleh insitut Akuntan
Publik indonesia.
 Auditor harus mengelola praktiknya dalam semangat persepsi independensi
dan aturan yang ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam
melaksanakan pekerjaannya.
 Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor
di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum
pemegang saham, atau komite audit.
Standar Umum Ketiga
 “Dalam pelaksanaan audit dan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”.
 Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan
melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan kemahiran profesionalnnya
secara cermat dan seksama.
 Penggunaan kemahiran profesional dengan dengan cermat dan seksama
menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan
pekerjaannya tersebut.
 Para auditor harus ditugasi dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan sedemikian rupa sehingga mereka dapat
mengevaluasi bukti audit yang mereka periksa.
Standar Pekerjaan Lapangan
Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan
akuntan di lapangan (audit field work), mulai dari perencanaan audit dan
supervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, pengumpulan bukti-
bukti audit melalui compliance test, substantive test, analytical review, sampai
selesainya audit field work.
Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi:
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya”.
Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi:
“Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang
akan dilaksanakan”.
Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:
“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit”.
Standar Pelaporan
Standar Pelaporan yang terdiri atas empat standar merupakan pedoman bagi
auditor independen dalam menyusun laporan auditnya.
 Standar pelaporan pertama menyatakan
 Istilah standar akuntansi yang berlaku umum di indonesia yang digunakan
dalam standar pelaporan pertama dimaksudkan meliputi tidak hanya prinsip
dan praktik akuntansi, tetapi juga penerapannya.
 Istilah “standar akuntansi yang berlaku umum” adalah padanan dari frasa
“generally accepted accounting principles” dan adalah suatu istilah teknis
akuntansi yang mencakup konvensi,aturan, dan prosedur yang diperlukan
untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu
pada saat tertentu.
Standar pelaporan kedua
“Laporan auditor harus menunjukan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapam
standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan di
bandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya”.
Menurut PSA No. 09 (SA Seksi 420):
 Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika
daya banding laporan keuangan di antara dua periode di pengaruhi secara
material di pengaruhi dua standar akuntansi.
 Penerapan semestinya standar konsisten menuntut auditor independen untuk
memahami hubungan antara konsistensi dengan daya banding laporan
keuangan.
 Perbandingan laporan keuangan suatu satuan usaha di antara beberapa
periode dapat di pengaruhi oleh (a) perubahan akuntansi (b) kesalahan dalam
laporan keuangan yang diterbitkan dalam periode sebelumnya (c) perubahan
penggolongan dan (d) peristiwa dan transaksi yang sangat berbeda dengan
yang dipertanggungjawabkan dalam laporan keuangan yang disajikan dalam
periode sebelumnya. Periode akuntansi adalah suatu perubahan dalam (1)
standar akuntansi (2) estimasi akuntansi (3) entitas yang membuat laporan
keuangan (yang merupakan tipe khusus perubahan standar akuntansi).
 Perubahan dalam standar akuntansi yang mempunyai pengaruh material atas
laporan keuangan memerlukan penjelasan dalam laporan editor independen
dengan cara menambahkan paragraf penjelasan (yang disajikan setelah
paragraf pendapat).
Standar laporan ketiga berbunyi: “pengungkapan informatif dalam laporan
keuangan harus di pandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor”.
Menurut PSA No.10 (SA Seksi 431)
o Penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi mencakup
dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal material.
o Apabila manajemen menghilangkan dari laporan keuangan,informasi yang
seharusnya di ungkapkan sesuai dengan standar akuntansi.
o Di dalam mempertimbangkan cukup atau tidaknya pengungkapan dan
dalam segala aspek lain auditnya.
Standar pelaporan keempat berbunyi:
“laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan.
D. Kode Etik Profesi Akuntan Publik
Pernyataan Etika Profesi
Saat itu kode etik akuntan indonesia terdiri atas delapan (8) bab (11
pasal) dan enam (6) pernyataan etika profesi. Pernyataan tersebut adalah:
 Pernyataan etika profesi nomor 1 tentang INTERGRITAS,
OBJEKTIVITAS, DAN INDEPENDENSI.
 Pernyataan etika profesi Nomor 2 tentang KECAKAPAN
PROFESIONAL.
 Pernyataan etika profesi nomor 3 tentang PENGGUNGKAPAN
INFORMASI RAHASIA.
 Pernyataan etika profesi nomor 4 tentang IKLAN BAGI KANTOR
AKUNTAN PUBLIK.
 Pernyataan etika profesi 5 tentang KOMUNIKASI ANTAR AKUNTAN
PUBLIK.
 Pernyataan etika profesi nomor 6 tentang PERPINDAHAN
STAF/PARTNER DARI SATU KANTOR AKUNTAN KE KANTOR
AKUNTAN LAIN.
Dalam kongres 7 institut akuntan publik indonesia yang diadakan di jakarta
bulan september 1998 diadakan beberapa perubahan mengenai kode etik, antara
lain sbb :
 Komite kode etik tidak ada lagi di struktur organisasi IAPI
 Rerangka kode etik IAPI menjadi
 Prinsip etika
 Aturan etika
 Interprestasi aturan etika
 Tanya dan jawab
Prinsip etika mengikat seluruh IAPI, dan merupakan kongres.
Prinsip etika yang merupakan landasan perilaku etika profesional, terdiri atas 8
prinsip yaitu:
 Tanggung Jawab Profesi
 Kepentingan Umum (Publik)
 Integritas
 Objektivitas
 Kompetensi dan kehati-hatian profesional
 Kerahasiaan
 Perilaku profesional
 Standar Teknis
Aturan Etika Akuntan Publik (IAI, 20000.1-20000.6)
KETERTERAPAN (APPLICABILITY)
Aturan etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia
Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf professional (baik yang
anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP).
Klien adalah pemberi kerja (orang atau badan), yang mempekerjakan atau
menugaskan seseorang atau lebih anggota IAI-KAP atau KAP tempat Anggota
bekerja untuk melaksanakan jasa professional.
Laporan Keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang
menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber
daya ekonomi (aset) dan/atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu.
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik
yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.
Ikatan Akuntan Publik-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) adalah
wadah organisasi para akuntan Indonesia menjalankan profesi sebagai akuntan
publik atau bekerja di kantor akuntan publik.
Anggota adalah semua anggota IAI-KAP
Anggota kantor akuntan publik (anggota KAP) adalah anggota IAI-KAP dan
staf professional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-
KAP) yang bekerja pada satu KAP.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah wadah organisasi profesi akuntan
Indonesia yang diakui pemerintah.
Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan
publik.
Praktik akuntan publik adalah pemberian jasa professional kepada klien
yang dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa
atestasi, jasa akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan
perorangan, jasa pendukung litigasi, dan jasa lainnya yang diatur dalam
Standdar Profesional Akuntan Publik.
E. Standar Audit Berbasis ISA
Pada tahun 2013 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah mengeluarkan
Standar Profesional Akuntan Publik dalam bentuk Standar Audit (SA), yang
berlaku unttuk audit atas laporan keuangan tahun 2013 (untuk emiten) tahun
buku 2014 (untuk non-emiten).
Kode Etik Profesi Akuntan Publik
Sejak 1 Januari 2011, IAPI memberlakukan Kode Etik Profesi
Akuntan Publik yang terdiri atas:
 Bagian A Prinsip Dasar Etika Profesi dan Bagian B aturan Etika
Profesi.
 Kode Etik Profesi akuntan Publik selengkapnya bisa dilihat di SPAP
2011 atau buku yang diterbitkan IAPI.
 Kode etik ini mengacu pada kode etik dari International Federation of
Accountant (IFAC).
 Kode etik IAPI yang baru disusun berdasarkan sistematika sebagai
berikut: (IAPI 2008).

Anda mungkin juga menyukai