Pernyataan Standar
Pemeriksaan (SPKN)
PSP 01
Pemeriksa secara kolektif
harus memiliki kecakapan
profesional yang memadai
untuk melaksanakan tugas
pemeriksaan
Keterangan
Standar Pelaksanaan
Pekerjaan harus direncanakan
dengan sebaik-baiknya dan
jika digunakan tenaga asisten
harus disupervisi dengan
semestinya.
Dalam pelaksanaan
pemeriksaan serta
penyusunan laporan hasil
pemeriksaan, pemeriksa wajib
menggunakan kemahiran
profesionalnya secara cermat
dan seksama
Setiap organisasi pemeriksa
yang melaksanakan
pemeriksaan berdasarkan
Standar Pemeriksaan harus
memiliki sistem pengendalian
mutu yang memadai, dan
sistem pengendalian mutu
tersebut harus direviu oleh
pihak lain yang kompeten
(pengendalian mutu ekstern)
PSP 02
Pekerjaan harus direncanakan
dengan sebaik-baiknya dan
jika digunakan tenaga asisten
harus disupervisi dengan
semestinya.
independensi auditor.
Independen sendiri secara garis besar yang wajib
dimiliki auditor adalah independent in appearance,
in fact, dan in mind. Hal ini tidak dijabarkan dalam
SPKN dan lebih memfokuskan bagaimana gangguan
yang mungkin terjadi dalam rangka menggoyang
independensi auditor
Dua standar ini baik PSA maupun SPKN sama-sama
menekankan pada kemahiran profesional yang
didalamnya juga terdapat salah satunya sikap
profesional skeptism, sehingga baik dalam
penjabaran maupun pernyataannya sendiri pada
dasarnya tidak berbeda jauh.
Dalam PSA hal ini tidak dimasukkan dan diatur
tersendiri pada Standar Profesional Akuntan Publik
di Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM)
yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan
Standar Pengendalian Mutu (IPSM)
Keterangan
PSP 02 di tiga poin pertama merupakan adopsi dari
IAI sehingga pernyataan ini sama dengan apa yang
diterapkan oleh IAI. Perbedaan antara PSA dan PSP
ini terletak pada dimana SPKN menambahkan
beberapa poin lagi sehingga terlihat bahwa BPK
Pemeriksa harus
mempersiapkan dan
memelihara dokumentasi
pemeriksaan dalam bentuk
kertas kerja pemeriksaan.
Dokumentasi pemeriksaan
Standar Pelaporan
Laporan audit harus
menyatakan apakah laporan
keuangan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di
Indonesia atau prinsip
akuntansi yang lain yang
berlaku secara komprehensif.
PSP 03
Laporan audit harus
menyatakan apakah laporan
keuangan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di
Indonesia atau prinsip
akuntansi yang lain yang
berlaku secara komprehensif.
Keterangan
PSP 02 di tiga poin pertama merupakan adopsi dari
IAI sehingga pernyataan ini sama dengan apa yang
diterapkan oleh IAI. Perbedaan antara PSA dan PSP
ini terletak pada dimana SPKN menambahkan
beberapa poin lagi sehingga terlihat bahwa BPK
mengetatkan aturan bagi para pemeriksanya dalam
melaksanakan tugas karena tahap-tahap seperti
komunikasi pemeriksa dengan klien pada awal
dipikul auditor.
dipikul auditor.
dilaporkannya informasi
tersebut
Laporan hasil pemeriksaan
diserahkan kepada lembaga
perwakilan, entitas yang
diperiksa, pihak yang
mempunyai kewenangan
untuk mengatur entitas yang
diperiksa, pihak yang
bertanggung jawab untuk
melakukan tindak lanjut hasil
pemeriksaan, dan kepada
pihak lain yang diberi
wewenang untuk menerima
laporan hasil pemeriksaan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan yang 31 berlaku