Anda di halaman 1dari 26

1

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

RENCANA SKRIPSI

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDIT, TEKANAN ALOKASI


WAKTU DAN KEPUASAN KERJA AUDITOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT BPKP
(STUDI KASUS DEPUTI BIDANG INVESTIGASI BPKP)

Diajukan oleh :
Wisnu Ryan Hadi Setya Putra
NPM : 1540600048
September 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
TANDA PERSETUJUAN
RENCANA SKRIPSI

NAMA

: WISNU RYAN HADI SETYA PUTRA

NOMOR POKOK MAHASISWA : 154060006408


BIDANG SKRIPSI

: AUDIT INTERNAL

JUDUL SKRIPSI

: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDIT,


TEKANAN ALOKASI WAKTU DAN
KEPUASAN KERJA AUDITOR
TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT
(STUDI KASUS DEPUTI BIDANG
INVESTIGASI BPKP)
Tangerang Selatan, 29 September 2016

Mengetahui,

Menyetujui,

Kepala Bidang Akademis

Dosen Pembimbing

Pendidikan Akuntan

Akhmad Priharjanto, S.E., M.Si


NIP 19730528 199302 1001

Drs. Murtedjo, Ak., M.M

DAFTAR ISI
BAGIAN PENDAHULUAN
1. Halaman Judul

2. Tanda Persetujuan Rencana Skripsi

ii

3. Daftar Isi

iii

BAGIAN ISI
A. PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.

Latar Belakang Penelitian


Ruang Lingkup Penelitian
Pertanyaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
6. Metodologi Penelitian
7. Sistematika Pembahasan

1
3
4
4
4
5
5

B. LANDASAN TEORI
1. Landasan Teori
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pengertian Auditing
Kompleksitas Audit
Alokasi waktu audit
Kepuasan Kerja Auditor
Kualitas Audit
Hasil Penelitian Sebelumnya

7
7
8
8
9
9
10

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. . Kerangka Penelitian

12

2. Variabel Penelitian

12

3. Definisi Operasional

13

4. Gambaran Umum Objek

13

4Metodologi penelitian`
4.1 Metode Pengumpulan Data

15

4.2 Instrumen Penelitian

15

4.3 Populasi dan Sampel Survei

16

5. Pengujian Instrumen Penelitian

16

6. Uji Asumsi Klasik

17

7. Pengujian Hipotesis

18

D.RENCANA DAFTAR PUSTAKA


E. PENUTUP
1. Timeline Penyusunan Skripsi

22

2. Kontinjensi

22

B. LAMPIRAN

23
BAGIAN ISI

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Kegiatan yang dilakukan oleh BPKP adalah Audit atas berbagai kegiatan unit
kerja di lingkungan Kementerian/LPND maupun Pemerintah Daerah,
Optimalisasi penerimaan Negara, Asistensi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, Risk Management Based Audit, Pembinaan Jabatan Fungsional
Auditor dari Inspektorat Daerah maupun Inspektorat Jenderal, Pembinaan Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah pada instansi pemerintah baik
Kementerian/LPNK maupun Pemerintah Daerah serta lembaga lainnya.
Audit BPKP banyak berupa audit kinerja, audit keuangan bantuan luar negeri
atau audit investigatif untuk tugas perbantuan kepada penyidik Kepolisian,
Kejaksaan dan KPK, sebagai amanah untuk menuntaskan penanganan Tindak
Pidana Korupsi. Akan tetapi audit yang dilakukan oleh BPKP tidak lepas dari
kekurangan hal ini bisa dilihat dari masih adanya gugatan atas hasil audit BPKP
antara lain pada kasus tersangka dugaan korupsi dum mobil di Barito Timur
Bandju T Manko, mengugat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melalui kuasa hukumnya penggugat
menemukan fakta jika LHPKN yang diterbitkan oleh BPKP/tergugat tidak

memuat pernyataan bahwa audit investigatif telah dilaksanakan sesuai standar


audit. Sebagaimana dimaksud dalam Standar Audit APIP Angka 7200 (4) tertang
Isi Laporan yang menyebutkan pernyataan bahwa audit perhitungan kerugian
keuangan negara telah dilaksanakan sesuai standar audit, selain itu dalam
pernyataannya tergugat mengakui tidak pernah bertemu dengan auditor, padahal
hasil audit LHPKKN harus,dilakukan pembicaraan akhir dengan auditi dan
meminta tanggapan auditi terhadap hasil audit sesuai Standar Audit APIP Angka
7400 tentang Pembicaraan Akhir dengan Auditi.
Pada gugatan lain hasil audit BPKP mengenai kerugian negara dalam proyek
LTE GT 2.1 dan 2.2 PLTGU Belawan digugat oleh kuasa hukum 4 terdakwa
kasus tersebut yaitu Todung mulya lubis dalam salah satu dasar gugatannya
adalah penerbitan laporan kerugian keuangan negara yang dikeluarkan oleh
BPKP tidak sesuai standard audit yang berlaku yang diatur dalam PerMenpan
No. Per/05/M.PAN/03/2008 tentang Standard Audit Aparat Pengawas Intern
Pemerintah, Dalam standard audit yang berlaku ditentukan sebelum menerbitkan
hasil audit, BPKP selaku auditor wajib mengumpulkan dan menguji bukti-bukti
pendukung serta meminta tanggapan atas kesimpulan hasil auditnya kepada
pihak-pihak yang relevan. Antara lain PT PLN sebagai pemberi pekerjaan dan
Mapna Co selaku kontraktor yang mengerjakan LTE GT 2.1 dan 2.2. tetapi
faktanya BPKP dalam melakukan audit terhadap PLN tidak pernah menghubungi
PLN maupun Mapna Co, baik untuk menguji atau melakukan verifikasi atas
bukti-bukti pendukung serta tidak pernah meminta tanggapan atas hasil auditnya
Berdasar gugatan tersebut dapat dilihat bahwasanya kualitas audit BPKP
masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut menjadikan latar belakang bagi penulis
dalam melakukan penelitian beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hasil audit,
dalam skripsi ini faktor yang memengaruhi kualitas audit adalah kompleksitas
audit,keterbatasan waktu, dan kepuasan kerja auditor.

Boner (1994) dalam Jamilah, et al. (2007) menyatakan bahwa ada tiga alasan
yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk
sebuah situasi audit perlu dilakukan, yaitu bahwa kompleksitas tugas diduga
berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor, sarana dan teknik
pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian
rupa ketika para peneliti mengalami keganjilan pada kompleksitas tugas audit,
serta bahwa pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat
membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf
audit dan tugas audit.
Terbatasnya anggaran waktu dan biaya dalam beberapa tahun ini disebabkan
pemangkasan anggaran membuat para pejabat pembuat PKPT harus bekerja
keras memenuhi PKPT dengan dana terbatas selain itu diharuskan auditor pandai
dalam mengalokasikan dan mengatur waktu hal itu diperjelas Otley dan Pierce
(1996) dalam cahyani (2011) menyebutkan bahwa tekanan anggaran waktu telah
secara konsisten dikaitkan dengan perilaku disfungsional auditor, termasuk
perilaku yang memberi efek serius dan langsung terhadap kualitas audit.
Penelitian sebelumnya tentang kepuasan kerja secara konsisten menyatakan
bahwa ketidaksesuaian pekerjaan akan berpengaruh pada penurunan kepuasan
kerja. Penelitian yang dilakukan oleh pratiwi dan Nuryantoro (2012)
menyatakan bahwa independensi, etika profesi dan kepuasan kerja auditor
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit., dibuktikan oleh
naik turunnya produktivitas maupun tingkat turn over akuntan. Futri dan Juliarsa
(2014) menemukan bahwa kepuasan kerja auditor berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit. Apabila seorang auditor memiliki kepuasan kerja yang
bagus, maka akan mampu bekerja lebih baik sehingga menghasilkan kualitas
audit yang baik.
Saya juga akan mengambil objek penelitian di deputi bidang investigasi di
BPKP Pusat karena deputi bidang investigasi memiliki peranan sebagai

pelaksanaan audit atas penyesuaian harga, audit kerugian keuangan negara, dan
audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi
merugikan keuangan negara,penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan
investigasi, penyusunan pedoman dan pemberian bimbingan teknis investigasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik suatu hubungan bahwa
kompleksitas audit, tekanan alokasi waktu, dan kepuasan kerja auditor dapat
memengaruhi kualitas pemeriksaan. Atas dasar itulah penulis mencoba
melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan
Alokasi Waktu dan Kepuasan Kerja Auditor Terhadap Kualitas Hasil Audit BPKP
(Studi kasus Deputi Bidang Investigasi BPKP).
2. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian merupakan batasan yang ditetapkan agar
penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah dan tidak menyimpang dari
tujuan penelitian. Ruang lingkup penelitian ini meliputi:
1. Penelitian dilakukan pada Deputi Bidang Investigasi Kantor Pusat Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
2. Variabel yang diteliti pengaruh kompleksitas audit, tekanan anggaran
waktu, dan kepuasan kerja terhadap kualitas audit
3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Apakah kompleksitas audit yang dilakukan BPKP berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit?
2. Apakah tekanan alokasi waktu yang diadapi auditor berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit?

3. Apakah kepuasan kerja auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit


BPKP?
4. Apakah kompleksitas audit, tekanan alokasi waktu dan kepuasan kerja
pemeriksa secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap hasil audit
BPKP?

4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai
berikut.
1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengaruh kompleksitas audit terhadap kualitas auditor.


Mengetahui pengaruh tekanan alokasi waktu terhadap kualitas audit.
Mengetahui pengaruh kepuasan kerja auditor terhadap kualitas audit
Mengetahui pengaruh kompleksitas audit, tekanan alokasi waktu yang dihadapi
auditor, dan kepuasan kerja auditor secara bersama-sama terhadap kualitas audit.

5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari faktor-faktor yang berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit yang dilaksanakan oleh BPKP dan nantinya
diharapkan BPKP dapat terus meningkatkan kualitas auditnya dengan
memperbaiki faktor-faktor yang berpengaruh pada kualitas audit agar di masa
yang akan datang tidak ada lagi gugatan-gugatan terkait hasil pemeriksaan BPKP
dan BPKP lebih dipercaya kembali menjadi lembaga audit yang berwibawa dan
mempunyai lebih banyak wewenang dalam audit dan pengendalian internal
pemerintah.
6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
instrumen kuesioner. Pengolahan data pada penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan model regresi linear berganda.
7. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dalam lima bab dan tiap bab terbagi dalam
subbab-subbab dengan urutan penyajian dan isinya adalah sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan gambaran umum penyusunan skripsi yang
mencakup latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian dan
batasan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian serta sistematika penulisan yang
menggambarkan garis besar/pokok-pokok pembahasan secara
menyeluruh.

BAB II

LANDASAN TEORI
Bab ini akan menguraikan tentang teori-teori yang penulis ambil dari
literatur yang relevan dan berhubungan dengan materi penelitian.
Teori-teori tersebut akan menjadi landasan berpikir untuk
mengevaluasi pengimplementasian aplikasi. Teori difokuskan pada
teori tentang pengaruh kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu,
dan kepuasan kerja terhadap kualitas audit..

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN


Bab ini akan menguraikan data organisasi latar belakang objek
penelitian yang meliputi sejarah organisasi, jumlah SDM dll
BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan tentang langkah-langkah penelitian dengan
menggunakan metode analisis deskriptif kulitatif untuk mendapatkan
hasil evaluasi dan pembahasan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


Bab ini akan menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari evaluasi
data selama penelitian. Selain itu juga akan diuraikan saran-saran
perbaikan bagi pihak yang berkepentingan

B. LANDASAN TEORI
1. Landasan Teori
a. Pengertian Auditing
Terdapat beberapa pengertian auditing yang diungkapkan oleh para ahli dan
organisasi profesi audit, diantaranya adalah:
Menurut Sukrisno Agus (2004),
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis
oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
Pengertian auditing menurut Arens (2008),
suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Audiing seharusnya dilakukan oleh seorang
yang independen dan kompeten.
Pengertian auditing menurut Mulyadi (2002),
suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat keseuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.
Dari pengertian ketiga ahli diatas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu
proses pemeriksaaan yang sistematis meliputi proses pengumpulan dan
pengevaluasian bukti tentang kegiatan dan kejadian ekonomi terhadap kriteria yang
telah ditetapkan untuk menghasilkan suatu laporan yang dilakukan oleh seseorang
yang independen dan kompeten.

b. Kompleksitas Audit
Pengertian mengenai kompleksitas audit bisa didapat dari beberapa pendapat
salah satunya Boner (1994) menyatakan bahwa ada tiga alasan yang cukup mendasar
mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu
dilakukan, yaitu bahwa kompleksitas tugas diduga berpengaruh signifikan terhadap
kinerja seorang auditor, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu
diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti mengalami
keganjilan pada kompleksitas tugas audit, serta bahwa pemahaman terhadap
kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajemen audit perusahaan
menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit.
Mengikuti Jamilah, et al. (2007) dalam Setyorini (2011), variabel
kompleksitas pemeriksaan diidentifikasi dengan membaginya menjadi tiga dimensi,
yaitu kejelasan tugas, tingkat kesulitan tugas, dan kompleksitas tugas.
Alokasi Waktu Audit
Anggaran waktu (time budget) berisi mengenai rincian secara keseluruhan
mengenai setiap tahap pemeriksaan dan jumlah jam yang dibutuhkan oleh asisten,,
manajer dan partner untuk melaksanakan tahap pemeriksaan tersebut (Konrath,
2002).
Ventura (2001) dalam Cahyani (2006), disebutkan bahwa penetapan batasan
waktu tidak realistis pada tugas audit khusus akan berdampak kurang efektifnya
pelaksanaan audit atau auditor pelaksana cenderung mempercepat pelaksanaan tes.
Sebaliknya bila penetapan batasan waktu terlalu lama hal ini akan berdampak
negatif pada biaya dan efektivitas pelaksanaan audit
Tekanan alokasi waktu disebabkan karena banyaknya kegiatan yang harus
dilakukan sementara waktu yang tersedia terbatas. Hal ini dapat mempengaruhi
kinerja pemeriksa dan kualitas pemeriksaan. Variabel tekanan alokasi waktu
diidentifikasi dengan menggunakan dimensi dari Nataline (2007), yaitu ketepatan
dan tambahan waktu, pemenuhan target dengan waktu yang ditentukan, dan beban
yang ditanggung dengan keterbatasan waktu.

c. Kepuasan Kerja Auditor


Robin (1996) dalam Muhadi (2007) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah
suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang sebagai perbedaan antara
banyaknya ganjaran yang diterima pekerja dan banyaknya yang diyakini seharusnya
diterima. Definisi yang serupa juga dipaparkan oleh Martoyo (2000) dalam
Parwanto dan Wahyuddin (2002), yaitu keadaan emosional karyawan yang terjadi
maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa karyawan dan perusahaan atau
organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan
yang bersangkutan.
Parwanto dan Wahyuddin (2002) menyimpulkan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka peningkatan
kinerjanya,yaitu:
a.Faktor psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan
yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan
keterampilan.
b. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik
sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis
pekerjaannya.
c.Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan
kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja
dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, kondisi kesehatan
karyawan, umur, dan sebagainya.
d. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta
kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial,
macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya.
Berdasar hal diatas penulis mncoba mengidentifikasi variabel kepuasan kerja
menjadi ke dalam empat dimensi yaitu faktor fisik, psikologis,social dan fianasial
d. Kualitas Audit
De Angelo dalam Prasita dan Adi (2007) menyatakan bahwa kualitas audit dapat
dilihat dari tingkat kepatuhan auditor dalam melaksanakan berbagai tahapan yang
seharusnya dilaksanakan dalam sebuah kegiatan pengauditan. Josoprijonggo, Maya

10

D (2005) dalam Nataline (2007) menyatakan agar laporan audit yang dihasilkan
auditor berkualitas, maka auditor harus bersikap independen terhadap klien,
mematuhi standar auditing dalam melakukan audit atas laporan keuangan,
memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan dan melakukan tahap-tahap proses audit secara lengkap
Schoeder (1986) dalam Prasita dan Adi (2007) menyimpulkan lima faktor penting
penentu kualitas audit, yaitu perhatian partner dan manajer kantor audit dalam
pemeriksaan, perencanaan dan pelaksanaan, komunikasi tim audit dengan
manajemen klien, independensi anggota tim dan menjaga kemutakhiran audit.
menurut Panduan Manajemen Pemeriksaan (2002), masih dalam Prasita dan Adi
(2007), standar kualitas audit terdiri dari tiga kualitas. Kualitas pertama adalah
kualitas strategis, yang berarti hasil pemeriksaan harus memberikan informasi
kepada pengguna laporan secara tepat waktu. Kualitas kedua, kualitas teknis, yaitu
kualitas yang berkaitan dengan penyajian temuan, simpulan, dan opini atau saran
pemeriksaan yang penyajiannya harus jelas, accessible dan objektif. Kualitas ketiga
adalah kualitas proses, yang mengacu pada proses kegiatan pemeriksaan sejak
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan sampai tindak lanjut pemeriksaan.
Dalam Cahyani (2011) Variabel terikat kualitas pemeriksaan diidentifikasi dengan
membaginya menjadi empat dimensi. Keempat dimensi tersebut adalah
independensi; ketaatan memenuhi standar dan prosedur pemeriksaan; kejelasan,
ketepatan dan keobjektifan laporan; serta adanya komunikasi dengan manajemen
entitas
e. Hasil penelitian Sebelumnya
1. Cahyani (2011)
Penelitian yang dilakukan MIta cahyani berjudul Pengaruh
Kompleksitas Pemeriksaan, Tekanan Alokasi Waktu, dan Kepuasan Kerja
Pemeriksa terhadap Kualitas Pemeriksaan pad BPK RI Perwakilan Sulawesi
Tengah Kesimpulan penelitian adalah Kompleksitas pemeriksaan, tekanan
alokasi waktu, dan kepuasan kerja pemeriksa secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pemeriksaan.

11

2. Prasita dan Adi (2007)


Judul penelitian yang dilakukan oleh Prasita dan Adi adalah Pengaruh
Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit
dengan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem Informasi. Hasil penelitian
mereka menunjukkan bahwa, kompleksitas audit mempunyai pengaruh
negatif terhadap kualitas audit. Ditarik juga kesimpulan bahwa tekanan
anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit dan
interaksi antara kompleksitas dan pemahaman terhadap sistem informasi
berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Kesimpulan lain yang ditarik dari penelitian ini adalah bahwa interaksi antara
tekanan
anggaran waktu dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh
positif terhadap kualitas audit
3. Jamilah et al. (2007)
Penelitian yang dilakukan Jamilah et al berjudul Pengaruh Gender, Tekanan
Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa gender tidak berpengaruh pada audit judgment, tekanan
ketaatan berpengaruh signifikan terhadap audit judgment, dan kompleksitas
tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment.
4. Muhadi (2007)
Studi yang dilakukan Muhadi berjudul Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja
terhadap Komitmen Organisasional dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan
(Studi pada Karyawan Administrasi Universitas Diponegoro). Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja karyawan, kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan
terhadap komitmen organisasi, dan komitmen organisasi berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan.

C. METODOLOGI PENELITIAN

12

Kerangka Penelitian

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang


dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran dari kinerja
teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah
yang ditetapkan (Hamid,2009).
Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel bebas yaitu Kompleksitas Audit,
Tekanan Alokasi Waktu Dan Kepuasan Kerja Auditor terhadap Kualitas audit
Secara umum kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
Kerangka Penelitian Dapat Digambarkan Seperti Gambar 1.

Kompleksitas Audit
Kualitas Audit

Tekanan Alokasi Waktu


Kepuasan Kerja

Variabel Penelitian

Terdapat empat variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu tiga
variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yang penulis gunakan
adalah kompleksitas audit, alokasi waktu audit dan kepuasan kerja auditor,
sedangkan yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas
audit. Penelitian ni menguji pengaruh antara tiga variabel bebas terhadap satu
variabel terikat tersebut.

13

Skala yang digunakan untuk mengukur keempat variabel adalah skala Likert
dengan lima kategori, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju dengan nilai 1 sampai dengan 5. Nilai pengukuran pada skala
secara umum mewakili kondisi tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan atas
variabel yang diuji.
Definisi Operasional
Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Kompleksitas pemeriksaan adalah tingkat kesulitan pemeriksaan
disebabkan ketidakjelasan tugas, kesulitan tugas, dan banyaknya
prosedur yang harus dilakukan.
2. Tekanan alokasi waktu adalah keadaan yang menunjukkan bahwa
pemeriksa dituntut melakukan efisiensi terhadap waktu yang
diberikan karena alokasi waktu yang ketat dan kaku.
3. Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan
pemeriksaan sebagai akibat adanya perbedaan antara banyaknya
ganjaran yang diterima pemeriksa dengan banyaknya yang diyakini
seharusnya diterima.
4. Kualitas pemeriksaan adalah seberapa sesuai pemeriksaan dengan
standar pemeriksaan dan seberapa jelas dan akurat laporan hasil
pemeriksaan yang dihasilkan.
3

Gambaran Umum Objek


Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tanggal 30 Mei 1983. DJPKN
ditransformasikan menjadi BPKP, sebuah lembaga pemerintah non departemen
(LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Salah satu pertimbangan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983
tentang BPKP adalah diperlukannya badan atau lembaga pengawasan yang dapat
melaksanakan fungsinya secara leluasa tanpa mengalami kemungkinan hambatan
dari unit organisasi pemerintah yang menjadi obyek pemeriksaannya. Keputusan
Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah telah
meletakkan struktur organisasi BPKP sesuai dengan proporsinya dalam konstelasi
lembaga-lembaga Pemerintah yang ada. BPKP dengan kedudukannya yang terlepas

14

dari semua departemen atau lembaga sudah barang tentu dapat melaksanakan
fungsinya secara lebih baik dan obyektif.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan yang beralamat di Jalan Tamalanrea
Raya No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar, merupakan unit pelaksana
BPKP sesuai Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-06.00.00-286/K/2001 tanggal
30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP yang terakhir
diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Nomor PER-616/K/SU/2011 tanggal 25 Mei 2011. Berdasarkan surat keputusan
tersebut dan amanah dari Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan mendapat tugas untuk melaksanakan program pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP). Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan meliputi Provinsi Sulawesi Selatan dengan satu pemerintah provinsi dan 24
pemerintah kabupaten/kota.
Jumlah SDM di BPKP Sulawesi Selatan sebanyak 157 pegawai per 1 september
2016 pembagian menurut jenjang jabatan bisa dilihat di table berikut:

Sumber: Website BPKP

Metodologi Penelitian

15

4.1Metode Pengumpulan data


Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan sekunder
(Siregar, 2013). Pengumpulan data merupakan hal yang penting karena data
yang dikumpulkan akan digunakan untuk melakukan pemec,ahan masalah.
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber
pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan
pengolahnya. (Siregar, 2013).

4.2Instrumen Penelitian
Data primer diumpulkan dengan instrumen kuesioner. Menurut Sugiyono
(2002), kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh
oleh sistem yang diajikan atau sistem yang sudah ada. Sedangkan data
sekunder dikumpulkan dengan membaca literatur-literatur yang ada atau
dengan mengunjungi situs yang terkait dengan masalah penelitian.
Kuesioner yang digunakan adalah Skala Likert
adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam angket dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.
Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu
laporan yang menjelaskan penggunaannya Sewaktu menanggapi pertanyaan
dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka
terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang
tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format Sangat tidak
setuju,tidak setuju, kurang setuju, setuju, sangat setuju. (Wikipedia)

4.3Populasi dan sampel survey


Sugiyono (2007) menjelaskan pengertian populasi dalam suatu penelitian

16

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai


kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Metode pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilihan sampel secara
nonprobabilitas yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah metode
sampling yang dilakukan dengan memilih sampel kepada orang-orang tertentu
yang dianggap dapat memberikan informasi yang diinginkan (Sekaran, 2003).
Metode purposive sampling yang digunakan adalah judgement sampling.
Sekaran (2003), menyatakan bahwa judgement sampling melibatkan pilihan
subjek penelitian yang paling cocok dalam memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian. Menurut Roescoe dalam Sekaran (2003), untuk
mendapatkan ukuran sampel penelitian berbentuk multivariate yang tepat
maka minimal jumlah responden adalah 10 kali jumlah variabel penelitian.
Karena variabel dalam penelitian ini ada 4, maka jumlah kuesioner yang akan
disebar adalah sebanyak 40 kuesioner, baik secara online maupun secara
langsung (hard copy). Namun, demi tindakan preventif apabila tidak semua
kuesioner kembali dengan tepat waktu, maka penulis akan menyebarkan
sebanyak 60-80 kuesioner.

Pengujian Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan sarana yang digunakan oleh peneliti dalam
melakukan pengumpulan data terkait pengujian hipotesis penelitian. Tujuan
pengujian instrumen penelitian adalah agar instrucmen penelitian yang
digunakan dapat reliabel dan valid. Instrumen yang reliabel dan valid akan
memberikan informasi yang dapat dipercaya (Sumintono, Widhiarso,
2013). Menurut Sumintono dan Widhiarso (2013), ada 2 (dua) jenis
pengujian yang dilakukan untuk menguji instrumen penelitian, yaitu:

a. Uji Reliabilitas

17

Uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk mengukur suatu kuesioner


yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghazali, 2013).
Suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau andal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghazali, 2013).
b. Pengujian Validitas
Pengujian Validitas adalah suatu pengujian yang digunakan untuk
mengukur sah atau validnya suatu kuesioner (Ghazali, 2013). Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghazali,
2013).
6

Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS).
Uji asumsi klasik terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan uji
Kolmogorov Smirnov. Konsep dasar uji normalitas Kolmogorov
Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data yang akan
diuji normalitasnya (residual regresi) dengan distribusi normal baku,
yaitu data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan
diasumsikan normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier
yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel-variabel
bebas dalam suatu model regresi. Uji multikolinearitas adalah
pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi

18

yang tinggi antar variabel bebas dalam model regresi. Jika ditemukan
ada korelasi yang tinggi antar variabel-variabel bebas, maka
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat menjadi
terganggu. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai
Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi.
Multikolinearitas signifikan jika nilai VIF lebih besar dari 5, berarti
jika nilai VIF yang didapatkan dari hasil olah data lebih kecil dari 5,
maka tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam variabel-variabel
yang diuji.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan
varian dari residual ntuk semua pengamatan pada model regresi.
Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah jika terdapat
kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
atau disebut homokedastisias. Uji heterokedastisitas digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual
pada model regresi.
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan uji Spearmans Rho. Uji
Spearmans Rho yaitu pengujian dengan cara mengorelasikan nilai
residual (Unstandardized residual) dengan masing-masing variabel
independen. Jika signifikansi korelasi yang didapatkan lebih dari
0,05 maka pada model regresi tidak terdapat masalah
heterokedastisitas
7

Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian harus diuji untuk membuktikan apakah hipotesis peneliti
dapat diterima atau tidak. Sumintono dan Widhiarso (2013) menyatakan
bahwa dalam pengujian hipotesis, akan dilakukan berbagai prosedur untuk
menguji keterkaitan antara variabel. Uji hipotesis pada penelitian kali ini
akan menggunakan beberapa metode, yaitu:

19

a. Uji t
digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig
(significance). Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti
hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi.
c. Koefisien Korelasi (r)
Koefisen korelasi adalah koefisien yang digunakan untuk melihat
kekuatan hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat.
Koefisien ini bernilai antara -1 s.d. 1. Apabila r memiliki nilai positif,
maka hubungan antar variabel bersifat positif (saling mendukung)
sedangkan apabila r bernilai negatif, maka hubungan antara variabel
adalah negatif (saling berlawanan).
d. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah koefisien yang digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Nilai dari koefisien ini adalah antara 0 s.d. 1 dan biasanya
juga dinyatakan dalam persentase (%). Semakin mendekati 1 (100%),
maka hubungan antara variabel semakin kuat, dan apabila semakin
mendekati 0 (0%), maka hubungan antara variabel semakin lemah.
D. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder,Randal J., Beasley,Mark S., Auditing andn Issurance
Service:An Integrated Approach, Ninth Edition, New Jersey : Prentince Hall,
2003.

20

Agoes, Sukrisno. 2012 Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh


Akuntan Publik , Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta. Agoes,
Sukrisno. 2012 Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan
Publik Jilid , Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2002. Auditing,Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta.
Konrath, Laweey F. 2002. Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis
Approach, 5th Edition. West Publishing Company
Ghozali,Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21.
Edisi 7, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: Metodologi Penelitian untuk
Bisnis. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Prof. Dr. Sugiono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D); Alfabeta. Bandung
Jamilah, Siti, Zaenal Fanani, dan Grahita Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender,
Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgement.Makassar.
disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi X.
Muhadi. 2007. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen
Organisasional dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan
Administrasi Univeristas Diponegoro). Semarang: Universitas Diponegoro.
Setyorini, Andini Ika. 2011. Pengaruh Kompleksitas Audit,Tekanan Anggaran
Waktu, dan Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit dengan Variabel
Moderating Pemahaman terhadap Sistem Informasi (Studi Empiris Pada Auditor
Kap Di Semarang). Semarang: Universitas Diponegoro

21

Prasita, Andin dan Priyo Hari Adi. 2007. Pengaruh Kompleksitas Audit dan tekanan
Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman
terhadap Sistem Informasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Nataline. 2007. Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing,
Bonus serta Pengalaman terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Semarang. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Parwanto dan Wahyuddin. 2006. Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi Imka di
Surakarta.Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
MediaKom.
Cahyani.2006. Pemeriksaan, Tekanan Alokasi Waktu, Dan Kepuasan Kerja Pemeriksa
Terhadap Kualitas Pemeriksaan (Studi Pada BPK RI Perwakilan Provinsi
Sulawesi Tengah). Tangerang Selatan. STAN.
Pratiwi dan Nuryantoro.(2012). Pengaruh Independensi, Etika Profesi Dan Kepuasan
Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Di
Wilayah Bandung). Bandung. Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Telkom
Futri dan Juliarsa (2014). Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat
Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, Dan Kepuasan Kerja Auditor Pada
Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik Di Bali. Bali. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana (Unud),
Dodi. 2016. Tersangka Korupsi Melawan, Gugat Hasil Audit Investigatif BPKP.
http://sampit.prokal.co/read/news/4337-tersangka-korupsi-melawan-gugat-hasilaudit-investigatif-bpkp 17 oktober 2016

22

Muhammad Agung Riyadi. 2014. Sedang Gugat Hasil Audit BPKP, Terdakwa Kasus
Korupsi PLTGU Belawan Minta Vonis Ditunda.
http://www.gresnews.com/berita/hukum/170269-sedang-gugat-hasil-audit-bpkpterdakwa-kasus-korupsi-pltgu-belawan-minta-vonis-ditunda/0/ 17 oktober 2016
http://www.bpkp.go.id/sulsel
BAGIAN PENUTUP

A Rencana Pelaksanaan Penelitian


Rencana aktivitas dan periode pelaksanaan penyusunan penelitian yang
dirancang oleh penulis adalah sebagai berikut :
September

Oktober

2016
1

2016
1
2 3

November

Desember

Januari

Usulan
Kegiatan
Penyusunan

2016
2016
2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Outline
Penyusunan BAB I
Penyusunan BAB II
Penyusunan BAB III
Penyusunan BAB IV
Penyusunan BAB V
Tahap Penyelesaian

B Kontinjensi
Jika dalam penyusunan penelitian ini penulis menemui hambatan baik
dalam pengumpulan data maupun pembahasan masalah, maka akan dilakukan
perubahan-perubahan dari rencana penelitian yang telah disusun. Perubahanperubahan tersebut meliputi perubahan objek penelitian, perubahan metode
penelitian, perubahan pendekatan penyusunan penelitian, atau perubahan judul,

23

bab dan subbab penelitian.Sesuai dengan ketentuan resmi penyusunan penelitian,


sebelum melakukan perubahan-perubahan diatas penulis akan mengkonsultasikan
terlebih dahulu dengan dosen pembimbing dan akan melaporkan pada lembaga
jika terjadi perubahan yang signifikan.
Selama melakukan penyusunan penelitian, penulis bertempat tinggal di :
1.
2.
3.
4.

Domisili
Rumah
No HP
Email

:
:
:
:

Jalan H Sarmili. Ceger Tangerang Selatan


Jalan Batubara 70
085656738619
Wisnu.Ryan@rocketmail.com

Anda mungkin juga menyukai