Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN MODAL SAHAM

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang


atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Modal saham merupakan
jenis modal yang hanya terdapat dalam perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas ( PT ) yang diperoleh dengan cara menerbitkan dan menempatkan saham –
saham tersebut kepada pihak tertentu atau kepada masyarakat umum. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai
berikut :
1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu
melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.
2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi
oleh perusahaan.
3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi
pemilikan saham masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah.
4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan
dilikuidasi.

Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu saham maka seluruh pemegang


saham mempunyai hak yang sama,tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari
satu jenis maka yang diberikan kepada masing – masing jenis berbeda, tergantung
pada kontrak pengeluaran saham yang disetujui.
Dalam akta pendirian perusahaan disebutkan jumlah lembar saham yang akan
dikeluarkan, jumlah yang sudah disetor dan nilai nominal saham adalah nilai yang
tercantum dalam tiap – tiap lembar saham,yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing –
masing lembar.
AKUNTANSI UNTUK PENERBITAN MODAL SAHAM
Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan modal saham akan dibahas dalam topik
berikut:
Akuntansi untuk saham dengan nilai pari
Akuntansi untuk saham tanpa nilai pari
Akuntansi untuk penerbitan saham yang digabungkan dengan sekuritas lainnya
(penjualan lump sum)
Akuntansi untuk saham yang diterbitkan dalam transaksi nonkas
Akuntansi untuk biaya penerbitan saham
1. Saham dengan Nilai Pari
Ada beberapa alternatif dalam penerbitan saham dengan nilai pari antara lain yaitu :
Saham diterbitkan sama dengan nilai pari
Saham diterbitkan diatas nilai pari
Saham diterbitkan dibawah nilai pari
Misalkan PT. JLIANI menjual 1000 lembar saham biasa yang memiliki nilai pari
Rp.1.000,- per lembar, dengan harga sama dengan nilai parinya. Jurnal yang harus
dibuat adalah sebagai berikut :
Kas …………………………………….. Rp. 1.000.000,-
Saham Biasa ………………………………… Rp. 1.000.000,-
Asumsikan dalam soal diatas saham diterbitkan dengan harga Rp. 2.500,- per lembar.
Jurnal yang harus dibuat adalah :
Kas (1000 x Rp. 2.500) …………….. … Rp. 2.500.000,-
Saham Biasa (1000 x Rp. 1.000,-) …………. Rp. 1.000.000,-
Tambahan Modal Disetor …..….................... 1.500.000,-
Dan asumsikan dalam soal diatas saham diterbitkan dengan harga Rp. 950,- per
lembar,* maka jurnal penerbitan saham adalah sebagai berikut :
Kas (Rp. 950 x 1000) …………………… Rp. 950.000,-
Tambahan Modal Disetor (50 x 1000) …… 50.000,-
Saham Biasa (Rp. 1.000 x 1000) ………….. Rp. 1.000.000,-
Catatan : * perusahaan jarang sekali, atau tidak pernah menerbitkan saham dengan
nilai di bawah harga pari. Jika menerbitkan saham di bawah harga pari, perusahaan
mencatat disagio itu sebagai debit pada Tambahan Modal Disetor.

2. Saham tanpa Nilai Pari


Jika saham tanpa nilai pari diterbitkan, maka berapa pun harga jualnya, jurnalnya
akan terlihat sebagai berikut :
Kas …..……………………………………… Rp. xxx,-
Saham Biasa – Tanpa Nilai Pari ………………………… Rp. xxx,-
Ada kalanya saham tanpa nilai pari memiliki nilai yang ditetapkan (stated value)
maksudnya saham tersebut tidak boleh dijual dibawah nilai yang ditetapkan. Dengan
kata lain harga jual minimum saham tersebut harus sama dengan nilai yang
ditetapkan. Untuk penerbitan saham dengan nilai yang ditetapkan ada dua alternatif
yaitu :
Jika saham dijual dengan harga diatas state value.
Jika saham dijual dengan harga sama dengan stated value.
Misalkan 1000 lembar saham biasa dengan nilai yang ditetapkan Rp. 1.500,- per
lembar diterbitkan dengan harga Rp. 2.000,- maka jurnal penerbitannya adalah
sebagai berikut :
Kas (2000 x 1000) ………………… Rp. 2.000.000,-
Saham Biasa (1500 x 1000) …………................... Rp. 1.500.000,-
Modal Disetor Melebihi Nilai Ditetapkan (500 x 1000).. 500.000,-
Asumsikan dalam soal diatas saham dengan nilai ditetapkan dijual / diterbitkan
dengan harga Rp. 1.500,- per lembar, maka jurnalnya adalah sebagai berikut :
Kas (1500 x 1000) . …….…………… Rp. 1.500.000,-
Saham Biasa (1500 x 1000) …………………. Rp. 1.500.000,-

3. Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas Lainnya (Lumpsum Sales)


Yang menjadi masalah pada Lumpsum Sales adalah dalam hal menentukan harga jual
masing-masing jenis surat berharga. Untuk itu ada dua metode yang dapat digunakan
yaitu metode proportional dan metode incremental.
Metode Proporsional. Jika nilai pasar atau dasar lainnya yang baik untuk menentukan
nilai relatif setiap kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump sum yang diterima
dialokasikan di antara kelompok-kelompok sekuritas atas dasar proporsional.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa sebuah perusahaan menerbitkan 1.000 lembar
saham biasa dengan nilai ditetapkan $10 yang memiliki harga pasar $20 per saham,
dan 1.000 lembar saham preferen dengan nilai pari $10 yang memiliki harga pasar
$12 per saham diterbitkan dengan nilai lump sum sebesar $30.000.
Nilai pasar wajar saham biasa (1.000 x $20) = $20.000
Nilai pasar wajar saham preferen (1.000 x $12) = 12.000
Nilai pasar wajar agregat $ 32.000
Dialokasikan ke saham biasa : $20.000 x $30.000 = $18.750
$32.000
Dialokasikan ke saham preferen : $12.000 x $30.000 = $11.250
$32.000

Saham Biasa Saham Preferen


Nilai jual $ 18.750 $11.250
Nilai nominal $ 10.000 $10.000
Tambahan Modal Disetor $ 8.750 $ 1.250

Jurnal dari Lummp-sum Sales diatas adalah sebagai berikut :


Kas …………………………………. $30.000
Saham Biasa ……………………………………… $10.000
Agio Saham Biasa………………………………… $ 8.750
Saham Preferen ………………………………….. $ 10.000
Agio Saham Preferen…………………………….. $ 1.250

Metode Inkremental. Jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat
ditentukan, maka metode incremental dapat dipergunakan. Nilai pasar sekuritas itu
digunakan sebagai dasar untuk kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa dari
nilai lump sum dialokasi ke kelompok di mana nilai pasar tidak diketahui. Sebagai
contoh, jika 1.000 lembar saham biasa dengan nilai ditetapkan $10 memiliki nilai
pasar $20 dan 1.000 lembar saham preferen dengan nilai pari $10 yang tidak memiliki
nilai pasar ditetapkan dan diterbitkan dengan nilai lump sum sebesar $30.000, maka
alokasi adalah sebagai berikut :
Penerimaan lump sum $30.000
Dialokasi ke saham biasa (1.000 x $20) 20.000
Saldo yang dialokasikan ke saham preferen $10.000

Saham Biasa Saham Preferen


Nilai jual $ 20.000 $10.000
Nilai nominal $ 10.000 $10.000
Tambahan Modal Disetor $ 10.000 $ 0

Jurnal dari Lummp-sum Sales diatas adalah sebagai berikut :


Kas …………………………………. $30.000
Saham Biasa ……………………………………… $10.000
Agio Saham Biasa………………………………… $10.000
Saham Preferen ………………………………….. $ 10.000

4. Saham Diterbitkan Untuk Aktiva Selain Kas


Adakalanya suatu perusahaan menerbitkan sahamnya untuk aktiva selain kas, hal ini
biasa terjadi pada perusahaan yang baru dalam rangka membuat cash-flow yang baik,
untuk membayar biaya promosi dan untuk membayar land, equipment dan non-cash-
assets lainnya. Walaupun tidak ada penerimaan kas namun transaksi tersebut harus
dicatat sebesar nilai pasar wajarnya.
Sebagai contoh, serangkaian transaksi menggambarkan prosedur pencatatan
penerbitan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai pari $10 yang ditukar dengan
paten pada PT.XYZ, dalam berbagai keadaan.
1. Nilai pasar wajar paten belum dapat ditentukan PT.XYZ, tetapi nilai pasar wajar
saham diketahui sebesar $140.000
Paten $140.000
Saham Biasa $100.000
Agio Saham Biasa 40.000
2. Nilai pasar wajar saham belum dapat ditentukan oleh PT.XYZ, tetapi nilai pasar
wajar paten ditetapkan sebesar $150.000
Paten $150.000
Saham Biasa $100.000
Agio Saham Biasa 50.000
3. Nilai pasar wajar saham maupun nilai wajar paten belum diketahui oleh PT.XYZ.
Konsultan independen menetapkan nilai paten sebesar $125.000 berdasarkan pada
aliran kas diskonto yang diharapkan.
Paten $125.000
Saham Biasa (10.000 lembar x $10) $100.000
Agio Saham Biasa $25.000

SAHAM PREFEREN (PREFERRED STOCK)


Merupakan saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa preferensi atau
kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Karakteristik-karakteristik
yang paling sering berkaitan dengan penerbitan saham preferen antara lain :
Preferensi atas dividen
Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi
Dapat dikonversi menjadi saham biasa
Dapat ditebus pada saat opsi perseroan
Tidak mempunyai hak suara

Saham preferen biasanya diterbitkan dengan suatu nilai pari, dan


preferensi dinyatakan sebagai suatu presentase dari nilai pari. Jadi pemegang saham
preferen 8%, dengan nilai pari $ 100 memberikan hak dividen tahunan $ 8 per saham.
Saham ini biasanya disebut saham preferen 8 %.
Sebuah perusahaan sering kali menerbitkan saham preferen, karena
menghindari tingginya rasio hutang terhadap ekuitas. Dalam kasus lain, perusahaan
menerbitkan saham preferen melalui private placement dengan perusahaan lain pada
tingkat dividen di bawah rata-rata pasar, karena perusahaan itu menerima dividen
yang hampir bebas pajak.

Karakteristik Saham Preferen


Karakteristik saham preferen paling umum, antara lain sebagai berikut :
 Saham Preferen Kumulatif (cumulative preferred stock)

Dinyatakan jika perseroan gagal membayar dividen dalam suatu tahun,


maka harus dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat dibagikan kepada
pemegang saham biasa. Jika direktur tidak mengumumkan dividen pada tanggal
pembagian dividen yang biasa, maka dividen itu disebut sebagai “passed” (terlewat).
Setiap dividen yang terlewat sebagai atas saham preferen kumulatif merupakan
dividen tertunggak.
 Saham Preferen Partisipasi (partisipation preferred stock)

Pemegang saham ini membagi rata dengan pemegang saham biasa setiap pembagian
laba di luar tingkat yang ditentukan. Saham preferen 5 %, jika berpartisipasi penuh
akan menerima tidak hanya 5 %,tetapi juga dividen pada tingkat yang sama seperti
yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa jika jumlahnya melebihi 5 % dari
nilai pari.
 Saham Preferen Konvertibel (convertible preferred stock)

Mengizinkan pemegang saham menurut opsinya, menukar saham


preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan sebelumnya.
Pemegang saham preferen konvertibel tidak hanya menikmati klain preferen atas
dividen tetapi juga memiliki opsi konversi ke pemegang saham biasa dengan
partisipasi tak terbatas atas laba.
 Saham Preferen yang Dapat Ditarik (callable preferred stock)

Mengizinkan perusahaan penerbit saham untuk menarik atau menebus


pada opsinya, saham preferen yang banyak beredar pada tanggal tertentu di masa
depan dan pada harga yang ditentukan. Harga penarikan atau penebusan biasanya
sedikit di atas harga penerbitan awal dan biasanya ditentukan pada satuan yang
berkatan dengan nilai pari.
 Saham Preferen yang Dapat Ditebus (redeemable preferred stock)

Semakin banyak terbitan saham preferen yang mempunyai karakter yang


membuat sekuritas itu bersifat seperti hutang dan bukan seperti instrument ekuitas.
Misalnya saham prefer yang dapat ditebus mempunyai periode penebusan wajib.
Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen
Akuntansi saham perefern pada saat penerbitannya sama dengan akuntansi saham
biasa. Perusahaan mengalokasikan proceeds antara nilai pari saham preferen dan
tambahan modal disetor. Sebagai gambaran, misalnya Bishop Co. menerbitkan saham
preferen dengan nilai pari sebesar $ 10 seharga $12 per saham. Bishop Co. mencatat
penerbitan ini sbb :
Kas 120.000
Saham preferen 100.000
Modal disetor sebagai Kelebihan dari Nilai Pari 20.000
Saham preferen umunya tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Sehingga, tidak ada
kewajiban hukum untuk membayar. Akibatnya, perusahaan mengklasifikasikan saham
preferen sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham. Saham preferen biasanya
dilaporkan pada nilai pari sebagai pos pertama dalam kelompok ekuitas pemegang
saham dari neraca perusahaan. Setiap kelebihan atas nilai pari dilaporkan sebagai
bagian dari tambahan modal disetor. Dividen saham preferen diperlakukan sebagai
distribusi laba dan bukan sebagai beban perseroan.

SAHAM TREASURI
Saham treasuri merupakan saham milik perusahaan penerbit yang diperoleh
kembali, dan saham yang diperoleh kembali tersebut dinamakan dengan saham
treasuri. Saham treasuri yang sudah diperoleh dapat dilepas kembali atau ditarik.
Hal-hal yang perlu diingat dan diketahui:
1. Saham yang diperoleh kembali tidak boleh dianggap sebagai aktiva; malahan
harus dilaporkan sebagai pengurang dari total ekuitas.
2. Tidak ada laba/rugi dari perolehan kembali, pelepasan kembali, atau penarikan
saham yang diperoleh kembali.
3. Laba ditahan dapat berkurang dari transaksi perolehan kembali saham tetapi
tidak pernah bertambah karena transaksi ini.
Alasan pembelian kembali saham yang beredar:
a. Untuk menaikan harga pasar saham
b. Akan dijual kembali pada karyawan perusahaan.
c. Akan dibagikan sebagai dividen.
d. Untuk menukar surat-surat berharga perusahaan lain dll.

Pembelian Saham Treasuri


Dua metode pencatatan saham yang diperoleh kembali yang diterima umum saat ini
adalah:
Metode biaya, menghasilkan pendebetan akun Saham Treasuri untuk biaya
reakuisisi, serta dalam pelaporan akun ini sebagai suatu pengurangan dari total modal
disetor dan laba di tahan di neraca.
Metode Nilai Pari, mencatat semua transaksi saham treasuri pada nilai parinya dan
melaporkan saham treasuri hanya sebagai pengurang atas modal saham.

Metode Cost (metode biaya)


Dalam metode cost, transaksi saham treasury terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
perolehan saham trasury dan tahap kedua flenjualan kembali saham treasury. Pada
saat perolehan, rekening Saham Treasury didebit sebesar harga perolehan dan pada
saat penjualan kembali dikredit denganjumlah yang sama. Apabila saham trasury
diperoleh pada waktu dan harga yang berbeda-beda, untuk menentukan harga
perolehan saham treasury yang dijual kembali dapat digunakan metode identifikasi
khusus, FIFO, rata-rata dan lain-lain. Dalam metode cost, harga jual penerbitan
saham mula-mula tidak mempengaruhi pencatatan perolehan dan penerbitan
kembali saham treasury. Jika saham treasury dijual kembali dengan harga di atas
harga perolehan, kelebihan tersebut di kreditkan ke rekening Modal Disetor dari
Saham Treasury. Jika saham treasury dijual kembali dengan harga di bawah harga
perolehan, selisihnya pertama kali diperlakukan sebagai pengurang modal disetor
dari saham treasury yang timbul dari transaksi penjualan kembali saham treasury
sebelumnya. Jika saldo rekening Modal Disetor dari Saham Treasury tidak
mencukupi, selebihnya dicatat sebagai pengurang laba ditahan.

Metode Nilai Nominal (metode nilai pari)


Dengan metode nilai nominal, harga perolehan saham treasury dibandingkan
dengan jumlah yang diterima pada saat saham mula-mula diterbitkan. Rekening
Saham Treasury didebit sebesar nilai nominal (nilai ditetapkan) dan
kelebihan di atas nominal yang timbul pada waktu penerbitan mula-mula
(rata-rata) didebitkan ke rekening Agio Saham. Kelebihan harga perolehan di
atas harga penerbitan mula-mula dibebankan ke rekening Laba Ditahan. Jika
terjadi sebaliknya, harga perolehan saham treasury di bawah harga penerbitan
mula-mula, selisihnya harus dikreditkan ke rekening Modal Disteor dari
Saham Treasury. Jika saham treasury dijual kembali, akuntansinya sarna dengan
penerbitan saham mula¬ mula.

Penjualan Saham Treasuri


Penjualan Saham Treasuri di Atas Harga Pokok. Apabila harga jual saham treasuri
lebih besar dari harga pokoknya, maka perbedaan ini dikredit ke Modal Disetor dari
Saham Treasuri. Untuk ilustrasi, anggaplah bahwa 1.000 lembar saham treasuri
Pasicif Company yang diperoleh sebelumnya pada $11 per saham dijual dengan harga
$15 per saham pada tanggal 10 Maret.
Ayat jurnal :
Kas 15.000
Saham Treasuri 11.000
Modal Disetor dari Saham Treasuri 4.000

Penjualan Saham Treasuri di Bawah Harga Pokok. Apabila saham treasuri dijual
di bawah harga pokoknya, maka kelebihan harga pokok atas harga jual biasanya
didebet ke Modal Disetor dari Saham Treasuri. Jadi, jika Pasicif Company menjual
1.000 lembar saham treasuri tambahan pada tanggal 21 Maret pada harga $8 per
saham, maka ayat jurnal :
Kas 8.000
Modal Disetor dari Saham Treasuri 3.000
Saham Treasuri 11.000

Pembatalan Saham Treasury


Perseroandapat membatalkan saham treasury yang telah diperolehnya. Saham
dibatalkan mempunyai status diotorisasi dan tidak diterbitkan. Perlakuan akuntansi
pembatalan saham treasury tergantung metode yang digunakan untuk mencatat saham
treasury, apakah dengan metode harga perolehan atau metode nilai nominal.

MODAL SUMBANGAN
Modal sumbangan timbul karena adanya sumbangan yang diberikan kepada
perusahaan berupa harta kekayaan tertentu tanpa imbalan. Sumbangan semacam ini
bisa berasal dari pemegang saham atau dermawan lainnya. Pemegang saham bisa
menyumbangkan kembali saham kepada perusahaan. Sumbangan ini bisa:

a. Untuk menambah modal kerja yang dibutuhkan yaitu dengan cara perusahaan menjual
kembali saham yang disumbangkan tersebut.

b. Sebagai hadiah untuk perusahaan.

c. Menunjukkan pengembalian saham karena adanya penilaian yang terlalu tinggi


terhadap aktiva yang diserahkan untuk menukar saham tersebut.
Saham yang diterima sebagai sumbangan ini dikelompokkan sebagai treasury
stock. Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk mencatat penerimaan sumbangan
saham ini, yaitu:

a) Saham yang diterima dicatat dengan catatan memo jika tidak ada biaya yang
terjadi ketika menerima sumbangan ini. Catatan memo ini menunjukkan macam
saham, jumlah lembar, dan penyumbangnya. Pada saat treasury stock ini dijual,
penerimaan uangnya dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Kas Rpxx
Modal – sumbangan Rpxx

b) Treasury stock didebit dengan harga pasar saham pada saat penerimaan dan
dikreditkan ke rekening modal-sumbangan. Apabila treasury stock dijual, rekening
treasury stock dikredit Jika harga jualnya berbeda dengan harga pasar pada saat saham
tersebut diterima maka selisihnya dibebankan atau dikreditkan ke rekening modal-
sumbangan.

Misalnya:

Tanggal 1 Juli 2006 diterima 100 Iembar saham sendiri, harga pasar pada tanggal
tersebut Rpl,100,- per Iembar. Pada tanggal 15 Agustus 2006, saham tersebut dijual @
Rpl.050,-. Jurnal yang dibuat sebagai berikut:

1 Juli 2006
Treasury stock Rp110.000,-
Modal-sumbangan Rp110.000,-
15 Agustus2006
Kas Rp105.000,-
Modal-sumbangan 500,-
Treasury stock Rp110.000,-
c) Rekening treasury stock didebit dengan jumlah nominal atau nilai yang
dinyatakan, agio/disagionya dari sejumlah Iembar yang diterima dibatalkan dan
kreditnya adalah rekening modal-sumbangan. Jika saham dijual maka selisih harga
jual dengan nominal ditambah atau dikurangi dengan agio atau disagio didebitkan
atau dikreditkan ke rekening modal-sumbangan.

Misalnya:

Tanggal 1 Juli 2006 diterima sumbangan saham sendiri 100 Iembar nominal Rpl .
000,-. Saham-saham ini dulu dijual dengan harga Rpl.200,-/ Iembar. Pada tanggal 15
Agustus 2006 saham-saham ini dijual dengan harga @ Rpl.100,- per Iembar. Jurnal
yang dibuat sebagai berikut:

1 Juli 2006
Treasury stock Rpl00.000,-
Agio saham 20.000,-
Modal-sumbangan Rpl20.000,-
Apabila saham yang disumbangkan ini karena adanya penilaian terlalu tinggi terhadap
aktiva yang diterima untuk menukar saham maka sumbangan ini akan dicatat
mengurangi nilai buku aktiva. Pada saat diterima saham dibuat catatan memo, dan
pada saat saham itu dijual, kreditnya adalah aktiva. Seperti pada contoh, diterima 100
lembar saham biasa sebagai sumbangan, karena pada waktu pertukaran, aktiva dinilai
terlalu tinggi. Saham-saham tersebut kemudian dijual @ Rp900 per lembar.
Transaksi-transaksi di atas dicatat sebagai berikut:
Memo:
Diterima 100 lembar saham biasa dari Tuan Tamma, nominal @ Rpl.000,-. Penjualan
saham dengan harga Rp900,- per lembar dicatat dengan jurnal sebagai berikut
Kas Rp90.000,-
Aktiva Rp90.000,-

PENYAJIAN DAN ANALISIS LAPORAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM


 Penyajian
a. Neraca
Salah satu kelompok yang disajikan didalam laporan posisi keuangan adalah
ekuitas pemegang saham. Dalam penyajian ekuitas pemegang saham, perusahaan
harus mengungkapkan hak-hak dan keistimewaan yang berkaitan dengan berbagai
sekuritas yang beredar. Misalnya, perusahaan harus mengungkapkan semua dividen
yang dikeluarkan setelahnya dan preferensi likuidasi, hak partisipasi, harga dan
tanggal penarikan, persyaratan modal tertanam, hak suara khusus, dan syarat-syarat
kontrak lain yang penting dalam menerbitkan saham tambahan
b. Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format dasar
sebagai berikut :
1. Saldo pada awal periode
2. Penambahan
3. Pengurangan saldo pada akhir periode.
Contoh penyajian neraca:
FROST CORPORATION
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
31 Desember 2007
Modal saham

Saham preferen, nilai pari $100, kumulatif 7%, diotorisasi

100.000 lembar, diterbitkan dan beredar 30.000 lembar $ 3.000.000

Saham biasa, tanpa nilai pari, nilai ditetapkan $10 per lembar

500.000 lembar diotorisasi, 400.000 lembar diterbitkan.


4.000.000

Dividen saham biasa yang dapat dibagikan, 20.000 lembar. 200.000

Total modal saham 7.200.000

Tambahan modal disetor

Kelebihan dari nilai pari—preferen $150.000

Kelebihan dari nilai ditetapkan—biasa 840.000 990.000

Total modal disetor 8.190.000

Laba ditahan 4.360.000

Total modal disetor dan laba ditahan


12.550.000

Dikurangi: biaya saham treasuri (2.000 lemar, saham biasa) (190.000)

Akumulasi kerugian komprehensif lainnya (360.000)

Total ekuitas pemegang saham


$12.000.000
Frost harus mengungkapkan hak-hak dan keistimewaan yang berkaitan dengan
berbagai sekuritas yang beredar. Misalnya perusahaan harus mengungkapkan semua
dividen yang dikeluarkan setelahnya dan preferensi likuidasi, hak partisipasi, harga
dan tanggal penarikan, persayaratan modal tertanamm, hak suara khusus, dan syarat-
syarat kontrak lain yang penting dalam menerbitkan saham tambahan. Preferensi
likuidasi harus diungkapkan dalam bagian ekuitas pada neraca, dan bukan dalam
catatan pada laporan keuangan, untuk menekankan kemungkinan akibat pembatasan
ini pada arus kas dimasa depan. Laporan Ekuitas Pemegang Saham (statements of

stockholder’ equity) Biasanya disajikan dalam bentuk format sebagai berikut:

a) Saldo pada awal periode


b) Penambahan
c) Pengurangan
d) Saldo pada akhir periode
Pengungkapan perubahan pada akun terpisah dari ekuitas pemegang saham
disyaratkan untuk membuat laporan keuangan yang cukup informatif. Pengungkapan
perubahan seperti itu dapat mengambil bentuk laporan terpisah atau dibuat dalam
laporan keuangan dasar atau catatan yang menyertainya. Format kolom (columnar
format) untuk penyajian perubahan pos-pos ekuitas pemegang saham pada laporan
tahunan yang dipublikasikan telah menjadi semakin popular.
 Analisis
Analis menggunakan rasio ekuitas pemegang saham untuk mengevaluasi
profitabilitas dan solvensi jangka panjang perusahaan. Ada tida rasio sebagai berikut:
a) Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa (rate of return on commen stock
equity)
Rasio ini menunjukkan seberapa banyak dollar laba bersih yang diperoleh dari
setiap dollar yang diinvestasikan oleh pemiliknya. Pengembalian atas ekuitas (ROE)
juga menolong para investor dalam menilai kelayakan saham ketika pasar pada
umumnya dalam kondisi baik.
Contoh perhitungan tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa:
Tingkat Pengembalian = Laba Bersih-Dividen Saham Preferen
Atas Ekuitas Saham Biasa Rata-Rata Ekuiatas Pemegang Saham
=

$360.000-$54.000
$2.550.000

= 12%
b) Rasio pembayaran (payout
ratio)
Merupakan rasio dividen tunai terhadap laba bersih. Jika saham preferen sedang
beredar, maka rasio ini dihitung unguk pemegang saham biasa dengan
membagidividen tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa dengan laba
bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa. Sebagai contoh perhitungan ratio
pembayaran:
Rasio pembayaran = _____Dividen Tunai________
Laba Bersih-Dividen Preferen
=
$100.000
= 20%
$500.000
c) Nilai buku peursahan (book value per share)
Nilai buku per saham merupakan jumlah setiap saham yang akan diterima jika
perusahaan dilikuidasi atas dasar jumlah yang dilaporkan dalam neraca. Akan
tetapi angka tersebut akan kehilangan banyak relevansinya jika penilaian atas neraca
tidak memperkirakan nilai pasar wajar aktiva. Nilai buku per saham dihitung dengan
membagi ekuitas pemegang saham biasa dengan saham biasa yang beredar. Sebagai
contoh:
Nilai buku persaham = Ekuitas Pemegang Saham Biasa
Saham yang Beredar

= $1.000.000
$ 100.000
= $10 per saham
d) Rasio nilai buku per saham
DAFTAR PUSTAKA
Kieso sama yang dibawah
Baridwan, Zaki. (2011). Intermediate Accounting. BPFE: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai