Anda di halaman 1dari 4

1. Harga jual saham sering kali berbeda dengan nilai nominalnya.

Hal tersebut dipengaruhi oleh


kondisi perekonomian dan perusahaan penerbit. Apabila harga jual saham lebih dari nilai
nominalnya maka atas selisih lebih tersebut dicatat sebagai Agio saham. Sedangkan apabila harga
jual saham lebih rendah dari nilai nominalnya maka atas selisih kurang tersebut dicatat sebgai
Disagio saham. dalam neraca pos agio dan disagio saham disajikan sebagai penambah dan
pengurang pos modal saham yang akan membuat modal setor. Apabila penjualan saham
menimbulkan disagio pada dasarnya perusahaan berhak melakukan pemungutan tambahan kepada
pemegang saham. Agio atau disagio yang ditimbul dari penjualan saham akan dihapuskan secara
proporsional saat saham ditarik dari peredaran. Nilai nominal per lembar saham yang dikeluarkan
perusahaan pada umumnya bernilai kecil misalnya Rp1.000 per lembar. Hal ini dimaksudkan agar
bisa menghindari timbulnya disagio dan juga untuk menghemat pajak penjualan saham yang
biasanya dihitung atas dasar nilai nominalnya, tujuan lain adalah agar saham dapat dengan mudah
terjual karena apabila saham barber nominal tinggi otomatis harga jual tinggi sehingga jarang orang
yang mau membeli saham tersebut.

Contoh:

PT Sani dilakukan otorisasi pengeluaran saham sebanyak 20.000 lembar saham biasa dengan
nominal Rp. 1.000 per lembar. Terhadap otorisasi pengeluaran saham biasa tersebut,saham PT Sani
terjual sebanyak sebanyak 4.000 lembar dengan harga jual Rp 10.000 per lembar

Ayat Jurnal PT Sani

Keterangan Debit Kredit


Modal saham biasa belum ditempatkan 20.000.000
Modal saham biasa diotorisasi 20.000.000

Keterangan Debit Kredit


Kas 40.000.000
Agio saham biasa 4.000.000
Modal saham biasa 36.000.000

Perhitungan :

Kas yang diterima 10.000 x 4.000 40.000.000

Nominal saham biasa 4.000 x 1.000 lembar 4.000.000

Agio saham biasa 36.000.000

2. Harga jual tiap jenis saham hasil metode proposial

Lum sum = 13.500

20 x 300 lembar
Saham biasa = x 13.500 -=
( 20 x 300 lembar )+(90 x 100 lembar )
20 x 300 lembar /( 20 x 300lembar )+( 90 x 100 lembar)
6.000
= x 13.500 5.400.000 / 1.000
6.000+9.000
6.000
= x 13.500
15.000
5.400.000
=
1.000
= 5.400

90 x 1 00 lembar
Saham preferen = x 13.500
( 20 x 300 lembar )+(90 x 100 lembar )
9.000
= x 13.500
6.000+9.000
9 .000
= x 13.500
15.000
8.1 00.000
=
1.000
= 8.100

Perhitungan:

Harga jual saham preferen 8.100

Nominal saham preferen 50 x 100 lembar 5.000

Agio saham preferen 3.100

Harga jual saham biasa 5.400

Nominal saham biasa 10 x 300 lembar 3.000

Agio saham biasa 2.400

Ayat Jurnal Pt Andalusia

Keterangan Debit Kredit


Kas 13.500
Agio saham preferen 3.100
Agio saham biasa 2.400
Modal saham preferen 5.000
Modal saham biasa 3.000
3. pemecahan saham yang biasa disebut dengan istilah stock split up adalah upaya perusahaan
untuk mengubah nominal saham tanpa mempengaruhi struktur modal. Pemecah saham dilakukan
perusahaan dengan cara menukar seluruh saham yang beredar dengan lembar saham yang total
nominalnya tetap, tetapi nilai nominal per lembar nya menjadi lebih kecil karena itu perusahaan
perlu menerbit kan lembaran-lembaran saham yang ber nominal lebih kecil dari per lembar saham
yang tengah beredar kamu secara keseluruhan total nominalnya tetap. biasanya dilakukan tujuan
utama untuk dapat mencapai distribusi saham ke pasaran yang lebih luas.

Contoh: PT Jajag atas persetujuan pemegang saham memutuskan untuk melakukan pemecahan
saham titik saham biasa mula bernominal Rp5.000 per per lembar dan telah beredar sewaktu
10.000 lembar dijadikan bernominal Rp1.000 per lembar. Sehingga perusahaan harus menerbitkan
saham baru sebanyak 50.000 lembar dengan nilai nominal Rp1.000 per lembar. Saham yang lama
ditarik kembali untuk ditukar dengan saham yang baru yang mempunyai total nominal yang sama
sehingga lembar saham lama akan ditukar dengan 5 lembar saham baru

SUMBER: EKMA4313 MODUL 6.23,6.31-6.32, 6.72

File terdiri dari beberapa record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis.

File dalam pemrosesan aplikasi dapat dikategorikan dalam beberapa tipe, tergantung dari
kegunaannya. Perhatikan berikut ini.

1. File induk (master file)

Dalam aplikasi, file ini merupakan file yang penting karena berisi beberapa record yang


sangat perlu dalam organisasi. File ini akan tetap harus ada selama hidup dari sistem. File
induk dapat dikategorikan lagi menjadi berikut.

1. File induk acuan (reference master file), yaitu file induk yang record-nya relatif statis


jarang berubah nilainya. Misalnya, file daftar gaji atau file daftar mata kuliah.
2. File induk dinamis (dynamic master file), yaitu file induk yang nilai dari record-
record-nya sering berubah atau sering dimutakhirkan (updated) sebagai hasil suatu
transaksi. Misalnya, file induk data barang yang setiap saat filed unitnya harus
dimutakhirkan apabila terjadi transaksi.

2. File transaksi (transaction file)

File transaksi disebut juga dengan nama input file. File ini digunakan untuk merekam data


hasil dari transaksi yang terjadi. Contoh dari file transaksi adalah file penjualan yang berisi
data hasil transaksi penjualan. 

3. File laporan (report file)


 File ini disebut juga dengan nama output file, yaitu file yang berisi informasi yang akan
ditampilkan. Isi dari file ini biasanya diambilkan dari file di satu atau lebih masterfile untuk
mempersiapkan pembuatan laporan.

4. File sejarah (history file)

File sejarah (history file) disebut juga dengan nama file arsip (archival file)


merupakan file yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi masih disimpan
sebagai arsip.

5. File pelindung (back up file)

File pelindung merupakan salinan dari file-file yang masih aktif dalam basis data pada suatu
saat tertentu. File ini digunakan sebagai pelindung atau cadangan apabila file basis data yang
aktif mengalami kerusakan atau hilang. 

6. File kerja (work file ),

Yaitu file sementara dari system yang merupakan alat untuk melewatkan data yang dibuat
oleh program ke program lain. Dalam hal ini adalah proses perubahan file master dengan
menggunkan file transaksi sebagai file pengganti atau perubahnya. File yang berisi record-
record yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat di buat sebuah program dan dipakai
oleh program lain sebagai input. Biasanya berkas ini dibuat pada waktu proses sortir.
Contoh : saat penyortiran bang berlangsung, saat itu juga file dibuat dan diproses.

Eksternalitas

Proyek yang besar dan berkaitan dengan masalah sosial ekonomi umumnya memunculkan
masalah externality. Eksternalitas muncul dalam bentuk produk ikutan atau sampingan (by
product). Oleh karena itu diperlukan suatu analisis yang mendalam terhadap kemungkinan
munculnya eksternalitas dalam suatu proyek. Analisis ini salah satunya dikenal dengan
analisis dampak lingkungan (AMDAL).

Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan
layak lingkungan

Anda mungkin juga menyukai