“MODAL SAHAM”
Dosen Pengampu: Dr. Drs. Herkulanus Bambang Suprasto, Msi, Ak, CA.
Ruang Kelas: EII1
Oleh:
Kelompok 10
Ni Kadek Rahayu 1607532013
Ni Ketut Rai Riskatari 1607532023
Ni Putu Laksmi Narayanti 1607532024
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI NON REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
MODAL SAHAM
Modal Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut.
Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum dipisahkan
dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik terhadap
perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang di setornya. Selain itu bentuk perseroan
memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang, setiap orang yang menyetor
menjadi pemilik dari perseroan tadi. Karena pemiliknya terdiri dari jumlah yang cukup banyak,
maka pengelolaan perseroan akan diserahkan kepada pihak – pihak lain yang diangkat menjadi
pimpinan PT tersebut. Dengan kata lain yang menjalankan PT adalah orang – orang yang
diangkat oleh pemilik.
Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti setoran
dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang di serahkan kepada pihak – pihak
yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan kumpulan pihak – pihak yang mempunyai saham
sehingga disebut pemegang saham. Saham yang di keluarkan oleh PT dapat dicantumkan nama
pemiliknya, disebut saham atas, dapat juga tidak dicantumkan nama pemiliknya.
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak yaitu:
Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu melalui hak suara
dalam rapat pemegang saham.
Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan.
Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham
masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah.
Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi.
Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu saham maka seluruh pemegang saham
mempunyai hak yang sama, tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka
yang diberikan kepada masing – masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran
saham yang disetujui.
Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan modal saham akan dibahas dalam topik berikut:
-Akuntansi untuk saham dengan nilai pari
- Akuntansi untuk saham tanpa nilai pari
- Akuntansi untuk penerbitan saham yang digabungkan dengan sekuritas lainnya (penjualan lump
sum)
- Akuntansi untuk saham yang diterbitkan dalam transaksi nonkas
Misalkan PT. JLIANI menjual 1000 lembar saham biasa yang memiliki nilai pari Rp.1.000,- per
lembar, dengan harga sama dengan nilai parinya. Jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut
:
Kas …………………………………….. Rp. 1.000.000,-
Saham Biasa ………………………………… Rp. 1.000.000,-
Asumsikan dalam soal diatas saham diterbitkan dengan harga Rp. 2.500,- per lembar. Jurnal
yang harus dibuat adalah :
Kas (1000 x Rp. 2.500) …………….. … Rp. 2.500.000,-
Saham Biasa (1000 x Rp. 1.000,-) …………. Rp. 1.000.000,-
Tambahan Modal Disetor …..….................... 1.500.000,-
Dan asumsikan dalam soal diatas saham diterbitkan dengan harga Rp. 950,- per lembar,* maka
jurnal penerbitan saham adalah sebagai berikut :
Kas (Rp. 950 x 1000) …………………… Rp. 950.000,-
Tambahan Modal Disetor (50 x 1000) …… Rp. 50.000,-
Saham Biasa (Rp. 1.000 x 1000) ………….. Rp. 1.000.000,-
Catatan : * perusahaan jarang sekali, atau tidak pernah menerbitkan saham dengan nilai di bawah
harga pari. Jika menerbitkan saham di bawah harga pari, perusahaan mencatat disagio itu sebagai
debit pada Tambahan Modal Disetor.
Ada kalanya saham tanpa nilai pari memiliki nilai yang ditetapkan (stated value) maksudnya
saham tersebut tidak boleh dijual dibawah nilai yang ditetapkan. Dengan kata lain harga jual
minimum saham tersebut harus sama dengan nilai yang ditetapkan. Untuk penerbitan saham
dengan nilai yang ditetapkan ada dua alternatif yaitu :
Jika saham dijual dengan harga diatas state value.
Misalkan 1000 lembar saham biasa dengan nilai yang ditetapkan Rp. 1.500,- per lembar
diterbitkan dengan harga Rp. 2.000,- maka jurnal penerbitannya adalah sebagai berikut :
Kas (2000 x 1000) ………………… Rp. 2.000.000,-
Saham Biasa (1500 x 1000) …………................... Rp. 1.500.000,-
Modal Disetor Melebihi Nilai Ditetapkan (500 x 1000).. 500.000,-
Asumsikan dalam soal diatas saham dengan nilai ditetapkan dijual / diterbitkan dengan harga
Rp. 1.500,- per lembar, maka jurnalnya adalah sebagai berikut :
Kas (1500 x 1000) . …….…………… Rp. 1.500.000,-
Saham Biasa (1500 x 1000) …………………. Rp. 1.500.000,-
Metode Inkremental. Jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat ditentukan,
maka metode incremental dapat dipergunakan. Metode ini menggunakan Nilai pasar sekuritas
sebagai dasar untuk kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa dari nilai lump sum
dialokasi ke kelompok di mana nilai pasar tidak diketahui. Sebagai contoh, jika 1.000 lembar
saham biasa dengan nilai ditetapkan $10 memiliki nilai pasar $20 dan 1.000 lembar saham
preferen dengan nilai pari $10 yang tidak memiliki nilai pasar ditetapkan dan diterbitkan dengan
nilai lump sum sebesar $30.000, maka alokasi adalah sebagai berikut :
Penerimaan lump sum $30.000
2. Nilai pasar wajar saham belum dapat ditentukan oleh PT.XYZ, tetapi nilai pasar wajar paten
ditetapkan sebesar $150.000
Paten $150.000
3. Nilai pasar wajar saham maupun nilai wajar paten belum diketahui oleh PT.XYZ. Konsultan
independen menetapkan nilai paten sebesar $125.000 berdasarkan pada aliran kas diskonto yang
diharapkan.
Paten $125.000
D. Saham Treasuri
Treasury stock adalah saham perusahaan yang di beli kembali dari peredaran untuk
sementara waktu. Perbedaan saham yang belum beredar dengan treasury stock adalah bahwa
saham yang belum beredar itu merupakan modal saham yang belum dijual (diedarka) sedangkan
treasury stock merupakan saham yang beredar yang dibeli kembali. Pembelian kembali saham
beredar sebagai treasury stock bisa terjadi karena :
a) Untuk menaikkan harga pasar saham
b) Akan dijual kembali pada karyawan perusahaan
c) Akan dibagikan sebagai dividen
d) Untuk menukar surat-surat berharga perusahaan lain, dll Treasury stock yang dijual kembali
akan dikelompokkan kembali dalam modal saham yang beredar. Kadang-kadang treasury stock
diperoleh dari hadiah (sumbangan) atau dari pelunasan utang.
1. PENCATATAN TRANSAKSI TREASURY STOCK
Ada beberapa pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pendekatan transaksi treasury stock
, yaitu :
a. Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham yang
beredar dan metode pencatatnnya disebut sebagai metode nilai nominal.
b. Pembelian treasury stock dipandang sebagai tambahan terhadap elemen modal yang belum
ditentukan penyelesaiannya dan metode pencatatnnya disebut sebagai metode harga perolehan.
A. Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham yang
beredar dan metode pencatatnnya disebut sebagai metode nilai nominal.
Dengan pandangan ini dianggap bahwa pembelian treasury stock merupakan pelunasan kembali
saham dari pemegang-pemegang saham tertentu sehingga pemegang saham itu tidak lagi
menjadi emegang saham perusahaan. Apabila treasury stock itu dijual kembali maka
penjualannya dianggap mencari pemegang saham baru. Dalam cara ini treasury stock yang dibeli
dapat dicatat dengan cara :
1. Mendebit rekening modal saham.
2. Mendebit rekening treasury stock dan saldonya dilaporkan mengurangi modal saham beredar
dalam neraca.
(a) Debit dalam rekening modal saham / treasury stock dilakukan dengan jumlah sebesar
nominal saham-saham yang dibeli. Selisih harga beli dengan nominal dicatat dalam rekening
agio, disagio atau laba tidak dibagi tergantung dari harga jualnya dulu dan harga beliya sekarang.
Berikut contoh transaksi dan jurnal mencatat perubahan treasury stock :
Keterangan :
Pada tahun 2006, saham yang beredar dibeli dengan harga Rp.1.300,00. Jika dibandingkan
dengan harga jualnya pada tahun 2005 (Rp.1.200,00) maka terdapat selisih sebesar Rp.100,00
per lembar. Selisih ini (Rp.100,00 x 100 lembar) dianggap sebagai pembagian dividend an
dibebankan pada rekening laba tidak dibagi.
Rekening modal saham didebit sebesar Rp.1000,00 (nominal) x 100 lembar dan rekening agio
saham dibatalkan dengan jumlah yang sebanding dengan agio yang diperoleh pada saat saham
tersebut dijual tahun 2005 yaitu sebesar Rp.200,00 per lembar. Penjualan kembali treasury stock
pada tahun 2006 dengan harga Rp.1.500,00 per lembar dicatat dengan cara biasa.
(b) Rekening treasury stock didebit dan saldonya dikurangkan pada modal saham
Keterangan : Metode b sama dengan metode a hanya saja rekening yang dipakai mencatat
pembelian saham sendiri yang berbeda. Dalam metode a, saham sendiri yang dibeli didebitkan
ke rekening modal saham, sedangkan metode b yang didebitkan adalah rekening treasury stock.
Begitu pula pada saat penjualan treasury stock, dalam metode a yang dikreditkan adalah modal
saham sedangkan pada metode b yang dikreditkan adalah rekening treasury stock.
B. Pembelian treasury stock dipandang sebagai tambahan terhadap elemen modal yang belum
ditentukan penyelesaiannya dan metode pencatatnnya disebut sebagai metode harga perolehan.
Saldo rekening treasury stock ini dikurangkan pada modal perusahaan (yaitu mengurangi
jumlah modal). Metode yang berdasarkan pada anggapan ini dibuat dengan tujuan untuk
menunjukkan hal-hal sebagai beikut : Treasury stock yang dibeli dianggap sebagai elemen modal
yang negatif, dan tidak usah diidentifikasi dengan elemen-elemen modal yang ada seperti modal
saham atau laba tidak dibagi. Apabila treasury stock tadi dihentikan peredarannya dalam arti
tidak dijual lagi maka saldo rekening ini akan dialokasikan ke elemen-elemen modal.
Apabila treasury stock ini dijual lagi, maka penjualan ini dianggap sebagai penyelesaian
akhir dari saham-saham tersebut. Jadi sesudah diputuskan itu dijual kembali, barulah dapat
diketahui akibat dari transaksi treasury stock ini terhadap elemen-elemen modal yang ada. Untuk
menjelaskan penggunaan metode ini, dibawah ini diberikan contoh transaksi treasury stock.
Keterangan : Dalam cara ini treasury stock yang dibeli dicatat dalam rekening treasury stock
sebesar harga beli/harga perolehannya. Jika sebelumnya ada penjualan treasury stock dibuat
dalam neraca, maka treasury stock ini akan mengurangi jumlah.
E. Modal Sumbangan
Pemegang saham bisa menyumbangkan kembali saham kepada perusahaan. Sumbangan ini
bisa :
a. Untuk menambah modal kerja yang dibutuhkan yaitu dengan cara menjual kembali saham
yang disumbangkan tersebut.
b. Sebagai hadiah kepada perusahaan
c. Menunjukkan pengembalian saham karena adanya penilaianyang terlalu tinggi terhadap aktiva
yang diserahkan untuk menukarsaham tersebut.
Saham yang diterima sebagai sumbangan ini dikelompokkan sebgai treasury stock.
Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk mencatat penerimaan sumbangan saham ini yaitu
1. Saham yang diterima dicatat dengan catatan memo (jika tidak ada biaya yang terjadi katika
menerima sumbangan ini). Catatn memo inimenunjukkan macam saham, jumlah lembar, dan
penyumbangnya. Pada saat treasury stovk ini dijual, penerimaan uangnya dicatat dengan jurnal :
Kas Rp. xxx
Modal-sumbangan Rp. xxx
2. Treasury stock didebit dengan harga pasar saham pada saat penerimaan dan dikreditkan ke
rekening modal-sumbangan.
Apabila treasury stock dijual, rekening treasury stock dikredit. Jika harga jualnya berbeda
dengan harga pasar saham,maka saham tersebut diterima maka selisihnya dibebankan atau
dikreditkan ke rekening modal-sumbangan.
Contoh : Tanggal 1 Juli 2006 diterima 100 lembar saham sendiri, harga pasar pada tanggal
tersebut Rp.1.100,00 per lembar. Pada tanggal 15 Agustus 2006, saham tersebut dijual
@Rp1.050,00. Jurnal yang dibuat :
1 Juli 2006
Treasury stock Rp.110.000,00
Modal-sumbangan Rp.110.000,00
15 Agustus 2006
Kas Rp.105.000,00
Treasury stock Rp.105.000,00
3. Rekening treasury stock didebit dengan jumlah nominal atau nilai yang dinyatakan,
agio/disagionya (sejumlah lembar yang diterima) juga dibatalkan dan dikreditnya adalah
rekening modal-sumbangan. Jika saham dijual maka selisihharga jual dengan nominal ditambah
atau dikurangi dengan agio atau disagio didebitkan atau dikreditkan ke rekening modal-
sumbangan.
Contoh : Tanggal 1 Juli 2006 diterima 100 lembar saham sendiri nominal Rp.1.000,00. Saham-
saham ini dulu dijual dengan harga Rp.1.200,00 per lembar. Pada tanggal 15 Agustus 2006,
saham tersebut dijual @Rp1.100,00 per lembar.
Neraca (Sebagian)
20XX
Modal Disetor
Modal Saham:
Berikut adalah bagian ekuitas dari neraca PT. Vongola Secondo pada tanggal 01 januari 2009 :
Keterangan Saldo
6% , Saham Preferen, Nilai Pari @Rp.100.000,- (5.000 lembar diotorisasi, 500 Rp. 50.000.000,-
lembar diterbitkan dan beredar)
Kelebihan diatas Nilai Pari-Saham Preferen Rp. 5.000.000,-
Saham Biasa , Nilai Pari-Saham Biasa @Rp.5000,-(200.000 lembar diotorisasi, Rp. 250.000.000,-
50.000 lembar diterbitkan dan beredar)
Kelebihan Diatas Nilai Pari-Saham Biasa Rp. 150.000.000,-
Laba Ditahan yang Tidak Dicadangkan Rp. 400.000.000,-
Transaksi-transaksi yang telah terjadi sepanjang tahun 2009 berkaitan dengan Ekuitas pemegang saham
Adalah :
Tanggal Transaksi-transaksi
10 Januari 2009 Membeli kembali 1.000 lembar saham biasa yang beredar dengan harga Rp.
10.000.000,-
28 Febuari 2009 Mengumumkan deviden tunai untuk pemegang saham preferen
31 Maret 2009 Membayar deviden yang telah diumumkan pada tanggal 28 Febuari 2009
30 April 2009 Mengumumkan deviden tunai untuk pemegang saham biasa sebesar Rp. 1.000,- per
lembar
31 mei 2009 Membayar deviden yang telah telah diumumkan pada tanggal 30 april 2009 yang lalu
1 Juni 2009 Menerima pesana saham biasa sebanyak 5.000 lembar dengan harga Rp.8.000 per
lembar. Pembayaran dimuka sebesar 20% nya telah diterima
4 Juni 2009 Menjual saham treasury dengan harga Rp. 12.000,- per lembar.
1 Juli 2009 Menerima pembayaran sebesar setengah dari sisa harga pesanan saham biasa pada
tanggal 1 juni 2009 yang lalu.
31 Juli 2009 Direksi menyetujui apropriasi (cadangan) laba ditahan untu tidak kepastian sebesar
Rp. 100.000.000,-5
1 September 2009 Menerima pembayaran terakhir atas pesanan saham biasa pada tanggal 1 Juni 2009
yang lalu dan diterbitkan sefertikat saham sejumlah yang telah dipesan.
30 September 2009 Menerbitkan 5.000 Lembar saham biasa yang ditukarkan dengan sebidang tanah.
Harga pasar saham biasa pada waktu itu sebesar Rp. 11.000,- per lembar.
15 Oktober 2009 Mengumukan 15% Deviden Saham kepada seluruh pemegang Saham biasa. Sebanyak
9.000 lembar. Harga Pasar Saham biasa pada saat ini adalah sebesar Rp.12.000,- per
lembar.
31 Desember 2009 Pekiraan Ikhtisar laba rugi dengan saldo kredit sebesar Rp. 166.000.000,- ditutup,
demikian juga dengan perkiraan deviden.
Diminta :
1) Buatlah ayat Jurnal yang diperlukan dalam Pembukuan PT. Vongola Secondo unutuk mencatat
Seluruh transaksi ekuitas pemegang saham yang Terjadi Sepanjang tahun 2009!
2) Menyusun Laporan laba rugi ditahan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009!
3) Menyajikan bagian modal pemengang Saham di neraca per 31 Desember 2009!
Solusi :
1)
Jurnal
2009
2)
PT. Vongola Secondo
Laporan Laba Ditahan
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2009
Laba yang Ditahan yang Tidak Dicadangkan :
Saldo Awal Rp.400.000.000,-
Laba Bersih Rp.166.000.000,-
Deviden Tunai (Rp.52.000.000,-)
Deviden Saham (Rp.108.000.000,-)
Dicadang untuk Ketidakpastian (Rp.100.000.000,-) +
Saldo Akhir Rp.306.000.000,-
Laba Ditahan yang Dicadangkan :
Saldo Awal Rp. 0,-
Dicadangkan untuk Ketidakepastian Rp.100.000.000,- +
Saldo Akhir Rp.100.000.000,- +
Total Laba Ditaha, Akhir Rp.406.000.000,-
3)
PT. Vongola Secondo
Neraca (Partial)
31 Desember 2009
REFERENSI
https://feelinbali.blogspot.com/2013/.../akuntansi-untuk-penerbitan-modal-saham.htm
S.R. Soemarso. 2005. Buku 2, Edisi 5, Revisi Akuntansi Suatu Pengantar,. Jakarta : Salemba 4
https://www.scribd.com/document/213681328/Akuntansi-Untuk-Penerbitan-Saham-Fix