Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ajik yng nyariin

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan kasus yang berkaitan dengan etika lingkungan!
2. Jelaskan kasus yang berkaitan dengan diskriminasi pekerjaan!

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami lebih mendalam mengenai kasus yang berkaitan
dengan etika lingkungan.
2. Untuk mengetahui dan memahami lebih mendalam mengenai kasus yang berkaitan
dengan diskriminasi pekerjaan.

1.4 Manfaat Penulisan


Paper ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna menjadi penambah wawasan
mengenai kasus yang berkaitan dengan etika lingkungan dan diskriminasi pekerjaan. Paper
ini diharapkan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca bila suatu saat berkecimpung di
dunia bisnis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Citra yng nyariin

Sisanya smpe bawah belum diubah sama sekali tlg di perbaikin ya ga mangat!:p

2.2 Kasus yang Berkaitan dengan Kesadaran Moral

2.2.1 Contoh Kasus yang Berkaitan dengan Kesadaran Moral

Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena


disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari
peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah methyl
parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut
biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat
(08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis
produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga
untuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.

Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan
segera memanggil Kepala BPOM Kustantinah. "Kita akan mengundang BPOM
untuk menjelaskan masalah terkait produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa hari
Kamis ini," kata Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR,
Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). Komisi IX DPR akan meminta keterangan
tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui
terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk
Indomie.

2
A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat
yang terkandung di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic
acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat produk tidak cepat
membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal dengan nama
nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiri pemakaian nipagin ini
dibatasi maksimal 0,15%. Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang
adanya zat berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah
menjelaskan bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di
dalam kecap dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada
dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut
Kustantinah.

Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi
yaitu 250 mg per kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per kilogram
dalam makanan lain kecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh
yang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit
kanker.

Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex


Alimentarius Commision, produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan
Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan
Taiwan bukan merupakan anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di
Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara
kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie ini.

2.2.2 Penyelesaian Kasus

Indofood merupakan salah satu perusahaan global asal indonesia yang


produk-produknya banyak di ekspor ke negara-negara lain. Salah satunya adalah
produk mi instan Indomie. Di Taiwan sendiri, persaingan bisnis mi instant
sangatlah ketat, disamping produk-produk mi instant dari negara lain, produk mi
instant asal Taiwan pun banyak membanjiri pasar dalam negeri Taiwan.

3
Harga yang ditwarkan oleh Indomie sekitar Rp1500, tidak jauh berbeda dari
harga indomie di Indonesia, sedangkan mi instan asal Taiwan dijual dengan harga
mencapai Rp 5000 per bungkusnya. Disamping harga yang murah, indomie juga
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk mi instan asal Taiwan,
yaitu memiliki berbagai varian rasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dan juga
banyak TKI/W asal Indonesia yang menjadi konsumen favorit dari produk Indomie
selain karena harganya yang murah juga mereka sudah familiar dengan produk
Indomie.

Tentu saja hal itu menjadi batu sandungan bagi produk mi instan asal
Taiwan, produk mereka menjadi kurang diminati karena harganya yang mahal.
Sehingga disinyalir pihak perindustrian Taiwan mengklain telah melakukan
penelitian terhadap produk Indomie, dan menyatakan bahwa produk tersebut tidak
layak konsumsi karena mengandung beberapa bahan kimia yang dapat
membahayakan bagi kesehatan.

Hal tersebut sontak dibantah oleh pihak PT. Indofood selaku produsen
Indomie. Mereka menyatakan bahwa produk mereka telah lolos uji laboratorium
dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan dan menyatakan bahwa produk
indomie telah diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia selama berpuluh-
puluh tahun lamanya. Dengan melalui tahap-tahap serangkaian tes baik itu badan
kesehatan nasional maupun internasional yang sudah memiliki standarisasi
tersendiri terhadap penggunaan bahan kimia dalam makanan, indomie dinyatakan
lulus uji kelayakan untuk dikonsumsi.

Dari fakta tersebut, disinyalir penarikan produk Indomie dari pasar dalam
negeri Taiwan disinyalir karena persaingan bisnis semata, yang mereka anggap
merugikan produsen lokal.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak sedari dulu produk indomie
dibahas oleh pemerintah Taiwan, atau pemerintah melarang produk Indomie masuk
pasar Taiwan?. Melainkan mengklaim produk Indomie berbahaya untuk
dikonsumsi pada saat produk tersebut sudah menjadi produk yang diminati di

4
Taiwan. Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa ada persainag bisnis yang telah
melanggar etika dalam berbisnis.

2.3 Kasus yang Berkaitan dengan Pro dan Kontra Etika dalam Bisnis

2.3.1 Contoh Kasus yang Berkaitan dengan Pro dan Kontra Etika dalam Bisnis

PT Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan multinasional (MNC),


yaitu perusahaan internasional atau transnasional yang berpusat di satu negara
tetapi cabang ada di berbagai negara maju dan berkembang.

Mogoknya hammpir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia disebabkan


karena perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan oleh manajemen pada
operasional Freeport diseluruh dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahui
mendapatkan gaji lebih rendah dari pada pekerja Freeport di negara lain untuk level
jabatan yang sama. Gaji sekarang perjam USD 1.5-USD 3. Padahal, dibandingkan
gaji di negara lain mencapai USD 15-USD 35 perjam. Sejauh ini, perundingannya
masih menemui jalan buntu. Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan
pekerja, entah apa dasar pertimbangannya.

Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua digembor0gemborkan itu pun tidak
seberapa karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT FI. Malah rakyat
Papua membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat berupa kerusakan
alam serta punahnya habitat Papua yang tidak ternilai itu. Biaya reklamasi tersebut
tidak akan bisa dditanggung generasi Papua sampai tujuh turunan.

Umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset
perusahaan. Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan.
Sebab, di situlah terjadi hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan
membutuhkan dedikasi dan loyalitas agar produksi semakin baik, sementara
pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal pemberian gaji yang layak.

Pemerintah dalam hal ini pantas malu. Sebab, hadirnya MNC di Indonesia
terbukti tidak memberikan teladan untuk menghindari perselisihan soal normatif

5
yang sangat mendasar. Kebijakan dengan memberikan diskresi luar biasa kepada
PT FI, privilege berlebihan, ternyata hanya sia-sia.

2.3.2 Penyelesaian Kasus

Juru bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani sirait, mengatakan bahwa


manajemen perusahaan PTFI akan berkomunikasi dengan Serikat Pekerja Seluruh
indonesia (SPSI) demi mengantisipasi ancaman aksi mogok yang dilakukan
pekerja. Karena isu aksi mogok tersebut terkait rencana pemutusan hubungan kerja
terhadap tiga orang karyawan PTFI yang melakukan intimidasi fisik kepada
karyawan lainnya.

Ia menyebutkan, terhadap intimidasi fisik yang memenuhi ketentuan PHI


(Pedoman Hubungan Industrial) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sebagaimana
kasus tiga karyawan yang melakukan intimidasi fisik, diproses berdasarkan
ketentuan PHI-PKB.

Pasal-pasal yang tercantum dalam PKB tersebut sudah mengakomodasi


aspirasi pekerja. Salah satunya adalah adanya kenaikan upah pokok sebesar 40
persen dalam 2 tahun.” Angka ini jauh di atas ketentuan rata-rata kenaikan upah
pokok nasional sebesar 10-11 persen per tahun,” sambung dia.

Sebagai upaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada perusahaan,


perusahaan sudah membentuk Crisis Management Committee. Yaitu guna
menciptakan lingkungan kerja yang damai dan harmonis, PTFI dan pimpinan SPSI
PTFI pun telah membentuk Crisis Management Committee.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Kesimpulan Kasus yang Berkaitan dengan Kesadaran Moral

Dari kasus indomie di Taiwan dapat dilihat sebagai contoh kasus dalam etika bisnis.
Dimana terjadi kasus yang merugikan pihak perindustrian Taiwan yang produknya kalah
bersaing dengan produk dari negara lain, salah satunya adalah Indomie yang berasal dari
Indonesia. Taiwan berusaha menghentikan pergerakan produk Indomie di Taiwan, tetapi
dengan cara yang berdampak buruk bagi perdagangan Global.

3.1.2 Kesimpulan Kasus yang Berkaitan dengan Pro dan Kontra Etika dalam Bisnis

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa PT Freeport Indonesia telah


melanggar etika bisnis dan melanggar undang-undang. Hak didasarkan atas martabat
manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena hak sangat cocok dengan suasana
pemikiran demokratis. PT Freeport Indonesia sangat tidak etis dimana kewajiban terhadap
para karyawan tidak terpenuhi karena gaji yang diterima tidak layak dibandingkan dengan
pekerja Freeport di Negara lain. Padahal PT Freeport Indonesia merupakan tambang emas
dengan kualitas emas terbaik di dunia.

3.2 Saran

3.2.1 Saran Kasus yang Berkaitan dengan Kesadaran Moral

Saran bagi pihak perindustrian Taiwan agar tidak serta merta menyatakan bahwa
produk indomie berbahaya untuk dikonsumsi, apabila ingin melindungi produsen dalam
negeri, pemerintah bisa membuat perjanjian dan kesepakatan yang lebih ketat sebelum
proses ekspor-impor dilakukan. Karena kasus tersebut berdampak besar bagi produk
Indomie yang telah dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun warga negara lain yang
negaranya memperdagangkan Indomie asal Indonesia.

7
3.2.2 Saran Kasus yang Berkaitan dengan Pro dan Kontra Etika dalam Bisnis

Sebaiknya pemerintah Indonesia cepat menanggapi masalah ini dan cepat


menanggulangi permasalahan PT Freeport Indonesia. Karena begitu banyak SDA yang ada
di Papua, tetapi masyarakat Papua khususnya dan Negara Indonesia tidak menikmati hasil
dari kekayaan alam di Papua. Jangan sampai Amerika mendapatkan semakin banyak
untung dari kekayaan yang dimiliki oleh Negara kita sendiri.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2010. Etika Bisnis Konsep Dasar Implementasi & Kasus. Denpasar: Udayana
University Press

Beruat, Monica Veva. 2017. Studi Kasus PT Freeport Indonesia tentang Gaji Upah Pekerja.

Tersedia : http://monicaveva96.blogspot.co.id/2017/04/studi-kasus-pt-freeport-indonesia.html

Epe, Blog. 2010. Contoh Kasus Etika Bisnis Indomie di Taiwan. Tersedia:
http://blognyaepe.blogspot.co.id/2010/11/contoh-kasus-etika-bisnis-indomie-di.html

Hafizh, Muhammad. 2017. Pengertian Etika Bisnis Dalam Sebuah Perusahaan. Tersedia:
http://www.bisnisrumahanpemula.com/pengertian-etika-bisnis/

Anda mungkin juga menyukai