Anda di halaman 1dari 18

SIKLUS PENDANAAN

Makalah
Pengauditan

Dosen Pengampu:
Faqiatul Mariya Waharini, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 10
Lenny Rosada (15.0102.0167)
Santi Winarsis (15.0102.0190)
Erni Wahyuni (15.0102.0213)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG


BAB I
PENDAHULUAN
Audit laporan laba rugi biasanya berfokus pada bagaimana pekerjaan auditor atas
pengendalian internal memberikan bukti pada akun-akun laporan laba rugi dan bagaiamana
akun-akun laporan laba rugi tersebut di audit pada saat dilakukannya audit pada akun-akun
neraca terkait. Tujuan menyeluruh dari audit atas laporan keuangan adalah menyatakan
pendapat tentang apakah laporan keuangan klien menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material sesuai dengan GAAP (prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Adanya siklus pendanaan ini tujuannya adalah untuk memperoleh bukti tentang
masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaski dan saldo siklus
pendanaan. Tujuan audit ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan
yang dinyatakan oleh manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SIKLUS PENDANAAN


Siklus pendanaan hampir mirip dengan siklus investasi. Perbedaannya adalah dalam
siklus investasi perusahaan membeli saham atau obligasi perusahaan lai, maka dalam
siklus pendanaan perusahaan mengeluarkan surat berharaga saham atau obligasi (utang
jangka panjang). Siklus pendanaan berkaitan dnegan transaksi mengenai penghimpunan
dana dari pihak lain baik sebagai setoran modal melalui penjualan saham maupuhn sebagi
utang jangka panjang meisalnya dengan penegluaran obligasi perusahaan. Siklus
pendanaan juga berkaitan dengan pembayaran kembali utang jangka panjang yang jatuh
tempo, pembayaran bunga, dan deviden.
Siklus ini meliputi dua kelompok transaksi, yaitu:
 Transaksi utang jangka panjang
 Transaksi saham.
Surat berharga saham dan obligai pada umumnya merupakan sumber pendanaan yang
utama bagi perusahaan.
Siklus pendanaan berkaitan erat dengan siklus pengeluaran kas. Karena pembayaran
bunga obligasi dan deviden oeh perusahaan biasanya dilaksanakan dalam bentuk uang
atau sejenisnya (cek). Rekening yang terkait adalah:
 Utang obligasi
 Utang wesel
 Utang atau kewajiban jangka panjang lainnya
 Premium (diskonto) obligasi
 Utang bunga
 Biaya bunga
 Laba/rugi penghentian obligasi
 Saham biasa, preferen
 Laba ditahan
 Deviden
 Utang deviden.

B. TRANSAKSI DAN AKUN YANG TERKAIT DENGAN SIKLUS PENDANAAN


Transaksi siklus pendanaan mencakup:
1. Transaksi utang jangka panjang ke bank atau lembaga keuangan lain, serta
penggunaan aset tetap sebagai jaminan utang.
2. Transaksi angsuran periodik dan pembayaran bungan utang jangka panjang.
3. Transaski penyesuaian beban/utang bungan pada akhir periode akuntansi.
4. Transaksi pelunasan utang jangka panjang
5. Transaski utang leasing.
6. Transaksi angsuran periodik utang leasing.
7. Transaksi transaski penyesuaian beban/utang bunga atas utang leasing ada akhir
periode akuntansi.
8. Transaksi utang obligasi, dijual dengan premium atau dnegan diskonto.
9. Transaksi pembayaran bungan obligasi dan amortisasi premium atau diskonto
oblogasi.
10. Transaksi penyesuasian beban/utang bunga ovligasi pada akhir periode akuntansi.
11. Transaksi pelunasan utang obligasi.
12. Transaksi penjualan saham preferen dan saham biasa secara tunai, degan diskonto
(disagio saham) atau dengan premium (agio saham).
13. Transaksi penjualan saham b iasa secara angsuran.
14. Transaksi transaksi penarikan kembali saham sebagai saham treasury, baik dicatat
dengan metode kos maupun dengan metode nilai nominal.
15. Transaski penjualan kembali saham treasury.

Akun-akun dalam siklus pendanaan:

Laporan Posisi Keuangan


Aset Lancar Utang Lancar
 Piutang Pesanan Saham xxxx  Utang Bunga xxxx
Investasi Jangka Panjang  Utang Deviden xxxx
Aset Tetap Utang Jangka Panjang
Aset tidak Berwujud  Utang Jangka Panjang Bank xxxx
Aset Lain-lain  Utang Leasing xxxx
 Utang Obligasi xxxx
 Premium/diskonto utang Obligasi xxxx
Modal Saham
 Modal Saham Dipesan xxxx
 Modal Saham preferen xxxx
 Agio saham preferen xxxx
 Modal saham biasa xxxx
 Agio saham biasa xxxx
 Saham Treasury xxxx
 Agio saham treasury xxxx
 Laba Yang Ditahan xxxx
C. TUJUAN AUDIT
Tujuan siklus pendanaan adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi
signifikan yang berkaitan dengan transaski dan saldo siklus pendanaan. Tujuan audit
ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh
manajemen.

Asersi Keberadaan dan Keterjadian


a. Saldo utang jangka panjang dan ekuiti pemegang saham tercatat bnar-benar ada pada
tanggal neraca,
b. Biaya bunga obligasi dan deviden yang tercatat benar-benar merupakan hasil transaksi
yang terjadi selama satu periode.

Asersi Kelengkapan
a. Saldo utang jangka panjang merupakan seluruh jumlah yang harus dibayar pada
kreditur jangka panjang pada tanggal neraca,
b. Saldo saham meliputi keseluruhan jumlah nilai kliam pemilik saham atas aset pada
tanggal neraca,
c. Seluruh transaksi saham dan obligasi maupun utang jangka panjang lainnya, sudah
tercatat semua.

Asersi Hak dan Kewajiban


a. Saldo uatng jangka panjang tercatat merupakan jumlah yang secara legal menjadi
kewajiban perusahaan pada tanggal neraca,
b. Saldo saham menggambarkan klaim legal pemegang saham atas aset perusahaan
pada tanggal neraca.

Asersi Penilaian dan Pengalokasian


a. Saldo utang jangka panjang dinilai secara tepat sesuai prinsip akuntansi yang berterima
umum,
b. Saldo saham dinilai secara tetapt sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum.

Asersi Penyajian dan Pengungkapan


a. Saldo utang jangka panjang dan ekuiti pemegang saham tepat diidentifkasi dan
diklasifkasikan dalam laporan keuangan.
b. Semua jangka waktu, komitmen dan provisi penghentian utang jangka panjang
diungkapkan.
c. Semua fakta mengenai pengeluaran saham seperti nilai pari, lembar dan bagian
treasury stock diungkapakan.
d. Semua fakta mengenai deviden telah diungkpakan termasuk adanya stock option,
deviden saham, stock split, dan sebagainya.

D. MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI AUDIT


Pengeluarahn surat berharga obligasi maupun penjualan saham perusahaan pada
umumnya dilakukan dalam jumlah nilai rupiah besar. Oleh karena itu, saldo saham dan
utang obligai pada umunya material bagi neraca. Sedangkan biaya bunga pada umunya
tidak material bagi kaporan laba rugi. Hal yang sebaliknya terjadi pada deviden. Deviden
pada umunya material bagi laporan laba rugi yang ditahan (saldo laba).
Risiko slah saji pada transaksi pendanaan pada umumnya rendah karena transaksi ini
merupakan transaski yang jarang terjadi. Selain itu, pengendalian intern atas transaksi ini,
pada umunya efektif karena satu atau lebih direktur berpartisipasi daam transaksi. Strategi
audit tergantung frekuensi transaski pendanaan. Bila frekuensinya rendah, auditor akan
menghemat biaya bila memkai primary substansive approach atau pendekatan
pengutamaan pengujian substansif. Sebaliknya, apabila frekuensi transasksi tinggi auditor
akan menghemat biaya kalau melakukan pengujian pengendalian untuk menghimpun bukti
yang mendukung lower assesed levelof control risk.

E. POTENSI KESALAHAN (ERROR) DAN KECURANGAN (FRAUD) PADA SIKLUS


PENDANAAN
Sebagaimana audit pada siklus transaksi yang lain, audit siklus pendanaan diperlukan
karena adanya potensi kesalahan pelaporan, baik kesalahan tersebut bersifat tidak
disengaja (error) maupun bersifat disengaja (fraud/irregularity).
Potensi kesalahan dalam siklus pendanaan antara lain adalah:
1. Kesalahan pelaporan saldo akun transaksi pendanaan, misalnya karena kesalahan
pisah batas transaksi atau sengaja tidak melaporkan utang jangka panjang secara
lengkap karena pertimbangan tertentu.
2. Uang hasil pendanaan tidak digunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
3. Penyalahgunaan dana pelunasan pinjaman oleh oknum staf perusahaan.
4. Kesalahan pencatatan pelunasan pinjaman, misalnya kesalahan klasifikasi unsur
pelunasan pokok pinjaman dan pelunasan bunga pinjaman.
5. Kesalahan pencatatan utang leasing karena kesalahan klasifikasi antara leasing
operasional (operating lease) dan leasing pendanaan (financing lease).
6. Kesalahan pencatatan penyesuaian utang bunga pada akhir periode akuntansi.
7. Kesalahan pencatatan beban bunga, misalnya karena tidak memperhitungkan
amortisasi premium atau diskonto utang obligasi.
8. Kesalahan pencatatan konversi utang obligasi dengan saham.
9. Kesalahan pencatatan transaksi penjualan saham dengan pola pesanan (subscription
stock), terutama pada saat pemesan saham gagal melunasi kekurangan pembayaran
saham.
10. Kesalahan pencatatan pengumuman dan pembayaran dividen, misalnya dalam kasus
dividen saham atau dividen likuidasi.
11. Kesalahan pencatatan saham treasury dan penjualan kembali saham treasury.

Tinggi rendahnya potensi kesalahan (potensi salah saji) dipengaruhi oleh kecukupan
dan efektifitas SPI (Sistem Pengendalian Internal) pada masing-masing transaksi
pendanaan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan efektifitas serta efisiensi proses audit,
standar audit mensyaratkan auditor untuk memahami serta menguji SPI pada masing-
masing transaksi, misalnya dengan mengevaluasi SOP (Standar Operasional dan
Prosedur) serta peralatan (teknologi) yang digunakan untuk mendukung ketepatan
pencatatan transaksi, dan juga kompetensi serta integritas pelaksana transaksi.

F. PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


Sebagaimana audit untuk siklus transaksi yang lain, untuk menjamin efektifitas dan
efisiensi proses audit, auditor perlu memahami dan menguji SPI untuk transaksi
pendanaan, baik untuk transaksi utang jangka panjang maupun untuk transaksi saham.
Unsur-unsur SPI yang perlu dipahami dan diuji mencakup unsur-unsur yang ada
dalam framework SPI COSO (Committee of Sponsoring Organizations):
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian sangat penting untuk mewujudkan SPI siklus pendanaan
yang baik. Pemahaman lingkungan pengendalian meliputi pemahaman pemberian
kekuasaan dan tanggung jawab atas transaksi pendanaan pada direktur keuangan dan
beberapa direktur terkait lainnya.
Pemahaman dapat diperoleh melalui:
a. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen
b. Mempelajari bagan organisasi,
c. Menelaah deskripsi tugas.

Auditor juga perlu memahami metode pengendalian manajemen meliputi ada tidaknya
perencanaan strategik atas keputusan pendanaan. Pengamatan atau pemantauan secara
konsisten atas fluktuasi harga saham di bursa efek, dan penilaian kinerja investasi secara
perioadik. Pemahaman ini dapat diperoleh melalui pengajuan pertanyaan kepada
manajemen, dan menelaah dokumentasi termasuk notulen rapat direksi dan dean komisaris.

2. Penaksiran Resiko
Merupakan pengidentifikasian, analisis dan pengelolaan resikoyang relevan dengan
penyusunan laporan keuangan yang disjaikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia. Penaksiran resiko dapat ditujukkan ke bagaimana
perusahaan mempertimbangkan kemungkinan transasksi dalam siklus pendanaan yang
tidak dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisis estimasi yang signifikan yang dicatat
dalam laporan keuangan.
Perluasan operasi yangsignifikan dan cepat seperti penanaman modal ke perusahaan
lain ataupun dalam bentuk obligasi dapat pula memberikan tekanan terhadap pengendalian
dan meningkatkan resiko kegagalan dalm pengendalian terutama jika perusahaan yang
didanaitidak sesehat yang diperkirakan.

3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)


Dalam kaitannya dengan informasi dan komunikasi dalam sikus pendanaan, sistem
informasi mencakup metode dan catatan yang digunkan untuk:
a. Mengindentifiksi dan mencatat semua transaksi yang terkait dengan siklus
pendanaan secara sah.
b. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi dalam siklus pendanaan secaracukup
rinci dan memungkinkan adanya penggolongan masing-masing transaksi itu untuk
pelaporan keuangan.
c. Mengukur nilai trnasaksi dari siklus pendanaan dengan tepat.
d. Menyajikan transaksi dari siklus pendanaan denan semestinya dan pengungkapan
yang berkaitan dalam laporan keuangan.

4. Aktivitas Pegendalian
a. Review kinerja. Mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari transasksi dalam
siklus pendanaan dbandingkan dengan atau anggaran atau prakiran trasnasksi
pendanaan periode sebelumnya.
b. Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pegendalian jenis ini
adlah pengendalain umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum trkait
dengan pengendaaian atas operasional dari transaksi dalam sikluspendanaan,
pengembangandan pemeliharaan sistem aplikasi. Sedang pengendalian aplikasi
berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual untuk masing-masing transaksi
tersebut. Pengendalain ini mebantu bahwa transaksi dalam siklusp pendanaan
adaah sah, diotorisasi dnegan semestinya dan diolah dnegan lengkap dan akurat.
c. Pengendalian fisik. Mencakup keamanan fsik aktiva yang diperoleh seperti saham
ataupun surat berharga, terasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang
terlindungi dari aksesyang dikehendaki.
d. Pemisahan tugas. Diterapkan dalam bentuk pemisahan tugas pelaksanaan
transaksi pendanaan, tugas pencatatan transaksi, dan tanggung jawab penerima as
hasil transaksi pendanaan

Secara ringkas, unsur-unsur SPI mencakup beberapa hal sebagai berikut:


1. Perencanaan, misalnya perencanaan atas pendanaan proyek pengembangan bisnis.
2. Anggaran, misalnya anggaran atas pendanaan dan alokasi dana proyek
pengembangan bisnis.
3. Otorisasi, misalnya penetapan SOP (Standar Operasional dan Prosedur) untuk
pendanaan, penggunaan dana, pertanggungjawaban penggunaan dana, dan evaluasi
efektifitas penggunaan dana.
4. Dokumen transaksi, adalah standar dokumen transaksi untuk transaksi pendanaan dan
penggunaan dana.
5. Dokumen pembukuan, adalah standar pencatatan dan pelaporan untuk pendanaan dan
penggunaan dana.
6. Teknologi informasi, adalah program aplikasi untuk proses dokumentasi, pengolahan
data, dan pelaporan transaksi pendanaan dan penggunaan dana.
7. Pengecekkan independen, adalah sistem untuk deteksi dini ketidaktepatan perenanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan aktifitas pendanaan.
8. SDM yang kompeten, adalah dukungan SDM yang menguasai kompetensi untuk
melaksanaan tugas-tugas menjadi tanggungjawabnya.
9. Monitoring, adalah pemantauan terhadap kecukupan dan efektifitas desain SPI.

Fungsi
Lima fungsi yangterlibat dalam siklus pendanaan yaitu:
1. Pengeluaran obligasi atau saham
Wewenang dan tanggung jawab pengeluaran obligasi dan saham harus ada pada
dewan komisaris atau manajer puncak. Otorisasi direksi diperlukan dalam setiap
pengeluaran obligasi atau saham. Pada umumnya dua tanda tangan manajer puncak atau
direksidiperlukan untukpersetujuan kontrak utang jangka panjang.dokumen perjanjian
kontrak tersebut mencakup data mengenai jumlah rupiah pinjaman, tingkat bunga, termin
pembyaran, dan aktiva yang dijaminkan. Setiap pengeluaran obligasi harus memenuhi
persyaratan hukum sebagiaman yang ditentukan oleh Bapepam. Penerimaaan kas yang
diperoleh dari utang jngaka panjang, penjuaan obligasi atau saham harus secepatnya
disetorkan.
2. Pembayaran Bunga Obligasi dan Dividen Kas
Pembayaran bunga dan angsuran utang secara periodik harus dikendalikan sebagai
bagian dari siklus pendanaan. Pembayaran bunga obligasi dan dividen harus diberikan pada
pihak yang berhak yaitu pemegang atau pemilik saham dan obligasi. Untuk setiap
pembayaran bunga atau dividen, perusahaan harus meminta bukti bahwa pembayaran telah
diterima.
3. Penarikan Kembali Obligasi dan Saham
Penarikan kembali obligasi dapat dilakukan pada saat jatuh tempo ataupun pada saat belum
jatuh tempo. Sedangkan saham hanya dapat ditarik kembali apabila perusahaan membeli
kembali sahamnya yang telah beredar (treasury stock). Setiap transaksi harus dilakukan
sesuai dengan otorisasi direksi.
4. Pencatatan Berbagai Transaksi Pendanaan
Staf akuntansi internal perusahaan harus dicatat pada jumlah atau harga penjualan.
Transaksi pendanaan harus tepat dicatat pada jumlah, klasifikasi, dan periode akuntansi.
5. Penjaga Ketepatan Saldo Dalam Buku Besar Pemegang Obligasi dan Pemegang
Saham
Saldo yang tercatat dalam buku besar pemegang obligasi dan pemegang saham harus
sesuai dengan saldo dalam buku besar. Oleh karena itu, saldo dalam buku pembantu harus
dibandingkan secara periodik dengan saldo dalam buku besar. Pelaksanaan verifikasi
kesesuaian saldo ini harus dilakukan oleh karyawan yang independen terhadap fungsi
pencatatan transaksi pendanaan.

Fungsi-fungsi Transaksi
Salah satu unsur SPI adalah pemisahan fungsi transaksi (segregation of duties),
dengan tujuan: (1) meningkatkan efektifitas serta kualitas pelaksanaan kegiatan, (2)
mencegah potensi penyalahgunaan wewenang dan tanggungjawab. Kebijakan pemisahan
fungsi transaksi bisa berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Unsur
pemanfaatan TI bisa menjadi salah satu penyebab perbedaan, misalnya dengan TI
beberapa fungsi bisa disatukan karena pelaksanaan pengendalian dilakukan melalui TI.
Secara umum, fungsi-fungsi yang perlu dipisah adalah (1) fungsi otorisasi, (2) fungsi
pembukuan, (3) fungsi penyimpanan.

Fungsi-fungsi transaksi dalam siklus pendanaan mencakup:


1. Fungsi otorisasi utang jangka panjang, utang obligasi, dan modal saham.
2. Fungsi pelaksana teknis pendanaan, mencakup: utang jangka panjang, penerbitan
utang obligasi, penerbitan saham, pelunasan obligasi, dan penarikan kembali saham.
3. Fungsi penerimaan kas atas hasil pendanaan serta fungsi pengeluaran kas untuk
biaya pendanaan dan pelunasan pendanaan.
4. Fungsi pembukuan transaksi pendanaan.

Dokumen dan Catatan


 Sertifikat saham,
 Sertifikat obligasi,
 Bond indenture,
 Broker’s advice,
 Buku jurnal,
 Buku pembantu modal saham,
 Buku pembantu obligasi,
 Sertfikat penghentian obligasi, yaitu dokumen yang menyatakan bahwa suatu
sertifikat saham telah dilenyapkan karena telah dilunasi,
 Surat perjanjian utangjangka panjang.

G. PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN


Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau
wawancara kepada manajer puncak dan staf yang terlibat dalam siklus pendanaan.
Disamping itu, auditor dapat menelaah dokumen, atau menelaah kembali pengalaman
auditor pada audit periode sebelumnya dengan klien tersebut. Dokumentasi pemahamann
dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner, atau memo naratif (uraian tertulis).

H. PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN


Penetapan resiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah
saji material dalam laporan keuangan. Risiko pengendalian ditetapkan untuk setiap asersi
laporan keuangan. Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji
potensial pengendalian yang perlu dan pengujian pengendalian yang mungkin dilakukan.
Salah saji dan pengendalian yang perlu, dikembangkan auditor berdasar
pengetahuannya atas pengolahan transaksi pendanaan atau checklist standar yang dimiliki
kantor akuntan publik auditor. Melalui pemahaman struktur pengendalian intern klien, auditor
dapat mengetahui apakah pengendalian yang diperlukan telah dirancang dam dijalankan
oleh klien.
Dalam primarily substantive approach, pemahaman struktur pengendalian intern dipakai
untuk perencanaan audit dan merancang pengujian subtantif. Auditor menggunakan
pemahaman yang diperoleh untuk mengidentifikasi salah saji potensial. Pengidentifikasian
salah saji tersebut digunakan untuk merancang pengujian subtantif.

I. PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO UTANG JANGKA PANJANG


Transaksi pendanaan sangat kecil frekuensi terjadinya. Akan tetapi transaksi
pendanaan ini pada umumnya mencakup nilai rupiah yang tertinggi. Oleh karena itu, risiko
bawaan saldo utang jangka panjang atau obligasi asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, hak dan kewajiban, serta penyajian dan pengungkapan adalah rendah. Risiko
bawaan asersi penilaian atau pengalokasian pada umumnya tinggi. Hal ini beralasan sebab
adanya kompleksitas perhitungan amortisasi premi atau diskonto.

J. PERTIMBANGAN PROGRAM AUDIT


Auditor dapat merancang program audit untuk mencapai tingkat resiko deteksi yang
dapat diterima untuk masing-masing asersi. Pada umumnya pengujian substantif lebih
banyak diterapkan untuk asersi keberadaan dan keterjadian, penilaian dan pengalokasian.
Pengujian substantif saldo utang jangka panjang terdiri atas prosedur berikut:
Kategori Uji substansif Tujuan Audit
EO C RO VA PD
Prosedur Inisial 1. Menerapkan prosedur inisial untuk saldo janka
panjang:
a. Menulusuri saldo awal utang jangka panjang
pada kertas kerja tahun lalu
b. Menelaah aktivitas dalam utang jangka panjang
dan rekening laba rugi serta menyelidiki
catatan yang nampak tidak biasa,
c. Mendapatkan skedul utang jangka panjang dan
menetukan bahwa perusahaan menyajikan
secara akurat berdasarkan catatn akuntansi:
 Footing dan cross footng skedul utang jangka
panjang dan merekonsiliasibaik yang
berkaitang dengan buku oembantu dan buku
besar.
 Menguji kesesuaian yang ada dalam uatng
jangka panjang data-data yang ada didalam
buku besar dan buku pembantu.
Prosedur 2. Melakukan prosedur analitis
analitis a. Menghitung rasio:
 Utang terhadapa total utang
 Utang terhdapa ekuitas
 Waktu pendapatan bunga
 Beban bunga terhadap utang
b. Menganalisis hasil rasio secraa relatif
dibandingkan dnegan pengalaman tahun lalu,
data industri dan anggaran.
Pengujian detail 3. Menulusuri catatn dlam utang jangka panjang dan
transaksi rekening laba rugi yang berkitan
Pengujian detail 4. Menelaah otorisasi dan kontrak utang jangka
saldo panjang
5. Konfirmasi utang pada kreditur danbond trustee,
6. Menghitung kembali beban bunga.
Penyajian dan 7. Membandingkan penyajian dengan GAAP/PABU:
pengungkapan a. Menetukan bahwa utang jangka panjang
sudahtepat diidentifkasikan dan
diklasifikasikan dalam laporan keuangan
b. Menentukan kelayakan pengungkapannya
daam laporan keuangan.

Prosedur Inisial
Skedul yang umum adalah daftar jumlah obligasi yang dipegang pemilik dengan
regrister yang disiapkan oleh bond trustee. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi
penilaian atau pengalokasian. Auditor melakukan foot dan cross foot pada skedul transaksi
utang obligasi (jangka panjang).

Prosedur Analitis
Rasio yang dapat dipakai untuk menerapkan prosedur analitis antara lain:
a. Rasio utang terhadap total aset. Rasio ini diperoleh dengan menentukan total
kewajiban (utang) dibagi dengan total nilai aset.
b. Rasio biaya bunga terhadap rata-rata utang jangka panjang. Rasio ini diperoleh
dengan menentukan besarnya biaya bunga, kemudian dibagi dengan rata-rata
utang.

Rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan harapan atau estimasi yang
dinyatakan dalam anggaran.

Pengujian Detail Transaksi


Untuk obligasi: auditor harus mendapatkan bukti, baik untuk nilai nominal maupun
proceed pada hari pengeluaran obligasi. Pengeluaran instrumen utang harus ditelusuri
sampai ke penerimaan kas. Pembayaran pada principal atas utang jangka panjang dapat
diverifikasi dengan pengujian voucher dan cancelled check. Pelunasan dapat ditelusuri pada
cancelled notes dan bond certificates. Obligasi dapat juga dikonversi menjadipenyertaan
dalam bentuk saham.

Pengujian Detail Saldo


a. Konfirmasi Utang
Auditor dapat melakukan konfirmasi mengenai keberadaan dan termin utang jangka
panjang dengan pihak yang meminjamkan dana (misalnya bank) dan bond trustee.
b. Menelaah Otorisasi dan Kontrak
Otorisasi pengeluaran utang jangka panjang meliputi referensi ke pasal aturan hukum
yang berkaitan dengan pembiayaan dengan pinjaman.
c. Vouching Penjurnalan Rekening Utang Jangka Panjang
Auditor pertama kali melihat penjurnalan utang jangka panjang. Kemudian auditor
menelusuri keberadaan dokumen-dokumen pendukungnya, seperti: cancelled check,
voucher, dan sertifikat penghentian obligasi.
d. Menghitung Kembali Biaya Bunga
Biaya bunga yang dibebankan dapat diverifikasi dengan pengidentifikasian tanggal
pembayaran bunga terakhir, dan menghitung kembali jumlah yang dibukukan klien.
e. Menelaah Penyajian Utang Jangka Panjang dan Biaya Bunga dalam Laporan
Keuangan
Penyajian saldo utang jangka panjang yang tepat meliputi identifikasi dan klasifikasi
berbagai jenis utang jangka panjang dalam neraca, dan pengakuan biaya bunga dalam
laporan laba rugi.

K. PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO MODAL SAHAM


Transaksi pengeluaran atau penjualan saham sangat kecil frekuensi terjadinya. Oleh
karena itu, risiko bawaan saldo modal saham pada umumnya rendah. Akan tetapi ada
beberapa transaksi yang sangat jarang terjadi yang dapat menyebabkan tingginya resiko
bawaan. Sebagai contoh, saham yang dikeluarkan karena convertible bond diubah ke
saham, dan karena stock option atau stock warrants outstanding. Dalam mengatasi masalah
yang kompleks tersebut, auditor harus memahami persyaratan standar akuntansi yang
relevan sebelum memverifikasi jumlah saham untuk menentukan dasar earning per share.

L. PERTIMBANGAN PROGRAM AUDIT


Kategori Uji substansif Tujuan Audit
EO C RO VA PD
Prosedur Inisial 1. Melakukan prosdur inisial:
a. Menulusuri saldo awal modal saham
padakertas kerja tahun yang lalul.
b. Menelaah aktivitas dalam modal saham dan
menyelidiki adanya transaksi yang namak
tidak biasa.
c. Mendapatkan skedul perubahan dalam saldo
modal saham dan menetukan bahwa rekening
tersebut sudah disajikan secara akurat::
 Footing dan cross footng skedul dan
rekonsiliasi total dengan data-data yang
ada didam buku besar dan buku pembantu.
 Menguji kesesuaian data-data yang ada
dalam skedul tersebut dengan buku
pembantu dan buku besar.
Prosedur 2. Melakukan prosedur analitis
analitis a. Menghitung rasio:
 Nilai buku tmodal saham biasa
 Laba per modal saham biasa
 Ekuitas terhadap ttal utang dan ekuitas
 Pembayaran deviden
 Laba per saham
b. Menganalisis hasil rasio secara relatif
dibandingkan dnegan pengalaman tahun lalu,
data industri dan anggaran.
Pengujian detail a. menulusuri rekening Paid-in Capital
transaksi b. menulusuri cattan dalam laba yang ditahan
Pengujian detail a. Menelaah anggaran dasar perusahaan
saldo b. Menelaah otorisasi dan termin pengeluaran
saham
c. Konfirmasi saham yang beredar pada register
dan agen gtransfer
d. Inspeksi sertifikat saham treasury dan
perhitungan surat berharga.
Penyajian dan Membandingkan penyajian dengan GAAP/PABU:
pengungkapan a. Menetukan bahwa ekuitas saham
diidentifikasiakna da diklasifikasikan secara tepat
dalam laoran keuangan.
b. Menentukan kelayakan pengungkapannya semua
perubahan dalam ekuitas pemegang saham,
deviden, opsi saham, dan saham treasury.

Prosedur Inisial
Auditor menguji kesesuaian data yang ada di dalam skedul dengan catatan-catatan
akuntansi dan memverifikasi bahwa skedul atau buku pembantu sesuai dengan catatan
yang ada di dalam buku besar.

Penerapan Prosedur Analitis


Rasiso yang dapat dipakai untuk menerapkan prosedur analitis antara lain:
a. Earning per share, yaitu laba bersih dibagi jumlah tertimbang saham yang beredar.

b. Dividend pay out ratio, yaitu dividen kas dibagi dengan laba bersih.

rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan harapan atau estimasi yang
dinyatakan dalam anggaran.

Pengujian Detail Transaksi


Auditor secara hati-hati menguji penentuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk
pengeluaran saham sebagai bahan opsi saham, garansi saham, konversi saham atau hal-
hal yang berkaitan dengan stock split. Dokumen untuk treasury stock daoat berupa formulir
otorisasi, pengeluaran voucher, dan cancelled check. Berdasarkan prosedur ini, auditor
mendapatkan bukti mengenai asersi keberadaan dan keterjadian, hak dan kewajiban, dan
penilaian atau alokasi.

Vouching Penjurnalan Ke Laba Ditahan


Auditor dapat menelusuri (vouching) penjurnalan laba ditahan ke dokumen
pendukungnya. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, hak
dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.

Pengujian Detail Saldo


a. Menelaah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perusahaan Klien
Auditor melakukan prosedur ini untuk memastikan legalitas penerbitan atau
pengeluaran modal saham. Hal ini terutama dilakukan apabila ada pengeluaran saham
baru. Pengujian substantif ini dirancang untuk menentukan bahwa pengeluaran saham
dilakukan secara legal dan disari oleh otorisasi dari dewan direktur. Pengujian ini
berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, dan hak dan kewajiban.
b. Menelaah Otorisasi dan Termin Saham Dikeluarkan
Seluruh pengeluaran atau penjualan saham, pembelian kembali saham, dan keputusan
dividen harus dikonfirmasikan dengan dewan komisaris. Pengujian ini berkaitan erat
dengan asersi keberadaan atau keterjadian, dan hak kewajiban.
c. Konfirmasi Saham Beredar Dengan Register dan Agen Transfer
Auditor dapat melakukan konfirmasi mengenai jumlah saham beredar pada tanggal
neraca. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, dan hak dan kewajiban.
d. Inspeksi Buku Sertifikat Saham
Pengujian ini dilakukan apabila klien merangkap sebagai transfer agent (agen
penjualan). Pertama kali auditor memeriksa buku tersebut. Langkah yang kedua, auditor
memeriksa untuk memastikan perubahan selama suatu periode telah dicatat secara
tepat dalam akun pemegang saham individual dalam buku pembantu. Terakhir, auditor
merekonsiliasi jumlah saham yang beredar seperti yang tercantum dalam buku sertifikat
saham, dengan jumlah saham yang dilaporkan dalam buku besar maupun buku
pembantu. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, dan hak dan kewajiban.
e. Inspeksi Sertifikat Saham Sebagai Treasury Stock
Yang dimaksud treasury stock adalah saham yang telah dijual perusahaan, tetapi
kemudian dibeli kembali untuk sementara oleh perusahaan. Prosedur pengujian ini
idealnya dilakukan pada tanggal neraca.
f. Vouching Penjurnalan Ke Rekening Modal Saham
Auditor dapat menelusuri (vouching) penjurnalan yang mengakibatkan perubahan saldo
modal saham ke dokumen pendukung, seperti remittance advice (pada penjualan
saham baru), dokumen yang menunjukan nilai pasar saham. Pengujian ini berkaitan
erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban, dan penilaian atau
pengalokasian.

Pembandingan Penyajian Dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum


APB Opinion No. 12 menyatakan bahwa pengungkapan perubahan dalam ekuitas
pemegang saham diwajibkan agar laporan keuangan menjadi informatif. Penyajian saldo
utangvjangka panjang yang tepat meliputi identifikasi dan klasifikasi berbagai jenisbmodal
saham, dan rencana pembagian dividen. Auditor perlu membandingkan penyajian laporan
keuangan dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, antara lain dengan Standar
Akuntansi Keuangan. Pengungkapan yang diperlukan antara lain:
a. Rencana stock option

b. Rencana pembagian dividen

pengujian ini berkaitan dengan asersi penyajian dan pengungkapan.


BAB III
PENUTUP

Melalui audit terhadap siklus pedanaan, serang auditor dapat mengevaluasi bagaimana
ekuitas pemegang saham di perusahaan klien deibandingkan dengan perusahaan lain
dalam industri yang sama. Auditor juga diharapkan dapat mengavaluasi seberapa efektif
entitas telah memanfaatkan perolehan atas utang jangka panjangnyauntuk menghasilkan
penjualan, laba dan arus kas serta mencapai tujuan entitasitu. Kemudian auditor juga dapat
mengevaluasi bagaimana ekuitas pemegang saham yang telah direncanakan diperusahaan
klien agar benar-benar dapat menjadi pendukung yang penting untuk mencapai sasarn
perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul, Auditing 2, Akademi Manajemen Perusahan YKPN, Yogyakarta, 2004

Anda mungkin juga menyukai