DOSEN PEMBIMBING:
Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si.
DI SUSUN OLEH :
1. Vilda Saputri (18.1.02.01.0050)
2. Ahmad Anas Murtado (18.1.02.01.0060)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.76, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur
64112
AUDIT SIKLUS PENDANAAN
Pengertian
kegiatan pendanaan, baik dalam bentuk utang jangka pajang maupun dalam
1) Transaksi utang jangka panjang ke bank atau lembaga keuangan lain, serta
periode akuntansi.
obligasi.
akuntansi.
Stock).
Akun-akun dalam siklus pendanaan:
Ilustrasi 1.1.
Obligasi
Modal Saham
Saldo ekuitas
pemegang saham
mencerminkan
klaim pemilik
atas asset
perusahaan.
Hak dan Kewajiban Semua saldo
utang jangka
panjang dalam
pembukuan
mencerminkan
kewajiban
perusahaan.
Saldo ekuitas
pemegang saham
mencerminkan
klaim pemilik
atas aset
perusahaan.
Penilaian atau Transaksi biaya bungan Saldo-saldo utang jangka
Pengalokasian dan pendapatan lainnya panjang da ekuitas
yang berkaitan dengan pemegang saham telah
utang jangka panjang dinilai dengan tepat
telah dinilai dengan sesuai dengan PABU.
tepat sesuai dengan
PABU.
Penyajian dan Transaksi utang jangka Saldo-saldo utang
Pengungkapan panjang dan ekuitas jangka panjang
pemegang saham dan ekuitas
(modal) telah pemegang saham
diidentifikasi dan telah
dikelompokkan diidentifikasi dan
dengan benar dalam dikelompokkan
laporan keuangan. dengan tepat
dalam laporan
keuangan.
Semua syarat,
ketentuan,
komitmen dan
kewajiban yang
berkaitan dengan
utang jangka
panjang telah
diungkapkan
dengan memadai.
Potensi Kesalahan
Sebagaimana audit pada siklus transaksi yang lain, audit siklus pendanaan
ilustrasi 1.1.), misalnya karena kesalahan pisah batas transaksi atau sengaja
tertentu.
2. Uang hasil pendanaan tidak digunakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
lease).
akuntansi.
7. Kesalahan pencatatan beban bunga, misalnya karena tidak
treasury.
transaksi pendanaan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan efektifitas serta efisiensi
juga kompetensi serta integritas pelaksana transaksi.
a. Fungsi-fungsi Transaksi
Salah satu unsur SPI adalah pemisahan fungsi transaksi (segregation of
duties), dengan tujuan: (1) meningkatkan efektifitas serta kualitas pelaksanaan
kegiatan, (2) mencegah potensi penyalahgunaan wewenang dan tanggungjawab.
Kebijakan pemisahan fungsi transaksi bisa berbeda antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain. Unsur pemanfaatan TI bisa menjadi salah satu penyebab
perbedaan, misalnya dengan TI beberapa fungsi bisa disatukan karena
pelaksanaan pengendalian dilakukan melalui TI.
Secara umum, fungsi-fungsi yang perlu dipisah adalah (1) fungsi otorisasi,
(2) fungsi pembukuan, (3) fungsi penyimpanan.
b. Bukti-bukti transaksi:
Bukti-bukti transaksi dapat berupa bukti manual atau bukti elektronik, yang
mencakup:
1. Dokumen rencana pendanaan.
2. Dokumen anggaran penerimaan dan penggunaan hasil pendanaan.
3. Memo otorisasi pendanaan: otorisasi utang jangka panjang, otorisasi
penerbitan utang obligasi, dan otorisasi penerbitan modal saham.
4. Dokumen penjaminan pendanaan.
5. Bukti penerimaan kas atas hasil pendanaan.
6. Dokumen keputusan penarikan kembali saham dan penjualan kembali
saham yang telah ditarik (saham treasury).
7. Memo otorisasi penarikan kembali saham.
8. Bukti pengeluaran kas untuk biaya pendanaan (bunga dan dividen),
pelunasan utang jangka panjang, pelunasan utang obligasi, dan penarikan
kembali saham.
9. Memo penyesuaian beban bunga pada akhir periode akuntansi.
c. Dokumen Pembukuan
Dokumen pembukuan dapat berupa dokumen manual dan dapat
berupa dokumen elektronik.
1. Jurnal penerimaan kas (untuk penerimaan kas atas hasil pendanaan)
2. Jurnal pengeluran kas (untuk pengeluaran kas yang berhubungan dengan
pendanaan)
3. Jurnal umum (untuk penyesuaian bunga dan pengumuman dividen)
4. Buku pembantu untuk masing-masing kategori akun pendanaan.
5. Buku besar (ringkasan buku pembantu).
6. Laporan periodik status akun pendanaan.
KASUS :
Dari tabel pinjaman dari pemegang saham menunjukan pada tahun 2012
ke tahun 2013 pinjaman PT CLS mengalami peningkatan, tetapi pada
tahun 2013 ke tahun 2014 pinjaman dari pemegang saham telah menurun
karena PT CLS telah membayar pinjaman dari pemegang saham. Berikut
ini rincian pinjaman yang dilakukan PT CLS pada tahun 2014 kepada
pemegang saham.
DEFISIENSI MODAL
Modal saham 300.000.000 300.000.000
Defisit (7.493.125.842) (6.446.748.726)
Retained Earning - 31 Des 2014 (1.652.870.970) (1.046.377.116)
Defisiensi modal – Neto (8.845.996.812) (7.193.125.842)
TOTAL LIABILITAS NETO
SETELAH DIKURANGI 79.031.004.426 43.065.490.446
DEFISIENSI MODAL
ANALISIS :
Proses Audit :
Fase Perencanaan
Perencanaan audit sangat penting dilakukan oleh seorang auditor dalam
penugasan auditnya. Perencanaan audit berfungsi agar auditor mampu
mendapatkan bukti yang cukup memadai sesuai dengan kondisinya, menjaga
supaya biaya audit tetap terjangkau, dan mencegah kesalahpahaman dengan
klien.. Setelah mendapat surat penugasan dan pernyataan dari manajemen (PT
CLS), auditor diperbolehkan untuk melakukan audit di PT CLS.
Hal pertama yang perlu dipahami seorang auditor saat melakukan audit
adalah memahami bisnis dan industri klien. Dengan memiliki pemahaman yang
baik terkait bisnis klien, auditor dapat menilai pengendalian internal hingga
menilai risiko salah saji yang mungkin timbul dalam penyajian laporan keuangan.
lalu auditor telah memahami dengan baik industri bisnis dan cukup meminta
laporan manajemen dari PT CLS untuk menilai kinerja dan laporan- laporan
penting lainnya seperti akta pendirian perusahaan, notulensi rapat, dan kode etik
serta undang-undang terkait industri bisnis. Pada fase perencanaan ini, auditor
juga menilai risiko yang mungkin ditimbulkan PT CLS.
Selanjutnya adalah melakukan prosedur analitis awal yang bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya risiko salah saji. Untuk itu, pada bagian ini auditor
menggunakan penilaian atas risiko bisnis klien dengan menghitung nilai salah saji
(materialitas)
Melakukan Prosedur Analytical Review
Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam proses perencanaan audit
adalah melakukan prosedur analitis awal yang bertujuan untuk mengidentifikasi
bagian-bagian yang berisiko adanya salah saji yang material. Pengujian berupa
prosedur analitis dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio keuangan klien
antara tahun lalu dan tahun berjalan. Dengan melakukan prosedur analitis, auditor
dapat memahami dengan baik industri bisnis klien dan risiko yang kemungkinan
dihadapi oleh klien, seperti adanya penurunan kinerja di tahun berjalan,
memperkirakan transaksi yang bertambah dan atau berkurang.
Dari hasil perhitungan rasio untuk utang dan modal diatas pada tahun 2014
utang dan modal, PT CLS mengalami kenaikan paling signifikan dari total utang
jangka pendek Rp 52.606.384.950 atau sebesar 1587,38% dari tahun sebelumnya.
Pada akun total utang jangka panjang mengalami penurunan pada tahun 2014 Rp
14.988.000.000 atau sebesar 31,93%. Perhitungan laba ditahan juga menunjukkan
pada tahun 2014 PT CLS mengalami penambahan defisit Rp 1.652.870.970 atau
sebesar 22,98% dari tahun 2013.
Jumlah yang sangat signifikan ini menimbulkan asumsi awal dari penulis
bahwa adanya perolehan utang jangka pendek, pelunasan utang jangka panjang,
dan penambahan beban yang besar pada tahun 2014. Namun, asumsi awal yang
diberikan penulis belum dapat diyakini keberadaannya karena belum dikumpulkan
bukti lain yang memadai. Sementara dapat meyakini bahwa tidak ditemukan
adanya salah saji dalam penyajian utang dan modal di laporan keuangan.
PENUTUP
Melalui audit terhadap siklus pendanaan, seorang auditor dapat
mengevaluasi bagaimana ekuitas pemegang saham di perusahaan klien
dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Auditor juga
diharapkan dapat mengevaluasi seberapa efektif entitas telah memanfaatkan
perolehan atas utang jangka panjangnya untuk menghasilkan penjualan, laba
dan arus kas serta mencapai tujuan entitas itu. Kemudian auditor juga dapat
mengevaluasi bagaimana ekuitas pemegang saham yang telah direncanakan di
perusahaan klien agar benar-benar dapat menjadi pendukung yang penting
untuk mencapai sasaran perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Jasa Audit & Asuransi; Pendekatan Sistematis (Auditing & Assurance; A
Systematic Approach) Buku 2 Edisi 4/ William F. Messier, Jr. , Steven M. Glover,
& Douglas F. Prawitt : Jakarta, Salemba Empat, 2005.
https://www.slideshare.net
www.scribd.com
https://www.academia.edu