, Ak
Bahasa : tetap, kekal, dan jaminan
Terminologi : menahan barang sebagai
jaminan atas utang
perjanjian pinjaman dengan jaminan atau
dengan melakukan penahanan harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman
yang diterimanya. Barang gadaian baru dapat
diserahkan kembali pada pihak yang berutang
apabila utangnya sudah lunas
Bertujuan agar pemberi pinjaman lebih
mempercayai pihak yang berutang.
Pemeliharaan dan penyimpanan barang
gadaian adalah kewajiban pihak yang
menggadaikan (Rahin), namun dapat juga
dilakukan oleh pihak yang menerima barang
gadaian (murtahin) dan biayanya harus
ditanggung rahin.
Besarnya biaya ini tidak boleh ditentukan
berdasarkan jumlah pinjaman.
Barang gadaian tetap milik orang yang
berutang.
Jika tidak dapat melunasinya maka barang
gadaian dijual kemudian hasil penjualan bersih
digunakan untuk melunasi utang dan biaya
pemeliharaan yang terutang. Apabila ada
kelebihan antara harga jual barang gadaian
dengan besarnya utang maka selisihnya
diserahkan kepada yang berutang tapi apabila
ada kekurangan maka yang berutang tetap
harus membayar sisa utangnya tersebut. Yang
melakukan penjualan adalah pemilik.
Pelaku : cakap hukum, baligh
Obyek yang digadaikan (marhun)
Dapat dijual dan nilainya seimbang,
Harus bernilai dan dapat dimanfaatkan,
Harus jelas dan dapat ditentukan secara spesifik,
Tidak terkait dengan orang lain, merupakan harta
yang utuh dan agunan harus dapat diserahkan
kepada pihak lain baik materinya maupun
manfaatnya (Penerima gadai dapat mengambil
manfaat).
Hutang (marhun bih), Nilai utang harus jelas
demikian juga tanggal jatuh temponya
Ijab Kabul, pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela
diantara pihak pihak pelaku akad yang dilakukan secara
verbal, tertulis, melalui korespondensi atau
menggunakan cara-cara komunikasi moderen
Pada saat menerima barang gadai tidak
dijurnal tetapi membuat tanda terima
atas barang.
Pada saat menyerahkan uang pinjaman
Dr. Piutang xxx
Cr. Kas xxx
Pada saat menerima uang untuk biaya
pemeliharaan dan penyimpanan
Dr. Kas xxx
Cr. Pendapatan xxx
Pada saat mengeluarkan biaya untuk
pemeliharaan dan penyimpanan
Dr. Beban xxx
Cr. Kas xxx
Pada saat pelunasan uang pinjaman: Pada saat
ini barang gadai dikembalikan dengan membuat
tanda terima barang.
Dr. Kas xxx
Cr. Piutang xxx
Jika pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat
dilunasi dan kemudian barang gadai dijual oleh
pihak yang menggadai kan, jurnal:
Penjualan barang gadai, jika nilainya sama
dengan piutang.
Dr. Kas xxx
Cr. Piutang xxx
Pada saat menyerahkan aset tidak dijurnal,
tetapi menerima tanda terima atas penyerahan
aset serta membuat penjelasan atas catatan
akuntansi atas barang yang digadaikan.
Pada saat menerima uang pinjaman
Dr. Kas xxx
Cr. Utang xxx
Bayar uang untuk biaya pemeliharaan dan
penyimpanan
Dr. Beban xxx
Cr. Kas xxx
Ketika dilakukan pelunasan atas utang:
Dr. Utang xxx
Cr. Kas xxx
Jika pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi
sehingga barang gadai dijual
Pada saat penjualan barang gadai:
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi penyusutan (apabila aset tetap) xxx
Dr. Kerugian (apabila rugi) xxx
Cr. Keuntungan (apabila untung) xxx
Cr. Aset xxx
Pelunasan utang atas barang yang dijual pihak yang
menggadai
Dr. Utang xxx
Cr. Kas xxx
Jika masih ada kekurangan pembayaran utang setelah
penjualan barang gadai tersebut, maka berarti pihak yang
menggadaikan masih memiliki saldo utang kepada pihak yang
menerima gadai.
Sukuk berasal dari kata “sakk” yang berarti dokumen /
lembaran kontrak.
Sukuk dikenal sebagai obligasi syariah, dimana sukuk
menunjukkan kepemilikan atas asset, dimana klaim di
dalam sukuk merupakan klaim atas sekumpulan asset
bukan klaim terhadap cash.
Menurut AAOIFI (Accounting & Auditing organization for
Islamic Finance Institution) adalah sertifikat yang
menunjukkan nilai yang sama setelah penutupan
subscription, penerimaan dari nilai atas sertifikat dan
meletakkannya untuk digunakan sebagaimana rencana,
pemilikan saham dan hak atas asset yang nampak,
penggunaan dan jasa dan equity atas proyek yang
disebutkan / equity atas aktivitas investasi tertentu.
Pada prinsipnya, sukuk mirip seperti obligasi
konvensional, dengan perbedaan pokok berupa
penggunaan konsep margin dan bagi hasil sebagai
pengganti bunga, adanya suatu transaksi
pendukung (underlying transaction)berupa
sejumlah aset yang menjadi dasar penerbitan
sukuk, dan adanya akad antara para pihak yang
disusun berdasarkan prinsip – prinsip syariah
(terbebas dari maysir, gharar, riba dan bathil)
Deskripsi SUKUK OBLIGASI
Penerbit Pemerintah & korporasi Pemerintah & korporasi
Sifat Instrumen Sertifikat kepemilikan Instrumen pengakuan utang
Penghasilan Imbalan, bagi hasil, Bunga/kupon, capital gain
margin
Jangka Waktu Pendek & menengah Menengah & panjang
UnderlyingTransaction Perlu Tidak perlu
Pihak yang terkait Obligator,SPV,Investor, Obligator/issue dan investor
Trustee
Price Harga pasar Harga pasar
Investor Islami dan konvensional Konvensional
Pembayaran Pokok Bullet / amortisasi Bullet / amortisasi
Penggunaan hasil Harus sesuai dengan bebas
penerbitan syariah
Adapun mekanisme penerbitan sukuk-sukuk sebagai
berikut :
1. Sukuk Ijarah
Sukuk ijarah merupakan akad uang satupihak
bertindak sendiri/ melalui wakilnya menyewakan hak
atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga
sewa dan periode sewa yang disepakati.
Sukuk ini merupakan instrumen investasi yang
menunjukkan kepemilikan saham bernilai sama
dengan aset yang disewakan
Dalam struktur sukuk ini, investor akan
mendapatkan return dari aset yang disewakan secara
periodik dan pemilik aset betanggungjawab seluruh
biaya pemeliharaan dan kerusakan dari aset yang
disewakan
2. Sukuk murabahah
Sukuk murabahah diterbitkan dengan prinsip
jual beli, penerbit sertifikat adalah penjual
komoditi, sedangkan investornya adalah pembeli
komoditi tersebut.