Anda di halaman 1dari 2

1.

Sekuritisasi Aset

Sekuritisasi aset adalah proses penerbitan surat berharga oleh penerbit efek beragun atau penerbit efek
beragun syariah dari kreditur awal (originator) yan diikuti dengan pembayaran yang berasal dari hasil
penjualan efek eragun aset kepada investor atau dari pembayaran penerbit.

Aset likuid adalah aset yang mudah dicairkan tanpa harus memakan waktu lama. Aset likuid adalah jenis
aset yang bisa dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam eaktu yang relatif singkat.
Sedangkan aset tak likuid adalah aset yang tidak mudah dijual tunai, misalnya pinjaman di pasar
sekunder yang terbatas dan pinjaman deposito bank.Bukan berarti tidak bisa diuangkan, namun dapat
juga diperoleh dengan pembayaran di muka dan surat berharga yang tidak dapat diperjualbelikan
(illiquid) tak likuid - ketaklikuidan keuangan dan jika perusahaan yang tidak mempunyai cukup dana
untuk memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Proses melikuidkan aset-aset yang tidak likuid
menjadi likuid diantaranya sebagai berikut . Proses melikuidkan tersebut dilakukan dengan cara
melepaskan pemilikan atas aset-aset yang tidak likuid. Pelepasan aset dilakukan melalui jual beli atau
suatu bentuk pengalihan hak milik atas aset tersebut (legal assignment). Proses pelepasan aset
melibatkan suatu institusi independen, terpisah dari perusahaan yang ingin melikuidkan asetnya,
institusi tersebut kemudian akan menerbitkan EBA. Aset-aset yang tidak likuid tersebut kemudian
dijadikan sebagai jaminan atau agunan (collateral) dalam rangka penerbitan surat berharga (pasar uang
atau pasar modal). Untuk melindungi kepentingan investor, aset-aset yang menjadi jaminan bagi
penerbitan surat berharga (pasar uang dan pasar modal) diletakkan dalam keadaan yang terpisah dari
pengelola aset tersebut (termasuk pemilik aset awal).

Terdapat 4 pihak yang akan terlibat dalam sekuritisasi aset yaitu peminjam (borrower), pemberi
pinjaman/penjual aset (oriinator), pembeli aset (SPV atau granator trust) dan investor dari sekuritas
yang dijamin oleh aset (Securities backed by asset). Adapun pihak pihak pendamping yang membantu
berlangsungnya sekuritisasi aset diantaranya Servicer/administrator, Custody,dll.

Aset yang dapat di sekuritisasi jika berupa kredit/pembiayaan suatu aset, tagihan yang timbul dari surat
berharga, pemasukan jangka panjang, dan jika ada aset lain yang setara. Selain itu sekuritisasi aset juga
harus memenuhi kriteria diantaranya harus adanya arus kas, pengendali originator yang memiliki aset
tersebut, aset tersebut dapat dipindahtangankan dengan bebas kepada penerbit. Fasilitas yang
diberikan dapat berupa 10% dari underlying aset, credit enchacement, liquidity facility, dan pembelian
EBA ataupun EBAS.

Pelaporan terdiri dari beberapa tahapan diantaranya, laporan rencana pengalihan aset, laporan
pelaksanaan pengalihan aset, laporan pelaksanaan aktivitas 7 hari kerja setelah perjanjian
ditandatangani. Laporan rencana pengalihan aset harus di urus 60 hari sebelum perjanjian pengalihan
aset ditandatangani. Laporan pengalihan aset akan terbentuk dalam 7 hari kerja setelah perjanjian
ditandatangani. Laporan pelaksanaan aktivitas 7 hari kerja mencakup data penyedia kredit pendukung,
penyedia fasilitas likuiditas, servicer, dan bank kustodian.

Keuntungan Sekuritisasi Asset bagi Originator diantaranya akan meningkatkan likuiditas atau
meningkatkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang
dimilikinya pada saat jatuh tempo, .Cosh of fund yang rendah yaitu biaya untuk keperluan funding dari
bank akan dikurangi dengan likuiditas wajib minimum, Sekuritisasi aset juga dapat menutupi
kesenjangan antara sumber dana dengan penggunaan dana, dan masih banyak lagi keuntungan untuk
originator.

Adapun keuntungan bagi investor diantaranya ialah resiko investasi relatif lebih rendah dibandingkan
dengan instrument lainnya seperti obligasi, pinjaman atau modal ventura, selain itu investasi terjamin
oleh lembaga yang jelas terdapat analisa dari bank resmi.

2. Sekuritisasi Hutang

Sekuritisasi utang adalah proses pengemasan utang dari sejumlah sumber menjadi sekuritisasi tunggal
untuk dijual kepada investor. Banyak sekuritas semacam itu adalah kumpulan pinjaman hipotek rumah
yang dijual oleh bank yang memberikannya. Pembeli biasanya adalah perwalian yang mengubah
pinjaman menjadi sekuritas yang dapat dipasarkan. Investor yang membeli produk hutang sekuritisasi
memiliki klaim atas pelunasan instrumen hutang yang mendasarinya di masa depan.

Terdapat 4 pihak yang terlibat dalam proses sekuritisasi utang. Yang pertama adalah peminjam, yang
mengambil pinjaman dan berjanji untuk melunasinya. Yang kedua adalah loan originator, yaitu bank
yang menyetujui pinjaman. Pencetus pinjaman, atau bank, memiliki klaim awal atas pembayaran
kembali peminjam. Tetapi bank mungkin ingin merealisasikan keuntungannya dari pinjaman lebih cepat
daripada jangka waktu 20 tahun atau 30 tahun dari izin pinjaman. Bank dapat menguangkan segera
dengan menjual pinjaman ini dan orang lain yang dimilikinya untuk nilai nominal atau mendekati pihak
ketiga. Pihak ketiga itu biasanya beroperasi sebagai perwalian . Perwalian akan menghasilkan uang
dengan mengamankan sejumlah pinjaman dan mengemasnya kembali sebagai aset yang baru dicetak.
Aset tersebut kemudian dijual kepada investor, yang merupakan pihak keempat dalam rantai tersebut.

Proses Sekuritisasi hutang diantaranya ada Perusahaan yang ingin memobilisasi keuangan melalui
sekuritisasi. Aset originator ini mewakili hak atas pembayaran di masa mendatang dan biasanya disebut
sebagai piutang. Setelah itu akan ada proses identifikasi aset dari portofolio.Aset tidak disimpan di
portofolio pembuat setelah aset di transfe melainkan akan menjadi saham atau sekuritas individu yang
akan dijual ke investor. Peringkat kredit meningkatkan potensi perdagangan sertifikat, sehingga
likuiditasnya meningkat. Penilaian aset tersebut dapat diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit
ternama. Setelah itu Sekuritas dijual kepada investor baik melalui penerbitan publik atau penempatan
pribadi. Setelah investor mendapatkan instrumen yang dibuat dari Sekuritisasi, ia akan memegangnya
untuk periode jatuh tempo tertentu yang ditentukan dengan baik dengan semua syarat dan ketentuan
terkait lainnya. Pada saat jatuh tempo, investor akan mendapatkan nilai tebusan dari penerbit beserta
bunga nya.

Keuntungan sekuritisasi hutang akan menjadi sumber dana tambahan, Rate of returnakan menjadi
tinggi Diversifikasi portofolio akan lebih menguntungkan.sedangkan resiko dari sekuritisasi ini sangatlah
tinggi dan sangat rumit.

Anda mungkin juga menyukai