Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

FINANSIAL SEKURITAS

Disusun Oleh :

Bambang Subagyo (6032231195)

SEKOLAH INTERDISIPLIN MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2023
Finansial Sekuritas

I. PENDAHULUAN
Sekuritas merupakan suatu instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan seseorang
atau badan usaha atas saham di perusahaan publik dengan suatu nilai tertentu. Sekuritas
kemudian harus menghasilkan keuntungan sesuai dengan persentase kepemilikan. Hal ini
karena bersifat mudah untuk diperjualbelikan, sekuritas ini bisa didapatkan melalui
perusahaan efek atau pasar sekuritas. Terdapat juga banyak perusahaan sekuritas yang
melayani jual beli secara online maupun offline. Namun, hanya ada satu saja pasar sekuritas
di Indonesia, yakni Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlokasi di Jakarta. Kamu tak dapat
membeli saham milik perusahaan publik di BEI secara langsung atau lebih tepatnya harus
melalui perantara perusahaan sekuritas. Tersedia dua jenis perusahaan sekuritas, yaitu lokal
dan asing. Sebagian besar investor lebih memilih untuk mengikuti pergerakan dari suatu
perusahaan sekuritas asing dibanding lokal. Selain terbiasa melakukan transaksi bernilai
tinggi, investor juga ingin mendapatkan kesempatan untuk menggerakan nilai saham
tertentu. Secara garis besar kegiatan perusahaan sekuritas, yaitu :
- Perantara Perdagangan Efek (Broker Dealer)
Merupakan kegiatan pertama perusahaan sekuritas yakni sebagai perantara jual beli
efek/sekuritas, baik bagi kepentingan sendiri maupun orang lain. Dalam hal ini,
perusahaan berhak melakukan aktivitas jual beli secara langsung atau menjadi perantara
transaksi dengan pengawasan dari bursa efek.
- Penjamin Emisi Efek (Underwriter)
Perusahaan sekuritas adalah menjamin kelancaran klien emitennya saat melakukan
penawaran saham ke publik (initial public offering/IPO). Beberapa kegiatan yang
termasuk dalam penjaminan emisi efek misalnya melengkapi administrasi, mengeluarkan
tanggal perilisan saham ke publik, dan sebagainya.
Ada beberapa jenis sekuritas yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia antara lain:
a. Obligasi
Obligasi atau surat utang, yaitu suatu sertifikat berharga yang dijual entitas guna
mendapatkan pinjaman dari investor, dengan imbalan bunga tertentu. Contoh sekuritas
jenis ini misalnya Surat Utang Negara (SUN), Saving Bond Ritel (SBR), sekuritas
syariah berupa sukuk, dan sebagainya.

1
Institut Teknologi Sepuluh November
b. Ekuitas/ Saham
Saham adalah persentase kepemilikan seseorang atas sebuah badan usaha, dengan
presentasi berbentuk lot atau lembar saham. Beberapa contoh sekuritas saham
misalnya dividen, reksadana, dana investasi real estate (DIRE), dan sebagainya.
c. Gabungan (Obligasi dan Saham)
Merupakan instrumen keuangan yang menggabungkan karakteristik dari dua jenis
sekuritas utama, yaitu ekuitas (equity) dan utang (debt). Hybrid securities
menggabungkan elemenelemen saham dan obligasi dalam satu instrumen. Ini dapat
mencakup karakteristik seperti pembayaran bunga tetap seperti obligasi dan hak
partisipasi dalam laba seperti saham. Ada beberapa jenis hybrid securities, dan
karakteristik mereka dapat bervariasi tergantung pada perjanjian yang ada.

Di Indonesia saat ini tersedia berbagai bentuk surat berharga seperti saham, reksadana,
obligasi, Exchange Trade Fund (ETF), Real Estate Investment Trust (REITS), Efek Beragun
Aset (EBA), dan Derivatif. Selain instrumen investasi konvensional tersebut terdapat
instrumen investasi berbasis syariah yang telah mendapat pengakuan dari Majelis Ulama
Indonesai (MUI) berdasarkan fatwa No.80/DSN/MUI/III/2011, yaitu :
a. Transaksi saham dianggap syariah apabila hanyal melakukan jual-beli saham syariah dan
tidak melakukan transaksi yang dilarang secara syariah
b. Saham yang sudah dibeli boleh ditransaksikan kembali meskipun settlement baru
dilaksanan pada T+3 sesuai prinsip Qabdu Hukmi (penguasaan asset oleh pembeli secara
dokumen kepemilikan asset yang dibelinya baik dalam bentuk catatan elektronik maupun
non elektronik)
c. Transaksi efek di BEI menggunakan akad Ba’I Al Musawamah (akad jual beli dengan
kesepakatan harga pasar yang wajar melalui mekanisme tawar menawar yang
berkesinambungan)

II. RUMUSAN MASALAH


Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, antara lain :
1. Alternatif pemilihan sekuritas yang dapat dilakukan oleh perusahaan

2
Institut Teknologi Sepuluh November
2. Spesifikasi sekuritas berdasarkan pada waktu jatuh tempo, underlying asset, kisaran
dana yang dapat diakomodasi, entitas yang terlbit dalam penerbitan sekuritas hingga
kreditor, dan kisaran imbalan yang diberikan pada kreditor sekuritas
3. Bagaimana jika suatu perusahaan menggunakan sekuritas yang mengacu pada sistem
syariah
4. Jika dilihat dari sudut pandang perusahaan yang melalukan bagaimana sikap yang
harus diambil
5. Jika dilihat dari sudut pandang investor, bagaiman sikap yang harus diambil

III. PEMBAHASAN
Suatu perusahaan dapat menggunakan beberapa opsi dalam memperoleh dana dilihat
dari sekuritas pada produk yang dihasilkan, antara lain :
a. Obligasi
Obligasi merupakan surat yang umum diperjualbelikan untuk mendapatkan
pinjaman dari investor sehingga dana tersebut akan mendapatkan bunga yang akan
digunakan oleh perusahaan. Obligasi memiliki beberapa jenis waktu jatuh tempo, yaitu:
➢ Jangka pendek, merupakan jangka jatuh tempo yang kurang dari satu tahun
➢ Jangka menengah, merupaka jangka jatuh tempo yang berkisar antara satu hingga
sepuluh tahun.
➢ Jangka panjang, merupakan jangka jatuh tempo yang lebih dari sepuluh tahun
Obligasi tidak memiliki underlying asset karena
Kisaran dana yang didapatkan oleh perusahaan tergantung pada nilai nominal (par
value) dan jumlah obligasi yang diterbitkan
Yang terlibat dalam penerbitan sekuritas hingga ke kreditor pada obligasi adalah
penerbit obligasi (yang biasanya adalah perusahaan atau pemerintah) yang emutuskan
untuk menerbitkan obligasi sebagai sumber pendanaan. Underwriter atau bank
investasi yang membantu menjual obligasi kepada investor. Kemudian investor yang
kana membeli obligasu dan menjadi kreditor penerbit
Pada obigasi kisara imbalan yang diberikan pada kreditor sekuritas berupa bunga/
kupon yang harus dibayar secara berkala kepada pemegangnya. Tingkat bunga ini
sudah ditentukan pada saat penerbitan dan berdasarkan pada tingkat suku bunga pasar
saat itu. Pengembalian nilai nominal berdasarkan saat jatuh tempo, pemegang obligasi
akan menerima kembali nilai nominal obligasi yan mereka ambil

3
Institut Teknologi Sepuluh November
b. Saham
Saham tidak memiliki jangka jatuh tempo, akan tetapi memiliki resiko yang lebih
tinggi dibandingkan dengan obligasi.
Saham tidak memiliki underlying asset atas kepemilikan dalam perusahaan yang
menerbitkannya.
Nilai pinjaman dana jika menggunakan saham dapat bervariasi sesuai dengan
anggaran dan preferensi investasinya
Penerbit sekuritas pada saham adalah perusahaan penerbit saham atau pemegang
saham yang sudah ada di pasar sekunder
Saham memberikan imbalan dalam bentuk potensi keuntungan melalui apresiasi
nilai saham dan deviden. Keuntungan dari saham berasal dari perubahan harga saham
(capital gain) dan dividen yang mungkin dibayarkan oleh perusahan kepada
pemegang saham

c. Efek Beragun Aset (EBA)


Efek Beragun Aset merupakan sekumpulan asset keuangan berupa tagihan yang
terdiri dari sekumpulan asset keuangan berupa tagihan. EBA biasanya diterapkan untuk
surat berharga yang didukung oleh asset non-hipotek (Siew,S.M, 2004). Efek Beragun
Aset (EBA), memiliki jangka waktu tempo yang bervaiasi bergantung pada jenis
sekuritasnya. Hal itu juga bergantung pada struktur dan jenis aset yang dijadikan
jaminan.
Efek Beragun Aset (EBA), memiliki underlying asset yang berupa hipotek
perumahan atau piutang kredit konsumen. Efek Beragun Aset (EBA),kisaran dana yang
didapatkan juga tergantung pada jumah asset yang dijadikan jaminan dan tingkat minat
dari investor.Pada EBA yang terlibat dalam penerbitan sekuritas adalah perusahaan
keuangan, bank, atau entitas lain yang memiliki asset yang dapat dijadikan jaminan,
entitas pihak ketiga yang berperan sebagai trustee.
Kisaran imbalan saat menggunakan EBA tergantung pada pendapatan yang
diperoleh dari underlying asset. Imbalan ini bias berupa bunga atau pembayaran pokok
yang dibayarkan oleh debitur yang terkait dengan asset tersebut.

4
Institut Teknologi Sepuluh November
d. Surat Berharga Komersial (SBK)
Surat Berharga Komersial (SBK) memiliki waktu jatuh tempo yang relative lebih
singkat dengan rentan waktu yang berkisar antara beberapa minggu hingga satu tahun
Surat Berharga Komersial, tidak memiliki underlying asset
Surat Berharga Komersial (SBK), kisaran dana yang didapatkan bervariasi
tergantung dari jumlah kecil hingga besar pada penerbit dan tujuan pendanaanya.
Investor hanya bias membeli SBK dengan jumlah minimal sebesar Rp 500.000.000,-.
Entitas yang terlibat dalam penerbitan sekuritas pada SBK adalah perusahaan atau
entitas bisnis sebagai alat pendanaan jangka pendek. Selain itu, SBK juga dapat
diterbitkan oleh Lembaga keuangan.
Imbalan yang diperoleh saat menggunakan SBK adalah bunga atau diskon yang
dihitung dari selisih antara harga beli SBK (harga diskon) dan nilai nominal SBK saat
jatuh tempo.

e. Exchange Trade fund (ETF)


Exchange Traded Fund (ETF) merupakan opsi untuk peminjaman dana yang
tidak memiliki waktu jatuh tempo.
Exchange Traded Fund (ETF) tidak memiliki waktu jatuh tempo
Exchange Traded Fund (ETF), juga memiliki variasi terhadap pinjaman
pendanaannya tergantung pada jenis dan beberapa banyak unit saham ETF yang
dikeluarkan oleh manajer dana ETF. Investor dapat membeli saham ETF dalam
jumlah sesuai dengan kebutuhan.
Pada ETF penerbitan sekuritas hingga ke kreidtor dilakukan ole perusahaan
manajemen investasi yang menerbitkan saham ETF.
Kisaran imbalan yang didapat saat menggunakan ETF tergantung dari performa
underlyinh asset atau indeks yang dilacak leh ETF tersebut. Ini bias berupa
pertumbuhan nilai saham ETF atau dividen yang dibayarkan oleh saham-saham yang
ada dalam portfolio ETF.

Sistem ekonomi syariah adalah system ekonomi yang mengimplementasikan nilai dan
prinsip dasar syariah yang bersumber dari ajaran agama Islam, nilai dan prinsip Syariah
yang berlaku universal dalam segala aspek kehidupan termasuk kegiatan ekonomi dan

5
Institut Teknologi Sepuluh November
keuangan. Adapun beberapa opsi dengan system ekonomi Syariah yang dapat digunakan
antara lain :

- ETF Syariah
ETF Syariah merupakan hasil inovasi yang terjadi di pasar modal berdasarkan
dinamika yang terjadi (Farouk &Masih, 2016). ETF Syariah adalah produk reksa dana
syariah berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan
di Bursa Efek, seperti perdangangan saham. Jatuh tempo dari ETF Syariah lebih
flexible. ETF Syariah memiliki profil resiko moderat dan agresif.
- Sukuk Syariah
Memiliki jatuh tempo yang dapat berjangka pendek hingga berjangka Panjang.
Underlying assetnya adalah asset riil atau proyek bisnis yang sedang dijalankan.
Kisaran dana yang didapat jika menggunakan sistem ini tergantung pada penerbitan
sukuk dan jumlah asset yang mendasari atau proyek yang dipaki oleh suku tersebut.
Entitas yang terlibat dalam sistem ini adalah penerbit sukuk, lembaga pemeringkat,
penasehat hukum dan juga custodian. Imbalan yang didapat beragam, tergantung pada
strutur sukuknya.
- Obligasi Ijazah
Obligasi ini memiliki berbagia waktu jatuh tempo yang bevariasi, mulai dari
jangka pendek hingga jangka panjang. Underlying asset yang digunakan adalah yang
didukung oleh asset fisik atau property yang digunakan untuk menjalankan bisnis atu
proyek terebut. Sehingga kisaran dana yang didapat tergantung pada nilai pasar asset
yang digunakan sebagai jaminan. Entitas yang terlibat dalm sistem ini adalah penerbit
obligasi, pemilik asset, pialang saham, dan pemegang obligasi. Imbalan yang didapat
berkisar pada pembayaran sewa yang dihasilkan dari penggunaan asset yang mendasari
- Obligasi Murabahah
Sistem ini memiliki jatuh tempo yang bervariasi bergantung pada struktur
penrbitan yang ditetapkan oleh penerbit. Obligasi ini bisa berjangka pendek maupun
berjangka panjang. Kisaran dana yang didapat tergantung pada jumlah asset dan jenis
asset atau barang uang digunakan sebagai jaminannya. Entitas yang terlibat dalam
sistem iini adalah penerbit obligasi, pemilik asset, dan investor. Kisaran imbalan yang
akan didapt yaitu selisih antara harga jual asset yang ditentukan oleh penerbit kepada
investor dan harga beli asset oleh penerbit.

6
Institut Teknologi Sepuluh November
- Sertifikat Tabbaru’
Sistem ini tidak memiliki waktu jatuh tempo tertentu dan akan tetap berlaku
selama peserta asuransi membayar kontribusi mereka dan memiliki polis asuransi yang
masih berlaku. Sistem ini tidak memiliki underlying asset. Kisaran dana yang di dapat
oleh sistem ini tergantung pada jumlah kontribusi yang dibayarkan oleh peserta
asuransi, tafakul operator (perusahaan asuransi syariah) dan juga peserta yang
mengajukan klaim.Kisaran imbalan yang didapat sesuai dengan polis asuransi syariah
- Saham Syariah
Saham syariah memiliki masa jatuh tempo yang tidak bergantung pada waktu.
Sedangkan underlying assetnya adalah kepemilikan dalam perusahaan yang
menerbitkannya. Sistem ini tidak memiliki kisaran dana yang didapat. Entitas yang
terlibat dalam sistem ini adalah perusahaan atau entitas yang entitas yang ingin
mengumpulkan modal. Kisaran yang didapat tidak memberikan imbalan tetap seperti
imbalan yang diberikan kepada kreditor

➢ Sudut Pandang Perusahaan (PT W. Tbk) yang melakukan

Dari posisi Bu Artah tersebut, maka alternatif yang yang perlu diperhatikan adalah
resiko dari sekuritas yang akan diambil dengan melihat profil pilihan investasi. Adapun
profilnya sebagai berikut :

Saham Obligasi Surat Berharga


Komersial
Tingkat Bunga Tinggi, tingakt Menengah, bunga Rendah
fluktuatif cuku dipengaruhi oleh
tinggi suku bunga
Daya Beli Tergantung harga Tergantung Tinggi, minimal Rp
saham, minimal 1 obligasi, dimulai 500.000.000,-
lot saham dari Rp 1.00.000,-
Pengembalian Harga bias naik Tidak kembali jika Tidak kembali jika
Sekuritas turun mengikuti gagal bayar gagal bayar
harga pasar

7
Institut Teknologi Sepuluh November
Likuidasi Bisa dicairkan Tidak dapat Tidak bias
selama jam operasi dicairkan hingga dicarikan hingga
bursa jatuh tempo, tetapi waktu jatuh tempo,
masih bias tetapi jangka jatuh
dipindah tangankan temponya pendek

Hal tersebut karena ketika covid -19 hampir semua perusahaan mengalami kondisi
keuangan yang cukup buruk terlebih perusahaan yang memiliki banyak karyawan.
Obligasi syariah dipilih karena waktu jatuh tempo dari jenis pinjaman yang flexible
sehingga dapat me-recovery dari kondisi keuangan PT W.Tbk

➢ Sudut Pandang Investor yang memberikan pinjaman

Investor memiliki sikap dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi, yaitu


investor yang Pengambil Resiko (Risk Seeker) High Risk High Return dan Penghindar
Resiko (Risk Averter) Low Risk Low to Medium Return. Dari kedua hal tersebut dapat
dikelompokkan menjadi :

Jangka Pendek Jangka Panjang


Resiko Tinggi Saham Saham
Resiko Menengah Surat Berharga Komersial Obligasi

Investor akan cenderung memilih resiko rendah dibandingkan yang karena kondiso
perekonomian pasca pandemic Covid-19 masih belum stabil. Penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu saja, setelah itu
hutang akan menurunkan nilai dari perusahaan tersebut.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data dan analisa diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
1. Ada 5 (lima) alternative sekuritas yang dapat digunakan perusahaan PT W.Tbk untk
memperoleh dana, yaitu obligasi, saham, Efek Beragun Aset (EBA), Exchange Trade
Fund (ETF), dan Suat Berharga Komersial (SBK).

8
Institut Teknologi Sepuluh November
2. Alternatif sekuritas yang dapat digunakan untuk memperoleh dana perlu
memperhatikan jatuh tempo, underlying asset sekuritas, kisaran dana yang di dapat,
entitas sekuritas yang terlibat di dalamnya, dan perkiraan imbalan yang pastinya
berbeda antara satu dengan yang lainnya.
3. Jika PT W.Tbk akan mengguanakn system ekonomi Syariah, ada 5 (lima) alternatif
yang dapat digunakan, yaitu Suku Syariah, Obligasi Ijazah, Obligasi Murabaha,
Sertifikat Tabarru’, dan Saham Syariah.
4. Alternatif yang dapat digunakan oleh PT W.Tbk dalam memperoleh dana adalah
dengan penerbitan obligasi jangka pendek karena pasca pandemic Covid-19 banyak
perusahaan yang tidak ingin mengambil resiko yang terlalu tinggi agar dapat
melalukan recovery perolehan dana mereka dan juga kondisi perekonomian global
yang belum stabil
5. Dari sudut pandang investor alternatif yang dapat diajukan adalah dengan memilih
investasi obligasi dan Surat Berharga Komersial karena lebih menarik dan memiliki
tingkat resiko yang lebih rendah dibandingka dengan saham

V. DAFTAR PUSTAKA

1. Rosyid,A., Laily., N., (2018), Pengaruh Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen,


ertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal
Ilmu dan Riset Manajemen : Volumen 7, Nomor 3, Maret 2018. E-ISSN : 2461-0593
2. Agung Yudiviantho, Stategi Pendanaa,FE UI 2010
3. Beasley, R.A., S.C. Myers., dan A.J Marcus. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
Perusahaan, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta
4. Efni, Y., Hadiwidjojo, D., Salim, U., dan Rahayu, M. 2011. “Pengaruh
Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan Studi pada Sektor Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia”.
Jurnal Aplikasi Manajemen : No 66b/DIKTI/KEP/2011
5. Fau, N.R. 2015.“ Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktu yang terdaftar di BEI”. Skripsi. UNY, Yogyakarta

9
Institut Teknologi Sepuluh November
6. Fauzi, M.N., dan Suhadak. 2015. Pengaruh Kebijakan Deviden dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal dan Profitabilitas. Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol 24 no 1
7. Ningsih, P.P., dan I. Indarti. 2012.“Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan \ Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-
2009)”. Jurnal kajian akuntansi dan bisnis.Semarang.

10
Institut Teknologi Sepuluh November

Anda mungkin juga menyukai