Anda di halaman 1dari 5

PASAR FINANSIAL DAN TEORI SUKU BUNGA

JENIS SEKURITAS FINANSIAL

A. AKTIFA FINANSIAL

Aktifa Finansial adalah investasi yang tak berwujud cenderung ke pasar uang dan pasar modal
seperti saham, obligasi, SBI, reksadana dan surat-surat berharga lainnya.

Ada 2 cara dalam berinvestasi pada Aktiva Finansial:

1. Investasi Secara Langsung

Investasi secara langsung dilakukan dengan cara membeli saham atau obligasi sesuai
kehendak Anda tanpa melalui manajer investasi. Investasi langsung mengharuskan Anda
mempunyai account rekening di perusahaan sekuritas. Investasi ini juga menuntut
pengetahuan dan pengalaman mengenai pasar modal yang lebih dalam, karena Anda
dituntut menentukan sendiri saham yang akan dibeli, waktu yang tepat untuk membeli
atau menjualnya kembali.

2. Investasi Secara Tidak Langsung

Investasi secara tidak langsung bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan jasa manajer
investasi. Manajer investasi merupakan pihak yang mengelola uang Anda untuk dibelikan
produk-produk investasi, yang komposisinya sudah ditentukan manajer investasi tersebut
berdasarkan analisis fundamental, teknikal saham maupun obligasi penyusun produk
investasi tersebut, yang dikenal dengan reksa dana. Sehingga jelas bahwa investor
mempercayakan uangnya untuk dikelola manajer investasi dengan harapan tingkat risiko
yang dihadapi lebih kecil daripada secara langsung membeli saham atau obligasi tanpa
bantuan manajer investasi. Tidaklah sulit untuk memulai investasi saham ini.

A.1.INVESTASI LANGSUNG

1. INSTRUMEN PASAR UANG


Instrument investasi yang ada di pasar uang bersifat jangka pendek dan memiliki risiko
yang relatif rendah. Jenis-jenis instrumen investasi yang ada di pasar uang seperti:

a) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)


Sertifikat Bank Indonesia merupakan surat, pengakuan hutang dari Bank Indonesia.
Bank Indonesia mengeluarkan portofolio/surat berharga yang sudah tertera nilai dari
portofolio/surat berharga tersebut, dengan jangka waktu tertentu, dan besar hasil
investasi yang dijanjikan pada saat jatuh tempo. Jika investor membeli surat berharga
ini maka ia akan mendapatkan keuntungan berupa hasil investasi yang berbentuk
bunga pada saat jatuh tempo. Bunga pada SBI biasanya berkisar 1% hingga 2% di
atas rata-rata bunga bank umum. Tidak tercantum nama nasabah/investor dalam
portofolio/surat berharga ini sehingga dapat diperjual belikan.

b) Surat Berharga (Commercial Paper)


Surat Berharga ini diterbitkan oleh perusahaan umum guna mendapatkan modal
untuk pengembangan bisnis atau usahanya. Tidak ada jaminan spesifik dan pasti
karena jika perusahaan tersebut pailit/bangkrut maka tidak ada jaminan yang pasti
bagi para investornya. Penjualan Surat Berharga ini biasanya dilakukan melalui
perantaraan bank umum. Serupa dengan Sertifikat Deposito atau Sertifikat Bank
Indonesia, Surat Berharga ini tidak memuat nama nasabah/investor sehingga dapat
diperjual belikan. Surat Berharga ini kurang diminati oleh masyarakat umum karena
memberikan hasil yang kecil tetapi memiliki risiko yang relatif besar.

2. INSTRUMEN PASAR MODAL


Instrumen investasi pada pasar modal biasanya memiliki risiko yang relatif besar, namun
dapat memberikan hasil investasi yang besar. Investasi pada pasar modal sebaiknya
dilakukan dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari 5 tahun) sehingga dapat meredam
fluktuasi kerugian investasi yang mungkin terjadi pada jangka pendek. Instrumen
investasi pada pasar modal terbagi atas:
a) Bond/Obligasi
Instrumen investasi yang memberikan hasil investasi tetap berupa bunga atau yang
lebih dikenal dengan nama Kupon pada instrumen investasi ini. Kupon adalah bunga
yang didapat pada Obligasi dan besarnya sudah ditetapkan sejak awal, serta tidak
dapat diubah hingga jatuh tempo. Walaupun pada saat tertentu nilai Obligasi tersebut
mengalami penurunan atau kenaikan, besarnya bunga atau kupon yang sudah
dijanjikan di awal tidak akan berubah hingga saat jatuh tempo Obligasi berakhir.
Obligasi dikeluarkan dengan tujuan agar perusahaan yang mengerluarkan obligasi
tersebut mendapatkan sejumlah dana untuk mengembangkan bisnisnya dengan
menerbitkan dan menjual surat berharga tersebut dan memberikan janji berupa bunga
(kupon) yang tetap sebagai kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan hingga
jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo, perusahaan membeli kembali surat berharga
tersebut sesuai dengan nilainya. Oleh karena itu Obligasi juga dikenal dengan Surat
Hutang.

b) Stock/Saham
Memiliki saham sama dengan memiliki aset perusahaan itu sendiri. Artinya, jika
memiliki 70% saham dari satu perusahaan, maka 70% aset perusahaan tersebut
menjadi hak pemilik saham tersebut. Jika memiliki saham mayoritas pada suatu
perusahaan, tentu saja pemilik saham mayoritas tersebut memiliki hak terbanyak
untuk menentukan jalannya perusahaan, dan berhak mendapatkan hasil terbanyak
sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya.
Dalam hal keuntungan, instrumen investasi ini bisa memberikan keuntungan yang
relatif sangat besar, sekaligus memiliki risiko yang besar pula. Keuntungan pada
saham disebut juga dengan Dividen. Selain itu, keuntungan pada saham juga bisa
didapat dari selisih harga pada saat membeli dengan harga pada saat menjual, atau
dikenal dengan istilah Capital Gain. Namun jika harga jual lebih murah dari harga
belinya, maka akan terjadi kerugian, atau dikenal dengan istilah Capital Loss.

3. INSTRUMEN TURUNAN
Derivatif (Turunan) adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran
pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi acuan
pokok atau juga disebut produk turunan (underlying product). Instrument derivatif adalah
suatu instrumen keuangan yang nilainya tergantung pada aset lain yang lebih elementer
atau aset yang mendasarinya (underlying asset). Intinya, nilai dari intrument derivatif
tergantung pada nilai aset dasarnya. Aset dasar yang berhubungan dengan derivatif bisa
merupakan saham, obligasi, valas, komoditas, bahkan indeks harga pasar seperti indeks
harga saham, serta aset-aset lainnya. Derivatif adalah salah satu surat berharga turunan
yang terdiri dari:
a) Option (Opsi)
Opsi merupakan salah satu derivatif yang berisi surat pernyataan yang dikeluarkan
seseorang atau lembaga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli
atau menjual sahamnya dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya.

b) Right
Right adalah hak memegang saham baru yang akan dikeluarkan emiten, di mana
emiten harus menawarkan hak tersebut kepada pemilik saham lama terlebih dahulu.
Saham yang dibeli menggunakan right lebih murah daripada saham yang dibeli tanpa
menggunakan right. Jika orang atau badan yang memiliki right tidak menggunakan
hak tersebut, maka dapat menjualnya kepada pihak lain.

c) Warrant (Waran)
Warrant (waran) merupakan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan, dengan
persyaratan yang berkaitan dengan harga, jumlah dan masa berlakunya. Warrant
dijual dengan surat-surat berharga lainnya, seperti: obligasi dan saham. Adapun
tujuan penerbitan warrant agar investor tertarik membeli saham atau obligasi yang
dikeluarkan emiten. Dengan menerbitkan warrant, maka emiten harus menyediakan
saham atau obligasi sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Jika pemilik warrant
tidak mempergunakan warrant, maka dia dapat menjualnya ke pasar modal.

d) Future
Future adalah suatu kontrak antara dua pihak untuk melakukan transaksi
(penjualan/pembelian) terhadap suatu aktiva pada masa mendatang dengan harga
yang telah disepakati sekarang.

INVESTASI PENGHASILAN TETAP

Investasi Penghasilan Tetap adalah fixed-income investment yaitu pendapatan tetap


yang diperoleh dari hasil penanaman pada surat-surat berharga.

INVESTASI MODAL SENDIRI

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam
di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal
sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak
tertentu likuiditasnya.
A.2. INVESTASI TIDAK LANGSUNG

1. Reksa Dana

Reksa dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor
untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan
cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer
Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar
uang ataupun efek/sekuriti lainnya.

Anda mungkin juga menyukai