Anda di halaman 1dari 8

Krisis Moneter yang Dialami Indonesia

pada Tahun 1997-1998


12 Mei 2018   16:37 Diperbarui: 12 Mei 2018   16:45  70925  0 0

KRISIS MONETER YANG DI ALAMI INDONESIA PADA TAHUN 1997-1998

Krisis Moneter atau dalam sebutan orang Indonesia Krismon, ini terjadi pada tahun 1997-1998
pada saat itu para mahasiswa bentrok dengan aparat kepolisian dan militer Indonesia. Keadan
Indonesia saat itu sangat kacau banyak orang tidak bersalah menjadi korban luka-luka.
menipisnya bahan pokok dan biaya hidup semakin tinggi, meningkatnya angka pemutusan
hubungan kerja dll, berikut ini penjelasan tentang Krisis Moneter.

(Edy Suandi Hamid, 2017:1.20)Perekonomian indonesia, Krisis Moneter yang di alami


Indonesia sejak tahun 1997-1998, ini di tandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah yang
sangat drastis. di sebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor eksternal yaitu defisit transaksi berjalan Indonesia cenderung membesar dari tahun ke
tahun, faktor eksternal yangmendorong terjadinya krisis moneter adalah finansial di tiga kutub
dunia yaitu AS, Eropa dan Jepan pada paruh kedua dekade 1990-an, karena perekonomian yang
dialami jepang dan proses ekonomi-politik penyatuan mata uang Eropa.

Krisis moneter yang di alami oleh indonesia ternyata tidak dapat di selesaikan dengan negara
asia tenggara lain seperti Malaysia dan Thailand karena fundamental yang lemah dan gejolak
politik.

Oleh karena itu, Indonesia harus melakukan reformasi ekonomi antara lain dengan cara:
memperbaiki fundamental ekonomi yang bertitik tolak menentukan sistem kurs, menciptakan
politik dan keamanan, melakukan reformasi institusi hukum dan birokrasi, dan melakukan
pemutihan utang luar negeri.

Krisis moneter yang berkepanjangan di Indonesia menciptaka keresahan yang luar bisa di
kalangan rakyat jelata. Mereka yang awam terhadap ekonomi beranggapan bahwa pemerintah
orde baru tidak mampu mengatasi persoalan yang sulit. Di sisi lain rezim Soeharto memang telah
melakukan berbagai tindakan represi yang menyakitkan. Atas desakan berbagai pihak, terutama
gerakan mahasiswa, rezim Soeharto di jatuhkan.

Utang luar negeri Indonesia terlalu banyak ini di lakukan sejak 1965 telah membuat membuat
pemerintah terlena resiko yang di tanggung di masa depan.
Krisis multi dimensi yang di hadapi bangsa Indonesia harus di selenggarakan secara menyeluruh
dan berkelanjutan. Ada beberapa hal yang harus di lakukan dalam reformasi ekonomi guna
menyelesaikan krisis ekonomi. Hal terpenting adalah menguba paradigma kebijakan ekonomi
Indonesia.

Jika di masa-masa yang lalu kita sangat mementingkan pertumbuhan ekonomi, sehingga
menghalalkan segala cara termasuk memberi kemudahan yang berlebihan kepada sektor industri
besar dan membuat utang terlalu besar, maka saat ini yang perlu di perhatikan adalah
membangun funda mental perekonomian yang kuat.

Fundamental ekonomi semacam itu dapat kita bagun asal kita tidak sepenuhnya tergantung dari
bantuan asing tetapi mengeksploitasi dan mengembangkan kekuatan dalam negeri. Pembangunan
ekonomi tidak dititikberatan pada pertumbuhan tetapi pada pemerataan ekonomi. Jika di
masalampau pemerintah hanya memberikan kemudahan pada ekonomi rakyat. Upaya-upaya
pemulihan Krisis Moneter Menurut jurnal di bawah ini. 

(Jurnal Ilmu Sosial Transformatif, 1999) Upaya-upaya Pemulihan Sebagaimana dijelaskan di


atas, krisis ekonomi bermulai dari krisis finansial. Agar krisis finansial tidak berlanjut, berbagai
upaya pemulihan untuk mencegah banyak nya pelarian modal serta menurunnya kepercayaan
internasional dilakukan langkah-langkah antara lain:

1.Bulan Desember 1997 mentri keuangan melakukan road show keluar negri untuk menyakinkan
para krediktur .

2.Untuk mengatasi masalah hutang luar negri di bentuk Tim Negosiasi Utang Luar Negri Swasta
di bawah pimpinan Bank bertaraf Internasional, seperti Bank Of England,Standard Chartered
Bank, Dan Bank Switaerland East Asia.

3.Menjami penuh pada semua deposan krediktur dari semua bank umum yang berbadan hukum
indonesia, baik swasta nasional, patungan mau pun pemerintahan.

4.Intervensi BI pada pasar valuta asing dan kebijakan suku bunga SBI.

5.Di bentuk dewan pemantapan ketahan ekonomi dan keuangan  (DPKEK)

6.Dalam rangka restrukturisasi sektor perbankan, dibentuk lembaga baru, yaitu Badan
penyelamatan perbankan nasional (BPPN) lankah ini diambil untuk memulihkan kepercayaan
masyarakatan.

Meski pun menujukan sedikit penurunan jumlah utang luar negri pada dua tahun terakhir, tetapi
penurunan tersebut tidak sangat signifikan dibandinkan GDP dengan pembayaran cicilan hutang
yang harus dikeluarkan setiap tahun. Ketika rejim soeharto turmbang ia meninggalkan warisan
hutang yang sangat parah.
Sampai juli 1999, jumlah utang luar negri Indonesia telah mencapai 150 Miliar dollar AS, suatu
jumlah yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu kelompok penghutang terbesar di antara
semua negara pengutang Dunia ketiga.

Jika data Bank Dunia digunakan, dimana hutang per kapital rata-rata 377 dollar AS, sementara
pendapatan per kapital pertahun dalam nili aktualnya hanya 425 dollar AS, maka Indonesia
sebenarnya sudah bisa di masukan ke dalam kelompok negara niskin "Penhutang Berat" di mana
rasio pembayaran hutang (debt service ratio) Indonesia sudah mencapai 54% bahkan sejak 1985
sudah diatas 30%.

(Fideliavania, 2013) Jurnal Mengatasi Krisis Moneter. Kondisi krisis moneter yang dialami pada
masa 1997-1998 merupakan masa-masa sulit yang sangat berbeda dengan kondisi sebelum-
sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi kurun waktu antara tahun 1969-
1997 yang tidak pernah mengalami penurunan, bahkan berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia
merupakan salah satu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi paling pesat, bila
dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.

Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) perhitungan pertumbuhan ekonomi Indonesia kurang lebih
secara merata 7 persen pertahun masa itu. Demikian pula pendapatan perkapita menggambarkan
tingkat kemakmuran bangsa naik sebesar 5% pertahun.

Sedangkan dalam kurun waktu 1985-1997 dapat diketengahkan disini, bahwa pertumbuhan
ekonomi mencapai 7,5 persen pertahun dengan pendapatan perkapita naik sebesar 5,8%
pertahun. Sementara itu dari sisi sumber daya manusia, angkatan kerja semakin dapat ditampung
oleh lapangan pekerjaan yang tersedia, seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi dalam
rangka memenuhi kebutuhan ekspor Indonesia terhadap negara asing lainnya.

Perlu ditambahkan pula, bahwa pada masa-masa itu, nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
relatif konstan. Bahkan yang lebih mencegangkan lagi, pada masa antara tahun 1993 -- 1994
pendapatan negara mengalami surplus. 

Seharusnya secara fakta pemerintah Indonesia mampu dengan mudah mengatasi krisis moneter
yang terjadi pada tahun 1998. Namun kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan, karena
krisis yang melanda dibarengi dengan multi-dimensi krisis (crisis multidimetion) seperti semakin
melemahnya daya saing ekonomi nasional terhadap ekonomi negara asing, dan adanya faktor-
faktor pemicu krisis, seperti : rendahnya produktivitas kerja, minimnya upah pekerja,
pengawasan keuangan yang tidak pada trek yang tepat, dan bermunculan praktek oligopoli
maupun monopoli dalam berbagai situasi pasar. 

Berbagai kelemahan-kelemahan yang menyebabkan sulitnya diatasi krisis moneter sebagaimana


disebutkan diatas, yang dipacu pula oleh situasi politik yang tidak menentu. Pada akhirnya,
keseluruhan faktor-faktor pemicu krisis tersebut merupakan bentuk nyata dari ketidaksigapan
Indonesia (baca : pemerintah) dalam mengatisipasi krisis.
Bahkan apabila dihubungkan dengan cadangan devisa, maka telah terbukti bahwa pemerintah
tidak mempunyai modal yang cukup untuk mengatasi krisis yang berkepanjangan. Hal ini
ditandai dengan ditandaganganinya Nota Kesepahaman pinjaman Luar Negeri yang diajukan
oleh pemerintah Indonesia yang selanjutnya disetujui oleh International Moneter Fund (IMF).
Tujuan dana talangan tersebut adalah untuk menyelamatkan bank-bank yang dimungkinkan
dilakukan penyehatan.

Implikasi dari berbagai kelemahan yang dinyatakan diatas, adalah :

1.Aliran modal berbalik arah dari arus masuk (capital inflow) menjadi keluar (capital outflow).

2.Terjadinya kontraksi PDB yang bersumber dari menurunnya permintaan domestic.

3.Meningkatnya jumlah pengangguran dan setengah pengangguran. 

Ketiga implikasi ini, telah mengurangi dan menurunkan kesejahteraan rakyat terutama bagi
masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Faktor-faktor penyebab krisis moneter
tersebut telah secara merata menggangu sector kehidupan mayarakat secara luas.

Bahkan setelah satu dasawarsa lebih sejak krisis terjadi, dampak krisis masih begitu
mencengkeram, hal ini ditandai dengan masih cenderung tingginya nilai tukar mata uang rupiah
terhadap mata uang asing, khususnya Dollar Amerika Serikat.

Cara Mengatasi Krisis Moneter

1.Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri.

2.Memanfaatkan peluang perdagangan internasional.

3.Menyatukan langkah strategis Pemerintah dengan Bank Indonesia.

4.Menghindari politik non partisan untuk menghadapi krisis.

Di bawah ini menjelaskan Bank indonesia membebaskan nilai tukar rupiahdalam buku Lepi T.
Harmidi, dampak negatif dan strategi empat langkah yang diciptakannya bagi Bank Dunia untuk
memperbudak bangsa melalui para bankir.

(Lepi T. Tarmidi, tahun 1999)Krisis Moneter Indonesia : Sebab, Dampak, Peran IMF dan
Saran,Sebagai konsekuensi dari krisis moneter ini, Bank Indonesia pada tanggal 14 Agustus1997
terpaksa membebaskan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, khususnya dollarAS, dan
membiarkannya berfluktuasi secara bebas (free floating) menggantikan sistim managedfloating
yang dianut pemerintah sejak devaluasi Oktober 1978.
Dengan demikian BankIndonesia tidak lagi melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk
menopang nilaitukar rupiah, sehingga nilai tukar ditentukan oleh kekuatan pasar semata. Nilai
tukar rupiahkemudian merosot dengan cepat dan tajam dari rata-rata

Rp. 2.450 per dollar AS Juni 1997menjadi Rp 13.513 akhir Januari 1998, namun kemudian
berhasil menguat kembali menjadisekitar Rp 8.000 awal Mei 1999.

(Andrew Hitchcock, 2015) History of Money, Penerjemah: Satya Pradana. Buku yang
diterjemahkan pertama kali untuk pasar Indonesia oleh Best Media Jakarta pada September
2015, Buku ini menyajikan cara Profesor Joseph Stiglitz, mantan Kepala Ekonom Bank Dunia
dan mantan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Presiden Clinton tentang strategi empat langkah
yang diciptakannya bagi Bank Dunia untuk memperbudak bangsa melalui para bankir.

*Langkah pertama adalah dengan privatisasi, ini dilakukan dengan memberikan tawaran kepada
para pemimpin nasional dengan komisi yang ada di rekening rahasia bank Swiss sebagai bentuk
pertukaran dolar untuk pemangkasan beberapa miliar dolar dari harga penjualan aset nasional.
Suap dan korupsi, murni dan sederhana.

*Langkah kedua dengan liberalisasi pasar modal yang dilakukan untuk membatalkan hukum
pajak uang yang melebihi perbatasannya.

*Sedangkan langkah ketiga dengan menentukan harga berdasarkan pasar untuk menciptakan
kerusuhan sosial di sebuah negara yang pada akhirnya menjadikan suatu negara menjadi
bangkrut.

*Langkah terakhir yakni sistem perdagangan bebas yang pada akhirnya akan memenangkan para
bankir.

Di luar itu semua, buku ini menjelaskan secara kronologis manipulasi di balik terciptanya uang.
Di bawah ini dalam buku Kinanti geminastiti dan Nella nurlita tentang kebiijakan moneter. 

Kebijakan Moneter

(Kinanti Geminastiti, Nella Nurlita 2016:113) Moneter adalah istilah yang populer saat krisis
yang di alami Indonesia 1997-1998 lalu, Krisis Moneter yang menghantam seluruh lini
perekonomian bangsa ini di tandai dengan melemahnya fundamental ekonomi makro Indonesia,
seperti inflasi dan nilai tukar mata uang yang tidak stabil.

Moneter bukan semata istilah populer dalam sejarah ekonomi Indonesia saja. Istilah tersebut
merujuk pada kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan perubahan
ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar (Ekonomi Makro).
Berikut tentang kebijakan moneter: Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang di lakukan
oleh otoritas moneter suatu Negara (Bank Indonesia) Untunk memengaaruhi jumlah uang
beredar.

Berdasarkan situs economictimes.indiatimes.com,monetary policy is the macroeconomic policy


laid down by the central bank. It involves management of money supply and interest rate and is
the demand side economic policy used by the government of a country to achieve
macroeconomic objectives like inflation, consumtion, growth liquidity. Artinya, kebijakan
moneter adalah kebijakan ekonomi makro yang di tetapkan oleh bank sentral.

Hal ini melibatkan pengelolah penawaran uang dantingkat suku bunga dan merupakan sisi
permintaan kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan ekonomi
makro, seperti inflasi, konsumsi, pertumbuhan dan likuidasi. Dalam buku sudono sukirno
kebijakan moneter merupakan sebagai berikut

(Sudono Sukirno 2008:310) kebijakanmoneter adalah langkah langkah bank sentral untuk
memengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian dengantujuan
mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi oleh bank-bank perdagangan.

Krisis Moneter adalah krisis yang berhubungan dengan keuangan atau perekonomian suatu
Negara. Krisis moneter merupakan krisis finansial yang di mulai pada Juli 1997 di Thailand dan
mempengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di beberapa Negara Asia,
Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand adalah Negara yang paling parah terkena dampak krisis
moneter ini. Hongkong, Malaysia, dan Filiphina juga terpengaruh. 

Berikut ini ada dampak negatif maupun positif bagi Negara yang mengalami krisis moneter.

Dampak negatif:

1.Semakin melemahnya kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika.

2.Pemerintah melikuidasi (membubarkan) enam belas Bank yang bermasalah.

3.Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang di bentuk pemerintah untuk mengawasi
puluhan bank di Indonesia (LKBI), menyebabkan manipulasi besar besaran karena harga LKBI
yang murah. Usaha yang di berikan pemerintah ini tidak memberikan hasil karena pinjaman bank
bermasalah tersebut semakin membesar.oleh karena itu pemerintah harus menanggung utang
yang sangat besar.

4.Kepercayaan internasional terhadap Indonesia menurun.

5.Perusahaan milik Negara dan suasta banyak yang tidak dapat membayar utang yang akan atau
bahkan yang telah jatu tempo.
6.Angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) meningkat.

7.Bahan pokok di pasaran mulai menipis, akibatnya harga naik dan biaya hidup semakin tinggi.

Dampak positif:

1.Indonesia mengubah status dari Negara pengimpor beras terbesar menjadi yang memenuhi
kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).

2.Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana
dengan baik da hasilnya pun dapat di lihat secara konkrit.

3.Penurunan angkaaa kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.

Usaha Pemerintah menghadapi Krisis Moneter:

*Mengurangi dampak negatif krisis terhadap masyarkatat berpendapatan rendah dan rentan.

*Pemulihan pembangunan ke jalur semula.

*Menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing (kebijakan
ekonomi makro

*Mengangkat kembali sektor-sektor usaha kecil -- menegah masyarakat (pelaku usaha) dengan
mekanisme pemberian pinjaman dana dengan prioritas bunga yang rendah. (kebijakan ekonomi
mikro

*Menunda proyek-proyek dan kegiatan pembangunan yang belum mendesak

*Memperluas, penciptaan kerja dan kesempatan kerja bagi mereka yang kehilangan pekerjaan,
yang dikaitkan dengan peningkatan produksi bahan makanan serta perbaikan dan pemeliharaan
prasarana ekonomi, misalnya jalan, irigasi,

*Memperbaiki sistem distribusi agar berfungsi secara penuh dan efisien yang sekaligus
meningkatkan peranan pengusaha kecil, menengah dan koeperasi.

Banyaknya Ekonom yang meyakini bahwa Krisis Asia tercipta bukan karena psikologi pasar atau
teknologi, melainkan kebijakan yang mengubah insentif dalam hubungan antara peminjam dan
pemberi pinjaman. Besarnya pinjaman yang tersedia lewat kebijakan ini menciptakan ekonomi
yang nilainya sangat terdongkrak (leveraged). Harga aset pun naik ke tingkat yang sangat rentan.
Harga aset akhirnya jatuh dan membuat indifidu dan perusahaan tidak mampu membayar
obligasi utang.

Anda mungkin juga menyukai