Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Perusahaan industri yang sekarang ini sedang mengalami pertumbuhan yang cukup baik
ialah industri keuangan syariah. Industri keuangan syariah ialah suatu perusahaan yang
menyediakan layanan keuangan yang berbasis syariah, salah satu produk yang diminati oleh
para investor ialah obligasi syariah atau sukuk yang berasal dari bahasa arab yaitu “sakk”
yang artinya bukti kepemilikan. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional ( DSN )
No.32/DSN-MUI/IX/2002 dapat diartikan yang bahwa sukuk ialah suatu surat yang berharga
dan memiliki jangka panjang sesuai dengan prinsip syariah serta memiliki kewajiban untuk
membayar sesuai waktu yang telah di tentukan.
Sukuk merupakan salah satu efek yang tercatat di BEI. Terdapat dua pihak penerbit sukuk,
yaitu perusahaan dan negara. Sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan ( koperasi) bisa dikenal
dengan istilah obligasi, sementara sukuk yang diterbitkan oleh negara biasa dikenal dengan
SBN ( Surat Berharga Negara . Sukuk ada berbagai macam jenis yaitu sukuk jangka
menengah, atau jangka panjang yang dapat dipindahtangankan, yang berisi janji dari pihak
yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi
pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli sukuk tersebut.Setiap
jaringan harga pasar wajar efek bersifat utang di Indonesia dinilai dan ditetapkan oleh PT
penilai Harga Efek Indonesia ( PHEI ). Data harga pasar wajar atas efek bersifat utang yang
diterbitkan oleh PHEI yang digunakan oleh industri keuangan sebagai acuan transaksi efek
bersifat utang.

Keuntungan membeli Sukuk atau obligasi korporasi adalah capital gain seperti saham,
yaitu ketika harga instrumen ini naik melebihi harga beli investor. Keuntungan lain yang
diperoleh berupa kupon atau Bungan Sukuk yang dibayarkan setiap semester, kuartal,
ataupun tiap bulan, tergantung kebijakan masing-masing penerbit. Keuntungan lain dalam
jangka waktu tertentu saat jatuh tempo, pemegang Sukuk akan mendapatkan 100%dari nilai
Pokok atau nominal Sukuk. Resiko investasi Sukuk adalah capital loss dari transaksi
perdagangan di BEI. Hal ini terjadi apabila perusahaan tidak mampu membayar Bunga Sukuk
( default ) dan tidak mampu membayar pokok Sukuk saat perusahaan jatuh tempo akibat
kinerja perusahaan yang tidak baik. Salah satu cara untuk mengukur resiko ini adalah dengan
memperhatikan ranting perusahaan penerbit sukuk. Sebelum perusahaan menerbitkan Sukuk,
mereka wajib mencantumkan rating yang diberikan oleh lembaga rating independen.
Semakin tinggi rating menunjukkan semakin rendah resiko gagal bayar. Sementara itu, SBN
tidak memiliki resiko gagal bayar ( zero risk ).

Sukuk tidak lagi asing digunakan sebagai Salah satu alternatif struktural modal dalam
manajemen keuangan. Seorang investor sukuk pasti memerlukan suatu informasi yang dapat
dijadikan sebagai pedoman guna bisa memberikan informasi keputusan investasinya,
sehingga dengan begitu informasi keuangan yang berkualitas pada suatu lembaga usaha
sangat penting bagi akuntabilitas pengelolaan keuangan yang diinvestasikan. Pelaporan sukuk
akan memberikan suatu informasi serta indikator bahwa perusahaan telah mengalami
kegagalan dalam memenuhi kewajibannya, sehingga akuntansi sukuk itu penting bagi
seorang investor untuk apakah sukuk itu layak untuk diinvestasikan Adan apa bahaya yang
akan ditimbulkan.
Faktor yang mempengaruhi sukuk terdiri dari dua faktor yaitu faktor akuntansi dan faktor
non akuntansi. Adapun faktor akuntansi tersebut diantaranya terdiri dari umur suku, likuiditas
serta ukuran suatu perusahaan. Sedangkan faktor non akuntansi itu yaitu berupa suatu nilai
yang wajib dilunasi oleh penerbit sukuk. Likuiditas merupakan tanggung jawab suatu
perusahaan dalam membayar kewajiban yang telah di tetapkan sesuai dengan waktunya yang
telah ditentukan. Likuiditas suatu perusahaan itu ditentukan dengan besar kecilnya suatu aset,
yang dimana dengan adanya aset nantinya bisa di jadikan seperti surat berharga, hutang
piutang, kas dan sebagainya.
Tingginya tingkat likuiditas menunjukkan kuatnya posisi keuangan suatu perusahaan,
sehingga dari sudut pandang ekonomi akan mempengaruhi ekspektasi peringkat sukuk. Ukuran
perusahaan adalah salah satu alat pengukur yang menunjuk-kan besar kecilnya perusahaan.
Ukuran pe-rusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas.
Besar kecilnya perusahaan lebih memiliki risiko yang besar dibandingkan dengan perusahaan
kecil. Aset yang dimiliki perusahaan besar relatif lebih besar jumlahnya sehingga dengan aset
tersebut dapat digunakan untuk jaminan membayar sukuk. Oleh karena itu perusahaan yang
besar diasumsikan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban sukuk, sehingga peringkat
sukuk menjadi lebih baik.
Bursa Efek Indonesia (BIE) merupakan suatu lembaga yang menfalitasi baik sarana maupun
sistem lain untuk melakukan suatu perdagangan efek di Indonesia. Bursa Efek Indonesia berdiri
sejak abad ke-19 dan merupakan salah satu pasar modal yang memiliki peran sebagai tempat
pertemuan maupun penawaran serta permintaan efek, seperti saham, sukuk, reksa dana, dan
instrumen keuangan lainya. Bursa Fek Indonesia melakukan perdagangan ke investor guna
untuk memperoleh keuntungan dari suaty hargaefek yang dimiliki. Bursa Efek Indonesia juga
memiliki peran dalam mengembangkan pasar modal Indonesia, meningkatkan likuiditas, dan
memberikan akses kepada perusahaan lain untuk memperoleh dana melalui penawaran saham.

Anda mungkin juga menyukai