Anda di halaman 1dari 20

Auntansi Perbankan Syariah

AKUNTANSI RAHN
(Pinjaman dengan Jaminan)
Dyah Rizka Winarti (21.0102.0004)
PENGERTIAN AKAD RAHN
Rahn secara harfiah adalah tetap, kekal dan jaminan.
Rahn secara istilah adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, cagar
atau tanggungan.
Rahn yaitu menaahan barang sebagai jaminan atas utang.
Akad rahn diartikan sebagai sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan atau dengan
melakukan penahanan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya.
Akad rahn bertujuan agar pemberi pinjaman lebih mempercayai pihak yang
berhutang.
PEMELIHARAAN & PENYIMPANAN
BARANG GADAIAN
Pemeliharaan dan penyimpanan barang gadaian pada hakekatnya adalah kewajiban
pihak yang menggadaikan (rahin), namun dapat juga dilakukan oleh pihak yang
menerima barang gadai (murtahin) dan biayanya harus ditanggung rahin.
Jika barang gadaian dapat diambil manfaatnya (ex: mobil), maka pihak yang
menerima barang gadaian boleh memanfaatkannya atas seizin pihak penggadai.
Jika barang berupa emas, tidak ada biaya pemeliharaan melainkan biaya
penyimpanan, yg besar biayanya dilakukan dengan akad ijarah.
Pada saat jatuh tempo, yang berhutang wajib untuk melunasi hutangnya. Apabila ia
tidak melunasi hutangnya, maka barang gadaian dijual dan hasilnya digunakan untuk
melunasi hutang dan biaya pemeliharaan. Jika ada kelebihan antara harga jual barang
gadaian maka selisihnya diberikan kepada yang berhutang, namun jika masih kurang
maka yang berhutang tetap harus membayar sisa hutangnya.
Dalam rahn, barang gadaian tidak otomatis menjadi milik pihak yang menerima gadai
(pihak yang memberi pinjaman) sebagai pengganti piutangnya. Dengan jata lain,
fungsi rahn ditangan murtahin hanya sebagai jaminan utang dari rahin.
Skema Rahn

PEMBERI UTANG

1.
PENERIMA BARANG/ PEMBERI BARANG/
2.
MURTAHIN PEMINJAM/RAHIN

3.
RAHN TAJLISI
Selain akad Rahn, pada tahun 2008 MUI juga mengeeluarkan fatwa tentang Rahn
Tajlisi (Fidusia).
Rahn Tajlisi (Fidusia) adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan
tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.
jika perbankan syariah menggunakan akad rahn yang ada, maka yang melakukan
penyimpanan jaminan adalah bank syariah, tapi dengan rahn tajlisi maka pihak yang
menggadaikan dapat memanfaatkan barang yang dijamin dan menanggung biaya
pemeliharaan.
AKAD RAHN TAJLISI
1. Biaya pemeilharaan harus ditanggung pihak yang menggadaikan, namun jumlah
biaya pemeliharaan tidak boleh dihubungkan dengan besarnya pembiayaan.
2. Pihak penerima gadai dapat menyimpan bukti kepemilikan sedangkan barang
yang digadaikan dapat digunakan pihak yang menggadaikan dengan ijin penerima
gadai
3. Jika terjadi eksekusi jaminan, maka dapat dijual oleh penerima gadai tetapi harus
seijin dari pihak yang menggadaikan sebagai pemilik.
Sumber Hukum

• “jika kamu dalam perjalanan (dan


bermuamalah tidak secara tunai), sedang
Al kamu tidak memperoleh seorang penulis,
Qur’an maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang oleh yang berpiutang” (QS
2:283)
• “Dari Aisyah r.a Rasulullah pernah
As membeli makanan dengan berhutang dari
seorang Yahudi dan Nabi menggadaikan
Sunnah sebuah baju besi kepadanya”. (HR
Bukhari, Nasa’I dan Ibnu Majah)
RUKUN AL RAHN

Pelaku, rahin dan murtahin

Objek akad berupa barang yang digadaikan


(marhun) dan utang (marhun bih)

Ijab Kabul/ serah terima


KETENTUAN SYARIAH AL RAHN
Pelaku
• Harus cakap hukum dan baligh

Objek yang digadaikan


• Barang gadai (marhun)
• Dapat dijual dan nilainya seimbang
• Harus bernilai dan dapat dimanfaatkan
• Harus jelas dan spesifik
• Tidak terkait dengan orang lain
• Utang (marhun bih)
• Nilai utang harus jelas denmikian juga tanggal jatuh temponya
Ijab Qabul
• Pernyataan dan ekspresi saling Ridha/rela diantara pihak-pihak
pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui
korespondensi atau menggunakan cara komuniakasi modern
PERLAKUAN AKUNTANSI RAHN
Pihak yang Menerima Gadai (Murtahin)
Pada saat menyerahkan uang pinjaman
Piutang xxx
Kas xxx

Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan


Kas xxx
Pendapatan xxx
Pada saat mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan dan penyimpanan
Beban xxx
Kas xxx
PERLAKUAN AKUNTANSI RAHN
Pihak yang Menerima Gadai (Murtahin)
Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan dengan membuat tanda serah terima barang

Kas xxx
Piutang xxx
Pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi dan kemudian barang gadai dijual oleh pihak yang menggadaikan.
Penjualan barang gadai, Jika nilainya sama dengan piutang.

Kas xxx
Piutang xxx
PERLAKUAN AKUNTANSI RAHN
Pihak yang Menggadaikan (Murtahin)
Pada saat menerima uang pinjaman
Kas xxx
Utang xxx

Pada saat bayar utang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan


Beban xxx
Kas xxx
Pada saat dilakukan pelunasan utang
Utang xxx
Kas xxx
PERLAKUAN AKUNTANSI RAHN
Pihak yang Menggadaikan (Murtahin)
Jika pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi sehingga barang gadai dijual

Kas xxx
Akumulasi Penyusutan (jika asset tetap) xxx
Kerugian (jika rugi) xxx
Keuntungan (jika untung) xxx
Aset xxx

Pelunasan utang atas barang yang dijual pihak yang menggadai


Utang xxx
Kas xxx
CONTOH SOAL

Pada tanggal 30 September 2020 Ibu Desy menggadaikan perhiasannya, sebuah gelang
emas ke Pegadaian Syariah untuk menambah modal usahanya. Setelah ditaksir oleh
Pegadaian Syariah, ternyata karat gelang tersebut sebesar 20 gram dan beratnya 10
gram, dengan taksiran harga Rp. 3.750.000 dan pinjaman maksimum yang didapat Ibu
Desy sebesar Rp. 3.450.000. Perhitungan biaya penitipan atas jaminan yang dilakukan
oleh pihak Pegadaian Syariah sebesar Rp. 3.750.000/Rp. 10.000 x 71 x 10/10 = Rp.
26.600- dan biaya administrasi Rp. 25.000. Sehingga jika Ibu Desy setuju biaya yang
harus dikeluarkan selama 10 hari kedepan adalah Rp. 26.600 + Rp. 25.000 = Rp.
51.600
JAWABAN

Dari kasus tersebut, maka jurnal yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah adl:
1. Pengakuan dan pengukuran
- Nilai taksiran : Rp. 3.750.000
- Golongan pinjaman : B2
- Presentase taksiran : 92 %
- Biaya admin : Rp. 25.000
- Tarif Ijarah: 71/10 hari
- Konstanta : Rp. 10.000
Penyelesaian
Jumlah pinjaman yang diberikan = Nilai taksiran x % taksiran
= Rp. 3.750.000 x 92%
= Rp. 3.450.000
JURNAL

Piutang diakui pada saat menyerahkan dan menerbitkan Surat bukti Rahn yang
ditandatangani
Piutang 3.450.000

Kas 3.450.000

Pendapatan biaya admin diakui berdasarkan marhum bih pada saat


menerima biaya admin dari rahin, dan diukur berdasarkan jumlah
pinjaman sesuai ketetapan kantor Pegadaian Syariah

Kas 25.000

Pendapatan by admin B2 25.000


JURNAL
Transaksi pelunasan
Jika dilakukan sekalian dalam waktu maksimum 120 hari, maka:
a. Piutang diakui sebagai pengurang pokok pembiayaan

Piutang 3.450.000

Kas 3.450.000

b. Pendapatan ijarah dihitung 71/10 hari untuk taksiran Rp. 10.000


Rumus = Taksiran/Rp. 10.000 x tarif ijarah x jangka waktu / 10
= Rp. 3.000.000 / Rp. 10.000 x 71 x 10/10 = Rp. 21.300
Pendapatan Ijarah = Rp. 21.300 x 12 = Rp. 255.600

Kas 255.600

Pendapatan ijarah 255.600


JURNAL
Jika nasabah melakukan pelunasan dengan cicilan pada hari ke-40 sejak
tanggal transaksi sebesar Rp. 2.000.000, maka
Tarif ijarah = Rp. 21.300 x 4 = Rp. 58.500

Kas 2.073.500

Piutang 975.000

Pendapatan ijarah 58.500

Pendapatan By admin B2 15.000


Terima Kasih
Sumber : Sri Nurhayati – Wasilah. Akuntansi Syariah
Indonesia. Edisi 4. Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai