Anda di halaman 1dari 30

AKUNTANSI

IJARAH (PSAK 107)


Dosen Pengampu:
Hj. Lina Yulianti., SE.,Ak.CA.,MM
DEFINISI DAN PENGGUNAAN

Ijarah dan ijarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan transaksi sewa
menyewa yang diperbolehkan oleh syariah.
Akad ijarah merupakan akad yang memfasilitasi transaksi pemindahan hak
guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa/upah tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang.

Akad IMBT memfasilitasi transaksi ijarah, yang pada akhir masa sewa,
penyewa diberi hak pilih untuk memiliki barang yang disewa dengan cara yang
disepakati oleh kedua belah pihak.

Transaksi IMBT harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Dengan


demikian pada akad IMBT, juga berlaku semua rukun dan syarat transaksi ijarah.
Adapun akad perjanjian IMBT harus disepakati ketika akad ijarah
ditandatangani. Selanjutnya pelaksanaan akad pemindahaan kepemilikan, baik
dengan jual beli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah
selesai.
DEFINISI DAN PENGGUNAAN

Keunggulan transaksi ijarah dan IMBT


dibandingkan transaksi lainnya Bagi bank
syariah:
1) Dibandingkan dengan akad murabahah,
akad ijarah lebih fleksibel dalam hal objek
transaksi.
2) Dibandingkan dengan investasi, akad
ijarah mengandung resiko usaha yang
lebih rendah, yaitu adanya pendapatan
sewa yang relatif tetap
Rukun Transaksi Ijarah

Rukun transaksi ijarah meliputi :


(a) transaktor yakni penyewa dan pemberi
sewa,
(b) objek ijarah, yakni fasilitas dan uang
sewa; dan
(3) ijab dan kabul menunjukkan serah terima,
baik berupa ucapan atau perbuatan.
ALUR TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT

1. Negosiasi
dan Akad
Bank Syariah Nasabah
sebagai Ijarah
sebagai
pemberi sewa
barang/jasa
4. membayar sewa pada bank penyewa
3. menggunakan
2. membeli objek ijarah
barang/jasa
pemasok

OBJEK IJARAH
(Barang/Jasa)
5. mengalihkan hak milik
barang ijarah pada akhir
masa sewa (khusus
IBMT)
TEKNIS PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN TRANSAKSI
IJARAH BAGI BANK SYARIAH.

Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah akan


mengacu pada kasus berikut.
Kasus Transaksi ijarah

PT. Namira membutuhkan sebuah mesin untuk keperluan produksi usahanya.


Pada bulan Januari 20XA, PT Namira mengajukan permohonan ijarah kepada
bank syariah. Adapun informasi tentang penyewaan tersebut adalah sebagai
berikut:

Biaya perolehan barang : Rp120.000.000


Umur ekonomis barang : 5 tahun (60 bulan)
Masa Sewa : 24 bulan
Nilai sisa umur ekonomis : Rp 0
Sewa per bulan : Rp2.400.000
Biaya administrasi : Rp480.000
Teknis Perhitungan Transaksi Ijarah
Beberapa hal yang perlu dilakukan terhadap perhitungan terkait transaksi
ijarah adalah perhitungan penentuan keuntungan dan fee ijarah,
perhitungan uang muka sewa, dan biaya administrasi ijarah.
Perhitungan Penyusutan dan Pendapatan
Ijarah

Misalkan kebijakan bank syariah adalah memperoleh


keuntungan 20% dari modal penyewaan (beban
penyusutan).
Penyusutan per bulan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Jumlah Bulan Umur Ekonomis
Penyusutan per bulan = Rp120.000.000 – Rp0
60
= Rp2.000.000
Pendapatan Ijarah per bulan=modal penyewaan + n% modal
penyewaan
= Rp2.000.000 + (20% x 2.000.000)
= Rp2.400.000

Dalam praktik, penentuan sewa dapat menggunakan tabel anuitas.


Setelah dihitung nilai nominalnya, angka tersebut harus bersifat
tetap selama kontrak sewa.

Pertimbangan lain dalam penentuan sewa:


1. Risiko kerusakan yang menjadi tanggungan bank syariah
2. Kemampuan nasabah
3. Opportunity cost nasabah sekiranya ada alternatif skema lain
yang memungkinkan untuk dipilih oleh nasabah, baik dari
bank syariah yang sama, maupun dengan bank lain untuk
kebutuhan tujuan yang sama.
Perhitungan biaya administrasi ijarah
Biaya administrasi bisa diterapkan dengan menggunakan
persentase tertentu dari modal yang digunakan untuk
persewaan. Misalkan dalam kasus di atas, bank syariah
menggunakan kebijakan 1% dari modal persewaan. Maka
biaya administrasinya adalah sebagai berikut:
Biaya administrasi ijarah = n% x modal persewaan per bulan x jumlah
bulan
= 1% x Rp 2.000.000 x 24
= 1% x Rp 48.000.000
= Rp 480.000
Perjurnalan transaksi ijarah
a. Transaksi Pengadaan Aset Ijarah
Sebelum akad ijarah dilakukan, bank syariah terlebih dahulu
melakukan pengadaan aset ijarah. Berdasarkan PSAK no 107
disebutkan bahwa objek sewa diakui sebesar biaya perolehan.
Misalkan untuk keperluan transaksi ijarah PT Namira di atas,
pada tanggal 5 juni 20XA bank syariah membeli aset pada
perusahaan yang menyuplai barang yang diperlukan.
Pembelian dilakukan via rekening pemasok tersebut. Jurnal
terhadap transaksi tersebut adalah:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
05/06/XA Persediaan ijarah 120.000.000
Kas 120.000.000
b. Transaksi Pada Saat Akad Disepakati
Pada saat akad disepakati, terdapat beberapa transaksi yang harus
diakui oleh bank syariah. Transaksi tersebut adalah (1) konversi
persediaan untuk ijarah menjadi aset ijarah, sebagai bentuk
pengakuan atas adanya pengalihan hak guna kepada penyewa (2)
Penerimaan biaya administrasi.
Misalkan pada tanggal 10 Juni, PT. Namira menandatangani
akad ijarah untuk sebuah mesin. Maka jurnal yang diperlukan
pada waktu itu adalah:

Tgl rekening Debit (Rp) Kredit(Rp)


10/6/XA Aset Ijarah 120.000.000
Persediaan ijarah 120.000.000

10/6/XA Kas/Rekening nasabah – PT. Namira 480.000


Pendapatan administrasi 480.000
c. Transaksi Pengakuan Penerimaan Pendapatan Ijarah
Misalkan rencana dan realisasi pembayaran sewa oleh PT. Namira
adalah sebagai berikut:
No. Tanggal Sewa per Porsi Porsi Tanggal Jumlah
Jatuh bulan pokok ujrah Pembayaran dibayar
Tempo (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. 10 Juli XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Juli XA 2.400.000
2. 10 Agt XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Agt XA 2.400.000
3. 10 Sept XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Sept XA 2.400.000
4. 10 Okt XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Okt XA 2.400.000
5. 10 Nov XA 2.400.000 2.000.000 400.000 5 Des XA 2.400.000
6. 10 Des XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Des XA 1.400.000
3 Jan XA 1.000.000
i. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan saat jatuh
tempo
ii. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan setelah tanggal jatuh
tempo
Misalkan untuk pembayaran sewa bulan November, pada tanggal 10
Nopember 20XA, nasabah belum membayar sewa kepada bank. Pembayaran
baru dilakukan pada tanggal 5 Desember 20XA. Maka jurnal atas transaksi
tanggal 10 Nopember dan 5 Desember tersebut adalah:

Rekening Kredit
Tgl Debit (Rp)
(Rp)
10/11 Piutang sewa (porsi pokok) 2.000.000
Piutang pendapatan sewa (porsi ujrah) 400.000
Pendapatan ijarah – akrual 2.400.000
5/12 Kas/rekening nasabah 2.400.000
Piutang sewa (porsi pokok) 2.000.000
Piutang pendaptan sewa (porsi ujrah) 400.000
Pendapatan ijarah – akrual 2.400.000
Pendapatan ijarah 2.400.000
iii. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian pada saat
jatuh tempo dan sebagian lagi setelah tanggal jatuh tempo

Misalkan tanggal 10 Desember 20XA, nasabah membayar sebesar


Rp 1.400.000. Sisanya dibayar kemudian pada tanggal 3 Januari 20XB.
Jurnal atas transaksi tanggal 10 Desember 20XA adalah sebagai berikut:

Rekening Debit Kredit


Tanggal
(Rp) (Rp)
10/12/XA Kas/rekening nasabah 1.400.000
Piutang pendapatan sewa (porsi 166.667
ujrah)*
Piutang sewa (porsi pokok)** 833.333
Pendapatan ijarah 1.400.000
Pendapatan ijarah – akrual 1.000.000
* (Rp1000.000/Rp2.400.000) x Rp 400.000 =
166.667
Jurnal untuk transaksi tanggal 3 Januari 20XB tersebut adalah sebagai
berikut:

Rekening Kredit
Tgl Debit (Rp)
(Rp)
03/1/XB Kas/rekening nasabah 1.000.000
Piutang sewa (porsi pokok) 833.333
Piutang pendapatan sewa (porsi 166.667
ujrah)
Pendapatan ijarah – akrual 1.000.000
Pendapatan ijarah 1.000.000
d. Pengakuan penyusutan aset yang diperoleh untuk
ijarah
Dengan menggunakan teknik perhitungan penyusutan yang telah
dibahas pada sub bab perhitungan penyusutan dan pendapatan
ijarah, jurnal untuk pengakuan penyusutan aset yang diperoleh ijarah
untuk enam bulan pertama adalah sebagai berikut.
e. Perlakuan Akuntansi Beban Perbaikan dan Pemeliharaan
Berdasarkan PSAK 107, biaya perbaikan objek ijarah merupakan
tanggungan pemilik.
Pengakuan biaya perbaikan objek ijarah adalah sebagai berikut:
(a) biaya perbaikan tidak rutin objek ijarah diakui pada saat
terjadinya;
(b) jika penyewa melakukan perbaikan rutin objek ijarah dengan
persetujuan pemilik, maka biaya tersebut dibebankan kepada
pemilik dan diakui sebagai beban pada saat terjadinya;
(c) dalam ijarah muntahiya bittamlik melalui penjualan secara
bertahap, biaya perbaikan objek ijarah yang dimaksud dalam
huruf (a) dan (b) ditanggung pemilik maupun penyewa
sebanding dengan bagian kepemilikan masing- masing atas
objek ijarah.
Lanjutan.....

Misalkan pada tanggal 23 Desember 20XA dilakukan


perbaikan aset ijarah sebesar Rp500.000. Perbaikan
tersebut dilakukan atas tanggungan Bank Syariah sebagai
pemilik objek sewa dengan sistem pembayaran langsung
pada perusahaan jasa ruko. Maka, jurnal atas transaksi
tersebut adalah :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
23/12/XA Beban perbaikan aset ijarah 500.000

Kr. Kas/rekening 500.000


nasabah
F. Penyajian Pada Laporan Laba Rugi dan Laporan
Perhitungan Bagi Hasil
Pada kedua laporan, pendapatan yang disajikan adalah pendapatan bersih
yaitu pendapatan ijarah dikurangi beban-beban yang terkait dengan ijarah antara
lain beban penyusutan dan beban perbaikan dan pemeliharaan.
Pada laporan laba rugi biasanya dibuat pada akhir tahun, sedangkan laporan
perhitungan bagi hasil biasanya disajikan setiap bulan untuk keperluan
perhitungan bagi hasil dengan pemilik dana pihak ketiga.
(i). Laporan Laba Rugi
Juli Agust Sept Okt Nov Des Total
Pendapatan 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 14.400.000
Ijarah
(saldo
kas+akrual)

(beban (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (12.000.000)


penyusutan)

(Beban - - - - - (500.000) (500.000)


perbaikan)

(Beban lain) - - - - - - -

Pendapatan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 (100.000) 1.900.000


Ijarah bersih
(ii). Laporan perhitungan bagi hasil

Juli Agst Sept Okt Nov Des Total


Pendapatan 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 - 3.800.000 13.400.000
Ijarah – Kas

(beban (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (12.000.000)


penyusutan)

(Beban - - - - - (500.000) (500.000)


perbaikan)

(Beban lain) - - - - - - -

Pendapatan 400.000 400.000 400.000 400.000 (2.000.000) 1.300.000 900.000


Ijarah neto
Variasi Transaksi-Kasus 12.2 Transaksi Ijarah dengan Skema Sewa atas Sewa
PT Yasmina menyewa sebuah ruko untuk usaha pakaian Muslim. Harga
sewa ruko Rp150 juta untuk 2 tahun (24 bulan). Karena PT Yasmina
hanya memiliki uang tunai untuk sewa Rp50 juta, PT Yasmina
mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah. Skim yang
disepakati adalah skim ijarah dan agunan yang disepakati adalah
kendaraan milik PT Yasmina, Toyota Kijang Innova tahun 2006. Setelah
dilakukan proses analisis, maka bank memberikan persetujuan
pembiayaan dengan keterangan sebagai berikut:
1. Tujuan pembiayaan: pembiayaan modal kerja untuk usaha ruko
2. Jangka waktu: 24 bulan
3. Ujroh bank (margin sewa): Rp12.976.333,34 (perhitungan margin
annuity 12% untuk 24 bulan)
4. Total harga sewa: Rp162.976.333,34
5. Uang muka nasabah: Rp50 juta
6. Jumlah pembiayaan: Rp100 juta
7. Sewa yang diangsur: Rp112.976.333,34 (pembiayaan bank Rp100
juta + keuntungan bank)
8. Angsuran pembiayaan: Rp4.707.347,22 (Rp112.976.333,34 : 24
bulan)
9. Amortisasi perbulan : Rp4.166.666,67 (Rp100.000.000 : 24 bulan)
1. Jurnal pada saat pencairan

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Aset Ijarah 100.000.000
Kas/rekening nasabah 100.000.000
2. Jurnal pada saat angsuran
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Kas/rekening nasabah 4.707.347,22
Pendapatan Ijarah 4.707.347,22
3. Jurnal saat amortisasi per bulan

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Biaya amortisasi 4.166.666,67


Akumulasi amortisasi 4.166.666,67
4.Jurnal saat angsuran berakhir&pembiayaan lunas

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Akumulasi amortisasi 100.000.000
Aset Ijarah 100.000.000
Jurnal jika nasabah melunasi sebelum masa sewa berakhir:
Penyajian di neraca sebelum pelunasan
Aset Ijarah 100.000.000,00
Akumulasi Amortisasi (83.333.333,33)
Nilai Neto 16.666.666,67

• Sisa aset ijarah 16.666.666,67 (sisa angsuran pokok bulan ke 21-24)


• Sisa sewa yang masih harus dibayar 18.829.388,89
• Sewa bersih yang akan diterima 2.162.722,22
Jurnal saat pelunasan sebelum masa sewa berakhir adalah sebagai
berikut:

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Kas/rekening nasabah 18.829.388,89
Akumulasi amortisasi 83.333.333,33
Keuntungan Ijarah 2.162.722,22
Aset Ijarah 100.000.000,00
TEKNIK PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN TRANSAKSI
IMBT BAGI BANK SYARIAH

Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi IMBT


akan dilakukan dengan mengacu pada kasus berikut.
Kasus: Tansaksi IMBT

Dengan mengacu pada transaksi kasus PT Namira


yang telah dibahas pada bagian terdahulu, misalkan
akad yang disepakati adalah IMBT dengan informasi
tentang penyewaan sebagai berikut:
Biaya perolehan barang : Rp 120.000.000
Umur barang : 5 tahun (60 bulan)
Masa Sewa (umur ekonomis) : 24 bulan
Waktu Pembelian barang : Setelah bulan ke-
24
Berdasarkan kasus di atas maka beban penyusutan perbulan barang
IMBT adalah:
Penyusutan IMBT per bulan = Biaya Perolehan
Jumlah bulan masa sewa
Penyusutan IMBT per bulan = Rp120.000.000
24
Penyusutan IMBT per bulan = Rp5.000.000
Selanjutnya dengan kebijakan keuntungan sewa 20% dari modal
barang yang disewakan, pendapatan IMBT per bulan adalah sebagai
berikut:
Pendapatan IMBT perbulan=modal penyewaan+ n%modal
penyewaan
= Rp 5.000.000 + (20% x 5.000.000)
= Rp 5.000.000 + 1.000.000
= Rp 6.000.000
Total pdptn IMBT selama masa sewa = 24 x Rp 6.000.000
= Rp 144.000.000
Penjurnalan transaksi IMBT

 Penjurnalan transaksi IMBT pada dasarnya sama dengan


penjurnalan pada transaksi ijarah.
 Perbedaan mendasar hanya terdapat pada konsep
perhitungan penyusutan yang tidak dikaitkan dengan umur
ekonomis melainkan dikaitkan dengan masa sewa
sebagaimana telah dibahas pada sub bab teknis
perhitungan transaksi IMBT.
 Perpindahan hak milik IMBT dapat dilakukan dengan
beberapa alternatif, yaitu melalui :
(1) hadiah,
(2) pembayaran sisa sewa sebelum berakhirnya masa sewa
dan
(3) pembayaran sekedarnya.
Pada perpindahan hak milik sewa dalam IMBT melalui
hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai
beban.
Dalam kasus transaksi IMBT, PT Namira di atas, sekiranya
pada akhir masa sewa (setelah bulan ke-24) dilakukan
pelepasan aset ijarah oleh bank syariah dengan
menghadiahkan aset tersebut kepada PT Namira. Nilai buku
aset di neraca pada bulan ke-24 adalah:

Penyajian di neraca (bulan ke-24)


Aset yang diperoleh untuk Ijarah 120.000.000
Akumulasi penyusutan (120.000.000)
Nilai bersih 0
Jurnal atas transaksi pelepasan dengan menghadiahkan
tersebut adalah sebagai berikut:

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 120.000.000

Kr. Aset yang diperoleh untuk Ijarah 120.000.000


ALhamdulillah

Anda mungkin juga menyukai