Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI SYARIAH

AKAD LAINNYA
Bagian 1

Dr. Taudlikhul Afkar, S.Pd., M.Pd., M.Ak


Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas PGRI Adi BuanaSurabaya
Capaian Pembelajaran
Akuntansi
Syari’ah 01 Memahami, Menjelaskan, dan
Mencatatat Transaksi Wadiah ke
dalam Jurnal
02 Memahami, Menjelaskan, dan
Mencatatat Transaksi Wakalah ke
dalam Jurnal
03 Memahami, Menjelaskan, dan
Mencatatat Transaksi Rahn ke
dalam Jurnal
Topik Pembahasan

WADI’AH WAKALAH RAHN

Akad Wadi’ah Akad Wakalah Akad Rahn


Transaksi titipan Transaksi perwakilan atau mewakili Transaksi Gadai
01

Wadiah Merupakan penitipan barang/uang yang hanya boleh


Amanah disimpan saja atau tidak boleh digunakan. Penerima
titipan tidak bertanggungjawab atas kerusakan
selama bukan kelalaiannya
WADI’AH merupakan Contoh : menitipkan belanja di trmpat penitipan,
simpanan parkir, tabungan, dll
barang/dana kepada
Jenis
pihak lain dengan
Wadi’ah
tujuan keamanan.

02

Wadiah yadh Merupakan penitipan barang/uang yag boleh


dhamanah digunakan atau dimanfaatkan atas seizing dari pemilik
barang/uang tersebut dan menjamin untuk
mengembalikan titipan tersebut secara utuh seperti
sedia kala setiap saat dimana pemilik
menghendakinya.
Contoh : menitipkan sepeda, tabungan, dll
01

An Nisa : 58
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya……..”

Al-Qur’an Al Baqarah : 283


“…..mama, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya), dan hendaklah ia
bertaqwa kepada Allah……”

02
Sumber
HR Abu Dawud dan Al Tirmidzi:
Hukum Al- Hadits Tunaikan amanat itu kepada orang yang memberi amanat kepadamu dan
Wadi’ah jangan kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu

03

Ijma’ Fatwa Dewan Syariah Naional:


Fatwa No 36/DSN-MUI/X/2002 tentang Sertifikat Wadi’ah
01

Pelaku
Pelaku
Muwaddi’ : orang yang menitipkan
Mustawda’ : orang yang menerima titipan

Ketentuan
Sehat secara akal, memahami transaksi titipan, saling bertanggungjawab
02

RUKUN dan Bentuk Objek Akad:


Objek Akad
KETENTUAN Barang dan Uang yang Halal
Milik sendiri

03

Ijab Kabul:
Shigaht
Pengucapan perjanjian titipan keduabelah pihak

Ketentuan
Harus saling rela dan ridha
Perlakuan Akuntansi Wadiah
Pemilik Barang Penyimpan Barang

• Pada saat menitipkan dan membayar • Pada saat menerima titipan dan menerima
pembayaran
Beban Wadiah xx
Kas xx
Kas xx
Pendapatan Wadiah xx
• Jika belum membayar
• Jika belum menerima pembayaran
Beban Wadiah xx
Kas xx
Utang xx
Pendapatan Wadiah xx
• Pada saat mengambil titipan
• Pada saat mengembalikan titipan
Utang xx
Kas xx
Kas xx
Piutang xx
Muwakil Wakil
Pihak yang memiliki kuasa Pihak yang diberi Kuasa

Ketka terjadi pendelegasian kuasa maka Orang yang


mendelegasikan kuasa (muwakil) harus
WAKALAH merupakan akad menyerahkan sejumlah barang/uang sesuai yang
pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak dimaksud kepada wakil (yang diberi kuasa), maka
kepada pihak lain dalam hal-hal yang wakil akan melaksanakan sesuai yang dikuasakan
boleh diwakilkan.
Wakil (agen) boleh menerima komisi (ujrah) dan boleh
tidak menerima komisi (ikhlas). Apabila wakalah
dilakukan dengan imbalan maka disebut Wakalah bil
Ujrah sehingga bersifat mengikat tidak dapat dibatalkan
01

Al Khaf : 19
“…..maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi ke kota dengan
membawa uang perakmu itu……..”

Al-Qur’an Al Isra’ : 34
“…..Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungjawabannya”

02
Sumber
HR Bukhori Muslim:
Hukum Al- Hadits Apabila kamu diberi sesuati tanpa kamu minta, makanlah (terimalah) dan
Wakalah bersedekahlah

03

Ijma’ Fatwa Dewan Syariah Naional:


Fatwa No 10/DSN-MUI/IV/2002 tentang Wakalah
01

Pelaku
Muwakil : orang yang memberi kuasa
Wakil : orang yang diberi kuasa
Pelaku
Ketentuan
Sehat secara akal, memahami transaksi kuasa dalam mewakili, saling
bertanggungjawab, muwakil merupakan pemilik sah terhadap sesuatu yang
diwakilkan

02

RUKUN dan Bentuk Objek Akad (taukil):


Objek Akad
KETENTUAN jasa atau manfaat

Ketentuan :
Objek harus diketahui oleh yang mewakili, dapat diwakilkan menurut syariah,
Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai, kontrak perjanjian dapat
dilaksanakan

Shigaht 03

Ijab Kabul:
Pengucapan perjanjian titipan keduabelah pihak

Ketentuan
Harus saling rela dan ridha
Selesai
Pekerjaan yang diwakilkan
Meninggal
telah selesai dilaksanakan Tidak ada kepemilikan
Selesai apabila salah satu
Orang yang mewakilkan
pihak yang melakukan akad
sudah tidak memiliki status
meninggal
Mundur/putusan sepihak kepemilikan atas susuatu
yang diwakilkan
Pemutusan oleh pihak yang
mewakilkan, atau pihak
wakil yang mengundurkan
diri

Berakhirnya akad
Wakalah
Perlakuan Akuntansi Wadiah
Wakil Muwakil

• Pada saat menerima imbalan • Pada saat membayar ujrah


Kas xx
Beban Wakalah xx
Pendapatan Wakalah xx
• Pada saat membayar beban
Kas xx
Beban Wakalah xx
Kas xx
• Pada saat pendapatan diterima dimuka
Kas xx
Pendapatan Wakalah diterima dimuka xx
• Pada saat mengakui pendapatan akhir periode
Pendapatan Wakalah diterima dimuka xx
Pendapatan Wakalah xx
01
Rahn secara ahrfiah adalah tetap, kekal, dan jaminan. Rahn adalah
menahan barang sebagai jaminan atas pinjaman. Akad Rahn
disebut sebagai perjanjian pinjaman dengan jaminan harta pemilik
atas pinjaman yang diterimanya. Barang jaminan dikembalikan
setelah peminjam melunasi pinjamannya

02
Akad rahn bertujuan agar pemberi pinjaman lebih mempercayai
orang yang meminjam. Pemeliharaan barang gadai jadi
tanggungjawab pemilik barang, namun dapat diserahkan penerima
gadai dengan biaya yang disepakati

03
Apabila jatuh tempo belum mampu melunasi maka barnag gadai
dijual, apabila selisih lebih akan dikembalikan kepada pemilik
barang, apabila kurang maka pemilik barang (peminjam) tetap
harus menambah kekurangan tersebut

04
Barang gadai tidak otomatis menjadi milik penerima gadai sebagai
pengganti piutangnya, hanya berfungsi sebagai jaminan utang

RAHN (GADAI)
01

Al Baqarah : 283
Al-Qur’an “Jika Kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang olehyangberpiutang”

02

HR Al Syafi’I, Al Duraquthni, Ibnu Majah dari Abu Hurairah :


Sumber RAHN Al- Hadits Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik menggadaikannya. Ia
memperoleh manfaat dan menanggung risikonya

03

Ijma’ Fatwa Dewan Syariah Naional:


Fatwa No 25/DSN-MUI/III/2002 tentang RAHN
Fatwa No 26/DSN-MUI/III/2002 tentang RAHN Emas
01

Pelaku
Rahin adalah Pihak yangmenggadaikan
Murtahin adalah pihak penerima gadai

Ketentuan
Kedua belah pihak harus cakap hukup, sehat secara akal, dan sudah baliqh
Pelaku

02

Bentuk Objek Akad :


Barang (Marhun), utang (marhun bih)

RUKUN dan Ketentuan :


Objek Akad
KETENTUAN Barang (marhun)
Dapat dijual dan nilainya seimbang, harus bernilai dan dapat dimanfaatkan,
harus jelas dan dapat ditentukan secara spesifik, tidak terkaitdengan orang lain

Utang (marhun bih)


Nilai utang harus jelas dan jatuhh temponya juga jelas

Shigaht 03

Ijab Kabul:
Pengucapan perjanjian titipan keduabelah pihak

Ketentuan
Harus saling rela dan ridha
Perlakuan Akuntansi Rahn

Murtahin Rahin
• Pada saat menyerahkan uang pinjaman • Pada saat menerima pinjaman
Piutang xx Kas xx
Utang xx
Kas xx
• Pada saat membayar biaya pemeliharaan
• Pada saat menerima biaya pemeliharaan
Beban pemeliharaan xx
Kas xx Kas xx
Pendapatan xx • Pada saat pelunasan pinjaman
• Pada saat mengeluarkan biaya pemelihraan Utang xx
Beban Pemeliharaan xx kas xx
• Pada saat jatuh tempo belum melunasi
Kas xx
Kas xx
• Pada saat pelunasan pinjaman
Akum Penyusutan xx
Kas xx Kerugian xx
Piutang xx Keuntungan xx
• Pada saat jatuh tempo belum melunasi, barang gadai dijual Aset xx
(jika nilainya sama) • Pelunasan utang atas barang yang dijual
Kas xx Utang xx
Piutang xx Kas xx

Anda mungkin juga menyukai