(LANJUTAN 2)
A. Akad Wadiah
Wadiah merupakan simpanan atau dana kepada pihak lain yang
bukan pemiliknya untuk tujuan keamanan, wadiah merupakan
akad penitipan dari pihak ayang mempunyai uang dan/barang
kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapanpun
titipan bisa diambil dan pihak penerima titipan wajib
menyerahkan kembali uang/barang tersebut . Dalam akad wadiah
hendaknya dijelaskan tujuan akad, cara penyimpanan, lama
waktu penitipan dan baiaya yang dibebankan kepada pemilik
barang dan hal-hal yg dianggap penting.
Akad wadiah
Merupakan simapanan (deposit) barang atau dana kepada pihak laik yang
bukan pemiliknya untuk tujuan keamanan. Wadiah adalah akad penitipan dari
pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang menerimatitipan
dengan catatan kapanpun titipan diambil pihak penerimatitipan wajib
menyerahkan kembali uang/barang titipan tersebut dan yang dititipi menjadi
penjamin pengembalian barang titipan. Jenis akad wadiah :
a. Wadiah amanah, yaitu wadiah dimana uang/barang yang dititipkan hanya
boleh disimpan tidak boleh didayagunakan. Si npenerima titipan tidak
bertanggung jawab atas kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada barang
titipan yang bukan diakibatkan oleh kelalaian atau kecerobohan penerima
titipan.
b. Wadiah Yadh dhamamah, wadiah diamana si penerima titipan dapat
memanfaatkan barang tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk
mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat sipemilik
menghendakinya. Hasil dari pemanfaatan barang tersebut tidak wajib
dibagihasilkan dengan pemberi titipan. Namin boleh saja memberi bonus dan
tdk boleh dijanjikan sebelumnya. Misal Tabungan. Giro berjangka dengan akad
wadiah.
Skema akad wadiah
RUKUN WADIAH
c. Pelaku terdiri atas pemilik barang/pihak yang menitip
(muwaddi) dan pihak yang menyimpan (mustawda’)
d. Objeck wadiah berupa barang yang dititipkan
e. Ijab Kabul/serah terima
Akad wakalah
Pelaksanaan
(wakalah)
Sumber hukum
Makful ‘alaih
(pihak yang ditanggung)
Akad tabarru’
Biaya administrasi dalam jumlah terbatas diperkenankan untuk dibebankan kepada si peminjam.
Jika mengalami kerugian bukan karena kelalaian peminjam maka dapat mengurangi jumlah
pinjaman.
Sumber dana qardhul hasan dapat berasal dari berasal dari ekternal atau internal misalnya dari
sumbangan, infak, shadaqoh, denda dan lainya.
Skema qardhul hasan
2
Pemberi 1 Peminjam
Pinjaman
4
2
Bisnis
Hasil Usaha
3
Akad hiwalah (pengalihan)
Penyuplai Pembeli
1
3 5
4 6
Pengambil alih
Akad al-rahn
Pemberi utang
.
3
Pemberi
Penerima Barang barang/peminjam
(murtahin) 2
/rahin
3
Rahn tajlisi
Pengertian Ju’alah :
Jua’alah memiliki banyak arti : jumlah imbalan, membuat,
mensabkan. Menurut fiqih diartikan sebagai suatu
tanggung jawab dalam bentuk janji memberikan hadiah
tertentu secara sukarela terhadap orang yang berhasil
melakukan perbuatan atau memberikan jasa yang belum
pasti dapat dilaksanakan atau dihasilkan sesuai dengan
yang diharapkan. Akad jualah bisa dianalogikan
sayembara, imbalan atau upah atau perlombaan.
Akad jaualah memnurut beberapa ulama hukumnya boleh
(jaiz) tapi menurut madzab Hanafi dan Zhahiri ada juga
yang melarang penggunaan akad ini dalam muamalah
karena bersifat gharar.
Perbedaan antara akad ju”alah dengan upah
bekerja (ijarah dalam tenaga kerja)
Pengertian Infak :
Menurut Bahasa infak adalah membelanjakan, sedangkan menurut
terminologi adalah taat dan patuh kepada Allah SWT. Infak dapat
dilakukan oleh seorang muslim sebagai rasa syukur ketika menerima
rezeki dari Allah SWT dengan jumlah sesuai dengan keridhaan dan
kehendak muslim tersebut. (QS 2:45)
Jenis Infak :
1. Infak Wajib : terdiri dari Zakat dan Nadzar. Nadzar merupakan sumpah
atau janji untuk melakukan sesuatu di masa yang akan datang . Menurut
beberapa ulama nadzar bersifat makruh, namun apabila telah diucapkan
wajib dilaksanakan sepanjang untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Jika nadzar tdk dilaksanakan maka dia terkena denda/kafarat.
2. Infak Sunah ; infak yang dilakukan seorang muslim untuk mencari ridha
Allah SWT, misal menberikan uang, memebri makanan bagi orang yang
terkena bencana.
Shadaqah :
Keterangan :
Setiap 30 sapi zakatnya 1 tabi’i, dan setiap 40 sapi zakatnya 1 musinah
c. Zakat kambing/domba