Anda di halaman 1dari 8

WADI’AH DAN RAHN

Pengertian Wadiah
 Pengertian Wadi’ah
 Wadi’ah berasal dari akar kata Wada’a, yang
sinonimnya Taraka, artinya: meninggalkan. Sesuatu yang
dititipkan oleh seseorang kepada orang lain untuk dijaga
dinamakan wadi’ah, karena sesuatu (barang) tersebut
ditinggalkan disisi orang yang dititipi.

 Secara umum, wadi’ah adalah titipan murni dari pihak
penitip yang mempunyai barang/aset kepada pihak
penyimpan yang diberi amanah/ kepercayaan, baik individu
maupun badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus
dijaga dari kerusakan, kerugian, keamanan, dan
keutuhannya, dan dikembalikan kapan saja penyimpan
menghendaki.
Macam-macam wadi’ah
1. Titipan Wadi’ah yad Amanah
Wadi’ah yad al-amanah yaitu pihak yang menerima titipan tidak boleh
memanfaatkan barang/benda sehingga orang/bank yang dititipi hanya
berfungsi sebagai penjaga barang tanpa memanfaatkannya. Sebagai
konsekuensinya yang menerima titipan dapat saja mensyaratkan adanya
biaya penitipan. Praktik semacam ini dalam perbankan berlaku akad
safe deposit box atau kotak penitipan.

2. Titipan Wadi’ah yad Dhamanah


Wadi’ah yad dhamanah yaitu penitipan barang/uang dimana pihak
penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang
dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung
jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan.
Rukun Wadi’ah
Menurut ulama ahli fiqh imam abu hanafi mengatakan bahwa
rukun wadi’ah hanyalah ijab dan qobul[.Namun menurut
jumhur ulama mengemukakan bahwa rukun wadi’ah ada tiga
yaitu:
1. Orang yang berakad
2. Barang titipan
3. Sighah, ijab dan kobul
Pengertian Rahn
Gadai atau al-rahn ( )‫الرهن‬secara bahasa dapat diartikan
sebagai (al stubut,al habs) yaitu penetapan dan penahanan.
Istilah hukum positif di indonesia rahn adalah apa yang
disebut barang jaminan, agunan, rungguhan, cagar atau
cagaran, dan tanggungan.

Azhar Basyir memaknai rahn (gadai) sebagai perbuatan


menjadikan suatu benda yang bernilai menurut pandangan
syara’ sebagai tanggungan uang, dimana adanya benda yang
menjadi tanggungan itu di seluruh atau sebagian utang dapat di
terima. Dalam hukum adat gadai di artikan sebagai
menyerahkan tanah untuk menerima sejumlah uang secara
tunai, dengan ketentuan si penjual (penggadai) tetap berhak
atas pengembalian tanahnya dengan jalan menebusnya
kembali.
Rukun dan Syarat Gadai (Rahn)
Dalam melaksanakan suatu perikatan terdapat rukun dan
syarat gadai yang harus dipenuhi. Secara bahasa rukun adalah yang
harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan. Sedangkan syarat
adalah ketentuan (peraturan, petunjuk) yang harus dipindahkan
dan dilakukan. Gadai atau pinjaman dengan jaminan benda
memiliki beberapa rukun, antara lain :
1. Akad dan ijab Kabul
2. Aqid, yaitu yang menggadaikan dan yang menerima gadai.
3. Barang yang dijadikan jaminan (borg), syarat pada benda yang
dijadikan jaminan ialah keadaan barang itu tidak rusak sebelum
janji utang harus dibayar.
F. Manfaat Rahn
Manfaat yang dapat di ambil oleh bank dari prinsip ar-rahn
adalah:
1. Menjaga kemungkinan nasabah untuk lalai atau bermain-main
dengan fasilitas pembiayaan yang diberikan.
2. Memberikan keamanan bagi segenap penabung dan pemegang
deposito bahwa dananya tidak akan hilang begitu saja. Jika nasabah
peminjam ingkar janji, ada suatu asset atau barang (marhun) yang
dipegang oleh bank.
3. Jika rahn diterapkan dalam mekanisme pegadaian, maka akan
sangat membantu saudara kita yang kesulitan dana terutama
didaerah-daerah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai