PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan safe deposit box ?
2. Apakah keuntungan dan kegunaan safe deposit box ?
3. Apakah yang di maksud dengan wadi’ah ?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui dan memahami apa itu safe deposit box.
2. Agar mengetahui dan memahami keuntungan serta kegunaan dari safe
deposit box.
3. Agar mengatahui dan memahami apa itu wadi’ah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://en.wikipedia.org/wiki/Safe_deposit_box (di akses l 27 September, pukul 09.30 WIB)
2
Safe deposito box atau pelayanan simpanan aman adalah sarana
penyimpanan barang-barang berharga berupa boks/kotak-kotak kecil yang
didesain sedemikian rupa dan setiap boks memiliki kunci yang istimewa, tahan
api, serta disimpan diruangan yang kuat, sehingga sulit dicuri orang, ditempatkan
dalam ruang khasanah yang kokoh, tahan bongkar dan tahan api untuk
memberikan rasa aman bagi penggunanya. Kondisi ketidakpastian selalu
menambah rasa khawatir, terutama menyangkut keamanan barang-barang yang
tidak ternilai harganya. Dalam menentukan pilihan untuk tempat penyimpanan
yang tepat, tentunya harus memilih tempat yang terpercaya.
Biasanya barang yang disimpan di dalam SDB adalah barang yang bernilai
tinggi dimana pemiliknya merasa tidak aman untuk menyimpannya di rumah.
Pada umumnya biaya asuransi barang yang disimpan di SDB bank relatif lebih
murah.
Simpanan berupa barang tidak boleh disatukan/dicampur dengan simpanan
nasabah lainya. Oleh karna itu, setiap penyimpanan barang-barang harus terpisah
dan disimpan dalam boks yang aman serta dikunci secara baik oleh nasabah
bersangkutan. Dengan demikian, barang-barang berharga yang disimpan para
nasabah di bank akan lebih terjamin keamananya daripada disimpan dirumah.
Akad yang digunakan dalam safe deposit box ini ialah Wadi’ah yad amanah.
B. Pengertian Wadi’ah
Barang titipan dikenal dalam bahasa fiqh dengan al-wadi’ah, menurut
bahasa al-wadi’ah adalah sesuatu yang ditempatkan bukan pada pemiliknya
supaya dijaganya, berarti bahwa al-wadi’ah ialah memberikan. Makna yang kedua
al-wadi’ah dari segi bahasa ialah menerima, seperti seorang berkata “awda’ tuhu”
artinya aku menerima harta tersebut darinya. Secara bahasa al-wadi’ah memiliki
dua makna yaitu memberikan harta untuk dijaganya dan pada penerimaannya.
Menurut Syafii Antonio (1999) adalah titipan murni dari satu pihak
kepihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip mengkehendaki.
3
Menurut Bank Indonesia (1999) adalah akad penitipan barang/uang antara
pihak yang mempunyai barang/uang dengan pihak yang diberi kepercayaan
dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan serta keutuhan barang/uang.
4
pihak penyimpan bertanggung jawab atas segala kerusakan atau
kehilangan yang terjadi pada branag/asset titpan.
Hal ini bahwa pihak penyimpan (custodian) adalah sekaligus
sebagai ‘penjamin’ keamanan barang/asset yang dititipkan. Ini juga berarti
bahwa pihak penyimpan telah mendapatkan izin dari pihak penitip untuk
mempergunakan barang/asset yang dititipkan tersebut untuk aktivitas
perekonomian tertentu, dengan catatan bahwa pihak penyimpan akan
mengembalikan barang/asset yang dititipkan secara utuh pada saat
penyimpan menghendaki. Hal ini sesuai dengan anjuran dalam islam agar
asset selalu diusahakan untuk tujuan produktif (tidak didiamkan saja).
Dengan prinsipnya ini, penyimpan boleh mencampur asset penitip
dengan asset penyimpan atau asset penitip yang lain dan kemudian
digunakan untuk tujuan produktif mencari keuntungan. Pihak penyimpan
berhak atas keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan asset titipan dan
bertanggung jawab penuh atas risiko kerugian yang mungkin timbul.
Selain itu, penyimpan diperbolehkan juga atas kehendak sendiri,
memberikan bonus kepada pemilik asset tanpa akad perjanjian yang
mengikat sebelumnya. Dengan menggunakan prinsip yadh dhamanah,
akad titipan seperti ini biasa disebut wadi’ah yad dhamanah.
5
Dalam Perbankan Syari`ah tanpa salah satu darinya maka proses
Wadi`ah itu tidak berjalan/terjadi/sah. Sesuai dengan pembagian wadi’ah,
maka wadi’ah yad al- amanah, pihak yang menerima titipan tidak boleh
mengunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang ditipkan, tetapi
harus benar-benar menjaganya sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan
dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan. Dengan
demikian si penitip tidak akan mendapatkan keuntungan dari titipannya,
bahkan dia dibebankan memberikan biaya penitipan, sebagai jasa bagi pihak
perbankan.
6
Hadis riwayat „Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-
Khudri, Nabi s.a.w. bersabda : “Barang siapa mempekerjakan pekerja,
beritahukanlah upahnya.”
2
https://blogaanwati.wordpress.com/2014/07/05/apa-itu-save-deposit-bank/ (diakses 27 September 2015,
pukul 09.40 WIB).
7
- Uang setoran jaminan yang mengendap sehingga dapat digunakan untuk
hal-hal lain.
- Pelayanan nasabah yaitu untuk mengenal nasabah akan pelayanan bank
lainnya
3
http://gibran-de-leonardo.blogspot.co.id/2013/05/deposit-box.html (diakses 28 September 2015, pukul
13.00 WIB).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Safe deposito box atau kotak pengemanan simpanan adalah jasa perbankan
yang diberikan untuk memberikan rasa aman atas penyimpanan barang milik
nasabah. Safe deposito box ini terdapat dalam ruangan khusus yang tahan api,
dimana barang-barang nasabah disimpan dalam keadaan terkunci. Nasabah akan
terjamin kerahasiaanya, serta terhindar dari resiko pencurian, kebakaran, maupun
kebanjiran.
Safe deposito box hanya dapat dibuka dengan menggunakan dua jenis
anak kunci yang berbeda, yaitu satu jenis anak kunci (guard key) disimpan oleh
bank, sedangkan anak kunci lainya (master key) disimpan oleh penyewa. Dengan
demikian, tidak akan adapihak mana pun yang dapat membukanya, sehingga
keamanan dan kerahasiaan menjadi terjamin. Setiap penyewa memiliki kartu
anggota, dan proses kunjungan penyewa akan melalui prosedur yang telah
ditentukan. Beberapa ruangan safe deposito box bahkan telah
dilengkapi dengan finger scan untuk menghindari pihak yang tidak
berkepentingan baik dari dalam bank maupun dari luar bank.
9
DAFTAR PUSTAKA
10