Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kotak penyimpanan (safe deposit box) itu biasanya dipergunakan untuk


menyimpan surat-surat berharga, perhiasan, dan akta-akta yang memerlukan
penyimpanan yang aman. Namun, ada barang-barang tertentu yang dilarang untuk
disimpan didalam kotak tersebut. Dalam pelaksanaanya, bank tidak tahu-menahu
apa sebenarnya yang disimpan oleh seorang nasabah dalam kotak tersebut, kecuali
untuk keperluan memaksa, dimana bank ingin memastikan bahwa di dalam kotak
tersebut tidak disimpan barang-barang terlarang. Penyimpanan barang dan surat-
surat berharga baru sah setelah seorang nasabah membayar sewa untuk jangka
waktu tertentu. Membuka kotak penyimpanan (untuk menempatkan atau
mengambil barang dan surat-surat) dapat dilkukan sewaktu-waktu selama jam
kantor yang berlaku pada setiap bank.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan safe deposit box ?
2. Apakah keuntungan dan kegunaan safe deposit box ?
3. Apakah yang di maksud dengan wadi’ah ?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui dan memahami apa itu safe deposit box.
2. Agar mengetahui dan memahami keuntungan serta kegunaan dari safe
deposit box.
3. Agar mengatahui dan memahami apa itu wadi’ah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Safe Deposit Box

A safe deposit box, otherwise known as safety deposit box, is an


individually-secured container, usually held within a larger safe or bank vault.
Safe deposit boxes are generally located in banks, post offices or other
institutions. Safe deposit boxes are used to store valuable possessions, such as
gemstones, precious metals, currency, marketable securities, important documents
such as wills, property deeds, and birth certificates, or computer data storage that
need protection from theft, fire, flood, tampering, or other perils. In the United
States, renting out a safe deposit box in a bank does not mean that the property is
automatically insured. An individual should still purchase insurance for the safe
deposit box in order to cover theft and natural disasters.
In the typical arrangement, a renter pays the bank a fee for the use of the
box, which can be opened only with presentation of an assigned key, the bank's
own guard key, the proper signature, and sometimes a code of some sort. Some
banks additionally use biometric dual-control security to complement the
conventional security procedures. The security measures utilized by many
institutions often make safe deposit boxes a poor repository for wills, powers of
attorney and other estate planning documents if the owner has not authorized
additional signatories on the account.
Many hotels, resorts and cruise ships also offer safe deposit boxes or small
safes to their patrons, for temporary use during their stay. These facilities may be
located behind the reception desk, or securely anchored within private guest
rooms for privacy.
The contents of safe deposit boxes may be seized under the legal theory of
abandoned property.1

1
https://en.wikipedia.org/wiki/Safe_deposit_box (di akses l 27 September, pukul 09.30 WIB)

2
Safe deposito box atau pelayanan simpanan aman adalah sarana
penyimpanan barang-barang berharga berupa boks/kotak-kotak kecil yang
didesain sedemikian rupa dan setiap boks memiliki kunci yang istimewa, tahan
api, serta disimpan diruangan yang kuat, sehingga sulit dicuri orang, ditempatkan
dalam ruang khasanah yang kokoh, tahan bongkar dan tahan api untuk
memberikan rasa aman bagi penggunanya. Kondisi ketidakpastian selalu
menambah rasa khawatir, terutama menyangkut keamanan barang-barang yang
tidak ternilai harganya. Dalam menentukan pilihan untuk tempat penyimpanan
yang tepat, tentunya harus memilih tempat yang terpercaya.
Biasanya barang yang disimpan di dalam SDB adalah barang yang bernilai
tinggi dimana pemiliknya merasa tidak aman untuk menyimpannya di rumah.
Pada umumnya biaya asuransi barang yang disimpan di SDB bank relatif lebih
murah.
Simpanan berupa barang tidak boleh disatukan/dicampur dengan simpanan
nasabah lainya. Oleh karna itu, setiap penyimpanan barang-barang harus terpisah
dan disimpan dalam boks yang aman serta dikunci secara baik oleh nasabah
bersangkutan. Dengan demikian, barang-barang berharga yang disimpan para
nasabah di bank akan lebih terjamin keamananya daripada disimpan dirumah.
Akad yang digunakan dalam safe deposit box ini ialah Wadi’ah yad amanah.

B. Pengertian Wadi’ah
Barang titipan dikenal dalam bahasa fiqh dengan al-wadi’ah, menurut
bahasa al-wadi’ah adalah sesuatu yang ditempatkan bukan pada pemiliknya
supaya dijaganya, berarti bahwa al-wadi’ah ialah memberikan. Makna yang kedua
al-wadi’ah dari segi bahasa ialah menerima, seperti seorang berkata “awda’ tuhu”
artinya aku menerima harta tersebut darinya. Secara bahasa al-wadi’ah memiliki
dua makna yaitu memberikan harta untuk dijaganya dan pada penerimaannya.
Menurut Syafii Antonio (1999) adalah titipan murni dari satu pihak
kepihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip mengkehendaki.

3
Menurut Bank Indonesia (1999) adalah akad penitipan barang/uang antara
pihak yang mempunyai barang/uang dengan pihak yang diberi kepercayaan
dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan serta keutuhan barang/uang.

1. Wadi’ah yad Amanah


Secara umum wadi’ah adalah titipan murni dari pihak penitip
(muwadd’i) yang mempunyai barang atau asset kepada pihak penyimpan
(mustawda’) yang diberi amanah atau kepercayaan, baik individu maupun
badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus dijaga dan kerusakan,
kerugian, keamanan, dan keutuhannya, dan dikembalikan kapan saja
penyimpan menghendaki.
Barang atau asset yang dititipkan adalah sesuatu yang berharga
yang dapat berupa uang, barang, dokumen, surat berharga, atau barang
berharga lainnya. Dalam konteks ini, pada dasarnya pihak penyimpan
sebagai penerima kepercayaan adalah yad al-amanah ‘tangan amanah’
yang berarti bahwa itu tidak diharuskan bertanggung jawab jika sewaktu
dalam penitipan terjadi kehilangan atau kerusakan pada barang atau asset
titipan, selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang
bersangkutan dalam memelihara barang atau asset titipan. Biaya penitipan
boleh dibebankan kepada pihak penitip sebagai kompensasi atas tanggung
jawab pemeliharaan.
Dengan prinsip ini, pihak penyimpan tidak boleh menggunakan
atau memanfaatkan barang atau asset yang dititipkan, melainkan hanya
menjaganya. Selain itu, barang/asset yang dititipkan tidak boleh
dicampuradukkan dengan barang/asset lain, melainkan harus dipisahkan
untuk masing-masing barang/asset penitip. Karena menggunakan prinsip
yad al-amanah, akad titipan seperti ini biasa disebut wadi’ah yad amanah.

2. Wadi’ah yad Dhamanah


Dari prinsip yad al-amanah ‘tangan amanah’, kemudian
berkembang prinsip yad dhamanah ‘tangan penanggung’ yang berarti

4
pihak penyimpan bertanggung jawab atas segala kerusakan atau
kehilangan yang terjadi pada branag/asset titpan.
Hal ini bahwa pihak penyimpan (custodian) adalah sekaligus
sebagai ‘penjamin’ keamanan barang/asset yang dititipkan. Ini juga berarti
bahwa pihak penyimpan telah mendapatkan izin dari pihak penitip untuk
mempergunakan barang/asset yang dititipkan tersebut untuk aktivitas
perekonomian tertentu, dengan catatan bahwa pihak penyimpan akan
mengembalikan barang/asset yang dititipkan secara utuh pada saat
penyimpan menghendaki. Hal ini sesuai dengan anjuran dalam islam agar
asset selalu diusahakan untuk tujuan produktif (tidak didiamkan saja).
Dengan prinsipnya ini, penyimpan boleh mencampur asset penitip
dengan asset penyimpan atau asset penitip yang lain dan kemudian
digunakan untuk tujuan produktif mencari keuntungan. Pihak penyimpan
berhak atas keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan asset titipan dan
bertanggung jawab penuh atas risiko kerugian yang mungkin timbul.
Selain itu, penyimpan diperbolehkan juga atas kehendak sendiri,
memberikan bonus kepada pemilik asset tanpa akad perjanjian yang
mengikat sebelumnya. Dengan menggunakan prinsip yadh dhamanah,
akad titipan seperti ini biasa disebut wadi’ah yad dhamanah.

3. Rukun dan Syarat al-Wadi’ah


a. Barang atau uang yang dititipkan, syarat barang yang dititipkan adalah
barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut
syara’.
b. Orang yang menitipkan dan yang menerima titipan, disyaratkan
bagi penitip dan penerima titipan sudah baligh, berakal, serta
syarat-syarat lain yang sesuai dengan syarat-syarat berwakil.
c. Shigat ijab dan Kabul al-wadi’ah, disyaratkan pada ijab Kabul ini
dimengerti oleh kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun
dengan samar.

5
Dalam Perbankan Syari`ah tanpa salah satu darinya maka proses
Wadi`ah itu tidak berjalan/terjadi/sah. Sesuai dengan pembagian wadi’ah,
maka wadi’ah yad al- amanah, pihak yang menerima titipan tidak boleh
mengunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang ditipkan, tetapi
harus benar-benar menjaganya sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan
dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan. Dengan
demikian si penitip tidak akan mendapatkan keuntungan dari titipannya,
bahkan dia dibebankan memberikan biaya penitipan, sebagai jasa bagi pihak
perbankan.

C. Landasan Hukum Safe Deposit Box

 FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL Nomor: 24/DSN-


MUI/III/2002 Menetapkan :
1. Berdasarkan sifat dan karakternya, Safe Deposit Box (SDB) dilakukan
dengan menggunakan akad Ijarah (sewa).
2. Rukun dan syarat Ijarah dalam praktek SDB merujuk pada fatwa DSN
No.9/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah
3. Barang-barang yang dapat disimpan dalam SDB adalah barang yang
berharga yang tidak diharamkan dan tidak dilarang oleh negara.
4. Besar biaya sewa ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
5. Hak dan kewajiban pemberi sewa dan penyewa ditentukan berdasarkan
kesepakatan sepanjang tidak bertentangan dengan rukun dan syarat Ijarah.

 Firman Allah, QS. al-Baqarah [2]: 233


“... dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha
melihat apa yang kamu kerjakan.
 Hadis Nabi riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
"Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering."

6
 Hadis riwayat „Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-
Khudri, Nabi s.a.w. bersabda : “Barang siapa mempekerjakan pekerja,
beritahukanlah upahnya.”

D. Keuntungan Safe Deposito Box

Keuntungan Safe Deposit Box Bagi Nasabah :


1. Aman. Menjamin kerahasihaan barang-barang yang disimpan (dokumen
dan sebagainya), karena pihak bank tidak perlu tau isi Safe Deposit Box
selama tidak melanggar peraturan yang telah ditentukan sebelumnya.
Ruang penyimpanan yang kokoh dilengkapi dengan sistem keamanan
terus menerus selama 24 jam. Untuk membukanya diperlukan kunci dari
penyewa dan kunci dari bank.
2. Barang-barang berharga yang dimiliki masyarakat semakin banyak, jadi
diperlukan sarana penyimpanan yang lebih aman. Penyimpanan barang-
barang berharga itu lebih aman apabila disimpan dalam safe deposito box
suatu bank.
3. Fleksibel. Tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan
penyewa baik bagi penyewa perorangan maupun badan. Penyimpan
barang dapat sewaktu-waktu mengambil atau menyimpan barangnya
selama masa berlakunya sewa kontrak safe deposito box asalkan sesuai
dengan peraturan
4. Mudah. Persyaratan sewa cukup dengan membuka tabungan atau giro (ada
bank yang tidak mensyaratkan hal tersebut, namun mengenakan tarif yang
berbeda).2

Keuntungan Safe Deposit Box Bagi Bank :


- Biaya sewa.

2
https://blogaanwati.wordpress.com/2014/07/05/apa-itu-save-deposit-bank/ (diakses 27 September 2015,
pukul 09.40 WIB).

7
- Uang setoran jaminan yang mengendap sehingga dapat digunakan untuk
hal-hal lain.
- Pelayanan nasabah yaitu untuk mengenal nasabah akan pelayanan bank
lainnya

E. Kegunaan Safe Deposit Box


1. Untuk menyimpan surat-surat berharga dan surat-surat penting seperti
sertifikat-sertifikat, saham, obligasi, surat perjanjian, akte kelahiran, ijazah, dan
lain-lain.
2. Untuk menyimpan benda-benda berharga seperti emas, berlian, mutiara,
intan, dan lain-lain.

 Barang-barang Yang Dilarang Disimpan Dalam Safe Deposit Box :


1. Narkotik dan sejenisnya
2. Bahan yang mudah meledak

F. Pengamanan Safe Deposit Box


1. Pengontrak Safe deposito Box harus dilakukan secara selektif.
2. Perjanjian kontrak safe deposito box harus jelas dan mengikat.
3. Penyimpanan dan pengambilan barang yang disimpan harus dalam
ruangan safe deposito box. Safe deposito box dan ruanganya harus didesain
sedemikian rupa sehingga kuat dan aman.
4. Master key dan kunci boks harus yang baik dan sulit dipalsukan.
5. Master key dipegang oleh karyawan bank, sedang kunci boks dipegang oleh
nasabahnya.
6. Ruangan safe deposito box hanya dapat dimasuki petugas bank dan para
nasabah.
7. Master key harus disimpan dengan baik dikantor bank yang bersangkutan.3

3
http://gibran-de-leonardo.blogspot.co.id/2013/05/deposit-box.html (diakses 28 September 2015, pukul
13.00 WIB).

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Safe deposito box atau kotak pengemanan simpanan adalah jasa perbankan
yang diberikan untuk memberikan rasa aman atas penyimpanan barang milik
nasabah. Safe deposito box ini terdapat dalam ruangan khusus yang tahan api,
dimana barang-barang nasabah disimpan dalam keadaan terkunci. Nasabah akan
terjamin kerahasiaanya, serta terhindar dari resiko pencurian, kebakaran, maupun
kebanjiran.
Safe deposito box hanya dapat dibuka dengan menggunakan dua jenis
anak kunci yang berbeda, yaitu satu jenis anak kunci (guard key) disimpan oleh
bank, sedangkan anak kunci lainya (master key) disimpan oleh penyewa. Dengan
demikian, tidak akan adapihak mana pun yang dapat membukanya, sehingga
keamanan dan kerahasiaan menjadi terjamin. Setiap penyewa memiliki kartu
anggota, dan proses kunjungan penyewa akan melalui prosedur yang telah
ditentukan. Beberapa ruangan safe deposito box bahkan telah
dilengkapi dengan finger scan untuk menghindari pihak yang tidak
berkepentingan baik dari dalam bank maupun dari luar bank.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ascaraya. 2008. Akad & Produk Bank Syariah, Jakarta: RajaGrafindo


Persada.
Susanto Burhanuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah Indonesia,
Yogyakarta: UII Yogyakarta Press.
Suhendi Hendi. 2010. Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Press.

10

Anda mungkin juga menyukai