(RAHN)
Kelompok:
Purwati (16.0102.0165)
Regita Priscillia F (16.0102.0166)
Rizky Tsani P (16.0102.0168)
Pegadaian Syariah (Rahn)
Secara Etimologis
Pengertian rahn adalah tetap dan lama, sedangkan al-habsu berarti
penahanan terhadap suatu barang tersebut
Sabiq (1987)
Rahn adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut
pandangan syara’ sebagai jaminan hutang, hingga orang yang
bersangkutan boleh mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu
Dasar Hukum Gadai Syariah
Al-Qur’an
As Sunnah
Ijtihad
Rukun Akad Gadai Syariah
Murtahin Rahim
Akad Rahn
Rahn Tajlisi
Tahun 2008 MUI
mengeluarkan fatwa
As-Sunah
• “Dari Aisyah r.a bahwa Rasulullah pernah membeli
makanan dengan berutang dari seorang Yahudi dan
Nabi menggadaikan sebuah baju besi kepadanya.”
(HR Bukhari, Nasa;I dan Ibnu Majah)
Rukun dan Ketentuan Syariah
• Rukun :
1. Pelaku (pihak yang menggadaikan /rahin dan pihak yang menerima
gadai / murtahin)
2. Objek akad berupa barang yang digadaikan (marhun) dan utang
(marhun bih)
3. Ijab qabul / serah terima
• Ketentuan :
1. Pelaku harus cakap hukum dan baligh
2. Objek yang digadaikan berupa barang yang dapat dijual, nilainya
seimbang, bernilai, dapat dimanfaatkan, jelas, dapat ditentukan secara
spesifik, tidak terkait kepemilikan orang lain
3. Ijab Qabul
Perlakuan Akuntansi Rahn
• Bagi pihak yang menerima gadai (Murtahin)
Saat menyerahkan uang pinjaman
Dr. Piutang
Cr Kas