Anda di halaman 1dari 34

PEGADAIAN, DISUSUN OLEH

LEASING, DAN Nama : Nurul Hidayah


Nim : 210711010040

ASURANSI
Dosen Pengajar :
Dr. Theodorus H.W. Lumonon S.H, M.Hum
01
PEGADAIAN
PENGERTIAN PEGADAIAN

Pegadaian adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa peminjaman
uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya. Nasabah yang ingin mendapatkan uang
pinjaman harus menggadaikan barang sebagai jaminan. Baru kemudian pihak pegadaian memberikan
pinjaman uang yang sebanding dengan nilai jaminan barangnya..

Adapun Pengertian gadai dan perusahaan umum pegadaian di Indonesia yaitu:

Gadai, menurut Kitab Undang – Undang Hukum Perdata pasal 1150 adalah hak yang diperoleh seorang
yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Sedangkan Perusahaan umum pegadaian adalah
satu –satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan
lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kemasyarakat atas dasar hukum
gadai.
TUJUAN PEGADAIAN

01 02
Turut melaksanakan dan menunjang Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap,
pelaksanaan kebijakan dan program riba dan pinjaman tidak wajar lainnya.
pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya
melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar
hukum gadai.
LANJUTAN…

Agar tercapai apa yang menjadi tujuannya, pegadaian perlu melakukan upaya
strategis, yaitu:

1. Melakukan penelitian melalui lembaga keuangan (formal atau informal) yang melakukan
praktik pelepasan uang, mempunyai tujuan dan misi yang sama dengan pegadaian.

2. Reorentasi pasar
Dalam mengembangkan sayap usahanya perlu melakukan reorentasi, karena pegadaian
berkonsentrasi pada daerah perkotaan, namun dalam perwujudannya tet ap berpegang pada
prinsip efisien.
KEGIATAN PEGADAIAN

1. Penghimpun Dana

Dana yang diperlukan oleh perum pegadaian untuk melakukan kegiatan


usahanya berasal dari :
a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan.
b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya
c. Penerbitan obligasi
d. Modal sendiri
LANJUTAN…

2. Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan
usaha perum pegadaian. Dana tersebut digunakan untuk hal – hal sebagai berikut:
a. Uang kas dan likuid lain
b. Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan intentaris
c. Pendanaan kegiatan operasional
d. Penyaluran dana
e. Investasi lain
3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian
Produk dan jasa yang ditawarkan perum pegadaian kepada masyarakat meliputi sbb:
a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
b. Penaksiran nilai barang
c. Penitipan barang
d. Jasa lain

Portal PERUM pegadaian (2005-2009), menjelaskan bahwa produk dan layanan pegadaian sbb:
a. Kredit Cepat Aman (KCA)
b. Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI)
c. Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA)
d. Gadai Syariah (AR-RAHN)
e. Jasa Taksiran
f. Jasa Titipan
g. KRISTA
h. AR-RAHN Untuk Usaha Mikro Kecil (ARRUM)
i. MULIA
j. Kiriman Uang Cara Instan, Cepat, Dan Aman (KUCICA)
PROSES PINJAMAN ATAS DASAR HUKUM GADAI

1. Barang Yang Dapat Dan Tidak Dapat Digadaikan


Barang yang dapat digadaikan meliputi :
a. Barang Perhiasan
b. Kendaraan
c. Barang elektronik
d. Barang rumah tangga
e. Mesin – mesin
f. Tekstil
g. Barang lain yang dianggap bernilai oleh perum pegadaian
LANJUTAN…

Adapun barang yang tidak dapat digadaikan meliputi :


a. Binatang ternak
b. Hasil bumi
c. Barang dagangan dalam jumlah besar
d. Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
e. Barang yang amat kotor
f. Kendaraan sangat besar
g. Barang – barang seni yang sulit ditaksir
h. Barang yang sangat mudah terbakar
i. Senjata api, amunisi, dan mesin
j. Barang yang disewabelikan
k. Barang milik pemerintah
l. Barang illegal
Lanjutan…

2. Penaksiran

Mengingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai barang yang akan
digadaikan, maka barang yang akan diterima dari calon peminjam terlebih dahulu
harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir.

Pedoman dasar penaksiran telah ditentukan oleh perum. Pegadaian agar penaksiran atas
suatu barang dapat sesuai dengan nilai yang sebenarnya. Pedoman penaksiran yang
dikelompokan atas dasar jenis barang adalah sebagai berikut :
LANJUTAN…

a. Barang Kantong b. Barang Gudang


1. Emas 1. Mobil
2. Permata 2. Mesin
3. Barang Elektronik
4. Tekstil
5. Dan lain- lain
LANJUTAN…

3. Pemberian pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya pinjaman yang diberikan. Setelah nilai
taksir ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Pemberian uang
pinjaman kepada nasabah dilakukan oleh kasir tanpa ada potongan biaya selain untuk premi asuransi.

a. Pelunasan
Sesuai dengan syarat yang telah ditenukan pada waktu pemberian pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban
melakukan pelunasan pinjaman yang telah diterima.

b. Pelelangan
Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan dilakukan melalui perum pegadaian pada saat
yang telah ditentukan dimuka. Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi seluruh
kewajiban nasabah kepada perum pegadaian yang terdiri dari :
1. Pokok pinjaman
2. Sewa modal atau barang
3. Biaya lelang
MANFAAT PEGADAIAN
1. Bagi Nasabah

Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari perum
pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relative lebih
sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan
dengan kredit perbankan. Maka nasabah juga dapat memperoleh manfaat berupa:

a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau instusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
2. Bagi Perum pegadaian

Manfaat yang diharapkan dari perum pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada
nasabahnya adalah :
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana.
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa
tertentu dari perum pegadaian.
c. Pelaksanaan dari misi perum pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang
memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatife sederhana .
02
LEASING
(Sewa Guna Usaha)
PENGERTIAN LEASING

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 November


1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha. Sewa guna usaha adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara guna usaha dengan hak
opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk
digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala.

Sewa guna usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Objek
sewa guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga
berdasarkan nilai sisa.
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
LEASING

01 02 03 04
LESSOR LESSEE SUPPLIER BANK
TEKNIK-TEKNIK PEMBIAYAAN
LEASING

Finance Lease Operating Lease

Teknik pembiayaan menurut finance lease


Dalam leasing bentuk ini, lessor sengaja
ini, perusahaan leasing sebagai lessor
membeli barang modal dan selanjutnya di-
adalah pihak yang membiayai penyediaan
lease-kan. Operating lease atau kadang-
barang modal, finace lease atau kadang-
kadang juga disebut dengan sewa guna
kadang pula disebut full-pay out leasing
usaha biasa adalah suatu perjanjian kontrak
adalah suatu bentuk pembiayaan dengan
antara lessor dengan lessee .
cara kontrak antara lessor dengan lessee.
Lanjutan

01 02 03
Direct Financial
Sale and Lease Back Leveraged Lease
Lease

04 05 06
Syndicated Lease Cross Border Lease Vendor Program
PERBEDAAN PEMBIAYAAN LEASING DENGAN PEMBIAYAAN
LAINNYA
KELEBIHAN LEASING SEBAGAI SUMBER
PEMBIAYAAN

● Pembiayaan ● Perlindungan Akibat Kemajuan


● Lebih Fleksibel Teknologi
● Sumber Pembiayaan sAlternatif ● Sumber Pelunasan Kewajiban
● Kapitalisasi Biaya
● Off Balance Sheet ● Risiko Keusangan
● Arus Dana ● Kemudahan Penyusutan Anggaran
● Proteksi ● Pembiayaan Proyek Skala Besar
● Perlindungan Akibat Kemajuan ● Meningkatkan Debt Capacity
Teknologi
03
ASURANSI
PENGERTIAN ASURANSI

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2014 tentang perasuransian, Asuransi
adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar
bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:

a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan,
biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti;
atau

b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang
didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau
didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Lanjutan..

Sedangkan menurut pasal 46 Kitab Undang- Undang Hukum


Dagang, pengertian asuransi atau pertanggungan adalah
suatu persetujuan (perjanjian) dengan mana seseorang
penanggung mengikat dirinya kepada seseorang tertanggung
dengan menerima suatu premi untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu .
B. MANFAAT ASURANSI

01 02 03
Polis Asuransi Dapat
Rasa Aman Dan Pendistribusian Biaya Dan
Dijadikan Jaminan Untuk
Perlindungan Manfaat Yang Lebih Adil
Memperoleh Kredit

04 05 06
Berfungsi Sebagai
Alat Penyebaran Resiko Membantu Meningkatkan
Tabungan Dan Sumber
Kegiatan Usaha
Pendapatan
RISIKO KETIDAKPASTIAN

01 03

Risiko
Risiko Murni
Individu
02

Risiko
Spekulatif
Lanjutan…

Cara-cara Menangani Risiko

01 02 03 04 05
Risk Risk Risk Risk Risk
Avoidance Reduction Retention Sharing Transfering
PRINSIP ASURANSI

Insurable
Interest Kontribusi

Utmost Good
Subrogation
Faith

Proximate
Idemnity
Cause
POLIS ASURANSI
Polis asuransi adalah bukti atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi pejanjian antara kedua belah pihak
memiliki kekuatan hukum sehingga pihak tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak
penanggung akan mengganti kerugian yang mungkin dialami oleh tertanggung akibat
peristiwa yang tidak terduga.
Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Nomor polis
b) Nama dan alamat tertanggung
c) Uraian risiko
d) Jumlah pertanggungan
e) Jangka waktu pertanggungan
f) Besar premi, bea materai dan lain-lain
g) Bahaya-bahaya yang yang dijaminkan
h) Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor
polisi, nomor rangka dan nomor mesin kendaraan
PREMI ASURANSI

Premi Asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak


penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu
secara periodik.

Jumlah premi sangat tergantung pada faktor-faktor yang


menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai
pertanggungan. Selain itu pihak penanggung biasanya juga nilai
waktu uang yang dibayarkan oleh pihak tertanggung. Jangka waktu
pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah
diituangkan dalam polis asuransi. Jangka waktu pembayaran dapat
bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan.
PENGGOLONGAN ASURANSI

Menurut Sifat Pelaksanaannya: Menurut Jenis Usaha Perasuransian:


a. Asuransi sukarela a. Usaha asuransi
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara 1).Asuransi Kerugian (nonlife insurance)
sukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran akan 2).Asuransi Jiwa (life insurance)
kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas sesuatu
3).Reasuransi
yang dipertanggungan tersebut.

b. Asuransi wajib b. Usaha penunjang


Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan 1).Pialang asuransi
pihak-pihak terkait yang pelaksanaannya dilakukan 2).Pialang reasuransi
berdasarkan perundang-undangan yang ditetapkan oleh 3).Penilai kerugian asuransi
pemerintah. 4).Konsultan aktuaria
5).Agen asuransi
DAFTAR PUSTAKA

Wulansari Retno, 2017, ‘PEMAKNAAN PRINSIP KEPENTINGAN DALAM HUKUM ASURANSI DI


INDONESIA’, Jurnal Panorama Hukum, Vol.2 No.1, Hh 1-8.
Santoso Clairene, 2013, ‘PERTUKARAN MODAL KERJA DAN PERTUKARAN PIUTANG
PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT PEGADAIAN (PERSERO), Vol.1 No.4
Hal.1581-1590.
Agung Gusti, 2014, ‘BEBERAPA ASPEK HUKUM DALAM PERJANJIAN LEASING (SEWA GUNA
USAHA)’, Vol.8 No.1, Hh 2-9.
Perundang- Undangan:
- Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
- Kitab Undang- Undang Hukum Dagang (Wetboek Van Koophandel)
- Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2014 tentang perasuransian,
- Keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan
Sewa Guna Usaha.
THANK
YOU
THANK THANK
YOU YOU

Anda mungkin juga menyukai