Anda di halaman 1dari 6

NAMA : INTAN KHAERUN NISA

NIM : 049449844

NAMA MATA KULIAH : BANK & LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

KODE MATA KULIAH : EKSI4205

TUGAS :2

JAWABAN

1. Pembiayaan investasi adalah jenis pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan pembiayaan
kepada perorangan atau non-perorangan untuk mendukung investasi dalam aset berjangka
panjang, seperti pembelian peralatan, mesin, kendaraan, atau proyek-proyek besar. Untuk
menerapkan ketentuan operasional pembiayaan investasi, berikut adalah langkah-langkahnya:

 Penilaian Kredit: Pertama, perusahaan pembiayaan harus melakukan penilaian kredit


terhadap pihak yang mengajukan pembiayaan investasi. Ini melibatkan pemeriksaan latar
belakang, kapasitas pembayaran, dan riwayat kredit calon peminjam.

 Penyusunan Perjanjian: Setelah penilaian kredit berhasil, perusahaan pembiayaan dan


peminjam harus menyusun perjanjian pembiayaan yang mencakup detail seperti jumlah
pinjaman, suku bunga, jangka waktu, dan syarat-syarat lainnya.

 Pencairan Dana: Setelah perjanjian ditandatangani, dana pinjaman akan dicairkan untuk
mendukung investasi yang diinginkan oleh peminjam. Perusahaan pembiayaan harus
memastikan bahwa dana tersebut digunakan sesuai dengan tujuan investasi yang
disetujui.

 Monitoring: Selama masa pinjaman, perusahaan pembiayaan harus melakukan


pemantauan secara berkala terhadap pelaksanaan investasi dan pembayaran pinjaman. Ini
mencakup memeriksa apakah aset yang dibiayai berfungsi dengan baik dan apakah
pembayaran dilakukan sesuai jadwal.

 Penagihan: Jika peminjam gagal membayar pinjaman sesuai jadwal, perusahaan


pembiayaan perlu mengambil tindakan penagihan yang sesuai dengan ketentuan
perjanjian. Ini bisa mencakup pemutusan aset atau tindakan hukum lainnya.

 Pengelolaan Risiko: Perusahaan pembiayaan juga perlu mengelola risiko yang terkait
dengan pembiayaan investasi, termasuk risiko kredit, risiko operasional, dan risiko
lainnya.
 Pelaporan: Perusahaan pembiayaan harus menjalankan pelaporan yang diperlukan kepada
regulator dan pihak terkait, termasuk pelaporan keuangan dan kepatuhan.

 Kepatuhan Hukum: Pastikan bahwa semua tindakan yang diambil sesuai dengan
peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku dalam industri pembiayaan.

Penerapan ketentuan operasional pembiayaan investasi sangat penting untuk memastikan


transaksi pembiayaan berjalan lancar dan sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan yang

sehat serta peraturan yang berlaku. Selain itu, penting juga untuk memastikan
perlindungan terhadap hak dan kewajiban kedua belah pihak, yaitu perusahaan
pembiayaan dan peminjam.

2. Leasing memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan oleh penyewa
guna usaha (lessee). Berikut adalah beberapa aspek utama:

 Kelebihan Leasing:

Pembiayaan Fleksibel: Leasing memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses ke


barang modal tanpa investasi modal awal yang besar. Ini dapat membantu perusahaan
untuk mengalokasikan sumber daya ke area lain yang lebih strategis.

Kemudahan Perolehan Barang Modal: Proses perolehan barang modal melalui leasing
seringkali lebih cepat dan mudah daripada membeli secara langsung. Ini dapat
mengurangi waktu tunggu dan memungkinkan perusahaan untuk segera menggunakan
aset tersebut.

Pemeliharaan dan Penyelenggaraan: Pada beberapa jenis leasing, penyewa mungkin tidak
perlu khawatir tentang pemeliharaan atau perbaikan aset, karena ini bisa menjadi
tanggung jawab lessor (pemberi leasing).

Manajemen Risiko Nilai Aset: Pada beberapa bentuk leasing, risiko penurunan nilai aset
dapat ditanggung oleh lessor, bukan penyewa.

 Kelemahan Leasing:

Biaya Lebih Tinggi: Dalam jangka panjang, biaya leasing dapat lebih tinggi daripada
membeli aset secara langsung. Ini karena penyewa membayar biaya bunga dan
keuntungan lessor.

Keterbatasan Kendali: Penyewa mungkin memiliki keterbatasan dalam mengendalikan


aset yang mereka sewa, terutama dalam hal modifikasi atau peningkatan.

Kewajiban Pembayaran Tetap: Leasing melibatkan pembayaran tetap, yang harus


dibayarkan oleh penyewa terlepas dari kinerja bisnis mereka. Ini bisa menjadi beban
keuangan dalam situasi keuangan yang sulit.
Opsi Pembelian: Dalam finance lease, penyewa memiliki kewajiban untuk membeli aset
pada akhir masa sewa jika mereka ingin mempertahankan aset tersebut. Ini bisa menjadi
kewajiban tambahan yang perlu dipertimbangkan.

Keputusan untuk menggunakan leasing atau membeli aset harus dipertimbangkan dengan
cermat sesuai dengan situasi keuangan dan strategi bisnis perusahaan. Leasing mungkin
cocok untuk perusahaan yang membutuhkan fleksibilitas atau tidak memiliki modal awal
yang besar, sementara pembelian aset dapat menguntungkan dalam jangka panjang jika
dikelola dengan baik.

3. Pembiayaan modal ventura dapat diterapkan baik dalam bentuk konvensional maupun
berdasarkan prinsip syariah. Berikut penjelasan singkat tentang menerapkan kegiatan perusahaan
modal ventura dalam kedua konteks ini:

 Modal Ventura Konvensional:

-Penyertaan Modal: Perusahaan modal ventura konvensional akan menginvestasikan dana dalam
bentuk modal ekuitas ke dalam usaha pasangan atau debitur yang membutuhkan pembiayaan. Ini
biasanya menghasilkan kepemilikan saham atau bagian kepemilikan dalam bisnis tersebut.

-Perjanjian Investasi: Terdapat perjanjian investasi yang ditetapkan antara perusahaan modal
ventura dan usaha pasangan atau debitur. Perjanjian ini akan mencakup aspek-aspek seperti
besarnya investasi, persentase kepemilikan, dan peran serta pengambilan keputusan.

-Manajemen Bersama: Perusahaan modal ventura dapat ikut serta dalam manajemen dan
pengambilan keputusan bisnis. Mereka sering memberikan pengawasan dan nasihat kepada usaha
pasangan atau debitur untuk memastikan kesuksesan bisnis.

-Bagian dari Keuntungan dan Kerugian: Perusahaan modal ventura berbagi dalam keuntungan
dan kerugian yang dihasilkan oleh bisnis tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan mereka.

 Modal Ventura Berbasis Syariah:

-Penyertaan Modal yang Sesuai Syariah: Dalam modal ventura berdasarkan prinsip syariah,
penyertaan modal harus mematuhi prinsip-prinsip syariah, termasuk larangan bunga (riba) dan
larangan bisnis yang diharamkan (misalnya alkohol dan judi).

-Perjanjian Syariah: Terdapat perjanjian syariah yang menentukan prinsip-prinsip investasi yang
sah menurut hukum syariah. Perjanjian ini juga dapat mencakup mekanisme distribusi
keuntungan dan kerugian sesuai dengan prinsip syariah.

-Transparansi dan Akuntabilitas: Modal ventura syariah harus menjaga tingkat transparansi dan
akuntabilitas yang tinggi dalam operasinya, serta memastikan bahwa bisnis yang didukung sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.

-Pemantauan Syariah: Dalam modal ventura syariah, terdapat pemantauan syariah yang aktif
untuk memastikan bahwa bisnis yang didukung tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Saat menerapkan modal ventura, baik dalam konteks konvensional maupun syariah, penting
untuk memahami peraturan dan aturan yang berlaku, serta memastikan bahwa perjanjian investasi
dan operasi usaha sesuai dengan hukum dan prinsip yang relevan. Pengacara atau konsultan yang
berpengalaman dalam bidang modal ventura dapat membantu dalam menyusun perjanjian dan
memastikan pematuhan hukum yang berlaku.

4. Mekanisme transaksi dalam anjak piutang melibatkan beberapa langkah utama:

-Identifikasi Piutang: Klien, yang merupakan pemilik piutang jangka pendek dari transaksi
perdagangan, mengidentifikasi piutang yang ingin dia jual atau gadaikan kepada badan usaha
yang melakukan anjak piutang.

-Penilaian Piutang: Badan usaha anjak piutang akan menilai piutang tersebut, termasuk
kreditworthiness pihak yang berutang, nilai piutang, dan risiko yang terkait.

-Penawaran Harga: Setelah penilaian, badan usaha akan membuat penawaran harga kepada klien,
yaitu jumlah dana yang akan diberikan kepada klien dalam pertukaran piutang.

-Kesepakatan Transaksi: Jika klien menerima penawaran harga, keduanya akan mencapai
kesepakatan transaksi yang mencakup syarat-syarat dan kondisi transaksi, termasuk bunga atau
biaya yang akan dikenakan.

-Penyerahan Piutang: Klien kemudian mentransfer hak kepemilikan piutang kepada badan usaha
anjak piutang. Ini dapat dilakukan dengan penyerahan fisik dokumen piutang atau melalui
perjanjian elektronik.

 Manfaat yang dirasakan oleh klien dengan menggunakan jasa anjak piutang meliputi:

-Likuiditas Cepat: Klien dapat segera mendapatkan dana tunai dari piutangnya daripada harus
menunggu hingga jatuh tempo.

-Pengurangan Risiko: Badan usaha anjak piutang dapat membantu mengelola risiko terkait
dengan tagihan yang mungkin gagal dibayar atau lambat dibayar.

-Fokus pada Bisnis Inti: Dengan menjual piutang kepada badan usaha anjak piutang, klien dapat
lebih fokus pada operasi inti bisnisnya tanpa harus terlibat dalam pengelolaan piutang.

-Perluasan Kapasitas Keuangan: Klien dapat menggunakan dana yang diperoleh dari anjak
piutang untuk membiayai pertumbuhan bisnis, memenuhi kewajiban keuangan, atau investasi
lainnya.

-Mengurangi Beban Administrasi: Klien tidak perlu lagi mengurus penagihan piutang, karena
tugas tersebut menjadi tanggung jawab badan usaha anjak piutang.
Menggunakan jasa anjak piutang dapat menjadi alat penting dalam manajemen keuangan
perusahaan yang membantu meningkatkan likuiditas dan fleksibilitas finansial. Namun, klien
juga perlu memahami biaya dan risiko yang terkait dengan layanan tersebut sebelum
membuat keputusan.

5. Penilaian kesehatan bank merupakan proses penting untuk memastikan stabilitas dan
keberlanjutan operasi perbankan. Terdapat beberapa pokok-pokok penilaian kesehatan bank yang
umumnya digunakan:

 Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR):

CAR mengukur sejauh mana bank memiliki modal yang cukup untuk menutupi risiko-risiko yang
dihadapi. Biasanya dihitung sebagai persentase antara modal inti (core capital) dan risiko
tertimbang (weighted risk).

 Rasio Kredit Bermasalah (Non-Performing Loan/NPL):

NPL mengukur kualitas portofolio kredit bank. Semakin rendah rasio NPL, semakin baik
kesehatan bank, karena itu menunjukkan risiko gagal bayar yang lebih rendah.

 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio):

Ini menilai kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban pembayaran jangka pendek dengan aset
likuidnya. Salah satu ukuran yang umum adalah LCR (Liquidity Coverage Ratio).

 Rasio Efisiensi (Efficiency Ratio):

Rasio ini mengukur sejauh mana bank mengelola biaya operasionalnya. Semakin rendah rasio ini,
semakin efisien bank tersebut.

 Rasio Keuntungan (Profitability Ratio):

Ini mencakup rasio laba bersih terhadap pendapatan, yang mengindikasikan seberapa baik bank
menghasilkan keuntungan dari operasinya.

 Kualitas Manajemen dan Tata Kelola (Management and Governance):

Penilaian ini mencakup evaluasi manajemen bank, transparansi, serta kepatuhan terhadap regulasi
dan standar tata kelola.

 Risiko Pasar dan Risiko Operasional:

Bank juga dinilai dalam hal bagaimana mereka mengelola risiko-risiko pasar (misalnya, risiko
suku bunga) dan risiko operasional (seperti risiko kegagalan sistem).
 Kualitas Aset dan Diversifikasi Portofolio:

Evaluasi kualitas aset dan keragaman portofolio juga penting dalam penilaian kesehatan bank.

 Keberlanjutan Keuntungan (Sustainability of Profit):

Penting untuk memastikan bahwa keuntungan yang diperoleh oleh bank dapat dipertahankan
dalam jangka panjang.

Semua faktor di atas digunakan oleh otoritas pengawas keuangan dan analis perbankan untuk
menilai kesehatan bank dan memastikan bahwa mereka dapat berfungsi sebagai lembaga
intermediasi yang aman dan andal antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan dana.

Anda mungkin juga menyukai