Kelemahan Leasing
a. Biaya Lebih Tinggi: Dalam jangka panjang, biaya leasing mungkin lebih tinggi
daripada membeli barang modal secara langsung. Ini karena lessee membayar biaya sewa dan
bunga selama jangka waktu sewa. Jika lessee memiliki kemampuan finansial yang cukup,
membeli barang modal secara langsung mungkin lebih menguntungkan dalam jangka
panjang.
b. Ketergantungan pada Pihak Leasing: Lessee menjadi ketergantungan pada pihak
leasing untuk mendapatkan akses ke barang modal. Jika pihak leasing mengalami masalah
keuangan atau mengubah kebijakan mereka, lessee dapat menghadapi kesulitan dalam
memperoleh atau mempertahankan barang modal yang mereka butuhkan.
c. Keterbatasan Kendali: Lessee memiliki keterbatasan dalam mengendalikan barang
modal yang mereka sewa. Mereka harus mematuhi aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh
pihak leasing. Lessee juga tidak memiliki hak kepemilikan atas barang modal tersebut,
sehingga mereka tidak dapat menjual atau mengubahnya tanpa persetujuan pihak leasing.
d. Resiko Nilai Barang Modal: Jika nilai barang modal mengalami penurunan selama
jangka waktu sewa, lessee dapat menghadapi risiko nilai aset yang rendah. Hal ini dapat
mempengaruhi nilai bisnis mereka dan mengurangi keuntungan yang dapat mereka peroleh
dari penggunaan barang modal tersebut.
e. Meskipun leasing memiliki kelebihan dan kelemahan, keputusan untuk menggunakan
leasing atau membeli barang modal secara langsung harus dipertimbangkan dengan cermat
berdasarkan kebutuhan dan kondisi keuangan bisnis.
4. Anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perusahaan dari transaksi perdagangan di dalam atau di luar negeri. Jelaskan bagaimana
menerapkan mekanisme transaksi dalam anjak piutang dan apa manfaat yang dirasakan oleh
klien dengan menggunakan jasa anjak piutang
Jawab
Mekanisme transaksi dalam anjak piutang melibatkan beberapa langkah berikut:
a. Identifikasi Piutang: Badan usaha anjak piutang akan mengidentifikasi piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan yang dapat dijadikan sebagai aset yang dapat dijual
atau digadaikan.
b. Penilaian Risiko: Badan usaha anjak piutang akan melakukan penilaian risiko
terhadap piutang yang akan diajak. Hal ini meliputi pengecekan kelayakan piutang, reputasi
perusahaan, dan kemampuan perusahaan untuk membayar piutang.
c. Penawaran Harga: Setelah penilaian risiko selesai, badan usaha anjak piutang akan
memberikan penawaran harga kepada perusahaan yang memiliki piutang. Harga ini biasanya
merupakan persentase dari nilai nominal piutang.
d. Pembelian atau Pengalihan Piutang: Jika perusahaan setuju dengan penawaran
harga, badan usaha anjak piutang akan membeli atau mengalihkan piutang tersebut.
Perusahaan akan menerima pembayaran tunai atau kredit dari badan usaha anjak piutang.
e. Pengurusan Piutang: Setelah pembelian atau pengalihan piutang, badan usaha anjak
piutang akan mengurus penagihan piutang tersebut. Mereka akan bertanggung jawab untuk
mengumpulkan pembayaran dari perusahaan yang berutang.
5. Bank sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan
dana. Jelaskan Pokok-pokok penilaian kesehatan bank!
Jawab
Penilaian kesehatan bank adalah proses untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
bank guna memastikan keberlanjutan operasionalnya serta melindungi kepentingan para
pemegang saham, nasabah, dan pihak terkait lainnya. Berikut ini adalah beberapa pokok-
pokok penilaian kesehatan bank:
a. Kapitalisasi: Penilaian ini melibatkan analisis terhadap modal bank, termasuk tingkat
kecukupan modal dan kualitas modal. Bank yang memiliki modal yang cukup dan berkualitas
baik akan lebih mampu menanggung risiko dan menghadapi situasi yang tidak terduga.
b. Kualitas Aset: Penilaian ini melibatkan analisis terhadap kualitas portofolio kredit
dan aset bank lainnya. Bank yang memiliki kualitas aset yang baik akan memiliki risiko
kredit yang lebih rendah dan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan yang stabil.
c. Manajemen Risiko: Penilaian ini melibatkan analisis terhadap kebijakan dan praktik
manajemen risiko bank. Bank yang memiliki manajemen risiko yang baik akan mampu
mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, dan memantau risiko dengan efektif.
d. Pendapatan dan Profitabilitas: Penilaian ini melibatkan analisis terhadap
pendapatan dan profitabilitas bank. Bank yang memiliki pendapatan yang stabil dan
profitabilitas yang baik akan lebih mampu memenuhi kewajiban keuangan dan memberikan
pengembalian yang memadai kepada pemegang saham.
e. Liquidity: Penilaian ini melibatkan analisis terhadap likuiditas bank, yaitu
kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangan yang jatuh tempo. Bank yang
memiliki likuiditas yang cukup akan lebih mampu menghadapi situasi darurat dan menjaga
kepercayaan nasabah.
f. Efisiensi Operasional: Penilaian ini melibatkan analisis terhadap efisiensi
operasional bank, termasuk biaya operasional dan produktivitas. Bank yang memiliki
efisiensi operasional yang baik akan mampu menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi
dengan biaya yang lebih rendah
Dengan melakukan penilaian kesehatan bank berdasarkan pokok-pokok di atas, regulator dan
pihak terkait dapat memantau dan mengawasi kinerja bank secara efektif, serta mengambil
tindakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem perbankan.