Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank


Kode Mata Kuliah : EKSI 4205
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Dr. Uun Sunarsih, SE., M.Si., CSRS., CSRA
Nama Penelaah : Edy Fitriawan Syahadat, S.E., M.Si.
Status : Baru/Revisi*
Pengembangan
Tahun : 2023
Pengembangan
Edisi Ke- : 3 (tiga)

No Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial


1 Peran utama prusahaan 20 Modul 6 Perusahaan
pembiayaan adalah pembiayaan, edisi 3,
memberikan pinjaman Kegiatan Belajar 1 halaman
pembiayaan baik pada 6.7
sector perorangan
maupun non perorangan.
Perusahaan pembiayaan
di Indonesia meliputi
pembiayaan investasi,
pembiayaan multi guna
dan pembiayaan modal
kerja. Jelaskan bagaimana
menerapkan ketentuan
operasional pembiayaan
investasi!
2 Leasing adalah kegiatan 20 Modul 6 Bank dan Lembaga
pembiayaan dalam bentuk Keuangan Non-Bank edisi 3,
penyediaan barang modal Kegiatan Belajar 2 halaman
baik secara sewa guna 6.33
usaha dengan hak opsi
(finance lease) maupun
sewa guna usaha tanpa
hak opsi (operating lease)
untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha
(lessee) selama jangka
waktu tertentu
berdasarkan pembayaran
secara angsuran. Jelaskan
kelebihan dan kelemahan
dari leasing!
3 Modal Ventura adalah 20 Modul 6 Lembaga
usaha pembiayaan Pembiayaan, edisi 3,
melalui penyertaan modal Kegiatan Belajar 3 halaman
dan/atau pembiayaan 6.45
untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka
pengembangan usaha
pasangan atau debitur,
baik secara konvensional
maupun berprinsip
syariah. Jelaskan
bagaimana menerapkan
kegiatan usaha
perusahaan modal
ventura yang
konvensional dan yang
berbasis syariah dan
jelaskan mekanismenya!
4 Anjak piutang adalah 20 Modul 6 Lembaga Pembiayaa
badan usaha yang n, edisi 3, Kegiatan Belajar 5
melakukan kegiatan halaman 6.79
pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan/atau
pengalihan serta
pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek
suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan di
dalam atau di luar negeri.
Jelaskan bagaimana
menerapkan mekanisme
transaksi dalam anjak
piutang dan apa manfaat
yang dirasakan oleh klien
dengan menggunakan jasa
anjak piutang!
5 Bank sebagai lembaga 20 Modul 5 Kesehatan dan Rah
intermediasi antara pihak asia Bank edisi 3, Kegiatan
yang kelebihan dana dan Belajar 1 halaman 5.6
kekurangan dana.
Jelaskan Pokok-pokok
penilaian kesehatan bank!
Nama : Della Puspita
NIM : 048678718
Mata Kuliah : EKSI4205 Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
UPBJJ : Semarang

1. Kegiatan perusahaan pembiayaan di Indonesia meliputi pembiayaan investasi, pembiayaan


modal kerja, pembiayaan multiguna, dan kegiatan usaha pembiayaan lain berdasarkan
persetujuan OJK. Untuk kegiatan usaha pembiayaan lain maupun cara pembiayaan lain yang
ingin dikembangkan oleh perusahaan pembiayaan maka perusahaan pembiayaan wajib
mengajukan permohonan kepada OJK, dengan persyaratan tertentu. Selain itu, perusahaan
pembiayaan juga dapat melakukan sewa operasi (operating lease), dan kegiatan berbasis fee
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan disektor jasa keuangan.
Adapun kegiatan pembiayaan investasi maupun kegiatan pembiayaan modal kerja ditujukan
untuk debitur berbentuk badan usaha atau perseorangan yang memiliki usaha produktif dan/atau
yang memiliki ide-ide untuk pengembangan usaha produktif, bukan untuk kegiatan yang bersifat
konsumtif.
Kegiatan pembiayaan investasi adalah pembiayaan untuk pengadaan barang-barang modal
beserta jasa yang diperlukan untuk aktivitas usaha/investasi, rehabilitas, modernisasi, ekspansi
atau relokasi tempat usaha/investasi yang diberikan kepada debitur dalam jangka waktu lebih dari
dari 2 (dua) tahun. Pembiyaan investasi harus dilakukan dengan cara khusus, seperti yang
ditunjukkan pada uraian berikut :
a. Sewa pembiayaan (finance lease).
b. Jual dan sewa-balik (sale and leaseback).
c. Anjak piutang dengan pemberian jaminan dari penjual piutang (factoring with recourse).
d. Pembelian dengan pembayaran secara angsuran.
e. Pembiayaan proyek.
f. Pembiayaan infrastruktur.
Penerapan ketentuan operasional pembiayaan investasi melibatkan beberapa langkah dan prinsip
yang harus dipahami dan diikuti. Berikut adalah penjelasan singkat tentang bagaimana
menerapkan ketentuan operasional pembiayaan investasi:
1) Identifikasi Proyek Investasi.
Langkah pertama dalam penerapan pembiayaan investasi adalah mengidentifikasi proyek
investasi yang akan dilakukan. Hal ini melibatkan penelitian dan analisis untuk menentukan
proyek yang potensial dan sesuai dengan tujuan investasi tersebut.
2) Penilaian Risiko dan Potensi Pengembalian.
Setelah identifikasi proyek investasi, langkah berikutnya adalah melakukan penilaian risiko
dan potensi pengembalian investasi. Ini melibatkan analisis mendalam tentang faktor-faktor
risiko yang terkait dengan proyek, seperti risiko pasar, risiko keuangan, dan risiko
operasional. Selain itu, juga perlu memperkirakan potensi pengembalian investasi yang
dapat diperoleh dari proyek tersebut.
3) Penentuan Sumber Pendanaan.
Setelah penilaian risiko dan potensi pengembalian, langkah selanjutnya adalah menentukan
sumber pendanaan untuk proyek investasi. Ini melibatkan mengevaluasi berbagai opsi
pembiayaan yang tersedia, seperti pinjaman bank, modal sendiri, investasi langsung, atau
pembiayaan ekuitas. Pilihan yang tepat harus mempertimbangkan kebutuhan keuangan
proyek, tingkat bunga, risiko, dan persyaratan pengembalian investasi.
4) Perencanaan Keuangan.
Setelah sumber pendanaan ditentukan, langkah berikutnya adalah merencanakan keuangan
proyek dengan cermat. Ini melibatkan membuat proyeksi pendapatan dan biaya, menghitung
arus kas proyek, dan menentukan struktur modal yang optimal. Perencanaan keuangan yang
cermat akan membantu memastikan ketersediaan dana yang diperlukan dan meminimalkan
risiko keuangan.
5) Implementasi dan Pengawasan.
Setelah persiapan keuangan selesai, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan
proyek investasi dan melakukan pengawasan terus-menerus. Ini melibatkan mengelola
sumber daya, memantau perkembangan proyek, dan mengambil tindakan korektif jika
diperlukan. Selama implementasi, penting untuk melibatkan para pemangku kepentingan
dan menjaga komunikasi yang terbuka.
6) Evaluasi dan Pelaporan.
Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi dan pelaporan terkait performa proyek
investasi. Ini melibatkan mengevaluasi apakah proyek mencapai tujuan yang ditetapkan,
menganalisis pengembalian investasi, dan membuat laporan yang jelas dan transparan
kepada pemangku kepentingan. Evaluasi dan pelaporan yang teratur akan membantu dalam
pengambilan keputusan yang tepat dan meningkatkan kinerja investasi di masa depan.
Penerapan ketentuan operasional pembiayaan investasi membutuhkan pemahaman yang
mendalam tentang prinsip-prinsip keuangan dan manajemen risiko. Hal ini juga memerlukan
pengelolaan yang efektif, pemantauan yang ketat, dan keterlibatan aktif dari semua pihak yang
terlibat dalam proyek investasi.
2. Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa
guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating
lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara angsuran. Leasing mempunyai kelebihan serta kelemahan.
Berikut kelebihan leasing dibandingkan dengan sumber pembiayaan lainnya :

1) Pembiayaan penuh
Leasing dilakukan tanpa harus menyediakan uang muka dan pembiayaan dilakukan sampai
100 persen (full pay out).
2) Fleksibilitas
Pihak lessee dapat memilih skema pembayaran angsuran yang menguntungkan baginya.
3) Penghematan modal
Leasing memungkinkan lessee untuk menghemat modal kerja sehingga kelebihan modal
kerja yang ada dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain.
4) Off Balance Sheet
Tidak ada ketentuan yang mengharuskan untuk mencamtumkan transaksi leasing dalam
neraca perusahaan. Untuk itu, prosedur pembelian aset tidak perlu dipenuhi secara rinci.
5) Diversifikasi pembiayaan
Lessee memiliki alternatif sumber pembiayaan selain bank. Walaupun suatu perusahaan
telah memperoleh kredit dari bank, masih dimungkinkan memperoleh pembiayaan dari
leasing tanpa mengganggu kredit yang telah diperoleh.
6) Lebih murah
Pembiayaan barang modal melalui metode leasing lebih murah dibandingkan dengan kredit
bank berdasarkan perhitungan present value. Di samping itu, transaksi leasing bebas beban
pajak dan biaya penyusutan (depresiasi).
7) Perlindungan akibat kemajuan teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang
disewa mengalami ketinggalan model atau sistem sebagai dampak pesatnya teknologi.
8) Proteksi inflasi
Leasing dapat memberikan proteksi terhadap inflasi khususnya apabila leasing berdasarkan
tarif suku bunga tetap.
Namun demikian, pembiayaan leasing juga memiliki kelemahan yaitu :
1) Bila dibandingkan dengan kredit investasi dari bank, pembiayaan secara leasing relatif lebih
mahal. Juga, kadang kala pembelian secara tunai justru lebih murah daripada leasing. Hal ini
terjadi karena sumber dana lessor pada umunya dari bank atau lembaga keuangan non bank.
Namun demikian, leasing tetap dilakukan karena beberapa sebab.
2) Barang modal dari pembiayaan leasing tidak dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh
kredit dari bank. Lessor dapat menarik barang modal dari lessee jika lessee melanggar
perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
3) Hilangnya prestise karena barang modal yang digunakan lessee bukan merupakan milik
sendiri. Selama masa leasing, barang modal adalah tetap menjadi milik lessor bukan milik
lessee.

3. Modal Ventura Syariah adalah suatu pembiayaan dalam penyertaan modal dalam suatu
perusahaan pasangan usaha yang ingin mengembangkan usahanya untuk jangka waktu tertentu
(bersifat sementara). Modal ventura merupakan bentuk penyertaan modal dari perusahaan
pembiayan kepada perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan
yang diberi modal sering disebut sebagai investee, sedangkan perusahaan pembiayaan yang
memberi dana disebut sebagai venture capitalist atau pihak investor.
Adapun konsep perusahaan modal ventura syariah adalah sebagai berikut:
1) Mekanisme pembiayaan dalam Modal Ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal.
2) Metode pengambilan keuntungan dalam Modal Ventura dilakukan melalui bagi hasil atas
keuntungan yang diperoleh kegiatan usaha yang dibiayai.
3) Produk pembiayaan Modal Ventura dikeluarkan oleh lembaga keuangan bukan bank, yaitu
perusahaan pembiayaan Modal Ventura.
4) Jaminan dalam pembiayaan Modal Ventura tidak diperlukan, karena sifat pembiayaannya
lebih condong ke sebuah bentuk investasi.
5) Sumber dana untuk pembiayaan Modal Ventura bisa berasal dari perusahaan Modal Ventura
sendiri dan juga berasal dari pihak lain.
6) Upaya penyelesaian apabila terjadi wanprestasi dalam pembiayaan Modal Ventura, baik
yang dilakukan oleh perusahaan Modal Ventura maupun perusahaan pasangan usaha, upaya
penyelesaiaannya dapat dilakukan melalui: upaya damai, pengadilan negeri, dan lembaga
arbitrase.
Kegiatan yang bisa dimasuki perusahaan modal ventura antara lain:
1) Perusahaan yang berusaha dalam pasar yang sedang tumbuh dan bersifat inovatif serta
mempunyai potensi untuk berkembang pada masa yang akan datang.
2) Perusahaan yang ingin melakukan ekspansi usaha namun karena beberapa keterbatasannya
belum dapat menghimpun dana atau melakukan pinjaman kepada perbankan.
3) Perusahaan yang ingin melakukan restrukturisasi utang-utangnya dan posisinya sudah sangat
mengganggu tingkat kesehatan saham tersebut.
Operasional Modal Ventura Syariah
Dalam pendirian modal ventura terdapat dua aspek penting dari maksud dan tujuannya. Pertama
modal ventura adalah modal yang disediakan sebagai risiko yang mempunyai gagasan tanpa
jaminan pengembalian modal atau keberhasilan pada masa mendatang. Yang ada hanya sistem
bagi hasil berupa dividen. Sehingga aspek keberanian pemilik modal menjadi hal penting dalam
pengadaan keputusan. Itu sebabnya dasar utama semangat modal ventura terletak pada keyakinan
terhadap pasangan usahanya. Kedua, sesuai dengan prinsip dasar yang terkandung dalam jiwa
modal ventura, di seluruh dunia dibuat semacam kesepakatan bahwa penyertaan modal harus
bersifat sementara. Jangka waktunya antara 5–10 Tahun, sampai mitra usahanya mampu berdiri
sendiri barulah sahamnya dijual kembali. Langkah-langkah dalam investasi modal ventura antara
lain: (a) Penilaian pendahuluan (b) Konfirmasi pihak luar (c) Negosiasi dan penawaran (d)
Dokumentasi hukum (e) Monitor investasi (f ) Divestasi.
Untuk perusahaan ventura berbasis syariah, penyelenggaraan kegiatan usaha wajib memenuhi
prinsip keadilan (‘adl), keseimbangan (tawazum), kemaslahatan (maslahah), dan universalisme
(alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, zhulm, dan obejk haram. Perusahaan modal
ventura syariah dan unit usaha syariah menyelenggarakan usaha modal ventura syariah yang
meliputi :
a. Investasi terdiri dari :
1) Penyertaan saham (equity participation)
2) Pembelian sukuk atau obligasi syariah konversi.
3) Pembelian sukuk atau obligasi syariah yang diterbitkan Pasangan Usaha pada tahap
rintisan awal (start-up) dan/atau pengembangan usaha.
4) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.
b. Pelayanan jasa.
c. Kegiatan usaha berdasarkan persetujaun OJK.
Dalam melakukan usaha modal ventura syariah tersebut, perusahaan modal ventura syariah dapat
mengelola dana ventura yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah kegiatan pelayanan jasa ini
merupakan kegiatan usaha perusahaan modal ventura syariah yang menghasilkan tambahan
pendapatan dalam bentuk imbal jasa (ujrah/fee). semua kegiatan wajib dilakukan dengan
menggunakan akad yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Pada perusahaan modal ventura secara konvensional mekanisme modal ventura, pada
prinsipnya, merupakan suatu proses yang menggambarkan arus investasi, yang dimulai dari
masuknya pemodal dengan membentuk suatu pool of funds, proses pembiayaan pada perusahaan
pasangan usaha, sampai proses penarikan kembali penyertaan tersebut (divestasi). Sebagaimana
dijelaskan di atas, pada hakikatnya, modal ventura adalah kumpulan dana (pool of funds) yang
berasal dari investor, dan dikelola secara profesional untuk diinvestasikan kepada perusahaan
yang membutuhkan modal. Oleh karena itu, dalam mekanisme modal ventura, paling sedikit ada
tiga unsur yang terlibat secara langsung, yaitu ;
a. Pemilik modal yang menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang dimilikinya.
Modal dari berbagai sumber atau investor tersebut dihimpun dalam suatu wadah atau
lembaga khusus yang dibentuk untuk itu; atau disebut venture capital funds.
b. Profesional yang mempunyai keahlian dalam mengelola investasi dan mencari jenis
investasi potensial. Profesional ini dapat berupa lembaga yang disebut perusahaan
manajemen atau management venture capital fund company
c. Perusahaan yang membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya. Perusahaan yang
dibiayai ini disebut investee company atau perusahaan pasangan usaha.
Di Indonesia, mekanisme modal ventura dengan konsep pemisahan antara venture capital fund
dengan management venture capital company tidak dikenal dalam aturan perundangan modal
ventur. Pada prinsipnya, perusahaan modal ventura yang telah memperoleh izin usaha dari
Menteri Keuangan, dapat mengelola atau dikelola oleh perusahaan modal ventura lainnya.
Pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan investasi modal ventura dalam mekanisme modal ventura
konvensional, dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai badan
hukum, atau dengan kata lain, suatu perusahaan modal ventura dapat sebagai venture capital
fund dan dalam waktu yang sama menjadi management venture capital company.
Oleh karena itu kebijakan dan analisis investasi, pelaksanaan monitoring, keterlibatan pada
manajemen perusahaan pasangan usaha, serta pelaksanaan dalam proses divestasi, dilakukan oleh
perusahaan modal ventura yang bersangkutan.
Mekanisme modal ventura dengan pendekatan venture capital fund company, berbeda dengan
metode pertama, seperti yang telah dijelaskan di atas. Pelaksanaan semua kebijakan dan srategi
investasi mulai dari analisis, monitoring, sampai pada proses divestasi dan review merupakan
tugas dan tanggung jawab perusahaan manajemen investasi. Semua tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya tersebut didasarkan pada kesepakatan yang telah diatur dalamm
perjanjian kontrak manajemen. Atas tanggung jawabnya tersebut, perusahaan manajemen
mendapatkan contract fee atau management fee dan success fee.
Adapun kegiatan usaha usaha yang diselenggarakan oleh perusahaan modal vemtura meliputi :
a. Penyertaan saham (equity participation).
b. Pernyataan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity participation).
c. Pembiayaan melalui pembelian surat utang yang diterbitkan pasangan usaha pada tahap
rintisan awal (start-up), pengembangan usaha, maupun pembiayaan usaha produktif.

4. Anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan di dalam atau di luar negeri. Dalam anjak piutang terdapat
beberapa mekanisme transaksi, diantaranya sebagai berikut :
1) Transaksi penjualan secara kredit antara penjual (klien) dengan pembeli (nasabah). Hal ini
sama dengan proses penjualan secara tradisional. Dari transaksi ini akan muncul faktur.
2) Pihak penjual kemudian mengalihkan pitang pada perusahaan anjak piutang. Pada saat
pengalihan ini penjual (klien) dapat memberitahukan pada pihak pembeli (nasabah) bahwa
telah terjadi pengalihan piutang dari pihak penjual kepada perushaan anjak piutang.
Perusahaan anjak piutang kemudian menilai besar faktur yang diserahkan dan membayar
kepada pihak klien sebesar nila tertentu setelah dilakukan penilaian.
3) Pada saat jatuh tempo, pihak perusahaan anjak piutang akan melakukan penagihan piutang
pada pihak nasabah sebesar nilai faktur, dan pihak nasabah membayar kepada perusahaan
anjak piutang sesuai dengan nilai yang tertera pada faktur.

Penggunaan jasa perusahaan anjak piutang sangat membantu klien dalam kondisi sebagai
berikut:
1) Perusahaan yang sedang melakukan pemasaran.
Perusahaan anjak piutang dapat memberikan informasi mengenai keadaan pasar yang akan
dimasuki oleh perusahaan yang bersangkutan (klien).
2) Perusahaan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya kurang mampu
mengimbangi ekspansi perusahaan.
Dengan jasa factoring, pihak klien diharapkan dapat menyusun rencana ekspansi secara
lebih leluasa, dan fungsi pengelolaan kredit diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.
3) Perusahaan klien akan beroperasi lebih efisien dengan menyerahkan pengelolaan kreditnya
kepada perusahaan anjak piutang karena tidak perlu lagi membentuk unit organisasi yang
berfungsi sebagai bagian kredit yang tentunya akan menambah biaya operasi.
4) Perushaan dapat memperoleh pembiayaan siap pakai (stand by facility) yang disediakan oleh
perusahaan anjak piutang.

Beberapa manfaat anjak piutang bagi klien antara lain :


1) Membantu adiministrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and collection services)
Perusahaan anjak piutang memperoleh fee atau komisi sebesar persentase tertentu dari
jumlah piutang yang dianjakpiutangkan atas jasa-jasa administrasi yang diberikan sebagai
bagian dari perjanjian anjak piutang. Jasa-jasa tersebut meliputi administrasi piutang yang
dianjak piutangkan dan membantu penagihannya. Dengan mengalihkan tugas pembukuan
kepada perusahaan anjak piutang akan timbul biaya atas klien.
2) Membantu beban resiko (Indonesia insurance)
Risiko menerima nasabah kredit baru dapat dibagi dengan perusahaan anjak piutang.
3) Memperbaiki sistem penagihan
Apabila suatu perusahaan anjak piutang membeli suatu tagihan tentu perusahaan tersebut
akan mengharapkan untuk dibayar pada saat jatuh temponya. Hal tersebut berarti perusahaan
anjak piutang akan membantu pembayarannya dan memberitahukan kepada klien tagihan-
tagihan yang telah jatuh tempo. Klien biasanya melakukan revisi posisi tagihan yang
dianjakpiutangkan. Dalam melakukan penagihan, perusahaan anjak piutang sedapat
mungkin tidak memperburuk hubungan kliennya dengan nasabah atau customer.
4) Membantu memperlancar modal kerja
Bagi perusahaan kecil menengah yang memiliki sumber-sumber pembiayaan terbatas, anjak
piutang merupakan sarana untuk segera mengatasi kesulitan modal kerja karena proses
factoring dapat lebih cepat untuk memperoleh pembiayaan. Dari sisi klien, manfaat anjak
piutang dalam siklus manufaktur pada prinsipnya dapat mempercepat proses untuk
mendapatkan uang tunai dengan cara memanfaatkan jasa anjak piutang. Oleh karena itu,
peran anjak piutang disini adalah memperpendek siklus produksi.

5) Meningkatkan kepercayaan
Karena arus dana bukan lagi suatu masalah maka setiap tagihan dapat dibayar tepat waktu
yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan pihak klien. Reputasi yang baik akan
mengkibatkan mudahnya melakukan pembelian, misalnya barang-barang mentah secara
kredit dengan harga yang lebih baik. Sedangkan dalam hal penjual tunai klien dapat
memberikan discount yang lebih menarik.
6) Kesempatan untuk mengembangkan usaha
Manfaat anjak piutang yang cukup menarik adalah kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang khususnya bagi usaha kecil. Sekiranya ada permintaan atas produk dan jasa-
jasa dan apabila mereka menjual kepada nasabah besar dengan reputasi baik, anjak piutang
memungkinkan usaha ini untuk dapat merealisasikan potensi pasarnya secara utuh.

5. Pokok-pokok yang diatur dalam pengawasan kesehatan bank sesuai PJOK No.4 Tahun 2016
sebagai berikut :
a. Bank (termasuk kantor cabang bank asing) wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan
bank baik secara individual maupun konsolidasi dengan menggunakan pendekatan resiko.
Penilaian tingkat kesehatan bank secara kosolidasi dilakukan bagi bank yang melakukan
pengendalian terhadap kerusakan bank.
a. Risiko kredit
b. Risiko pasar
c. Risiko operasional
d. Risiko likuiditas
e. Risiko hukum
f. Risiko stratejik
g. Risiko kepatuhan
h. Risiko reputasi
b. Faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank terdiri dari : profil risiko (risk profile), Good
Corporate Governance (GCG), rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital).
c. Bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assesment) tingkat kesehatan bank dan hasil
self assesment tingkat kesehatan bank yang telah mendapat persetujuan dari direksi wajib
disampaikan kepada dewan komisaris. selanjutnya, hasil self assesment dimaksud wajib
disampaikan kepada Bank Indonesia.
d. Periode penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan paling kurang setiap semester (untuk
posisi akhir bulan Juni dan Desember) serta dilakukan pengkinian sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
e. Apabila dari hasil identifikasi dan penilaian Bank Indonesia ditemukan permasalahan atau
pelanggaran yang secara signifikan memengaruhi atau akan memengaruhi operasional
dan/atau kelangsungan usaha bank maka Bank Indonesia berwenang menurunkan peringkat
komposit tingkat kesehatan bank.

Rincian indikator penilaian dari empat variabel yang diuraikan pada butir b. tersebut, yaitu profil
risiko (risk profil), Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas (earnings) dan permodalan
(capital), selanjutnya secara rinci diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
No.14/SEOJK.03/2017. Sesuai surat edaran tersebut, indikator penilaian dari empat variabel
tersbebut adalah sebagai berikut :
a. Penilaian profil risiko (risk profile) merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan
kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasinal bank yang dilakukan terhadap 8
(delapan) risiko, yaitu :
b. Good Corporate Governance (GCG), penilaian GCG merupakan penilaia terhadap kualitas
manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan fokus
penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan meperhatikan karakteristik
dan kompleksitas usaha bank.
c. Rentabilitas (earnings), meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber
rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas dan manajemen rentabilitas.
Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas rentabilitas
bank, dan perbandingan kinerja bank dengan kinerja peer group, baik melalui analisis aspek
kuantitatif maupun kualitatif.
d. Permodalan (capital), meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan
pengelolaan permodalan. Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengacu
pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan modal
minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan permodalan,
bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko Bank. Semakin tinggi
risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi risiko
tersebut.

Sumber referensi :
 BMP EKSI4205 Bank dan Keuangan Lembaga Non Bank (Modul 5 & 6)
 https://www.gustani.id/2011/11/modal-ventura-syariah.html?m=1
 https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/mod/resource/view.php?id=290398#:~:text=Mekanisme
%20modal%20ventura%2C%20pada%20prinsipnya,kembali%20penyertaan%20tersebut
%20(divestasi).

Anda mungkin juga menyukai