ALFIANSYAH
NPM : C1B021168
KELAS: MANAJEMEN D
RESUME MATERI BAB 9 – BAB 12
BAB 9 LEASING
Perkembangan Leasing di Indonesia
Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan benda atau modal yang dapat dilakukan
oleh siapa saja yang membutuhkannya, baik perusahaan maupun perorangan yang menggunakan barang
itu. Aktivitas leasing biasanya memiliki kurun waktu tertentu dan cara pembayarannya dengan dicicil.
Leasing adalah aktivitas yang sudah hadir sejak lama. Kegiatan ini dimulai dari tahun 2000 SM, pertama
kali dipraktikkan di Sumeria. Hal ini dibuktikan dengan temuan dokumen leasing yang dibikin dari tanah
liat yang berisi leasing dengan bermacam kebutuhan saat itu seperti hewan ternak, air, peralatan harian,
dan lain sebagainya.
Kegiatan leasing kemudian berlanjut dengan ditemukannya bukti berdirinya lembaga leasing di Babilonia
pada tahun 400 SM. Leasing di zaman itu sudah seperti sekarang saja. Masyarakat di Babylonia sudah
memanfaatkan leasing untuk memenuhi kebutuhannya seperti tanah, benih tanaman, dan perkakas untuk
bertani.
Perkembangan industri leasing di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan seiring dengan
perkembangan ekonomi negara ini. Lembaga leasing di Indonesia mulai ada pada tahun 1973, yang
kemudian diatur oleh pemerintah sejak tahun 1974 dan diikuti dengan peraturan-peraturan yang lain. Pada
tahun 1980-an, pemerintah semakin mengakui peran leasing dalam mendukung sektor bisnis dan
perkembangan ekonomi. Beberapa regulasi diperkenalkan untuk memberikan dasar hukum bagi kegiatan
leasing. Lalu pada tahun 1990- an, industri leasing terus berkembang, dan semakin banyak perusahaan
leasing yang didirikan. Pada periode ini, pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai peraturan untuk
mengatur industri leasing, termasuk di antaranya adalah perizinan dan pengawasan oleh otoritas terkait.
Perkembangan ini membantu meningkatkan profesionalisme dan kepercayaan masyarakat terhadap
industri leasing.
Penggolongan Perusahaan Leasing
Di Indonesia, mekanisme modal ventura dengan konsep pemisahan antara venture capital fund dengan
management venture capital company tidak dikenal dalam aturan perundangan modal ventur. Pada
prinsipnya, perusahaan modal ventura yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan, dapat
mengelola atau dikelola oleh perusahaan modal ventura lainnya.
Pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan investasi modal ventura dalam mekanisme modal ventura
konvensional, dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai badan hukum,
atau dengan kata lain, suatu perusahaan modal ventura dapat sebagai venture capital fund dan dalam
waktu yang sama menjadi management venture capital company. Oleh karena itu kebijakan dan analisis
investasi : pelaksanaan monitoring ; keterlibatan pada manajemen perusahaan pasangan usaha; serta
pelaksanaan dalam proses divestasi, dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang bersangkutan.
Mekanisme modal ventura dengan pendekatan venture capital fund company, berbeda dengan metode
pertama, seperti yang telah dijelaskan di atas. Pelaksanaan semua kebijakan dan srategi investasi mulai
dari analisis, monitoring, sampai pada proses divestasi dan review merupakan tugas dan tanggung jawab
perusahaan manajemen investasi. Semua tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya tersebut
didasarkan pada kesepakatan yang telah diatur dalamm perjanjian kontrak manajemen. Atas tanggung
jawabnya tersebut, perusahaan manajemen mendapatkan contract fee atau management fee dan success
fee.
3. Berdasarkan Perjanjian
a. Disclosed Factoring
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak debitur (customer).
Oleh karena itu pada saat piutang terebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada
debitur yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan pernyataan
bahwa bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang.
b. Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa
pemberitahuan kepada debitur kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien, atau secara
sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko.
b. Jasa Non-pembiayaan
1).Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang yang diberikan oleh factor
menyebabkan klien tidak perlu secara langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah,
sehingga waktu dan tenaga karyawan dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain yang
lebih produktif.
2).Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien untuk mengelola kegiatan
penjualannya secara lebih rapi dan efisien karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor)
yang lebih berpengalaman.
3).Peningkatan kualitas piutang. Jasa administrasi penjualan memugkinkan pemberian fasilitas
kredit kepada pembeli secara lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya [piutang
menjadi lebih tinggi.
4).Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa investigasi kredit / piutang
memungkinkan klien untuk melakukan perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat
ditagih, sehingga memudahkan proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan.
2. Bagi Factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam bentuk fee dari pihak klien. Fee
tersebut terdiri dari:
1).Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa pembiayaan
(uang muka) atas piutang yang diberikan oleh factor.
2).Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa nonpembiayaan
yang nilainya ditentukan sebesar presentase tertentu dari piutang atas dasar beban kerja yang
akan dilakukan oleh factor.
3. Bagi Nasabah
Nasabah memperoleh manfaat berupa:
1). Kesempatan untuk melakikan pembelian secara kredit. Kehadiran jasa pembiayaan
memungkinkan klien untuk melakukan penjualan secara kredit.
2). Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien
melakukan penjualan dengan lebih cepat dan tepat.
BAB 11 PEGADAIAN
A. Pengertian Dan Tujuan Pegadaian
Pegadaian adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa
peminjaman uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya.
Pegadaian mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui
penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai.
2) Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainnya
B. Kegiatan Usaha Pegadaian
1. Penghimpun Dana
Dana yang diperlukan oleh perum pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal dari :
a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekan, utang kepada
nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima
dimuka, dan lain – lain)
c. Penerbitan obligasi
d. Modal sendiri
Modal yang dimiliki perum pedagaian terdiri dari :
1) Modal awal, yaitu kekayaan Negara diluar APBN sebesar Rp 205 milyar.
2) Penyertaan modal pemerintah.
3) Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi sejak perusahaan
pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.
2. Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha perum
pegadaian. Dana tersebut digunakan untuk hal – hal sebagai berikut:
a. Uang kas dan likuid lain
b. Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan intentaris
c. Pendanaan kegiatan operasional
d. Penyaluran dana
e. Investasi lain
3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian
Produk dan jasa yang ditawarkan perum pegadaian kepada masyarakat meliputi sebagai berikut :
a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
b. Penaksiran nilai barang
c. Penitipan barang
C.Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai
Proses pinjaman yang terjadi di pegadaian berdasarkan hukum gadai yang ditetapkan dalam
beberapa hal antara lain:
a. Barang yang Dapat Digadaikan
Barang-barang yang dapat digadaikan meliputi:
1. Barang perhiasan.
2. Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu mulia.
3. Kendaraan.
4. Mobil, sepeda motor, sepeda dan lain-lain.
5. Barang elektronik.
6. Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape, recorder, video player, televisi, dan lain-
lain
7. Barang rumah tangga.
8. Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain.
9. Mesin-mesin.
10. Tekstil.
11. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum Pegadaian.
Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber daya manusia di
pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh Perum Pegadaian,
serta meperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-barang tertentu yang tidak
dapat digadaikan.
b. Penaksiran
Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang bergerak sebagai jaminan
pada loket yang telah ditentukan pada kantor pegadaian setempat. Mengingat besarnya jumlah
pinjaman sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang diterima
dari calon peminjam terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir.
c. Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan di gadaikan tidak sama dengan besarnya pinjaman yang
diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat
diberikan.
d. Pelunasan
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian pinjaman, pemberi
gadai mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang telah diterima.
D. Manfaat Pegadaian
* Bagi nasabah
1. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau instusi yang telah berpengalaman dan
dapat dipercaya.
2. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
* Bagi perum pegadaian
1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam
dana.
2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu dari perum pegadaian.
3. Pelaksanaan dari misi perum pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang
memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatife sederhana.
a. Kewajiban moral. Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan ras aman
kepada karyawan pada saat mencapai usia pension
b. Loyalitas. Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan mempunyai
loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan
c. Kompetensi pasar tenaga kerja. Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian
dari total kompensasi yang diberikan kepada karyawan, diharapkan perusahaan akan memiliki
daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan professional
di pasaran tenaga kerja. Karyawan.
Tujuan pengadaan suatu program pensiun bagi karyawan atau peserta antara lain adalah :
a. Rasa aman terhadap masa yang akan datang, dalam arti tetap memiliki penghasilan pada saat
mencapai pensiun
b. Kompensasi yang lebih baik karena karyawan mempunyai tambahan kompensasi, meskipun
baru bias dinikmati pada saat mencapai usia pensiun / berhenti bekerja.
4. Rencana Pensilvania adalah salah satu jenis program pensiun yang memungkinkan peserta
untuk menyumbangkan sebagian dari gajinya dan menarik kembali dana tersebut pada masa
pensiun. Program ini memberikan fleksibilitas dalam cara peserta mengelola dan menggunakan
dana pensiun mereka.
5. Investasi Dana Pensiun, dana pensiun diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan
seperti saham, obligasi, real estate, dan investasi lainnya. Tujuan dari investasi ini adalah untuk
memaksimalkan pertumbuhan dana pensiun dan menghasilkan pengembalian yang cukup untuk
membiayai manfaat pensiun.