Anda di halaman 1dari 15

NAMA : M.

ALFIANSYAH
NPM : C1B021168
KELAS: MANAJEMEN D
RESUME MATERI BAB 9 – BAB 12

BAB 9 LEASING
Perkembangan Leasing di Indonesia
Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan benda atau modal yang dapat dilakukan
oleh siapa saja yang membutuhkannya, baik perusahaan maupun perorangan yang menggunakan barang
itu. Aktivitas leasing biasanya memiliki kurun waktu tertentu dan cara pembayarannya dengan dicicil.
Leasing adalah aktivitas yang sudah hadir sejak lama. Kegiatan ini dimulai dari tahun 2000 SM, pertama
kali dipraktikkan di Sumeria. Hal ini dibuktikan dengan temuan dokumen leasing yang dibikin dari tanah
liat yang berisi leasing dengan bermacam kebutuhan saat itu seperti hewan ternak, air, peralatan harian,
dan lain sebagainya.
Kegiatan leasing kemudian berlanjut dengan ditemukannya bukti berdirinya lembaga leasing di Babilonia
pada tahun 400 SM. Leasing di zaman itu sudah seperti sekarang saja. Masyarakat di Babylonia sudah
memanfaatkan leasing untuk memenuhi kebutuhannya seperti tanah, benih tanaman, dan perkakas untuk
bertani.
Perkembangan industri leasing di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan seiring dengan
perkembangan ekonomi negara ini. Lembaga leasing di Indonesia mulai ada pada tahun 1973, yang
kemudian diatur oleh pemerintah sejak tahun 1974 dan diikuti dengan peraturan-peraturan yang lain. Pada
tahun 1980-an, pemerintah semakin mengakui peran leasing dalam mendukung sektor bisnis dan
perkembangan ekonomi. Beberapa regulasi diperkenalkan untuk memberikan dasar hukum bagi kegiatan
leasing. Lalu pada tahun 1990- an, industri leasing terus berkembang, dan semakin banyak perusahaan
leasing yang didirikan. Pada periode ini, pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai peraturan untuk
mengatur industri leasing, termasuk di antaranya adalah perizinan dan pengawasan oleh otoritas terkait.
Perkembangan ini membantu meningkatkan profesionalisme dan kepercayaan masyarakat terhadap
industri leasing.
Penggolongan Perusahaan Leasing

a. Independent Leasing Company


Perusahaan leasing jenis ini mewakili sebagian besar dari industri leasing dimana perusahaan ini berdiri
sendiri atau independen dari pemasok yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan barang modal
nasabahnya (lessee). Selain itu, perusahaan dapat membelinya dari berbagai pemasok atau produsen yang
kemudian disewa kepada pemakai. Lembaga keuangan yang terlibat dalam kegiatan usaha leasing, adalah
bank, perusahaan asuransi, lembaga keuangan lainnya yang disebut lessor independen. Contohnya Adira
Multifinance, Mitsui Leasing, WOM, FIF (Federal International Finance - Honda), dan sebagainya.
b. Captive Lessor
Sering juga disebut two party lessor yang melibatkan dua pihak, yaitu:
1. Pihak pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak perusahaan leasing (subsidiary).
2. Pihak kedua lessee atau pemakai barang.
Captive lessor ini akan tercipta apabila pemasok atau produsen mendirikan perusahaan leasing sendiri
untuk membiayai produk-produknya. Hal ini dapat terjadi apabila pihak pemasok menyediakan
pembiayaan leasing sendiri, maka akan dapat meningkatkan kemampuan penjualan melebihi tingkat
penjualan dengan menggunakan pembiayaan tradisional. Contohnya adalah ACC (Astra Credit
Company), BAF (Busaan Auto Finance - Yamaha), Indomobil Finance, dan sebagainya.

c. Lease Broker atau Packager


Berfungsi mempertemukan calon lessee dengan pihak lessor. Memiliki barang atau peralatan untuk
menangani transaksi leasing atas namanya. Namun, perusahaan ini memberikan satu atau lebih jasa-jasa
dalam usaha leasing yang tergantung pada apa yang dibutuhkan dalam suatu transaksi leasing.
PROSES DAN MEKANISME TRANSAKSI LEASING
Adapun beberapa proses yang dilakukan leasing yaitu :
1. Pemilihan Aset: Penyewa memilih aset yang ingin disewa, seperti kendaraan,
peralatan, atau properti.
2. Negosiasi Persyaratan: Penyewa dan lessor berunding mengenai harga sewa, jangka
waktu, pembayaran, dan ketentuan lainnya.
3. Evaluasi Kredit: Lessors melakukan evaluasi kredit terhadap penyewa untuk
menentukan risiko dan syarat pembayaran.
4. Pembuatan Kontrak: Pembuatan kontrak leasing yang mencakup detail-detail
perjanjian seperti harga sewa, jangka waktu, kewajiban pemeliharaan, dan opsi
pembelian.
5. Pembayaran Sewa: Penyewa membayar sejumlah uang secara berkala sesuai dengan
ketentuan kontrak.
6. Pemeliharaan dan Asuransi: Sesuai kontrak, penyewa mungkin bertanggung jawab
atas pemeliharaan dan asuransi aset yang disewa.
7. Pengembalian Aset: Setelah jangka waktu sewa berakhir, penyewa biasanya memiliki
opsi untuk memperpanjang kontrak, membeli aset, atau mengembalikan aset kepada
lessor..
Leasing pada prinsipnya merupakan industri multidisiplin yang meliputi antara lain bidang perpajakan,
keuangan dan konsep akuntansi. Dari defenisi leasing yang telah dibahas pada awal bab ini dapat
disimpulkan bahwa leasing mengandung arti suatu perjanjian antara pemilik barang (lessor) dengan
pemakai barang (lessee). Mekanisme leasing tersebut merupakan dasar- dasar dalam suatu transaksi
leasing (basic lease). Pihak lessee berkewajiban membayar sewa secara periodic kepada lessor sebagai
kompensasi atas penggunaan barang tersebut. Dalam definisi ini hanya dua pihak yang terkait yaitu lessor
dan lessee padahal dalam praktiknya pihak supplier merupakan pihak yang terlibat dalam suatu
mekanisme transaksi leasing.

Teknik teknik pembiayaan leasing


Pembiayaan leasing mencakup berbagai teknik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Leasing
operasional, misalnya, memungkinkan penyewa menggunakan aset tanpa kepemilikan dan mencakup
biaya penyewaan serta layanan terkait. Sementara itu, leasing finansial memberikan opsi kepada penyewa
untuk membeli aset setelah masa sewa berakhir, dengan pembayaran sewa mencerminkan nilai aset dan
biaya finansial. Sale and leaseback melibatkan penjualan aset kepada perusahaan leasing, diikuti oleh
penyewaan kembali, yang memberikan akses ke dana tunai sekaligus. Ada juga teknik lain seperti leasing
kuantitas, leasing ulang pembiayaan, leasing vendor, leasing terbuka, dan leasing tertutup, masing-masing
menawarkan keuntungan dan fleksibilitas tertentu sesuai dengan kebutuhan bisnis dan preferensi
finansial.

Perbedaan pembiayaan leasing dengan lainya


Pembiayaan leasing umumnya melibatkan persewaan aset dengan opsi pembelian pada akhir kontrak.
Perbedaannya dengan pembiayaan lainnya, seperti pinjaman bank, terletak pada struktur kontrak dan
kepemilikan aset selama masa sewa. Leasing memberi kesempatan untuk menggunakan aset tanpa
kepemilikan langsung, sementara pinjaman bank melibatkan pembiayaan untuk pembelian langsung
dengan kepemilikan aset secara penuh.

BAB 10 Modal Ventura dan Anjak Piutang


Ventura berasal dari kata venture, yang secara harfiah bisa berarti sesuatu yang mengandung risiko atau
dapat pula diartikan sebagai usaha. Jadi, modal ventura (venture capital) adalah modal yang ditanamkan
pada usaha yang mengandung risiko. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa modal ventura
merupakan pembiayaan yang memiliki risiko tinggi. Pembiayaan modal ventura berbeda dengan bank
yang memberikan pembiayaan berupa pinjaman atau kredit.
Sedangkan Anjak piutang (factoring) adalah suatu kontrak di mana perusahaan anjak piutang
menyediakan jasa-jasa sekurang-kurangnya: jasa pembiayaan, jasa perlindungan terhadap resiko kredit
dan untuk klien berkewajiban kepada perusahaan anjak piutang secara terns menerus menjual atau
menjaminkan piutang yang berasal piutang yang berasal dari penjualan barang-barang atau pemberian
jasa-jasa.

Konsep Kelembagaan dan Mekanisme Modal Ventura


Karakteristik yang sangat menonjol dalam usaha modal ventura berkaitan dengan risiko. Besarnya risiko
yang mungkin dihadapi dalam bisnis modal ventura ini menyebabkan tingginya expected return yang
diharapkan oleh venture capitalist.
Oleh karena itu, modal ventura lebih cenderung membiayai usaha yang menjanjikan keuntungan yang
lebih besar, seperti usaha-usaha baru di bidang pengembangan teknologi. Bahkan, perusahaan modal
ventura bersedia untuk membiayai gagasangagasan yang diperkirakan akan dapat dikembangkan menjadi
suatu realita usaha yang memberikan keuntungan yang berlipat.
Ciri-ciri utama modal ventura adalah pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal saham (equity
financing) dengan jangka waktu tertentu. Dalam perkembangannya, penyertaan modal tersebut, lebih
lanjut, dapat dimodifikasi menjadi semi equity financing. Di samping itu, karakteristik lain modal ventura
adalah tingginya risiko yang mungkin dihadapi oleh pemodal.
Mekanisme modal ventura, pada prinsipnya, merupakan suatu proses yang menggambarkan arus
investasi, yang dimulai dari masuknya pemodal dengan membentuk suatu pool of funds, proses
pembiayaan pada perusahaan pasangan usaha, sampai proses penarikan kembali penyertaan tersebut
(divestasi). Sebagaimana dijelaskan di atas, pada hakikatnya, modal ventura adalah kumpulan dana (pool
of funds) yang berasal dari investor, dan dikelola secara profesional untuk diinvestasikan kepada
perusahaan yang membutuhkan modal. Oleh karena itu, dalam mekanisme modal ventura, paling sedikit
ada tiga unsur yang terlibat secara langsung, yaitu ;
a. Pemilik modal yang menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang dimilikinya. Modal dari
berbagai sumber atau investor tersebut dihimpun dalam suatu wadah atau lembaga khusus yang dibentuk
untuk itu; atau disebut venture capital funds.
b. Profesional yang mempunyai keahlian dalam mengelola investasi dan mencari jenis investasi potensial.
Profesional ini dapat berupa lembaga yang disebut perusahaan manajemen atau management venture
capital fund company.
c. Perusahaan yang membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya. Perusahaan yang dibiayai ini
disebut investee company atau perusahaan pasangan usaha.

Di Indonesia, mekanisme modal ventura dengan konsep pemisahan antara venture capital fund dengan
management venture capital company tidak dikenal dalam aturan perundangan modal ventur. Pada
prinsipnya, perusahaan modal ventura yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan, dapat
mengelola atau dikelola oleh perusahaan modal ventura lainnya.
Pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan investasi modal ventura dalam mekanisme modal ventura
konvensional, dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai badan hukum,
atau dengan kata lain, suatu perusahaan modal ventura dapat sebagai venture capital fund dan dalam
waktu yang sama menjadi management venture capital company. Oleh karena itu kebijakan dan analisis
investasi : pelaksanaan monitoring ; keterlibatan pada manajemen perusahaan pasangan usaha; serta
pelaksanaan dalam proses divestasi, dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang bersangkutan.
Mekanisme modal ventura dengan pendekatan venture capital fund company, berbeda dengan metode
pertama, seperti yang telah dijelaskan di atas. Pelaksanaan semua kebijakan dan srategi investasi mulai
dari analisis, monitoring, sampai pada proses divestasi dan review merupakan tugas dan tanggung jawab
perusahaan manajemen investasi. Semua tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya tersebut
didasarkan pada kesepakatan yang telah diatur dalamm perjanjian kontrak manajemen. Atas tanggung
jawabnya tersebut, perusahaan manajemen mendapatkan contract fee atau management fee dan success
fee.

Jenis Pembiayaan Modal Ventura


Pembiayaan modal ventura adalah bentuk pembiayaan yang diberikan oleh investor modal ventura
(venture capitalists) kepada perusahaan atau usaha yang sedang berkembang dengan potensi pertumbuhan
yang tinggi. Investor modal ventura memberikan dana kepada perusahaan dalam bentuk ekuitas (saham
atau kepemilikan) atau instrumen keuangan yang dapat dikonversi menjadi saham di masa mendatang.
Jenis pembiayaan modal ventura meliputi:
1. Modal Ventura Awal (Seed Funding): Jenis pembiayaan ini diberikan pada tahap awal
perkembangan perusahaan atau startup. Biasanya digunakan untuk pengembangan produk atau konsep
awal, riset dan pengembangan, serta membangun tim pendiri. Modal ventura awal membantu perusahaan
untuk memulai operasinya.
2. Modal Ventura Tahap Awal (Early-Stage Funding): Pembiayaan modal ventura pada tahap awal
digunakan untuk mengembangkan bisnis yang sudah memiliki produk atau layanan yang dapat
dipasarkan, tetapi masih memerlukan modal tambahan untuk pertumbuhan. Modal ini biasanya digunakan
untuk memperluas pasar, meningkatkan pemasaran, dan pengembangan produk.
3. Modal Ventura Pertumbuhan (Growth Funding): Pembiayaan modal ventura pada tahap
pertumbuhan diberikan kepada perusahaan yang telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Dana
ini digunakan untuk memperluas bisnis, masuk ke pasar baru, meningkatkan operasi, dan memperbesar
tim manajemen.
4. Modal Ventura Mezzanine: Modal ventura mezzanine adalah bentuk pembiayaan yang diberikan
pada perusahaan yang berencana untuk melakukan perubahan besar dalam kepemilikan atau struktur
perusahaan, seperti merger atau akuisisi. Ini biasanya diberikan dalam bentuk utang yang dapat
dikonversi menjadi ekuitas atau saham biasa.
5. Modal Ventura Penyelamatan (Rescue Financing): Modal ventura penyelamatan adalah jenis
pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan yang menghadapi kesulitan keuangan atau kebangkrutan.
Investor modal ventura dapat memberikan dana untuk membantu perusahaan keluar dari situasi krisis dan
merestrukturisasi.
6. Modal Ventura Sumber Terbuka (Open-End Funding): Jenis pembiayaan ini memberikan
fleksibilitas dalam jumlah dan waktu pembiayaan. Investor modal ventura akan terus menyediakan dana
saat perusahaan membutuhkannya, sering kali dalam bentuk putaran pembiayaan berulang.
7. Modal Ventura Bergerak (Mobile Venture Capital): Jenis pembiayaan ini diberikan oleh investor
modal ventura yang berspesialisasi dalam bisnis bergerak, seperti perusahaan teknologi atau aplikasi
seluler. Mereka memberikan pembiayaan khusus untuk perusahaan yang beroperasi di ruang bergerak.
8. Modal Ventura Industri Khusus (Specialized Industry Venture Capital): Pembiayaan ini
ditargetkan untuk perusahaan yang beroperasi di industri tertentu, seperti bioteknologi, energi terbarukan,
atau perawatan kesehatan. Investor modal ventura dengan keahlian di bidang tertentu dapat memberikan
dana dan bimbingan kepada perusahaan yang sesuai dengan sektor industri tersebut.
Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Anjak Piutang
Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat yaitu: perusahaan anjak piutang
(factor), klien (supplier), dan nasabah (customer) atau disebut debitor. Factor adalah perusahaan atau
pihak yang menawarkan jasa anjak piutang.Klien adalah pihak yang menggunakan jasa perusahaan anjak
piutang.Sedangkan nasabah adalah pihak- pihak yang mengadakan transaksi dengan klien.Perusahaan
anjak piutang memiliki klien dalam hal ini supplier, selanjutnya klien yang memiliki nasabah
(customer).Mekanisme anjak piutang diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa yang
pembayarannya secara kredit.

Jenis Anjak Piutang


Fasilitas anjak piutang yan ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat dibedakan
dalam berbagai jenis sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pelayanan
a. Full Service Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh, baik jasa pembiayaan maupun
nonpembiayaan.
b. Bulk Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan saat jatuh tempo pada
nasabah, tanpa memberikan jasa lain seperti resiko piutang, administrasi penjualan, dan
penagihan.
c. Maturity Factoring
Pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan
penagihan piutang serta proteksi atas tagihan.
d. Finance Factoring
Anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas pembiayaan saja tanpa ikut
menanggung risiko atas piutang tak tertagih. Penyediaan pembiayaan dana tunai pada
saat penyerahan faktur pada perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari nilai
seluruh faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap
harus bertanggung jawab terhadap pembukuan piutang dan penagihannya, termsuk
menanggung risiko tidak tertagihnya piutang tersebut.
2. Berdasarkan Penanggungan Resiko
a. With Recourse Factoring
Berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi
perusahaan anjak piutang merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan
menanggung risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Oleh karena
itu, perusahaan anjak piutang akan mengemblikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada
klien atas piutang yang tidak tertagih dari customer. uang muka proporsi tertentu kepada klien atas
piutang atau faktur yang diserahkan.
b. Without Recourse Factoring
Perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan leh klien.
Namun, dalam perjanjian anjak piutang daat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya tagihan dapat
diberlakuakan bentuk recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang tidak diabayar karena pihak klien
ternayat mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada nasabahnya. Dengan
demikian customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut dan terlepas dari
kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus demikin, perusahaan factoring dapat
mengembalikan tagihan tersebut kepada klien.

3. Berdasarkan Perjanjian
a. Disclosed Factoring
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak debitur (customer).
Oleh karena itu pada saat piutang terebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada
debitur yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan pernyataan
bahwa bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang.

b. Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa
pemberitahuan kepada debitur kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien, atau secara
sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko.

4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan


a. Domestic Factoring
Kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan anjak piutang, klien dan debitur yang
semuanya berdomisili di dalam negeri.
b. International Factoring
Kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang melibatkan dua perusahaan factoring di
masing-masing negara sebagai expor factor dan import factor.

• Manfaat Anjak Piutang


1. Bagi Klien
a. Jasa Pembiayaan
1).Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembaiayaan memungkinkan klien melakukan
penjualan dengan cara kredit namun sulit untuk dilakukan apabila klien mengalami kesulitan
modal. Dengan adanya jasa anjak piutang, klien mampu menjual secara kredit.
2).Kelancaran modal kerja. Jasa anjak piutang memungkinkan klien untuk mengonversikan
piutangnya yang belum jatuh tempo menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif lebih
cepat.
3).Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan dengan skema without recourse
memungkinkan adanya pengalihan sebagian resiko tidak tertagihnya piutang kepada factor.
Pengalihan resiko ini sangat menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak
klien.

b. Jasa Non-pembiayaan
1).Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang yang diberikan oleh factor
menyebabkan klien tidak perlu secara langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah,
sehingga waktu dan tenaga karyawan dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain yang
lebih produktif.
2).Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien untuk mengelola kegiatan
penjualannya secara lebih rapi dan efisien karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor)
yang lebih berpengalaman.
3).Peningkatan kualitas piutang. Jasa administrasi penjualan memugkinkan pemberian fasilitas
kredit kepada pembeli secara lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya [piutang
menjadi lebih tinggi.
4).Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa investigasi kredit / piutang
memungkinkan klien untuk melakukan perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat
ditagih, sehingga memudahkan proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan.

2. Bagi Factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam bentuk fee dari pihak klien. Fee
tersebut terdiri dari:
1).Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa pembiayaan
(uang muka) atas piutang yang diberikan oleh factor.
2).Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa nonpembiayaan
yang nilainya ditentukan sebesar presentase tertentu dari piutang atas dasar beban kerja yang
akan dilakukan oleh factor.

3. Bagi Nasabah
Nasabah memperoleh manfaat berupa:
1). Kesempatan untuk melakikan pembelian secara kredit. Kehadiran jasa pembiayaan
memungkinkan klien untuk melakukan penjualan secara kredit.
2). Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien
melakukan penjualan dengan lebih cepat dan tepat.

BAB 11 PEGADAIAN
A. Pengertian Dan Tujuan Pegadaian
Pegadaian adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa
peminjaman uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya.
Pegadaian mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui
penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai.
2) Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainnya
B. Kegiatan Usaha Pegadaian
1. Penghimpun Dana
Dana yang diperlukan oleh perum pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal dari :
a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekan, utang kepada
nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima
dimuka, dan lain – lain)
c. Penerbitan obligasi
d. Modal sendiri
Modal yang dimiliki perum pedagaian terdiri dari :
1) Modal awal, yaitu kekayaan Negara diluar APBN sebesar Rp 205 milyar.
2) Penyertaan modal pemerintah.
3) Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi sejak perusahaan
pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.
2. Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha perum
pegadaian. Dana tersebut digunakan untuk hal – hal sebagai berikut:
a. Uang kas dan likuid lain
b. Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan intentaris
c. Pendanaan kegiatan operasional
d. Penyaluran dana
e. Investasi lain
3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian
Produk dan jasa yang ditawarkan perum pegadaian kepada masyarakat meliputi sebagai berikut :
a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
b. Penaksiran nilai barang
c. Penitipan barang
C.Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai
Proses pinjaman yang terjadi di pegadaian berdasarkan hukum gadai yang ditetapkan dalam
beberapa hal antara lain:
a. Barang yang Dapat Digadaikan
Barang-barang yang dapat digadaikan meliputi:
1. Barang perhiasan.
2. Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu mulia.
3. Kendaraan.
4. Mobil, sepeda motor, sepeda dan lain-lain.
5. Barang elektronik.
6. Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape, recorder, video player, televisi, dan lain-
lain
7. Barang rumah tangga.
8. Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain.
9. Mesin-mesin.
10. Tekstil.
11. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum Pegadaian.
Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber daya manusia di
pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh Perum Pegadaian,

serta meperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-barang tertentu yang tidak
dapat digadaikan.
b. Penaksiran
Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang bergerak sebagai jaminan
pada loket yang telah ditentukan pada kantor pegadaian setempat. Mengingat besarnya jumlah
pinjaman sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang diterima
dari calon peminjam terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir.
c. Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan di gadaikan tidak sama dengan besarnya pinjaman yang
diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat
diberikan.
d. Pelunasan
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian pinjaman, pemberi
gadai mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang telah diterima.
D. Manfaat Pegadaian
* Bagi nasabah
1. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau instusi yang telah berpengalaman dan
dapat dipercaya.
2. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
* Bagi perum pegadaian
1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam
dana.
2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu dari perum pegadaian.
3. Pelaksanaan dari misi perum pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang
memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatife sederhana.

BAB 12 DANA PENSIUN

Pengertian Dana Pensiun


Tahun 1992 menandai lahirnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
Undang-undang tersebut didasari atas kesadaran terhadap kesejahteraan pasca masa bekerja.
Setelah keluar dan disahkannya undang-undang tersebut, tidak hanya pegawai negeri yang dapat
menjadi peserta dana pensiun melainkan karyawan swasta melalui dana pensiun yang disediakan
perusahaan swasta.
Menurut UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa Dana Pensiun adalah
badan hukum yang mengelola dan menjanjikan manfaat pensiun. Dari definisi di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa dana pensiun merupakan lembaga atau badan hokum yang mengelola
program pensiun, yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu
perusahaan, terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan program pensiun tersebut dapat
dilakukan oleh pemberi kerja atau diserahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang
menawarkan jasa pengelolaan program pensiun, misalnya bank-bank umum atau perusahaa
asuransi jiwa.

Tujuan Dana Pensiun


Penyelenggaraan suatu program pensiun, terutama dari sisi pemberi kerja, dapat dilihat dari dua
aspek yaitu aspek ekonomis dan aspek sosial. Yang dimaksud dengan aspek ekonomis adalah
usaha pemberi kerja untuk menarik atau mempertahankan karyawan perusahaan yang memiliki
potensi, cerdas, terampil dan produktif, yang dapat diharapkan untuk mengembangkan
perusahaan. Sedangkan aspek sosial berkaitan dengan tanggung jawab sosial pemberi kerja;
bukan saja kepada karyawannya pada saat karyawan yang bersangkutan tidak lagi mampu
bekerja, tetapi juga kepada keluarganya pada saat karyawan tersebut meninggal dunia. Kedua
aspek tersebut sebenarnya hanya dilihat dari sisi perusahaan ( pemberi kerja ). Tujuan
penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja maupun dari karyawan
dapat dijelaskan sebagi berikut :

a. Kewajiban moral. Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan ras aman
kepada karyawan pada saat mencapai usia pension
b. Loyalitas. Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan mempunyai
loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan
c. Kompetensi pasar tenaga kerja. Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian
dari total kompensasi yang diberikan kepada karyawan, diharapkan perusahaan akan memiliki
daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan professional
di pasaran tenaga kerja. Karyawan.
Tujuan pengadaan suatu program pensiun bagi karyawan atau peserta antara lain adalah :
a. Rasa aman terhadap masa yang akan datang, dalam arti tetap memiliki penghasilan pada saat
mencapai pensiun
b. Kompensasi yang lebih baik karena karyawan mempunyai tambahan kompensasi, meskipun
baru bias dinikmati pada saat mencapai usia pensiun / berhenti bekerja.

Manfaat Dana Pensiun


Dana pensiun memberikan sejumlah manfaat yang signifikan, baik bagi individu yang menabung
untuk pensiun maupun untuk masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat
utama dari penyelenggaraan dana pensiun:
* Keamanan Keuangan di Masa Pensiun
Dana pensiun memberikan keamanan keuangan di masa pensiun dengan menyediakan sumber
pendapatan yang stabil. Ini membantu individu untuk tetap merasa aman secara finansial dan
mengurangi kecemasan terkait ketidakpastian ekonomi di masa pensiun.
* Mengurangi Beban Kesejahteraan Sosial
Dengan adanya dana pensiun, individu cenderung lebih mandiri secara finansial, yang dapat
mengurangi tekanan pada program-program kesejahteraan sosial yang dikelola oleh pemerintah.
Ini dapat membantu pemerintah dalam mengelola sumber daya dan memastikan keberlanjutan
program kesejahteraan.
* Mendorong Kedisiplinan Keuangan
Proses menabung untuk pensiun mendorong kedisiplinan keuangan. Ini melibatkan kebiasaan
menabung secara rutin dan membuat keputusan keuangan yang bijaksana, membantu individu
untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik sepanjang hidup mereka.
* Investasi dalam Pembangunan Ekonomi
Dana pensiun yang diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan membantu
menggerakkan ekonomi. Investasi ini dapat memberikan modal bagi perusahaan dan proyek-
proyek produktif, mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
* Mengurangi Beban Pemerintah
Program pensiun yang efektif dapat mengurangi beban pemerintah dalam menyediakan
dukungan finansial kepada warga yang memasuki masa pensiun. Hal ini dapat memberikan
fleksibilitas lebih besar bagi pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya pada sektor-sektor
lain yang memerlukan perhatian.
* Daya Tarik Perusahaan untuk Karyawan
Bagi perusahaan, menawarkan program pensiun yang baik dapat menjadi daya tarik untuk
menarik dan mempertahankan karyawan yang berkualitas. Ini dapat menciptakan lingkungan
kerja yang lebih stabil dan produktif.
* Mengoptimalkan Dana Pensiun melalui Investasi
Dana pensiun yang dikelola dengan baik dapat mengoptimalkan hasil melalui investasi yang
cerdas. Hal ini dapat meningkatkan nilai dari dana pensiun dan memastikan bahwa dana tersebut
cukup untuk memenuhi kebutuhan pensiun pesertanya. Dengan demikian, dana pensiun bukan
hanya memberikan manfaat individu tetapi juga memiliki dampak positif pada tingkat
kesejahteraan masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan.
Jenis Dana Pensiun
1. Pemberi kerja
Jenis yang pertama adalah dana yang dibuat oleh individu atau sebuah badan yang
mempekerjakan karyawan. Individu atau badan tersebut berlaku sebagai pendiri dan
menyelenggarakan program dana hari tua tersebut untuk seluruh karyawan. Iurannya bersifat
pasti dan pemberian hasil pengumpulan dana kepada karyawan adalah kewajiban pemberi kerja.
2. Lembaga asuransi Kesehatan
Jenis berikutnya adalah dana yang diselenggarakan oleh perusahaan asuransi jiwa untuk
perorangan, baik untuk karyawan kantor maupun pekerja independen, dan terpisah dengan dana
hari tua dari pemberi kerja.
3. Lembaga keuangan
Jenis yang terakhir dana yang dibuat oleh lembaga keuangan seperti bank. Sehingga, iurannya
bersifat pasti dan hanya dibebankan pada pemberi kerja, serta besarannya berdasar pada
keuntungan pemberi kerja.

Program dana pensiun


1. Defined Benefit (DB), dalam program defined benefit, manfaat pensiun yang akan diterima
oleh peserta diatur dan seringkali terkait dengan masa kerja dan gaji terakhir. Perusahaan atau
entitas penyelenggara pensiun bertanggung jawab untuk menjamin pembayaran manfaat tersebut,
terlepas dari hasil investasi.
2. Defined Contribution (DC), dalam program defined contribution, kontribusi yang dibuat oleh
karyawan dan/atau perusahaan dikumpulkan dalam rekening individu. Manfaat yang diterima
pada masa pensiun tergantung pada seberapa baik dana tersebut diinvestasikan dan hasil
investasi yang dihasilkan.
3. IRA adalah program pensiun pribadi di Amerika Serikat yang memungkinkan individu
menyumbangkan sejumlah dana setiap tahun untuk tujuan pensiun. Terdapat dua jenis utama
IRA, yaitu Traditional IRA dan Roth IRA, masing-masing dengan aturan dan manfaat pajak yang
berbeda.

4. Rencana Pensilvania adalah salah satu jenis program pensiun yang memungkinkan peserta
untuk menyumbangkan sebagian dari gajinya dan menarik kembali dana tersebut pada masa
pensiun. Program ini memberikan fleksibilitas dalam cara peserta mengelola dan menggunakan
dana pensiun mereka.
5. Investasi Dana Pensiun, dana pensiun diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan
seperti saham, obligasi, real estate, dan investasi lainnya. Tujuan dari investasi ini adalah untuk
memaksimalkan pertumbuhan dana pensiun dan menghasilkan pengembalian yang cukup untuk
membiayai manfaat pensiun.

Anda mungkin juga menyukai