Disusun oleh :
NPM : 2251010339
Kelas :G
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang bentuk-bentuk bisnis kecil.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan ditulis berdasarkan buku dan informasi
dari media massa yang berhubungan dengan bentuk-bentuk bisnis kecil.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan
berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaanya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Definisi Bisnis Kecil.......................................................................................................
B. Karakteristik Bisnis Kecil...............................................................................................
C. Ruang Lingkup Bisnis Kecil...........................................................................................
D. Bentuk-Bentuk Bisnis Kecil...........................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
Kesimpulan..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada pengamat yang mendefinisikan bisnis kecil (small business) adalah sebagai usaha atau
bisnis yang dimiliki dan diatur secara independent dan yang tidak mendominasi pasar.
Sedangkan di Indonesia, pengertian usaha kecil diatur dalam Bab 1 ayat (1) UU nomor 20 tahun
2008 tentang Usaha Kecil, yaitu Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UU ini.
Lain lagi pengertian yang diberikan oleh Committee for Economic Development, yang
mengemukakan ciri-ciri sebuah bisnis kecil ialah:
Pada akhirnya Elbert dan Griffin (2000:150) memberikan definisi sebagai berikut: Bisnis
Kecil ialah suatu usaha yang dimiliki dan dikelola secara bebas, dan bisinis ini tidak
mendominasi pasar. Bisnis kecil ini tidak merupakanbagian atau cabang dari perusahaan lain.
Yang menjalankan bisnis adalah pemilik sendiri, bekerja bebas sesuai dengan kesanggupannya.
Untuk memulai suatu usaha bisnis kecil, pada umumnya menggunakan modal milik sendiri,
mungkin modal tabungan, dan juga modal bantuan orang tua, teman atau lainnya.
Apabila usaha sudah berjalan, baru merintis dengan lembaga perbankan, atau Lembaga
keuangan lainnya. Demikian pula halnya bantuan berupa barang, akan datang dari pihak
suppliers karena mulai terjalin kerjasama, dan saling percaya. Barang dagangan misalnya akan
dititipkan dalam bentuk konsinyasi artinya barang yang laku terjual, harus dibayar dan sisanya
boleh dikembalikan. Juga ada barang dagangan dengan system kredir, artinya laku atau tidak
laku semua harus dibayar setelah jatuh tempo.
Di Negara kita ada bisnis yang lebih kecil lagi yang sering disebut sector informal, yaitu
suatu kegiatan bisnis yang dilakukan sambilan, oleh seseorang dibantu oleh keluarga. Kegiatan
ini tampak pada sector perdagangan kaki lima baik yang berlokasi secara menetap ataupun yang
berpindah-pindah.
Oleh sebab itu, bentuk usaha bisnis kecil dapat dibedakan dengan melihat cara pengelolaan,
lokasi, luas meter persegi tempat usaha, komoditi yang dijual, pemilikan, karyawan, dan
teknologi yang digunakan.
Kegiatan bisnis kecil di Amerika jumlahnya terdapat pada toko eceran bahan makanan dan
minuman. kemudian nomor dua terbesar jumlahnya terdapat pada bisnis real estate, asuransi dan
bisnis keuangan, dan ketiga ialah bidang grosir berbagai macam barang. Kemudian diikuti oleh
bisnis laundry. Dalam bidang jenis jasa, kegiatan dalam tempat hiburan, hotel, dan perusahaan
konstruksi, menghasilkan sepertiga jumlah dari seluruh penjualan jasa setahunnya. Hal ini
memberi bukti kepada kita bahwa usaha bisnis kecil memegang peranan penting dalam kegiatan
bisnis secara keseluruhan terutama dalam menghadapi masa depan pertumbuhan ekonomi dalam
suatu negara.
Ada beberapa alasan mendasar mengapa usaha atau bisnis kecil penting untuk dikembangkan di
Indonesia:
1. Potensinya terhadap penciptaan dan penyerapan tenaga kerja yang sudah dibuktikan pada
saat awal reformasi sekitar tahun 2000 yang mengalami resesi.
2. Usaha kecil mengurangi kemiskinan dan memiliki sumbangan terhadap pembangunan
ekonomi nasional.
3. Masalah fleksibilitas dan adaptabilitasnya dalam memperoleh bahan mentah dan
peralatan.
4. Relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjang terciptanya
integrasi pada sektor ekonomi yang lain.
5. Peranannya dalam jangka panjang sebagai basis untukmencapai kemandirian
pembangunan ekonomi karena industri berskala kecil umumnya diusahakan oleh
pengusaha lokal dengan menggunakan bahan baku impor yang sangat rendah.
Oleh karena itu, melihat perkembangan usaha kecil yang cukup mengesankan, sesungguhnya
usaha kecil dapat memainkan peranan penting dan strategis dalam memperkukuh perekonomian
nasional. Bisnis kecil terutama sebagai wahana kegiatan ekonomi rakyat dengan kemampuan
menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Usaha kecil merupakan sektor ekonomi yang
tidak hanya memberikan kegiatan usaha kepada rakyat kecil, namun juga memiliki nilai sosial
sebagai alternatif pemecahan terhadap ledakan tenaga kerja yang terus bertambah setiap tahun
dan berpotensi menimbulkan kerawanan dan konflik sosial. Pemberdayaan usaha kecil menjadi
sama dan sebangun dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Oleh karena itu berbagai kemajuan
dan keberhasilan yang telah dicapai selama ini secara konsisten harus terus ditingkatkan dan
dimantapkan dalam tahun-tahun berikutnya.
Usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan pengusaha kecil tidak
memiliki akses yang cukup menunjang terhadap jasa perbankan untuk mendapatkan
modal atau investasi.
Pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya, karena teknologi
yang digunakan masih bersifat semi modern, bahkan masih dikerjakan secara tradisional.
Terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya, seperti:
belum mengarahkan tujuan ekspor barang-barang hasil produksinya dan masih untuk
memenuhi kebutuhan lokal.
Bahan-bahan baku yang diperoleh untuk kegiatan usahanya, masih relatif sulit dicari oleh
pengusaha kecil.
Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan
Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
Seluruh keuntungan dinikmati sendiri
Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih
besar
Jangka waktu bisnis kecil tidak terbatas atau seumur hidup
Sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan
1) Jasa.
Bisnis jasa merupakan segmen terbesar dalam bisnis kecil karena membutuhkan
relatif lebih sedikit sumber daya tetapi mempunyai kemampuan paling cepat
berkembang. Misalnya: jasa konsultasi, blantik, pedagang dipasar hewan, dan
sebagainya. Jasa membawa keuntungan yang sangat besar bagi wirausaha kecil yang
mampu berinovasi tinggi.
Misalnya di bidang jasa pendidikan, penyewaan mobil, konsultan manajemen,
penyewaan mobil, konsultan manajemen, periklanan, rumah produksi, layanan jasa
internet jasa outsourcing, bidang keamanan dan cleaning service. Jasa juga memberikan
keuntungan yang besar bagi pengusaha kecil yang mampu bermotivasi tinggi. Misalnya,
konsultan manajemen, penyewaan mobil, penyedia layanan internet (situs), dan
semacamnya.
2) Eceran.
Bisnis eceran menjual langsung ke konsumen produk yang dimanufaktur oleh
perusahaan-perusahaan lain. Misalnya gerai yogurt, rumah bakso daging, rumah jagal
yang menjual daging, Poultry Shop, dan sebagainya. Biasanya para wirausahawan kecil
menyukai specialty shop (toko khusus) yang memungkinkan mereka untuk memfokuskan
sumberdaya yang terbatas pada segmen yang lebih kecil. Usaha eceran adalah salah
satunya usaha yang menjual produk manufaktur yang langsung kepada konsumen.
Contoh Saleh Kurnia dulu memulai bisnis dari sebuah toko kelontong. Namun, setelah
dikelola dengan tekun, kini telah menjadi jaringan bisnis ritel (supermarket) besar di
Indonesia dengan bendera PT Hero Supermarket.
3) Grosir.
Seperti dengan jasa dan eceran, para wirausaha kecil juga mendominasi usaha
grosir. Suatu bisnis grosir adalah membeli produk dari produsen kemudian menjualnya ke
pengecer. Grosir umumnya membeli barang dalam jumlah besar dan menyimpannya
dalam kuantitas dan tempat tertentu yang menguntungkan bagi pengecer. Grosir
membutuhkan lebih sedikit karyawan dari pada produsen, pengecer atau penyedia jasa,
dan melayani lebih sedikit pelanggan. Misalnya pedagang (pengepul) telur atau ternak
antar kota atau antar provinsi.
4) Pertanian.
Pertanian merupakan usaha bisnis kecil yang paling tua. Hampir setiap orang
menanam untuk kebutuhannya sendiri. Pada bentuk paling sederhana pertanian misalnya
membutuhkan sebidang tanah, beberapa bibit ternak, beberapa alat sederhana, dan
menggunakan tenaga kerja keluarga. Namun dalam perkembangan ekonomi, telah
berkembang dalam bentuk agribisnis yang mampu memproduksi dalam jumlah banyak
untuk dijual karena produksi melebihi kebutuhan keluarganya.
Pada awalnya, hasil pertanian digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan
keluarga, namun lama kelamaan menjadi sebuah usaha yang cukup besar. Petani
membutuhkan tanah dan alat-alat serta membutuhkan pekerja. Di Amerika Serikat telah
menunjukkan perubahan dengan adanya perusahaan besar agrobisnis. Perubahan itu
dimungkinkan dengan adanya penemuan mesin mesin baru yang lebih efisien serta
penemuan pupuk yang membantu perkembangan usahanya.
5) Pabrikasi.
Pabrikasi sering kali termasuk dalam bisnis besar walaupun ada juga yang
termasuk bisnis kecil. Misalnya pembuatan susu pateurisasi dengan berbagai rasa yang
relatif membutuhkan investasi lebih besar antara lain untuk pembelian peralatan, bahan
baku, dan sejumlah uang untuk memulai usaha.
6) Manufaktur.
Manufaktur merupakan suatu bisnis kecil yang memerlukan modal untuk
investasi yang cukup besar, karena memerlukan tenaga kerja, teknologi dan bahan
mentah untuk mengoperasikannya.contoh kerajinan tangan, percetakan dll. Kaos oblong
merek Dagadu Djogdja adalah contoh usaha yang awalnya merupakan penyaluran hobi
mahasiswa arsitektur yang pandai dlam hal desain grafis. Produk yang unik dan lucu
namun cerdas dituangkan dlam bentuk cindramata alternatif dari yogya mengundang
daya tarik sendiri.
7) Distribusi (Wholesale Business).
Distribusi adalah satu-satunya bisnis yang membeli barang dari pabrik atau
produsen dan menjual kepada pedagang eceran.Bisnis distribusi kini sudah mulai
didominasi oleh pengusaha kecil. Pengusaha kecil sudah mendominasi seluruh penjualan
dalam jumlah besar. Misalnya, PT Indomarco yang bergerak di bidang Jasa distribusi
produk konsumsi kini juga sudah merambah ke bisnis ritel dengan merk Indomaret.
Faktor-faktor berikut ini perlu diperhatikan oleh para pebisnis yang baru memulai bisnisnya:
a) Sikap pengusaha.
Sikap pengusaha yang keras kepala, tidak mau berhadapan dengan risiko dan konflik,
paranoid, perfeksionis, dan merasa paling benar, sering kali membuatnya tak mampu
menerima ide atau masukan dari orang lain atau bawahannya. Hal inilah yang dapat
memicu kegagalan dalam bisnis.
b) Disfungsi manajemen.
Kurangnya fokus, visi, perencanaan, standar dan lain sebagainya yang terkait dengan
manajemen, ditambah lagi dengan mitra kerja yang tidak kompak bisa menjadi penyebab
bisnis mati.
c) Operasional tidak efisien.
Terlalu banyak pengeluaran untuk sewa, tenaga kerja, dan bahan produksi, ditambah lagi
dengan karyawan yang tidak ulet dan tidak mampu bernegosiasi (dalam konteks yang
menguntungkan perusahaan) dapat menyebabkan perusahaan jadi tidak kompetitif.
d) Akuntansi buruk.
Seorang pengusaha tak bisa mengontrol bisnisnya apabila tidak ada data keuangan.
Kesalahan yang umum terjadi adalah para pengusaha menyewa jasa akuntan luar untuk
melakukan perhitungan pajak dan mengawasi keuangan, padahal seharusnya pekerjaan
itu adalah bagian kepala keuangan.
e) Kekurangan uang cash.
Hal buruk seperti kehilangan pelanggan dan karyawan yang berpotensi, datangnya
kompetitor baru, dan tuntutan hukum bisa saja terjadi pada pengusaha manapun yang
membuat tekanan pada keuangan perusahaan. Kondisi tersebut dapat membuat
perusahaan kesulitan dalam proses recovery apabila perusahaan harus berutang uang cash
dalam jumlah yang signifikan.
f) Pertumbuhan yang tidak terkontrol.
Terlalu luas berekspansi mungkin penyebab kegagalan yang paling ironis. Ekspansi yang
gagal dapat disebabkan karena salah memilih pasar yang ternyata tidak menguntungkan
dan terlalu banyak meminjam uang dalam upaya mempertahankan pertumbuhan pada
tingkat tertentu.
g) Penurunan pasar.
Toko buku, toko musik, bisnis percetakan dan bisnis lainnya yang berhubungan dengan
perubahan teknologi, permintaan pasar, dan kompetisi dari perusahaan besar dengan daya
beli yang besar adalah bisnis yang rentan mengalami penurunan pasar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bisnis kecil (small business) adalah bisnis yang dimiliki dan dioperasikan secara
independen, tidak dominan dalam bidang operasinya, dan memenuhi standar ukuran
tertentu dalam hal jumlah karyawan atau penerimaan tahunan. Oleh karena itu, melihat
perkembangan usaha kecil yang cukup mengesankan, sesungguhnya usaha kecil dapat
memainkan peranan penting dan strategis dalam memperkukuh perekonomian nasional.
Bisnis kecil terutama sebagai wahana kegiatan ekonomi rakyat dengan
kemampuan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Dalam suatu perekonomian
yang melambat sebagai akibat dari resesi, sejumlah besar lapangan kerja baru diciptakan
oleh pengusaha yang memutuskan untuk mendirikan usaha bisnis baru.
Hal ini memberi bukti kepada kita bahwa usaha bisnis kecil memegang peranan
penting dalam kegiatan bisnis secara keseluruhan terutama dalam menghadapi masa
depan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Anas (1994), Analisis Perkembangan Industri kecil Berdasarkan Penyusunan Indeks
Produktivitas dan Tingkat Efisiensinya di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ekonomi
(1996), Struktur dan Kinerja Ekonomi Indonesia Setelah 50 tahun Merdeka: Adakah Peluang
Usaha Kecil?, Jurnal Ekonomi
(1997), Pengembangan Industri Pedesaan Melalui Koperasi dan Usaha Kecil: Suatu Studi Kasus
di Kalimantan Timur