Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN MATERI KULIAH

ANALISI LINGKUNGAN MAKRO


Mata Kuliah: Pengantar Manajemen Strategik
Dosen Pengampu: Anak Agung Ngurah Mayun Narindra, SE, M.SI

Oleh:
Kelompok 4
Ni Kadek Anggi Astela (202133122002)
Ni Kadek Ratna Dewi (202133122011)
Ni Wayan Sumarihati (202133122016)
Ni Kadek Indah Sukma Berliana (202133122029)
Luh Putu Novi Damayanti (202133122037)

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala limpahan
rahmat- Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANALISIS
LINGKUNGAN MAKRO”. Tanpa pertolongan-Nya, penulis belum tentu sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan kerjasama yang dari
semua pihak yang telah membantu dalam terselesainya makalah ini sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan dalam materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Terima kasih.

Denpasar, 23 September 2023

Penulis
BAB 2
ANALISI LINGKUNGAN MAKRO

A. ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS


Analisis lingkungan bisnis dimaksudkan untuk mencoba
mengidentifikasi peluang (opportunities) bisnis yang perlu dengan segera
mendapatkan perhatian eksekutif, dan disaat yang sama diarahkan untuk
mengetahui ancaman (threats) bisnis yang perlu mendapatkan antisipasi. Untuk
keperluan dimaksud, pertama ALB berusaha untuk mengidentifikasi sejumlah
variabel pokok yang berada diluar kendali perusahaan yang diperkirakan
memiliki pengaruh nyata. Dengan demikian, ALB hanya berusaha
mengumpulkan dan menganalisis sejumlah varibel secara terbatas (finite). ALB
hendaknya tidak sampai terjerumus untuk berusaha meng-analisis sebanyak
mungkin variabel (infinite).
ALB berusaha mengetahui implikasi manajerial (managerial
implications/IM) yang ditimbulkan baik langsung maupun tidak langsung dari
berbagai faktor eksternal yang telah diidentifikasi berpengaruh pada prospek
perusahaan. Dari langkah ini diharapkan manajemen perusahaan akan memiliki
gambaran yang lebih jelas dalam menyiapkan strategi bisnis yang diperlukan
untuk mengantisipasi implikasi manajerial yang ditimbulkan oleh lingkungan
bisnis.
ALB terdiri dari dua komponen pokok, yakni analisis lingkungan makro
dan lingkungan industri (competitive environment). Jenis lingkungan yang
disebut pertama terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, politik termasuk
pemerintah, hukum, sosial budaya, dan kependudukan. Keseluruhan jenis
lingkungan yang termasuk kategori pertama ini memiliki pengaruh yang
langsung terhadap prospek perusahaan, akan tetapi disaat yang sama juga
memiliki pengaruh tidak langsung melalui lingkungan industri. Hubungan yang
disebut kedua baru terjadi jika masing-masing komponen lingkungan makro
berpengaruh terlebih dahulu pada lingkungan industri sebelum pada gilirannya
berpengaruh pada perusahaan. Lingkungan makro diperlakukan sebagai
variabel bebas (independent variable), sedangkan prospek perusahaan
diperlakukan sebagai variabel terikat/terpengaruh (dependent variable).
Lingkungan industri diletakkan diantara keduanya, dan oleh karena itu - secara
metodologis - disebut sebagai variabel antara (intervening variable). Akan
tetapi secara sendiri, tanpa terlebih dahulu dipengaruhi oleh lingkungan makro,
lingkungan industri juga dapat berdiri sebagai variabel bebas yang langsung
mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan.

B. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN MAKRO


Pertama, lingkungan makro tidak memiliki batas (boundlessness).
Sekalipun secara umum terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, politik,
hukum, sosial, dan kependudukan; akan tetapi detail dari masingmasing
lingkungan amat luas, dalam, dan tanpa batas. Masing-masing memiliki
intensitas pengaruh yang berbeda terhadap berbagai aspek manajemen
fungsional.
Kedua, lingkungan makro juga hanya memberikan sinyal yang lemah
kepada manajemen. Amat jarang ditemukan sinyal perubahan yang transparan.
Kecenderungan perubahan biasanya baru dapat dilihat dalam jangka panjang.
Kadangkala sinyal yang diberikan bertolak belakang satu sama lain yang dapat
menyulitkan pemilahan. Oleh karena itu, disamping pengetahuan dan
kecakapan, manajemen juga dituntut memiliki intuisi bisnis yang terlatih, dan
terus menerus diasah. Manajemen juga perlu menggali sumber informasi diluar
yang formal dan resmi.
Dilihat dari kepentingan perusahaan, lingkungan makro juga memiliki
sifat tak dapat dikendalikan. Manajemen sama sekali tidak memiliki kendali
manajerial terhadap besaran dan arah perubahan lingkungan makro. Dalam
batas-batas tertentu yang amat kecil, hanya perusahaan yang amat sangat luar
biasa - dalam segala ukuran - kadangkala memegang kendali lingkungan
makro. Akibatnya, manajemen tidak dapat sepenuhnya bersikap proaktif.
Hanya sedikit manajemen yang mampu mengembangkan sikap proaktif secara
ajeg. Cenderung bersikap reaktif. Manajemen lebih banyak hanya sekedar
menunggu. Manajemen hanya sekedar memberikan tanggapan terhadap
perubahan lingkungan makro. Manajemen cenderung hanya menyiapkan
antisipasi bisnis. Oleh karena itu, biasanya pilihan yang paling lazim adalah
menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis.

C. PENDEKATAN DAN METODE ANALISIS


Tiga pendekatan pokok yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
lingkungan makro. Pendekatan tidak reguler (irregular approach) pada
dasarnya adalah pendekatan dadakan (ad-hoc). Analisis lingkungan makro
hanya dibuat ketika ada peristiwa tertentu yang diperlukan.
Pendekatan reguler (regular approach) berusaha secara periodik
memperbaharui dan melengkapi sejumlah variabel lingkungan makro. Secara
selektif dipilih beberapa variabel yang dianggap relevan dan signifikan.
Pendekatan ini menjadikan perusahaan secara berkala memperoleh infor-masi
baru pada pokok-pokok persoalan tertentu. Oleh karena itu, mana-jemen dapat
menyiapkan antisipasi bisnis secara reguler. Bagi industri jasa keuangan dan
industri yang padat modal di Indonesia, misalnya, akan lebih baik jika memiliki
informasi yang selalu diperbaharui tentang struktur utang, harga migas di pasar
internasional, dan kemampuan ekspor non-migas.
Terakhir, pendekatan kontinu (continuous approach) berusaha secara
ajeg menganalisis sejumlah banyak variabel dari lingkungan makro, yang
digunakan sebagai masukan penyusunan perencanaan korporat. Bagi
manajemen, dengan demikian, pengumpulan dan analisis data lingkungan
makro menjadi hal yang rutin dan terus menerus. Perusahaan memiliki bank
data yang selalu selalu diperbaharui dan siap digunakan sebagai masukan
pengambilan kcputusan. Pendekatan ini biasanya diterapkan oleh perusahaan
yang telah memiliki sistem informasi manajemen yang mapan. Perusahaan
yang peka terhadap perubahan lingkungan bisnis, diseyogyakan menerapkan
pendekatan terakhir ini.

D. ANTISIPASI STRATEGI
(Rai Utama, 2022) Manajemen tidak memiliki kendali terhadap lingkungan
makro, detail dari berbagai kemungkinan pilihan antisipasi strategi dijelaskan
berikut ini:
1. Strategi Oposisi. Dalam situasi tertentu manajemen dapat mencoba
menunda dan atau mengurangi (memperlemah) intensitas pengaruh
lingkungan bisnis. Negosiasi, lobi, iklan, dan perkembangan hubungan
masyarakat adalah beberapa contoh pilihan yang sering digunakan
perusahaan untuk mengembangkan dan mengubah citra
perusahaan berbeda dengan yang selama ini dikenal masyarkat. Pilihan
tersebut juga dapat digunakan untukmempengaruhi opini publik. Tetapi
efektifitas strategi ini amat terbatas, karena lingkungan makro berada di luar
kendali manajemen.
2. Strategi Adaptasi (Penyesuaian). Strategi ini amat sering digunakan dan
memiliki tingkat efektifitas yang cukup tinggi. Manajemen memiliki
pilihan untuk menentukan seberapa jauh adaptasi hendak dilakukan.
Biasanya tidak memiliki resiko yang amat besar dan hanya memerlukan
biaya yang sewajarnya.
3. Strategi Opensif. Strategi ini amat sulit dikerjakan dan mengandung resiko
tinggi. Strategi ini mencoba memanfaatkan perubahan lingkungan bisnis
untuk meningkatkan keunggulan Perusahaan.
4. Strategi menarik diri dari pasar (Divestasi). Karena besarnya efek negative
dan tekanan yang datang dari lingkungan bisnis, manajemen dapat
memutuskan untuk menarik diri dari pasar, dan kemudian memindahkan
sumber daya dan dana yang ada pada bidang lain yang tidak berada dalam
tekanan.
5. Strategi Kontijensi. Strategi ini dapat berupa usaha mencoba mengurangi
efek negative dari perubahan lingkungan bisnis. Hal demikian misalnya
pada usaha menemukan bahan baku baru sebagai pengganti bahan baku
yang harganya terus menerus naik.
6. Strategi Pasif. Strategi ini berusaha untuk sama sekali tidak memberikan
tanggapan terhadap perubahan lingkungan bisnis. Biasanya strategi ini
dipilih karena manajemen melihat bahwa tekanan dan perubahan
lingkungan bisnis hanya bersifat sementara.

E. ANALISIS LINGKUNGAN EKONOMI


Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di Negara tempat
organisasi internasional beroperasi. Kondisi ekonomi memiliki dampak yang
kuat terhadap kinerja dari setiap bisnis karena dapat mempengaruhi pendapatan
atau beban dari bisnis tersebut.
Ketika perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan
kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Oleh karena orang
memiliki penghasilan yang relativ baik dalam kondisi ini, mereka membeli
sejumlah besar produk. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini
memperoleh manfaat dari besarnya permintaan. Perusahaan mempekerjakan
banyak karyawan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat menghasilkan
produk dalam jumlah yang mencukupi guna memenuhi permintaan. Perusahaan
juga dapat membayarkan upah yang tinggi kepada karyawan.
Ketika perekonomian lemah, perusahaan cenderung memberhentikan
sebagian karyawannya dan tidak mampu membayarkan upah yang tinggi.
Karena orang memiliki penghasilan yang relative rendah dalam kondisi ini,
maka mereka membeli produk dengan jumlah yang sedikit. Perusahaan yang
menghasilkan produk-produk ini sangat terpukul karena perusahaan tidak dapat
menjual seluruh produk yang dihasilkannya. Konsekuensinya perusahaan
mungkin perlu memberhentikan sebagian karyawan. Dalam kondisi ini,
beberapa perusahaan mengalami kegagalan, dan seluruh karyawannya
kehilangan pekerjaan sehingga membuat tingkat penggangguran meningkat.
Kondisi ekonomi juga penting bagi organisasi non bisnis. Ketika
ekonomi lemah, sumbangan untuk universitas negeri akan turun, dan organisasi
amal seperti Salvation Army akan diminta memberikan bantuan lebih besar
pada saat yang sama ketika pendapatan mereka turun. Rumah sakit dipengaruhi
ketersediaan dana dari Pemerintah dan jumlah pasien berpendapatan rendah
yang harus mereka rawat cuma-cuma.
Krisis ekonomi yang terjadi pada bulan Juli tahun 1997 hingga kini terus
berlanjut menerpa perekonomian Indonesia. Banyak dari kalangan yang
menilai krisis tersebut merupakan akar dari munculnya krisis multidimensi saat
ini. Keadaan ini memiliki dampak yang cukup signifikan pada penurunan
kinerja ekspor berbagai produk. Banyak usaha berskala besar yang mengalami
stagnasi, bahkan collaps. Namun, di sisi lain, Usaha Kecil dan Menengah
(UMKM) justru semakin eksis dan survive di tengah krisis ekonomi yang
dialami oleh bangsa ini. Hal ini terlihat dengan bertambahnya jumlah UMKM
setiap tahunnya. Pada tahun 2012 tercatat bahwa jumlah UMKM sebanyak
56.539.560 unit dengan jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak
107.657.509 jiwa. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah UMKM meningkat
menjadi 57.900.787 unit, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 114.144.082
jiwa

F. ANALISIS LINGKUNGAN TEKNOLOGI


Definisi dan konsep lingkungan teknologi Menurut Andrzej A.
Huczynski (2007:70-100), teknologi berdampak pada kinerja perusahaan dan
desain atas pekerjaan. Dalam pemberitaan media massa, perkembangan
teknologi sering dituduh sebagai penyebab pengangguran, mengurangi skill
dan mengurangi keterlibatan manusia dalam pekerjaan. Akan tetapi, dampak
dari teknologi dalam perusahaan itu lebih kompleks daripada hal-hal tersebut.
Teknologi baru membawa campuran atas biaya dan manfaat berdasarkan
penggunaannya. Dengan demikian dimensi yang diteliti antara lain:
(1) dampak pekerjaan,
(2) perubahan sifat pekerjaan, dan
(3) penerapan dalam perusahaan‖.
Menurut Dra.Yasnimar Ilyas, M.Si mengatakan bahwa Lingkungan
teknologi berhubungan dengan ketesedian pengetahuan dan teknologi yang
dapat digunakan oleh organisasi perusahaan untuk memproduksi,
mendistribusikan barang dan jasa. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa lingkungan teknologi merupakan bagian dari lingkungan
bisnis eksternal yang berhubungan dengan ketersediaan pengetahuan dan
teknologi yang dapat digunakan oleh perusahaan. Dimensi dan indikator
lingkungan teknologi Penerapan teknologi baru, apapun bentuknya dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan, dampak teknologi tersebut terhadap
pekerjaan dilihat dari beberapa faktor menurut Andrzej A.Hucynski (2007:73-
75)
Mengapa lingkungan teknologi penting ?
Lingkungan teknologi mempengaruhi kesuksesan bisnis melalui
beberapa cara. Dan secara umum, perubahan dan perkembangannya
memunculkan peluang atau ancaman terhadap bisnis.
Tapi, sama seperti faktor eksternal lainnya. Perusahan tidak dapat
mengontrol faktor teknologi. Mereka hanya bisa merespon untuk
meminimalkan dampak ancaman dan mengoptimalkan peluang. Oleh karena
itu, perusahaan harus dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi baru.

Bagaimana faktor teknologi berdampak terhadap bisnis ?


Perubahan teknologi tidak hanya mempengaruhi produk dan cara
pemasarannya. Tapi, itu juga mempengaruhi bisnis dalam beberapa cara.
Misalnya, dalam proses produksi, teknologi dapat meningkatkan total output
melalui peningkatan produktivitas. Perusahaan dapat menghasilkan output per
unit yang lebih banyak dengan input yang sama seperti sebelumnya.
Selain itu, teknologi baru berkontribusi mengurangi biaya operasi.
Misanya, mengadopsi teknologi robotik mengurangi tenaga kerja. Selain itu,
itu juga mengurangi limbah dengan presisi yang lebih tinggi dan mengurangi
kesalahan manusia.
Peningkatan output dan pengurangan biaya pada akhirnya berkontribusi
peningkatan pasokan, variasi dalam produk dan penurunan harga. Sehingga,
konsumen memiliki lebih banyak pilihan untuk menyesuaikan dengan uang di
kantong mereka.

G. ANALISIS LINGKUNGAN POLITIK


Lingkungan politik memiliki pengaruh yang riil terhadap keberhasilan
dan kegagalan perusahaan melalui peluang dan ancaman bisnis yang
ditimbulkannya. Mereka diminta untuk selalu mampu mengidentifikasi aktor
politik riil yang menjadi pusat kekuasaan dengan terus-menerus memperbarui
political map yang ada.
a. Ideologi Negara
Peran negara vis-a-vis swasta dan pandangan tentang hak pemilikan pribadi
mempengaruhi kecenderungan pilihan ideologi yang dianut: sosialisme,
kapitalisme, atau gabungan dari keduanya. Ada kecen-derungan untuk
menerapkan prinsip-prinsip dasar sosialisme. Selalu ada keraguan untuk
berpihak pada kapitalisme. Di banyak NSB, negara memiliki peran yang
besar dalam intervensi ekonomi. Sejarah penjajahan yang pernah dialami,
persoalan kemiskinan, keterbelakangan dan ketergantungan yang masih
melekat mendorong banyak NSB tidak sepenuhnya dapat menanggalkan
semangat nasionalisme. Kepekatan nasionalisme mendorong pemerintah
tak hendak sepenuhnya menerapkan tata ekonomi pasar. Akibatnya operasi
perusahaan menjadi terbatas. Tidak semua sektor ekonomi terbuka untuk
swasta. Banyak sektor ekonomi yang tetap berada di tangan negara. Usaha
bersama, yang biasanya dilakukan melalui gerakan koperasi, juga
diharapkan dapat berkembang. Bukan tak mungkin, pemerintah
menerapkan perlakuan yang berbeda antara perusahaan nasional dan asing.
Disaat yang sama, perusahaan nasional, hamper dipastikan, juga memikul
beban sosial tambahan. Akan tetapi, jika manajemen perusahaan lokal
mampu dengan cerdik memanfaatkan, maka bukan mustahil banyak
kemudahan akan diperoleh, ekonomis dan politis.
b. Stabilitas Politik
Ketidakstabilan politik menimbulkan ketidakpastian usaha – situasi yang
paling tidak disukai oleh usahawan. Akibatnya, diperlukan pemikiran yang
masak dan ekstra hati-hati untuk memasuki pasar. Keputusan politik tidak
transparan. Penyelesaian urusan bisnis berjalan lambat bahkan terkesan
berbelit-belit. Memerlukan waktu yang pan-jang karena harus melalui
banyak meja. Terkesan ada usaha untuk menyembunyikan informasi.
Akibatnya, dapat memperbesar biaya tidak langsung. Disamping itu,
pesaing dapat memanfaatkan sarana politik untuk mematikan lawan.
c. Lembaga Politik
Jika semuanya telah tertata, banyaknya lembaga politik menyebabkan
terbaginya dan meratanya kekuasaan. Akibatnya keputusan politik yang
dibuat oleh pemerintah tampak transparan dan memberi perhatian yang
cukup pada kepentingan berbagai kelompok tersebut. Semuanya tidak
“serba negara”. Negara vis-a-vis masyarakat dapat berdialog dalam posisi
yang kurang lebih seimbang. Akan tetapi hal itu, nampaknya, masih cukup
jauh untuk mewujud. Akibatnya, ada sentralisasi kekuasaan. Lebih dari itu,
birokrasi pemerintahan berjalan amat lambat dan tidak efisien. Pada
gilirannya, menyebabkan meningkatnya biaya transaksi dan biaya tidak
langsung. Lebih menyulitkan lagi, jika ternyata masih ada kecenderungan
bertindak kurang professional dalam mengartikulasikan kepentingan
politiknya. Tidak mengindahkan kepentingan ekonomis, tetapi sepenuhnya
dilandasi oleh kepentingan politik.
d. Hubungan Internasional
Tata Dunia Baru (the New World Order) sedang dalam proses. Amerika
Serikat muncul sebagai satu-satunya kekuatan politik dan pertahanan
global. Bersama Jepang dan Jerman, mereka merupakan triad kekuatan
ekonomi dunia. Tata ekonomi dunia kini dibangun atas dasar prinsip
ekonomi pasar. Semakin berkembangnya ekonomi pasar pada tingkat
global mendorong banyak NSB untuk mengikutinya. Peran swasta akan
semakin meningkat berjalan seiring dengan semakin berkurangnya dana
yang dimiliki oleh pemerintah. Deregulasi, debirokratisasi, swastanisasi
akan terus bergulir. Banyak lahan bisnis baru yang terbuka. Bahkan,
kebijaksanaan tersebut - disamping soal hak azasi manusia dan demokrasi
politik - akan dicoba dikaitkan oleh negara maju sebagai salah satu syarat
dalam membangun hubungan ekonomis dan politis dengan NSB, misalnya
dalam hal kebijaksanaan bantuan luar negeri dan transfer teknologi.
Hubungan internasional dapat membuka pasar baru, karena misalnya ada
perjanjian perdagangan perferensial sebagai akibat adanya hubungan
politik yang khas dan kental.
e. Peran Pemerintah
Pemerintah di banyak NSB memiliki kedudukan yang kuat, secara
ekonomis dan politis. Pemerintah merupakan pasar besar, kalau bukan
terbesar dan sekaligus merupakan sumber dana yang lebih dari sekedar
cukup. Pemerintah juga memiliki kewenangan mempengaruhi tinggi
rendahnya halangan memasuki pasar, misalnya dengan penentuan skala
prioritas pembangunan, daftar negatif investasi, dan produk undang-
undang. Pemerintah juga merupakan salah satu sumber monopoli. Eksekutif
pemerintahan di NSB juga tak ragu-ragu untuk melakukan intervensi
keputusan hukum. Tinggi rendahnya bunga bank, deposito maupun
pinjaman, tak sepenuhnya terlepas dari kendali pemerintah. Tak kalah
pentingnya, adalah peranan pemerintah dalam menentukan mitra kerja.
Pendeknya, pemerintah memiliki keabsahan melakukan intervensi.
Pemerintah muncul sebagai kekuatan yang dahsyat, tetapi agak
tersembunyi.

H. ANALISIS LINGKUNGAN HUKUM


Lemahnya pranata hukum menimbulkan ketidakjelasan dan
ketidakpastian usaha. Akan tetapi disaat yang sama, lemahnya pranata hukum
juga membuka peluang bagi usahawan untuk menerapkan semua jenis strategi
bisnis tanpa perlu mengindahkan etika bisnis. Mereka dapat dengan leluasa
menerapkan strategi integrasi kedepan maupun kebelakang. Yang paling lazim,
misalnya, banyak usahawan yang kemudian mendirikan lembaga perbankan
sendiri dalam rangka memperoleh dana dengan mudah dan murah. Integrasi
kedepan, misalnya, dilakukan atas pertimbangan untuk mengurangi beban
pajak, karena ada perbedaan tarif pajak antar industri. Mereka melakukan
transfer pricing. Pada gilirannya, praktik bisnis semacam ini akan mematikan
pesaing. Usahawan juga dapat memanfaatkan kurangnya prasarana hukum
justru untuk memperoleh posisi monopolis. Belum adanya batasan tentang
besarnya pangsa pasar yang biasanya diatur dalam hukum persaingan ekonomi
membuka peluang untuk terus menerus melakukan akuisisi horizontal. Bahkan
membuka peluang untuk menjamurnya konglomerasi. Praktek bisnis yang
kurang etis, misalnya akuisisi internal, hostile take over, dan interlocking
directories juga ditemukan.
I. ANALISIS LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
Banyak perusahaan multinasional, pada masa lalu, berpendapat bahwa
manajer yang telah memenuhi syarat kompetensi yang diperlukan dapat
memimpin perusahaan dengan berhasil dimanapun lokasi perusahaan tersebut.
Mereka percaya bahwa persyaratan yang diperlukan untuk menjadi manajer
handal bersifat universal. Tidak ada unsur keunikan dan kelokalan. Oleh karena
itu berlaku di semua tempat.
a. Agama
Agama dapat memiliki implikasi terbentuknya pola kerja, komunikasi
sosial, dan preferensi produk. Banyak hari libur yang berkaitan dengan
ketentuan agama. Agama juga dapat menjadi pendorong terbinanya moral
kerja, keteladanan, dan kejujuran. Sehat tidaknya komunikasi sesama
karyawan atau antara karyawan dan manajer kadangkala juga dipengaruhi
oleh agama yang dianut. Bisa jadi merupakan sumber konflik, jika
misalnya akibat adanya perbedaan agama dijadikan dasar melakukan
promosi. Akan tetapi, jika dapat dimanfaatkan secara tepat, agama dapat
menjadi sumber legitimasi kekuasaan. Untuk keperluan ini, biasanya
perlu ada pembinaan hubungan dengan lembaga agama. Ada juga produk
(termasuk jasa) yang dilarang untuk dikonsumsi dan disaat yang sama
juga ada produk yang dianjurkan untuk dikonsumsi. Akibatnya
menyebabkan timbulnya permintaan produk spesifik berdasarkan
karakteristik barang maupun waktu. Oleh karena itu, agama juga sering
dijadikan salah satu pertimbangan pengambilan keputusan pemasaran
barang.
b. Peran Gender
Gender (jenis kelamin) memiliki pengaruh yang berarti dalam
pembentukan struktur dan dinamika sosial di banyak NSB. Pada
umumnya, wanita memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah.
Setidaknya di daerah perkotaan, mereka kurang berperan secara
ekonomis, sekalipun kini telah mulai ada perubahan ke arah yang
sebaliknya. Lain halnya dengan di daerah pedesaan, sejak masih amat
muda, mereka telah terlibat dalam peningkatan pendapatan keluarga.
Aktif dalam dunia kerja. Bahkan tak jarang, mereka menjadi tulang
punggung keluarga. Sebagai sumber utama pendapatan. Secara
menyeluruh, pada umumnya mereka kurang memiliki akses pada sumber
daya produktif. Terlalu banyak hukum dan adat yang mengekangnya. Ada
hambatan untuk bertindak sebagai subyek hukum. Jumlah warisan yang
diterima lebih kecil dibanding yang diterima laki-laki. Ada larangan
untuk dengan leluasa meninggalkan rumah, yang pada gilirannya
membatasi mobilitas sosial. Tugas mereka sepertinya hanya terbatas di
sekitar urusan rumah tangga dan mendidik anak. Ada juga pembatasan
pakaian sehingga membatasi aktivitas sosial yang dapat dilakukan. Sesuai
dengan kajian, maka landasan teori dalam kajian ini adalah analisis
lingkungan bisnis, yaitu lingkungan eksternal dan internal LPD.

J. ANALISIS LINGKUNGAN KEPENDUDUKAN


Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di luar organisasi
(Robbins, 1997 : 226). Menurut Smircich dan Stubbart (1985); Mansfield
(1990) dalam Brooks and Weatherson (1997:4), definisi lingkungan memiliki
masalah intelektual, sehingga para peneliti mengkatagorikan dengan
pendekatan berbeda. Dalam kontek manajemen strategi didefinisikan
berdasarkan dekat dan jauhnya lingkungan dari organisasi atau langsung dan
tidak langsungnya lingkungan mempengaruhi organisasi. Lingkungan yang
paling dekat dengan organisasi atau disebut juga task environment, industry
environment (Hitt, Ireland, Hoskisson, 2001:22) ; (Pearce dan Robinson,
2000:71), Specific environment (Robbins, 1997:231) yaitu lingkungan yang
langsung mempengaruhi strategi, mencakup pesaing, pemasok, pelanggan dan
serikat dagang. Selanjutnya lingkungan secara tidak langsung mempengaruhi
strategi atau disebut juga general environment (Hitt, Ireland, Hoskisson, 2001;
Robbins, 1997), remote environment (Pearce dan Robinson, 2000). Bourgeois
(1980) menyatakan bahwa ada 3 perspektif tentang lingkungan, yaitu :
1) Perspektif eksternal yang menganggap lingkungan sebagai obyek. Dalam
perspektif ini, lingkungan memiliki 2 dimensi :
a) general environement, dan
b) task environement
2) Perspektif eksternal yang menganggap lingkungan sebagai atribut. Dalam
perspektif ini ada 3 dimensi lingkungan :
a) kompleksitas dan heterogenitas,
b) dynamic-shifthing,
c) volatilitas
3) Perspektif internal yang menganggap lingkungan sebagai persepsi. Dalam
perspektif ini, lingkungan memiliki 1 dimensi, yaitu persepsi ketidakpastian
lingkungan.
Pearce dan Robinson (2000:71) membedakan lingkungan atas
lingkungan jauh (remote environment), lingkungan industri dan lingkungan
operasional. Wheleen dan Hunger (2001:9) membedakannya atas lingkungan
internal (Internal Environment) dan lingkungan eksternal (External
Environment). Analisis lingkungan merupakan salah satu unsur penting proses
manajemen strategi, sebab analisis lingkungan menghasilkan sejumlah
informasi yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi
atau perusahaan. Tujuan dari analisis lingkungan adalah agar organisasi atau
perusahaan mampu memanfaatkan informasi perubahan untuk mendapatkan
keunggulan kompetitifnya di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Suryanata, P. N. G. I. (2019). Analisis Lingkungan Bisnis. Edisi Pertama. Cv. Setia
Bakti
Sartono, Agus, Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi (4th ed), BPFE, Yogyakarta,
2010.
Nugroho Bhuono A.., 2005., Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS.,
Yogyakarta : Andi
Kaplan Robert S. dan David P. Norton., 2000., Menetapkan Strategi Menjadi Aksi., Alih
Bahasa Peter R. Yosi Pasla, M.B.A., Jakarta., Penerbit Erlangga
Utama, I Gusti Bagus Rai. (2022). REVISI MAN STRATEGIK.
https://www.researchgate.net/publication/363640302_REVISI_MAN_STRAT
EGIK

Anda mungkin juga menyukai