Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MATERI KULIAH

TATA KELOLA & MANAJEMEN RISIKO (K)

“KONSEP DAN PRAKTIK LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (JASA,


DAGANG, DAN INDUSTRI) DAN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK”

MEMPERKENALKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

A. TATA KELOLA PERUSAHAAN


Dapat didefinisikan dengan sistem pada perusahaan yang diarahkan serta dikendalikan.
Terdapat pernyataanbahwa dewan harus menetapkan prosedur dalam mengelola risiko,
serta mengawasi kerangka pada pengendalian internal, serta menentukan sifat dari
risiko tersebut.

Terdapat dua pendekatan utama dalam menerapkan standar tata kelola perusahaan.
Yaitu penrapannya dalam organisasi adalah, bahwa organisasi atau perusahaan harus
mematuhi serta menjelaskan mengapa hal-hal dalam organisasi harus dipatuhi serta
dilaksanakan.

Laporan mengenai standar tata kelola perusahaan akan diserahkan pada setiap kegiatan
rapat dewan, komite dalam dewan dapat berupa:
 Komite manajemen risiko
 Komite pengungkpaan
 Komite remunerasi
 Komite audit
 Komite nominasi

B. PRINSIP TATA KELOLA PERUSAHAAN OECD


OECD merupakan kepanjangan dari Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi yang merupakan badan internasional yang memiliki tugas untuk membantu
pemerintah menangani tantangan, sosial, ekonomi, serta tata kelola perusahaan global.
OECD pada tahun 2015 melakukan perubahan pada rangkaian prinsip tata kelola
perusahaan. Di dalamnya terdapat enak prinsip, yaitu:
1. Kerangka tata kelola perusahaan yang efektif
2. Hak serta perlakuan yang adil terhadap pemegang saham
3. Investor, institusi, pasar saham, serta perantara lain
4. Peran pemangku kepentingan dalam tata kelola perusahaan
5. Pengungkapan serta transparansi
6. Tanggung jawab dewan

C. ARAH MASA DEPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN


Bermacam-macam kode telah mendefinisikan tata kelola perusahaan yang semakin
baik setiap tahunnya dengan kode FRC. Kode ini akan diperbarui setiap dua atau tiga
tahun sekali sejak tahun 1992. Dengan usulan delapan reformasi di tiga bagian bidang,
yaitu gaji, suara karyawan, serta pemangku kepentingan, dan tata kelola perusahaan
besarR.

D. TATA KELOLA PERUSAHAAN UNTUK ORGANISASI JASA KEUANGAN


Pada umumnya organisasi keuangan memliki pedoman mereka masing-masing.
Pedoman ini akan meliputi kualifikasi direktur, tanggung jawab direktur dan tanggung
jawab serta wewenang yang didelegasikan yang berasal dari komite dewan. Terdapat
program orientasi untuk anggota dewan baru yang mencakup beberapa perincian, yaitu:
1. Kerangka umum serta peraturan
2. Manajemen risiko
3. Manajemen modal serta akuntansi kelompok
4. SDM serta kompensasi
5. Komite audit, audit internal serta eksternal
6. Komunikasi termasuk branding

E. TATA KELOLA PERUSAHAAN UNTUK MANAJEMEN INSTANSI


PEMERINTAH
Pada instansi pemerintah, tata kelola yang kuat merupakan hal yang wajib, hal ini untuk
memastikan pengaturan tata kelola yang memadai. Pada instansi pemerintah, beberapa
prinsip pendorong yang mencakup nilai uang serta harus menghindari perilaku tidak
pantas. Pada dasarnya, kegiatan tata kelola perusahaan dalam departemen lalu lembaga
atau otoritas pemerintah akan menjadi abgian dari prinsip publik atau dapat disebut
dengan prinsip Nolan. Prinsip Nolan memiliki tujuah bagian, yang terdiri dari:
1. Tanpa pamrih
2. Integritas
3. Objektivitas
4. Akuntabilitas
5. Keterbukaan
6. Kejujuran
7. Kepemimpinan

F. EVALUASI KERJA DEWAN


Saat direktur eksekutif serta non-eksekutif merupakan anggota dewan yang sama, hal
ini dapat disebut dengan dewan kesatuan. Jika ada dewan pengawas, direktur eksekutif
akan berhadapan sebagai komite eksekutif. Pengevaluasian kinerja dewan merupakan
bagian penting dari pengaturan tata kelola perusahaan. Berikut ini poin-poin masalah
yang harus dilibatkan dalam evaluasi efektivitas dewan:
1. Kenaggotaan struktur
2. Tujuan serta maksud dari visi serta misi
3. Keterlibatan serta akuntabilitas
4. Pemantauan serta peninjauan
5. Performa serta dampaknya
PENDEKATAN UNTUK MANAJEMEN RISIKO

A. MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL


Tujuan dari pengelolaan risiko operasional adalah untuk membangun ketahanan
operasional serta keabsahan pada proses. Risiko operasional mempunyai definisi
khusus yang dalam lembaga keuangan dibedakan berdasarkan fakta yang
memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk mengukur risiko memiliki keterkaitan dengan
potensi kerugian keuangan.

Lembaga keuangan diwajibkan memiliki cadangan modal yang memadai untuk


menutup kerugian serta kewajiban keuangan aktual dan potensial yang harus dihadapi
dalam organisasi.

B. DEFINSI RISIKO OPERASIONAL


Terdapat hal khusus dalam risiko operasional lembaga keuangan yaitu tingkat risko
operasional perlu dilkaukan dikuantifikasi. Dikarenakan tingkat risiko harus ditutup
dengan modal yang ada pada lembaga tersebut. Jenis-jenis risiko yang terkait dengan
definsi Basel II, meliputi:
1. Penipuan internal, yaitu penyelewengan aset
2. Penipuan eksternal, yang merupakan pencurian, peretasan serta pemalsuan
3. Praktik ketenagakerjaan serta kesejahteraan di tempat kerja
4. Klien, proyek serta praktik bisnis
5. Kerusakan aset fisik
6. Gangguan bisnis serta kegagalan sstem
7. Ekseskusi, pengiriman, serta manajemen proses

C. PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL


Pengukuran risiko operasional sering melibatkan beberapa metode yang pada
umumnya mencakup informasi historis, informasi simulasi, serta didalamnya terdiri
dari beberapa difinis, yaitu:
1. Penipuan internal
2. Penipuan eksternal
3. Kerugian karyawan
4. Klien
5. Aset fisik
6. Kerugian sistem
7. Proses kerugian

D. KESULITAN PENGUKURAN
Kerugian yang telah direncanakan dapat menimbulkan biaya langsung serta tidak
langsung. Biaya yang tidak langsung, umumnya akan lebih besar dengan risiko
kehilangan pelanggan. Maka tindakan penanggulangannya dapat meliputi tindakan
pengendalian internal serta pengevaluasian yang dilakukan oleh audit internal.

E. PERKEMBANGAN RISIKO OPERASIONAL


pengukuran pada risiko operasional di dalam lembaga keuangan masih menjadi
tantangan tersendiri serta menyebabkan krisis keuangan global. Maka tanggung jawab
pada pengelolaan risiko serta implementasi pengendalian biasanya terdapat di
manajemen lini. Saat manajemen risiko tidak mampu menerima tanggung jawab ini,
maka akan berakibat manajemen risiko tidak sepenuhnya terintegrasi ke dalam lembaga
keuangan yang hal ini sudah ditetapkan oleh dalam panduan Prinsip-Prinsip yang sehat
dari Komite Basel.

F. MANAJEMEN RISIKO PROYEK


Saat perubahan strategi ditetapkan, maka sebuah proyek atau serangkaian proyek
diperlukan dalam pengimplementasian strategi yang telah dilakukan revisi. Pemilihan
proyek serta program kerja menentukan taktik organisasi dalam pengimplementasian
strategi.

G. ANALISIS DAN MANAJEMEN RISIKO PROYEK


Dalam pendekatan PRAM (Asosiasi untuk Manajemen Proyek) memperlihatkan
berbagai aktivitas yang berkelanjutan. Terdapat lima poin dalam proyek yang memiliki
manfaat tertentu, yaitu:
1. Kelayakan
2. Sanksi
3. Tender
4. Pasca-tender
5. Selama implementasi

H. RISIKO DAN KONTRAK


Keperluan akan kontrak antara organisasi serta pemasok layanan yang dialihdayakan
merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. Sifat serta kompleksitas kontrak
akan bergantung pada poin-poin berikut ini:
1. Tingkat riisko yang terkait dengan layanan yang dikontrak
2. Nilai kontak untuk penyediaan barang atau jasa
3. Durasi serta ruang lingkup kontrak
4. Tingkat keahlian yang diperlukan dalam menyampaikan layanan
5. Sifat kritis dari barang atupun jasa yang di kontrak
KEGIATAN AUDIT INTERNAL

A. RUANG LINGKUP AUDIT INTERNAL


Manajemen risiko yang berhasil berpegangan pada empat output bebrbasis risiko yang
penting, disajikan sebagai berikut:
 Wajib seperti yang telah diwajibkan oleh undang-undang, pelanggan serta
standar
 Jaminan untuk tim manajemen serta pemangku kepentingan
 Pengambilan keputusan berdasarkan informasi terbaik
 Proses inti yang efektif serta efisien di seluruh organisasi.

B. PERAN AUDIT INTERNAL


Dalam hal ini perlu ditetapkan priorotas audit yang merupakan fungsi penting dari
departemen audit. Auditor internal harus menetapkan prioritas mereka dalam pengujian
pengendalian. Jika pengendalian tidak efektof serta efisein, maka harus dilakukan
modifikasi, namun pada dasarnya keputusan akhir mengenai pengendalian serta
keefektifan yang harus diantisipasi atau dihindari dibuat oleh anggota manajemen lini
yang memiliki tanggung jawab atas pengendalian tersebut.

C. MELAKUKAN AUDIT INTERNAL


Dalam melakukan audit internal harus sesuai dengan langkah-langkah yang telah
ditetapkan. Berikut langkah-langkah dalam melaksanakan audit internal:
1. Perencanaan
2. Kerja lapangan
3. Laporan audit
4. Menindaklanjuti
Saat auditor telah melaksanakan kerja lapangan, maka auditor akan membuat laporan
audit. Laporan ini akan beriiskan komentar mengenai keefisiensinan serta efektifitas
pengendalian yang akan direkomendasikan dalam melkasanakan perbaikan berikutnya.

D. MANAJEMEN RISIKO DAN AUDIT INTERNAL


Kepala audit internal umumnya mempunyai jalur pelaporan ke anggota dewan non-
eksekutif yang merupakan senior. Manajer risiko biasanya akan melaporkan ke anggota
eksekutif dewan, maka dapat dilihat bahwa ini merupakan perusahaan sekretaris atau
direktur keuangan. Terdapat fokus dalam kegiatan audit internal yaitu pada dampak
tindakan pengendalian yang ada dalam praktik
E. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
Cara yang umum dalam mengalokasikan tanggung jawab adalah dengan audit internal
bertanggung jawab atas aktivitas yang dapat diidentifikasi sebagai peran audit internal.
Terdapat definisi lain mengenai tanggung jawab manajemen risiko, audit internal, serta
manajemen lini agar kepemilikan risiko menjadi jelas. Manajemen risiko bisa
memberikan bantuan kegiatan penilaian risiko serta desain kontrol. Sedangkan untuk
audit internal, mampu memberikan dukungan dengan audit pengendalian agar
memastikan bahwa pengendalian efektif serta efisien

F. LIMA BARIS JAMINAN


Terkadang terdapat lima baris pertahanan di mana audit eksternal merupakan garis
keempat serta regulator merupakan garis kelima. Pendekatan alternatif dari lima garis
jaminan telah diajukan, dan berikut ini penyampaiannya:
1. Dewan direksi dengan tanggung jawabnya dalam memastikan proses
manajemen risiko telah berjalan serta lini lainnya telah sesuai.
2. Eksekutif senior serta manajer senior yang memiliki tanggung jawab
keseluruhan dalam membangun serta memelihara proses manajemen risiko
yang kuat serta dalam penyampaian informasi yang dapat diandalkan.
3. Pemimpin unit bisnis yang memiliki kepemilikan ditugaskan dalam
melaporkan risiko tertentu.
4. Unit spesialis yang mempunyai keahlian.
5. Kegiatan audit internal, menyampaikan informasi yang independent serta
tepat waktu kepada dewan mengenai dapat diandalkannya proses
manajemen risiko dalam organisasi.
PELAPORAN MANAJEMEN RISIKO

A. PELAPORAN RISIKO
Terdapat bebragai macam dokumentasi dalam manajemen risiko yang relevan serta
dengan aktivitas manajemen risiko. Berikut ini akan disebutkan jenis dokumentasi
manajemen risiko yang mungkin diperlukan:
1. Administrasi manajemen risiko
2. Respons risiko serta rencana risiko
3. Respons risiko serta rencana perbaikan
4. Laporan serta remondasi acara
5. Kinerja risiko serta laporan sertifikasi.
Subjek dokumentasi manajemen risiko sangat penting bagi kinerja risiko serta laporan
sertifikasi. Terdapat persyaratan dalam melaporkan yang disempurnakan telah
dijalankan dalam semua pada semua jenis organisasi.
Laporan kinerja risiko serta sertifikasi meliputi laporan manajemen operasional serta
deklarasi yang bersifat formal dalam laporan bersertifikat pada pemangku kepentingan.
Terdapat beberapa poin penting dalam tanggung jawab manajemen risiko dewan, yang
terdiri dari:
1. Manajemen risiko proses
2. Risiko utamaserta selera risiko
3. Budaya risiko dan jaminan risiko
4. Profil risiko serta mitigasi risiko
5. Kegiatan pemantauan serta peninjauan
6. Komunikasi serta pelaporan risiko

B. UNDANG-UNDANG SARBANES-OXLEY TAHUN 2002


Tujuan utama dari SOX adalah mampu memastikan bahwa informasi yang
diungkapkan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa saham Amerika sudah benar atau
akurat.

Dalam persyaratan SOX, menyatakan bahwa dalam kerangka kerja manajemen risiko
yang telah disetujui harus dipergunakan dalam melakukan evaluasi risiko pada
pelaporan keuangan yang akurat.kerangka kerja yang direkomendasikan dalam
memastikan kebenaran pengungkapan keuangan adalah internal COSO. Kapetuhan
terhadap SOX 2002 merupakan pelatihan yang memakan banyak biaya serta waktu

C. LAPORAN RISIKO OLEH PERUSAHAAN AMERIKA


Perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek saham Amerika diwajibkan
melaksanakan pengungkapan yang luas mengenai faktor risiko. Secara umum, dalam
daftar akan diawali dengan komentar seperti mengenai faktor-faktor penting yang dapat
menyebabkan kesulitan keuangan di masa depan namun tidak terbatas. Poin-poin yang
tercantum dalam laporan risiko ini adalah:
1. Perkembangan serta perubahan peraturan
2. Persaingan dalam bisnis
3. Keputusan otorisasi persaingan mengenai usaha patungan yang diusulkan
4. Keputusan terhadap peraturan pemerintah
5. Kondisi ekonomi yang umum
6. Kehilangan pelanggan tetap
7. Biaya asuransi yang tinggi
8. Kemampuan dalam mencapai penghematan biaya
9. Fluktuasi dalam biaya bahan bakar
10. Gangguan pada lokasi serta fasilitas

D. PELAPORAN RISIKO SEKTOR PUBLIK


Perhatian pada manajemen risiko pada departemen pemerintahan serta bidang lain dari
sektor publik sangat diwajibkan pada sebagian besar negara. Namun karena informasi-
informasi tersebut tersedia untuk umum, sering terjadi tidak disebutkannya secara
khsusu mengenai pelaporan risiko kpeada pemegang saham eksternal.

E. LAPORAN PEMERINTAH TENTANG KEAMANAN NASIONAL


dalam kantor cabinet Inggris mengeluarkan daftar risiko nasional, yang meliputi:
1. Peristiwa bahaya lingkungan, termasuk cuaca, banjir, serta penyakit
manusia atau hewan
2. Kesehatan manusia serta hewan dengan referensi khusus
3. Kecelakaan besar termasuk dalam industri serta transportasi
4. Risiko sosial termasuk kekacuan publik serta kejahatan terorganisir
5. Serangan bahaya di tempat ramai
6. Permasalahan politik
7. Iklim
8. Kompetensi energi

Anda mungkin juga menyukai