Anda di halaman 1dari 12

NAMA : BADRUD TAMAM

NIM : 55521110012
Tanggapan Forum 9 - Audit Lanjutan (4 - 10 November 2021)

1. Jelaskan bagaimana konsep risiko audit dan materialitas terkait. Haruskah auditor
membuat keputusan tentang materialitas untuk menentukan tingkat risiko audit yang
sesuai?
Jawab : Pada dasarnya Materialitas dan risiko audit merupakan hal yang penting didalam
perencanaan audit. Yang mana materialitas adalah : Suatu nilai informasi akuntansi yang
dihilangkan atau salah saji dalam lingkungan yang berlaku, mungkin akan mengubah
pertimbangan seseorang yang bersandar pada informasi tersebut karena hilangnya atau
salah saji informasi tersebut.Menurut FASB mendefinisikan yaitu besarnya kealpaan dan
salah saji informasi akuntansi, yang dalam lingkungan tersebut membuat kepercayaan
seseorang berubah atau terpengaruh oleh adanya kealpaan dan salah saji tersebut. Yang
mana konsep materialitas menunjukkan seberapa besar salah saji yang dapat diterima oleh
auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut, dan
konsep risiko audit menunjukkan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah
pendapatnya atas laporan keuangan yang berisi salah saji material.
Dalam penerapan Materialitas tersebut ada lima tahap yang perlu diketahui, yaitu :
a. Perencanaan tentang rentang uji audit :
1. Menetapkan Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas,
2. Mengalokasikan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas ini ke dalam segmen-
segmen
b. Evaluasi Hasil :
3. Mengestimasi total kesalahan penyajian yang terdapat dalam segmen
4. Mengestimasi kesalahan penyajian gabungan
5. Membandingkan antara estimasi gabungan dan pertimbangan awal atau
pertimbangan yang telah direvisi tentang tingkat materialitas.
Penetapan suatu pertimbangan awal tentang tingkat materialitas adalah untuk membantu
auditor merencanakan bukti audit yang memadai yang harus dikumpulkan.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah
pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
Materialitas dibagi menjadi 2 golongan :
• Materialitas pada tingkat laporan keuangan
• Materialitas pada tingkat saldo akun
Pengertian risiko audit adalah : merupakan Risiko kesalahan auditor dalam memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang salah saji secara material.
Ketika risiko salah saji material lebih tinggi, auditor menerima lebih sedikit risiko audit
(serendah 1%); sebaliknya, ketika risiko kesalahan pernyataan material
lebih rendah, auditor menerima lebih banyak risiko audit (seperti 5%). Sebagai contoh,
pertimbangkan klien yang diperdagangkan secara publik, memiliki tim manajemen dengan
integritas yang dipertanyakan (dengan risiko inheren tinggi) yang tidak menempatkan
pentingnya tinggi pada lingkungan kontrol (dengan risiko kontrol yang tinggi). Dalam hal ini,
auditor harus hanya menerima risiko audit yang rendah (1%) karena auditor khawatir bahwa
ada kemungkinan yang masuk akal bahwa salah saji material ada. Bandingkan contoh
pertama ini dengan klien yang dimiliki secara pribadi, memiliki tim manajemen dengan
integritas yang baik (risiko inheren rendah) yang menempatkan pentingnya pada
lingkungan kontrol (risiko kontrol rendah). Dalam hal ini, auditor menerima risiko audit yang
lebih tinggi (5%) karena salah saji material lebih kecil kemungkinannya.
SAS NO. 47 (AU 312.20) menyatakan bahwa risiko audit terdiri dari 3 komponen:

1. Risiko bawaan (Inherent risk) merupakan kerentanan asersi terhadap salah saji
(misstatement) yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada pengendalian
yang berhubungan. Risiko salah saji (misstatement) seperti itu lebih besar dalam beberapa
asersi laporan keuangan dan saldo-saldo atau pengelompokan yang berhubungan
daripada yang lainnya. Risiko ini dipertimbangkan pada tahap perencanaan audit. Sebagai
contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan
perhitungan yang sederhana. Akun yang terdiri dari jumlah yang berasal estimasi akuntansi
cenderung mengandung risiko lebih besar dibandingkan dengan akun yang sifatnya relatif
rutin dan berisi data berupa fakta.
2. Risiko Pengendalian (Control Risk) merupakan risiko bahwa suatu salah saji yang
material yang akan terjadi dalam asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat
waktu oleh pengendalian perusahaan. Risiko ini merupakan fungsi keefektifan
perancangan dan operasi pengendalian internal dalam mencapai tujuan entitas yang
relevan untuk menyusun laporan keuangan entitas. Beberapa risiko pengendalian akan
selalu ada karena keterbatasan yang melekat pada pengendalian internal.
3. Risiko Deteksi (Detection Risk) merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji yang material dalam suatu perusahaan. Risiko ini merupakan fungsi
keefektifan prosedur audit dan aplikasinya oleh auditor. Hal ini sebagian muncul dari

ketidakpastian yang ada ketika auditor tidak memeriksa semua saldo akun atau kelompok
transaksi untuk mengumpulkan bukti tentang asersi lainnya.
Sumber : https://hanggaryudha.wordpress.com/2012/11/06/risiko- audit/

2. Risiko inheren pada tingkat laporan keuangan berkaitan dengan (a) risiko bisnis dan
terkait operasi dan (b) pelaporan keuangan risiko.
Fitur Profesional Judgment in Context, “Risiko Terkait dengan Salah saji Laporan
Keuangan,” merangkum berbagai risiko dari ISA 315; daftar itu direproduksi di bawah ini.
Untuk setiap faktor risiko, kategorikan sebagai menunjukkan (a) risiko bisnis dan
operasional, (b) risiko pelaporan keuangan, (c) lainnya - uraikan. (berikan penjelasan dari
pilihan saudara)
a. Operasi di wilayah yang secara ekonomi tidak stabil, seperti negara dengan devaluasi
mata uang yang signifikan atau ekonomi yang sangat inflasioner
Jawab : (a) Risiko Bisnis dan Operasional
Karena risiko ini lebih mengarah pada sebuah kegagalan yang sangat tidak diharapkan dan
biasanya terjadi dalam kegiatan sehari- hari dalam perusahaan. Risiko ini memang
mengarah kepada kegagalan yang tidak diharapkan, namun bersifat teknis.
b. Operasi yang terpapar pada pasar yang bergejolak, seperti perdagangan berjangka
Jawab : (a) Risiko Bisnis dan Operasional
Karena risiko yang akan diakibatkan dari perdagangan berjangka adalah salah satunya
risiko harga yang disebabkan pergerakan harga barang, nilai tukar, tingkat suku bunga
ataupun inflasi.
c. Operasi yang tunduk pada peraturan tingkat tinggi yang rumit Jawab : (a) Risiko Bisnis
dan Operasional
Risiko legal biasanya timbul karena adanya tuntutan dari pihak lain karena adanya
pelanggaran hukum, misalnya terjadi pelanggaran hak cipta, mengingkari kesepakatan
yang telah tertulis dalam kontrak (wanprestasi), tidak mengikuti peraturan atau undang-
undang yang berlaku, dan lain sebagainya. Selain itu, risiko kepatuhan juga berkaitan erat
dengan risiko legal, di mana risiko ini timbul karena adanya ketidakmampuan dalam
memenuhi ketentuan atau peraturan perundang-undangan.
Misalnya pelanggaran di bidang ketenagakerjaan seperti pemberian gaji di bawah UMR, di
bidang Pajak, atau tidak memiliki izin usaha dalam menjalankan bisnisnya.Di mana, jika
Anda melakukan

pelanggaran ini, Anda dapat dikenakan sanksi bermacam-macam antara lain berupa
teguran, denda, hingga pembekuan kegiatan usaha.

d. Masalah kekhawatiran dan likuiditas yang sedang terjadi, termasuk hilangnya


pelanggan yang signifikan atau kendala ketersediaan modal atau kredit.
Jawab : (a) Risiko Bisnis dan Operasional
Reputasi dapat dibilang sebagai nama baik perusahaan. Jika nama baik perusahaan
hancur atau reputasinya buruk tentu hal tersebut akan menyebabkan kerugian yaitu
ketidakpercayaan pelanggan terhadap bisnis. Jika reputasi perusahaan rusak, Anda akan
melihat kerugian dalam waktu singkat, seperti klien yang tentu akan mulai ragu berbisnis
dengan Anda. Lalu pekerja yang bekerja di perusahaan Anda akan menurun moralnya
bahkan akan memutuskan untuk pergi meninggalkan perusahaan.
e. Menawarkan produk baru atau pindah ke lini bisnis baru Jawab : (a) Risiko Bisnis dan
Operasional
Harga yang ditawarkan dari produk atau jasa bisnis tidak jauh dari harga pesaing. Harga
produk yang jauh lebih tinggi dari harga pasaran akan sulit dalam mengembangkan bisnis
yang dikelola.
f. Perubahan dalam organisasi seperti akuisisi atau reorganisasi Jawab : (a) Risiko
Bisnis dan Operasional
Perusahaan dipaksa untuk melakukan perubahan agar mampu bersaing dengan yang
lainnya. Ada beberapa hal yang menyebabkan perusahaan harus melakukan perubahan,
yaitu adanya faktor eksternal yang berupa perkembangan teknologi, faktor ekonomi,
peraturan pemerintah dan faktor internal berupa masalah-masalah sumber daya manusia.
Perubahan merupakan hal yang tidak mudah dilakukan dan tidak semua orang mau
melakukan perubahan, karena ketika kita melakukan perubahan itu artinya kita harus keluar
dari zona nyaman dan mengubah rutinitas-rutinitas yang biasanya kita lakukan. Perlu
adanya kesiapan untuk menghadapi perubahan, karena perubahan tidak selalu
menghasilkan dampak positif atau kadangkala justru tidak sesuai dengan apa yang kita
harapkan.
g. Entitas atau segmen bisnis yang kemungkinan akan dijual Jawab : (a) Risiko Bisnis
dan Operasional
Risiko ini khusus terjadi pada arus masuk dan keluar dari perputaran bisnis yang sedang
dijalankan dan menyebabkan kerugian financial. Umumnya, masalah kredit dan hutang
menjadi pemicu munculnya risiko ini. Dan menyebabkan entitas atau segmen bisnis
kemungkinan akan dijual.

h. Adanya aliansi dan usaha patungan yang kompleks Jawab : (a) Risiko Bisnis dan
Operasional
Karena adanya aliansi yang merupakan gabungan antara kedua kelompok menjadi satu
yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan menjadi lebih baik karena kerjasama di
antara mereka. Kerjasama ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dari
sebelumnya aliansi.
Contoh : Kodak dan Fuji bekerjasama dengan tiga perusahaan pembuat kamera untuk
membuat catridge film baru.Kolaborasi tersebut memungkinkan Kodak dan Fuji berbagi
biaya pengembangan, dan mencegah perang iklan jika kedua peusahaan tersebut
meluncurkan catridge yang berbeda.
i. Penggunaan pembiayaan off-balance sheet, entitas tujuan khusus, dan pengaturan
pembiayaan kompleks lainnya
Jawab : (b) Risiko Pelaporan Keuangan
Karena risiko ini dikarenakan adanya pembiayaan off-balance sheet, yang merupakan
asset atau kewajiban perusahaan tetapi tidak muncul di neraca keuangan perusahan. Ini
juga dikenal sebagai pembiayaan kreatif karena menciptakan keuntungan ilusif dengan
menambahkan transaksi yang palsu, seperti anjak piutang dan saham konsinyasi yang
menggelembungkan keuntungan dan menyembunyikan kewajiban. Banyak dari transaksi
ini legal, tetapi merupakan hasil manipulasi angka dan penyembunyian kewajiban utang
yang mana entitas memiliki tujuan khusus untuk entitas terlihat lebih sehat didalam laporan
keuangannya.
j. Transaksi signifikan dengan pihak terkait Jawab : (b) Risiko Pelaporan Keuangan
Karena risiko dari transaksi yang signifikan dengan pihak terkait akan menyebabkan risiko
salah saji material didalam pelaporan keuangan yang mana kemungkinan akan terjadi
nominal yang tertulis ditransaksi tersebut berbeda dengan nominal transaksi yang
sebenarnya.
k. Kurangnya personil dengan keterampilan akuntansi dan pelaporan keuangan yang
sesuai.
Jawab : (a) Risiko Bisnis dan Operasional
Kurangnya personil dengan keterampiran memadai merupakan risiko operasional bisnis
yang mana perusahaan harus lebih teliti dalam menghire Sumber Daya Manusia (SDM)
yang mana Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Membangun karir
merupakan salah satu tugas perkembangan yang akan dilalui dalam kehidupan individu
yang harus terus meningkatkan kemampuannya agar dapat membangun karir ataupun
jabatan yang dimilikinya. Dan juga terlatih dan professional didalam bidangnya dan paham
akan

aturan- aturan akuntansi yang berlaku yang akibatnya dapat menghasilkan SDM yang yang
mampu menghasilkan laporan keuangan yang akurat , andal dan dapat di
pertanggungjawabkan.
l. Perubahan personil kunci, termasuk kepergian eksekutif kunci Jawab : (a) Risiko
Bisnis dan Operasional
Perusahan harus lebih teliti dan cekatan dalam mencari SDM yang berkualitas dan memiliki
keahlian didalam bidangnya dan dapat diandalkan didalam segala hal pekerjaannya yang
dapat memenuhi tujuan perusahaan. Di karenakan SDM merupakan eksekutif kunci atas
keberhasilan tujuan perusahaan.
m. Kekurangan dalam pengendalian internal, terutama yang tidak
ditangani oleh manajemen
Jawab : (a) Risiko Bisnis dan Operasional
Karena pada dasarnya manajemen memiliki tanggungjawab untuk merancang dan
menerapkan sistem pengendalian internal dan melaporkan secara transparan atas
pelaksanaan pengendalian tersebut. Jika terjadi kekurangan didalam pengendalian internal
akan menghambat perusahaan untuk segera mencapai tujuannya. Dan manajemen harus
mempersiapkan prosedur secara matang dan terorganisir untuk meminimalisir kerugian
yang mungkin akan terjadi.
n. Perubahan dalam sistem atau lingkungan Teknologi Informasi (TI) dan inkonsistensi
antara strategi TI entitas dan strategi bisnisnya
Jawab : (a) Risiko Bisnis dan Operasional
Perubahan dalam sistem atau lingkung TI yang mana strategi teknologi informasi juga
berorientasi kepada teknologi yang tersedia saat ini yang dapat membantu penerapan
strategi sistem informasi sehingga dapat mendukung tercapainya arah dan tujuan dari
perusahaan. Dari strategi sistem informasi, akan dihasilkan kebutuhan dan prioritas sistem
informasi yang harus dirancang atau dibuat. Dari kebutuhan dan prioritas tersebut dapat
ditentukan teknologi seperti apa yang dapat diterapkan agar dapat mendukung strategi
sistem informasi didalam suatu perusahaan.
o. Pertanyaan tentang operasi entitas atau hasil keuangan oleh badan ulator
Jawab : (a) Risiko Bisnis dan Operasional
Risiko dari operasi entitas atau hasil keuangan oleh badan ulator pada dasarnya tidak
menyebabkan salah saji material didalam laporan keuangan. Yang menyebabkan risiko ini
dapat memberikan insentif kepada manajemen untuk salah saji beberapa akun contohnya
meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya. Guna untuk entitas mempercantik
laporan keuangan entitas agar terlihat

lebih sehat tanpa memikirkan ke akuratan dan keandalan suatu laporan keuangan tsb.
p. Salah saji di masa lalu, riwayat kesalahan, atau penyesuaian signifikan pada akhir
periode
Jawab : (b) Risiko Pelaporan Keuangan
Risiko dari salah saji dimasa lalu yang dampaknya secara individual atau keseluruhan, yang
mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal material
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Salah saji laporan
keuangan dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan yang entitas
memiliki tujuan khusus untuk entitas mempercantik laporan keuangan entitas agar terlihat
lebih sehat tanpa memikirkan ke akuratan dan keandalan suatu laporan keuangan tsb.
q. Jumlah transaksi nonrutin atau non-sistematik yang signifikan, termasuk transaksi
antar perusahaan dan transaksi pendapatan besar di akhir periode
Jawab : (b) Risiko Pelaporan Keuangan
Risiko dari kesalahan salah saji material dalam pelaporan keuangan, yang mana terdapat
jumlah transaksi nonrutin atau non-sistematik yang signifikan. yang mengakibatkan laporan
keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal material sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Salah saji laporan keuangan dapat terjadi
sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan yang entitas memiliki tujuan khusus untuk
entitas mempercantik laporan keuangan entitas agar terlihat lebih sehat tanpa memikirkan
ke akuratan dan keandalan suatu laporan keuangan tsb.
r. Transaksi yang dicatat berdasarkan niat manajemen, seperti refinancing utang, aset
yang akan dijual,dan klasifikasi surat berharga
Jawab : (b) Risiko Pelaporan Keuangan
Risiko dari transaksi yang dicatat berdasarkan niat manajemen untuk me-refinancing
untang, asset yang akan dijual, dan klasifikasi surat berharga merupakan kesalahan salah
saji material dalam pelaporan keuangan. Yang mana manajemen memiliki tujuan khusus
untuk entitas mempercantik laporan keuangan entitas agar terlihat lebih sehat tanpa
memikirkan ke akuratan dan keandalan suatu laporan keuangan tsb.
s. Pengukuran akuntansi yang melibatkan proses kompleks Jawab : (b) Risiko
Pelaporan Keuangan
Pengukuran dalam akuntansi biasanya diartikan sebagai pemberian nilai - nilai numerikal
kepada objek atau peristiwa perusahaan

sedemikian rupa sehingga memungkinkan penggabungan pos- pos (aggregation) seperti


total nilai aset, atau pemilahan (disaggregation) dari data sesuai dengan kebutuhan.Karena
risiko ini dapat menyebabkan kesalahan salah saji material dalam pelaporan keuangan.
Yang mana manajemen memiliki tujuan khusus untuk entitas mempercantik laporan
keuangan entitas agar terlihat lebih sehat tanpa memikirkan ke akuratan dan keandalan
suatu laporan keuangan tsb.
t. Menunda litigasi dan liabilitas kontinjensi, seperti jaminan penjualan, jaminan
keuangan, dan perbaikan lingkungan
Jawab : (b) Risiko Pelaporan Keuangan
Menunda litigasi dan liabilitas kontinjensi merupaka risiko yang melekat pada perusahaan
yang memungkinkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan yang merasa dirugikan yang berpotensi menimbulkan biaya yang tidak
sedikit karena berurusan dengan masalah hukum. Secara rasional manajer akan
menghindari kerugian akibat litigasi tersebut dengan cara melaporkan keuangan secara
konservatif, karena laba yang terlalu tinggi memiliki potensi risiko litigasi yang terlalu tinggi.

3. Laporan audit memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material. Auditor ditempatkan dalam situasi yang sulit karena materialitas
didefinisikan dari sudut pandang pengguna, tetapi auditor harus menilai materialitas dalam
merencanakan audit untuk memastikan bahwa pekerjaan audit yang memadai dilakukan
untuk mendeteksi salah saji material.
a. Definisikan materialitas sebagaimana digunakan dalam akuntansi dan audit,
khususnya menekankan perbedaan yang ada antara FASB dan definisi materialitas
Mahkamah Agung A.S.
Jawab : Definisi materialitas menurut FASB adalah besarnya kelalaian atau salah saji
informasi akuntansi yang mengingat keadaan di sekitarnya, memungkinkan penilaian orang
yang masuk akal bergantung pada pada informasi akan diubah atau dipengaruhi oleh
kelalaian atau salah saji,ISA 320. Materialitas dalam Perencanaan dan Melakukan Audit,
menunjukkan bahwa penilaian auditor tentang materialitas harus dibuat berdasarkan
pertimbangan kebutuhan informasi pengguna sebagai kelompok keseluruhan.
Mahkamah Agung Amerika Serikat menawarkan definisi yang agak berbeda, yang
menyatakan bahwa "fakta adalah material jika ada kemungkinan besar bahwa fakta akan
dilihat oleh investor yang masuk akal sebagai telah secara signifikan mengubah 'total
campuran' dari informasi yang dibuat tersedia ”(lihat AS 11).
Definisi-definisi ini memperjelas bahwa materialitas mencakup sifat salah saji serta jumlah
salah saji dolar dan harus dinilai sehubungan dengan pentingnya jumlah yang ditempatkan
pada jumlah tersebut

oleh pengguna laporan keuangan. Dengan demikian, auditor perlu memahami kebutuhan
pengguna laporan keuangan untuk membuat penilaian materialitas yang sesuai.
Sumber : Planning the Audit: Identifying and Responding to the Risks of Material
Misstatement
b. Tiga dimensi materialitas utama adalah (1) peningkatan dolar tude of the item, (2) sifat
dari item yang dipertimbangkan, (3) perspektif pengguna tertentu. Berikan contoh masing-
masing.
Jawab :
1. Contoh peningkatan dolar tude of the item
Seorang auditor telah menentukan batasan salah saji yang dianggap material adalah
sebesar 1% dari nilai asset yang ada. Sebuah institusi A memiliki nilai asset sebesar Rp.
20 Trilliun, sehingga batas salah saji yang diperbolehkan adalah Rp. 200 Miliar. Setelah
dilakukan audit, maka kesalahan saji yang didapatkan oleh auditor adalah Rp. 199 Miliar,
maka auditor tersebut memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat salah saji yang
material dalam laporan keuangannya. Namun, hal sebaliknya dapat terjadi bila ada
kesengajaan atau adanya skema fraud yang dilakukan oleh manajemen, judgement auditor
bisa berubah dan menganggap hal tersebut adalah material.
2. Contoh sifat dari item yang dipertimbangkan
Perusahaan besar dengan aset Rp100 triliun menganggap transaksi Rp1 juta tidak penting.
Meski demikian, angka tersebut merupakan bahan untuk usaha kecil dengan total aset
Rp100 juta
3. Contoh perspektif pengguna tertentu
Jika transaksi Rp. 100 rb itu salah saji, tidak akan banyak berdampak bagi pengguna
laporan keuangan, meskipun perusahaannya kecil. Namun, kesalahan pada transaksi Rp.
100 jt hampir pasti akan berdampak material pada keputusan pengguna terkait laporan
keuangan
c. Begitu auditor mengembangkan penilaian materialitas, dapatkah itu berubah selama
audit? jelaskan. Jika memang berubah, apa implikasi dari perubahan untuk pekerjaan audit
yang telah selesai? Uraikan jawabannya
Jawab :
Dalam mengembangkan penilaian materialitas dapat berubah selama audit jika terdapat :
a. Adanya perbedaan, dalam hal penilian, antara manajemen dan auditor mengenai
estimasi-estimasi akuntansi dimana angka yang tersaji dalam laporan keuangan
melampaui rentang estimasi yang dapat diterima menurut auditor

b. Angka yang telah diproyeksikan ( istilah statistiknya “extrapolated”) oleh auditor


berdasarkkan hasil-hasil dari prosedur ‘sampling’—baik statistikal atau non-statistikal—
pada suatu populasi (data).
c. Adanya bukti-bukti baru yang muncul dalam pelaksanaan audit sehingga, sehingga
tingkat materialitas yang tadinya ditetapkan di awal harus direvisi untuk memenuhi
pertimbangan baru dalam audit.
d. Adanya salah saji dalam suatu akun dirasa berpengaruh secara signifikan bagi
seseorang atau menjadi signifikan karena diharuskan dalam peraturan perundangan
meskipun nilai rupiahnya sama.

4. Auditor perlu menilai integritas manajemen sebagai indikator potensial dari risiko
inheren,terutama yang berkaitan dengan potensi kecurangan. Meskipun penilaian integritas
manajemen terjadi pada setiap perikatan audit, ini adalah tugas yang sulit dan subyektif.
Dibutuhkan skeptisisme profesional dari pihak auditor karena merupakan sifat manusiawi
untuk memercayai orang yang kita kenal dan berinteraksi dengannya.
a. Tetapkan integritas manajemen dan diskusikan pentingnya hal tersebut kepada
auditor dalam menentukan jenis bukti untuk dikumpulkan pada audit dan dalam
mengevaluasi bukti.
Jawab :
Integritas manajemen merupakan suatu konsistensi antara tindakan dengan nilai dan
prinsip. Ketika manajemen mengatakan bahwa semua transaksi telah dilakukan sesuai
dengan SOP namun pada saat mengumpulkan bukti audit ditemukan pengendalian tidak
dilakukan, maka dapat dikatakan integritas manajemen diragukan. Jika manajemen
mengatakan bahwa pencatatan akuntansi telah dilakukan dengan rapi dan dapat dibuktikan
dengan layak, namun banyak bukti audit yang tidak dapat diperoleh dan bahkan
manajemen tidak mampu atau tidak mau memberikan bukti audit, maka ada dua hal yang
disimpulkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor seputar kelayakan bukti
audit, yaitu:

• Pertimbangan profesional, atau professional judgment yang berarti probabilitas


seorang auditor untuk menemukan dan melaporkan penyelewengan dalam sistem akuntasi
klien.
• Integritas manajemen, atau management integrity yang berarti sikap kejujuran dari
pihak manajemen perusahaan dalam menghasilkan laporan keuangan.
• Kepemilikan publik versus terbatas, yang berarti suatu jenis perusahaan apakah
termasuk jenis perusahaan terbuka atau perusahaan terbatas.

• Kondisi keuangan, atau financial condition yang menunjukkan apakah


perusahaan mendapatkan laba atau dalam kondisi merugi.

b. Identifikasi jenis bukti yang akan dikumpulkan auditor dalam menilai integritas
manajemen. Apa sumber dari masing-masing jenis bukti?
Jawab : Bukti audit adalah informasi yang dikumpulkan dan digunakan untuk mendukung
temuan audit . Jenis dari bukti audit adalah :
1. Bukti fisik
Berasal melalui inspeksi langsung atau pengamatan yang dilakukan oleh auditor terhadap
orang , property dan kejadian. Yang berupa dokumen, foto maupun dokumen elektronik
2. Bukti Dokumenter
Berasal dari informasi yang diciptakan seperti surat, kontrak, catatan akuntansi, faktur dan
informasi manajemen atas kinerja
3. Bukti kesaksian
Berasal dari data yang telah diverifikasi dan di analisis. Analisis meliputi komputerisasi,
analisis rasio, tren, dan pola data yang diperoleh dari auditee atau sumber yang relevan
lainnya.
4. Bukti Analisis
Berasal dari data yang telah diverifikasi dan dianalisis. Analisi tersebut meliputi
komputerisasi, analisis rasio, tren, dan pola data yang diperoleh dari auditee atau sumber
yang relevan lainnya.
Sumber : ttps://www.academia.edu/11857876/BUKTI_AUDIT

c. Untuk masing-masing skenario manajemen berikut, (1) menunjukkan apakah Anda


percaya skenario tersebut mencerminkan negatif pada integritas manajemen, dan
menjelaskan alasannya; dan (2) menunjukkan bagaimana penilaian akan memengaruhi
perencanaan audit auditor.
Skenario Manajemen
i. Saya. Pemilik / manajer perusahaan swasta juga memiliki tiga perusahaan lain.
Entitas dapat dijalankan sebagai satu entitas, tetapi mereka terlibat secara ekstensif dalam
transaksi pihak terkait untuk meminimalkan beban pajak keseluruhan untuk pemilik /
manajer.

Jawab :
Sikap Auditor
1. Manajer pada perusahaan swasta mencerminkan secara negatif pada integritas
manajemen dikarenakan terbukti mereka terlibat secara ekstensif dalam transaksi pihak
terkait untuk meminimalkan beban pajak secara keseluruhan bagi pemilik atau manajer.
2. Atas penilaian terhadap kurangnya intergritas manajemen, Auditor harus membuat
perencanaan dengan mengumpulkan bukti-bukti terkait dengan pajak. Auditor harus
memastikan apakah dalam tindakan meminimalkan pajak memang benar transaksi yang
aktual atau merupakan adanya settingan suatu transaksi yang tidak diakui.
ii. Presiden sebuah perusahaan publik memiliki reputasi keras kepala dengan
temperamen yang keras. Dia memecat manajer divisi saat itu juga ketika manajer tidak
mencapai tujuan laba.
Jawab : Di kasus ini tentang seorang presiden perusahaan public memecat manajer divisi
saat itu juga Ketika manajer tidak mencapai tujuan laba. Auditor masih harus membuktikan
apakah manajer divisi yang dipecat dikarenakan ketidakmampuannya didalam
melaksanakan tugas, atau memang terdapat kendala atau kesalahan yang tidak ada
sangkutpautnya dengan manajer divisi. Yang mana auditor harus mencari bukti informasi
terkait kasus tersebut berdasarkan penilaian yang subyektivitas dari manajemen, dan
mencari informasi mengenai risiko bisnis yang sedang dijalankan perusahaan terkait
dengan apa. Kondisi ini tidak mempengaruhi dalam perencanaan audit namun auditor tetap
harus kritis di dalam menyikapi integritas manajemen. Apabila manajemen yang
mempunyai reputasi keras tersebut selalu memaksakan kehendaknya termasuk kepada
auditor, maka sebaiknya auditor mempertimbangkan kembali untuk meneruskan
perikatannya dengan perusahaan tersebut.
iii. Wakil presiden bidang keuangan dari perusahaan publik telah berhasil mencapai
puncaknya dengan mendapatkan reputasi sebagai manipulator akuntansi yang hebat. Dia
telah mendapatkan reputasi dengan menjadi sangat kreatif dalam menemukan cara untuk
menghindari pernyataan FASB untuk menjaga hutang dari neraca dan dalam memanipulasi
akuntansi untuk mencapai pendapatan jangka pendek. Setelah setiap kesuksesan jangka
pendek, dia pindah ke perusahaan lain untuk memanfaatkan keahliannya.
Jawab :
Sikap Auditor
1) Wakil presiden keuangan pada perusahaan publik mencerminkan secara negatif pada
integritas manajemen

dikarenakan berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa wakil presiden keuangan


terkanal akan manipulasi akuntansi dan menemukan cara untuk menghindari pernyataan
FASB.
2) Atas penilaian terhadap kurangnya intergritas manajemen. Auditor melakukan
perencanaan dengan mencari bukti bukti atas isu yang beredar dengan mengemukakan
sikap skeptis. Kemudian memastikan setiap laporan akuntansi apakah sudah sesuai
dengan prosedur terutama berfokus pada akun hutang.
iv. Presiden sebuah perusahaan kecil yang dimiliki publik didakwa atas tuduhan
penggelapan pajak tujuh tahun lalu. Dia menetap dengan IRS dan melayani saat
melakukan pelayanan masyarakat. Sejak itu, ia dianggap sebagai pilar komunitas,
memberikan kontribusi yang signifikan bagi badan amal setempat. Pertanyaan bankir lokal
menghasilkan informasi bahwa ia adalah pemilik sebagian atau pengendali dari beberapa
perusahaan yang dapat berfungsi sebagai organisasi "shell" yang tujuan utamanya adalah
untuk membantu manajer dalam memindahkan pendapatan untuk menghindari pajak.
Jawab :
Presiden sebuah perusahaan kecil yang dimiliki public didakwa atas tuduhan penggelapan
pajak tujuh tahun lalu yang diakibatkan oleh manajemen melakukan tindakan rekayasa
pembukuan untuk menghindari pajak. Tindakan rekayasa pembukuan tersebut
mencerminkan adanya pelanggaran prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dilakukan
oleh manajemen. Kondisi ini akan mempenguruhi auditor di dalam memberikan
opini/pendapatnya atas laporan keuangan perusahaan.
Kondisi ini dapat mempengaruhi perencanaan audit dikarenakan berpotensi terjadi
benturan kepentingan antara manajemen dengan auditor. Auditor harus bersikap
skeptisisme professional, independen dan berintegritas, tidak memihak kepada
kepentingan manajemen untuk memberikan opini/pendapat wajar tanpa modifikasian atas
laporan keuangannya dan apabila hal ini tidak dapat dihindari, maka auditor dapat
membatalkan perikatannya dengan entitas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai