Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERBAGAI KONDISI


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pengambil Keputusan

Oleh Kelompok 2 MBS-4D


Alifia Tiffani : 3721131
Fika Puspita Sari : 3721128
Nafirah Rahmadani : 3721147
Putri Handayani : 3721123
Siti Fatimah : 3721140
Tri Windya Azma : 3721146

Dosen Pengampu :
Helendra, S.E, M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH DJAMIL M. DJAMBEK
BUKITTINGGI
TP 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa izin-Nya
tentunya pemakalah tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Kemudian shalawat serta salam selalu dicurahkan kepada baginda Rasul
yakni Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapatkan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Pemakalah mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
beliau, berupa sehat fisik maupun akal pikiran serta lain sebagainya, sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Manajemen Pengambil
Keputusan untuk membuat sebuah makalah ini dengan baik. Laporan tugas mata
kuliah ini pemakalah susun untuk memenuhi tugas semester genap. Pada
kesempatan ini pemakalah juga ingin mengucapkan terimakasih kepada teman-
teman yang membantu pelaksanaan kegiatan dan semua pihak yang turut
membantu melancarkan kegiatan dalam pelaksanaan tugas pemakalah.
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
tentu masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu,
pemakalah mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, pemakalah
sebagai penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bukittinggi, 1 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses memilih tindakan atau
pilihan dari beberapa alternatif yang tersedia. Setiap individu dan organisasi
harus mengambil keputusan dalam berbagai kondisi yang berbeda. Latar
belakang pengambilan keputusan dapat bervariasi tergantung pada situasi
yang dihadapi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
antara lain:
a. Informasi yang tersedia: keputusan yang diambil seringkali bergantung
pada informasi yang tersedia. Semakin banyak dan akurat informasi
yang dimiliki, semakin mudah seseorang dapat memilih opsi yang
tepat.
b. Keterbatasan waktu: seringkali keputusan harus diambil dalam waktu
yang terbatas. Dalam situasi ini, orang cenderung memilih opsi yang
paling mudah atau yang terlihat paling memungkinkan, bukan yang
paling optimal.
c. Keterbatasan sumber daya: keputusan yang diambil juga dapat
dipengaruhi oleh keterbatasan sumber daya seperti uang, waktu, tenaga
kerja, dan lain sebagainya.
d. Nilai dan preferensi individu: setiap individu memiliki nilai dan
preferensi yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan mereka. Nilai dan preferensi ini dapat dipengaruhi oleh
faktor seperti agama, budaya, dan latar belakang sosial.
Selain faktor-faktor tersebut, kondisi-kondisi seperti tekanan, stres, dan
ketidakpastian juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang.
Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu dan organisasi untuk
mempertimbangkan latar belakang yang mendasari pengambilan keputusan
dalam berbagai kondisi yang berbeda.
Sebagaimana organisasi ketahui para pengambil keputusan tidak selalu
mengetahui dengan pasti akan hasil keputusannya. Ada kalanya ia mengetahui

1
sepenuhnya dan yakin benar akan hasil dari tiap-tiap alternatif (kondisi
kepastian), tetapi kadang-kadang juga ia tidak mengetahui sama sekali tentang
hasil keputusan yang diambilnya (kondisi ketidakpastian).
Fakta-fakta di lapangan menunjukkan keadaan yang paling sering terjadi
ialah pengambilan keputusan dapat memperkirakan kemungkinan berhasilnya
tiap-tiap alternatif, dan ia mengetahui bahwa keputusannya mengandung
tingkat risiko tertentu, mungkin berhasil baik, tetapi mungkin juga gagal
(kondisi risiko).

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari kondisi?
2. Bagaimana pengambilan keputusan dalam kondisi pasti?
3. Bagaimana pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti?
4. Bagaimana pengambilan keputusan dalam kondisi konflik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari kondisi.
2. Untuk mengetahui bagaiamana pengambilan keputusan dalam kondisi pasti.
3. Untuk mengetahui bagaiamana pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti.
4. Untuk mengetahui bagaiamana pengambilan keputusan dalam kondisi konflik.

D. Manfaat

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Defenisi Kondisi
Kondisi adalah suatu bentuk keadaan yang disebabkan oleh berbagai latar
belakang yang ada. Latar belakang tersebut pada prinsipnya memiliki berbagai
dimensi yang turut serta telah mempengaruhi pembentukan lahirnya berbagai

keputusan. Perubahan kondisi dari A ke B dapat juga disebabkan oleh masuk


dan berkembangnya suatu informasi, sehingga informasi tersebut telah
mempengaruhi tatanan kondisi yang ada.1
Dalam penerimaan informasi dari berbagai sumber menjadi catatan bagi
pihak manajemen untuk menindak-lanjutinya. Secara umum informasi yang
masuk itu kadang kala terjadi dalam berbagai kondisi, seperti : kondisi pasti,
tidak pasti dan kondisi konflik.

B. Pengembilan Keputusan Dalam Kondisi Pasti


Pengambilan keputusan memiliki informasi lengkap mengenai persoalan
yang dihadapi, memiliki alternatif solusi yang jelas, dan hasil yang akan
dicapai melalui solusi tersebut dapat diperkirakan.2
Dalam kondisi pasti, proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah
berlangsung tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas
pada fokus yang dituju. Pengambilan keputusan yang masuk dalam kategori
ini adalah keputusan rutin.
Keputusan rutin adalah keputusan yang bersifat standar dan umum dari
suatu persoalan yang solusinya sudah jelas dan pasti, contoh : untuk usaha
perbankan, mencetak brosur-brosur informasi produk, formulir transaksi
perbankan, dan lain-lain, jika persediaan sudah menipis.3

1
Agus Prastyawan. Yuni Lestari, Pengambilan Keputusan, (Surabaya : Unesa University Press,
2020), hlm. 15-16.
2
Eliana Sari, Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi : Mengoptimalkan Peran Komunikasi
Dalam Perubahan Organisasi, (Jakarta Timur : Jayabaya University Press, 2007), hlm. 12.
3
Ibid, hlm. 12.

3
Ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan sebagai penyelesaian
pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ini, yaitu :
a. Menggunakan linier programming, yang merupakan alat analisis atau
teknik sistematis yang digunakan untuk membantu manajer dalam
pengambilan keputusan dalam kondisi deterministik (mendasarkan
pada asumsi-asumsi kepastian). Ciri khusus penggunaan teknik ini
berusaha untuk mendapatkan maksimalisasi atau minimalisasi.
Memaksimalkan efektivitas promosi dan lain sebagainya yang bersifat
perolehan manfaat. Minimalisasi dapa berupa meminimalkan biaya
atau hal-hal yang bersifat pengorbanan.
b. Analisis jaringan kerja dengan menggunakan critical path method
(CPM) dan project evaluation and review technique (PERT). Kedua
metode tersebut telah digunakan untuk perencanaan, penjadwalan dan
kontrol dari bermacam-macam ragam proyek seperti : riset dan
pengembangan produk baru serta proses pembuatannya; konstruksi
pabrik, bangunan, jalan; perawatan alatalat besar; desain dan
pengawasan sistem baru seperti pabrik, komputer dan sebagainya.4

C. Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Tidak Pasti


Pengambil keputusan tidak memiliki cukup informasi untuk memperoleh
hasil yang diharapkan dari sejumlah alternatif solusi yang dilakukan. Pada
kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih komplek
dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau
hasil yang mungkin diperoleh.
Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi dikarenakan minimnya
informasi yang diperoleh baik informasi yang sifatnya hasil penelitian maupun
rekomendasi lisan yang bisa dipercaya. Karena itu membangun perangkat
suatu sistem informasi manajemen yang kredibel merupakan suatu keharusan
pada saat ini, jika tidak suatu organisasi akan tertinggal terutama jika ia
berkompetisi secara aktif di pasar bebas.5

4
Agus Prastyawan. Yuni Lestari, Pengambilan Keputusan, (Surabaya : Unesa University Press,
2020), hlm. 16-17.
5
Ibid, hlm. 17.

4
Informasi tersebut dapat dipakai sebagai pendukung dalam pembuatan
keputusan. Penggunaan teknologi modern dengan segala perolehan informasi
yang akan diterima sangat mendukung bagi peningkatan kinerja pihak
manajemen perusahaan, dimana informasi terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Informasi internal, berasal dari lingkungan dalam organisasi yang
diterima. Selanjutnya diolah menjadi informasi yang mendukung
pembentukan dalam proses pengambilan keputusan organisasi.
2. Informasi eksternal, berasal dari lingkungan luar organisasi yang
selama ini mereka merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan
terhadap organisasi, selanjutnya informasi eksternal tersebut diolah
menjadi informasi pendukung dalam proses pengambilan keputusan
organisasi. Agar lebih jelas, dapat dilihat pada tabel di bawah ini yang
memperlihatkan sumber informasi yang umum bagi manajemen.6
Pengambilan keputusan yang masuk dalam kategori ini adalah keputusan
inovatif. Keputusan inovatif adalah keputusan yang didasarkan atas penemuan
atau identifikasi dan diagnosa dari suatu persoalan yang tidak umum dan
meragukan, di mana alternatif solusi yang ditempuh bersifat unik, spesifik dan
kreatif. Contoh : Untuk usaha perBankan, promosi yang dilakukan Bank
Niaga, melalui kerjasama dengan produser film untuk memproduksi sebuah
film (rumah ketujuh).7
Untuk menghindari timbulnya masalah dalam situasi yang tidak pasti,
sebaiknya para manajer melakukan riset terlebih dahulu mencari informasi
sebanyak mungkin dan mempergunakan beberapa metode pengambilan
keputusan yang paling sesuai dengnan setiap kondisi masalah yang mungkin
timbul, seperti :
a. Dipergunakannya metode laplace (proses pengambilan keputusan dengan
asumsi bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama).

6
Ibid, hlm. 17-18
7
Eliana Sari, Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi : Mengoptimalkan Peran Komunikasi
Dalam Perubahan Organisasi, (Jakarta Timur : Jayabaya University Press, 2007), hlm. 13-14.

5
b. Metode maximax (prosespengambilan keputusan dengan hanya
mengutamakan hasil yang paling optimistik dan mengabaikan sisi lain
yang mungkin terjadi).
c. Metode maximin (proses pengambilan keputusan dengan memilih
alternatif yang paling minimalnya paling besar).
d. Metode regret (proses pengambilan keputusan dengan di dasari pada hasil
keputusan yang maksimal berdasarkan data pada masa lalui sebagai bahan
perbanduingannya).
e. Metode realisme (proses pengambilan keputusan dengan menggabungkan
metode maximax dan maximin).8

D. Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Konflik


Pengambil keputusan dapat mendefinisikan persoalan, menetapkan
kemungkinan kejadian tertentu, mengidentifikasi alternatif solusi, mengambil
keputusan dengan tingkat hasil yang sudah diperkirakan tetapi tetap masih
memungkinkan diperolehnya hasil yang tidak diperkirakan.
Pada kondisi konflik, maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan
menimbulkan dampak yang mungkin saja bisa merugikan salah satu pihak.
Dalam keadaan seperti ini lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh
keadaan yang saling bertentangan antara satu pihak dengan pihak yang
lainnya. Untuk menyelesaikan masalah disini biasanya dilakukan pendekatan
teori permainan, yang dalam dunia bisnis diaplikasikan dalam bentuk tawar-
menawar harga dan hingga terealisasinya suatu kontrak atau kesepakatan.9
Kondisi pengambilan keputusan dalam kondisi konflik disebut juga
dengan kondisi keputusan yang beresiko. Terkadang pengambilan keputusan
dihadapkan pada masalah dengan situasi yang tidak pasti, tetapi ia bisa
membuat perkiraan terjadinya kondisi tersebut. Kemungkinan terjadinya suatu
kondisi dapat diperoleh karena seringnya suatu peristiwa tersebut terjadi atau
bisa jadi pengambilan keputusan mempunyai pengalaman terhadap masalah
yang dihadapi secara berulang-ulang.

8
Agus Prastyawan, Op.Cit, hlm. 18-19.
9
Ibid, hlm. 19.

6
Situasi konflik muncul jika terdapat dua kepentingan atau lebih yang harus
diambil oleh pengambil keputusan. Satu pihak pengambil keputusan tidak
hanya memikirkan pada tindakannya sendiri, tetapi juga tertarik pada tindakan
pesaing. Situasi konflik terjadi kalau kepentingan dua pengambil keputusan
atau lebih saling bertentangan. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain
(player) dalam suatu permainan (games).10
Pengambilan keputusan yang masuk dalam kategori ini adalah keputusan
adaptif.
Keputusan adaptif adalah keputusan yang dilakukan sebagai respon dari suatu
persoalan yang relatif dapat diidentifikasi meskipun tidak umum di mana
alternatif solusi dapat diidentifikasi meskipun hasilnya belum pasti.11
Sebagai contoh, kalau pengambil keputusan A memperoleh keuntungan
dari suatu tindakan yang dia lakukan (course of action), hal itu hanya mungkin
terjadi oleh karena pengambil keputusan lainnya, yaitu B juga mengambil
tindakan tertentu. Misalnya suatu ketika pengusaha A menaikkan harga
produknya per unit Rp 500,-. Dalam waktu yang sama, pengusaha B,
saingannya juga menaikkan harga barang tersebut menjadi Rp. 550,-. Oleh
karena harga dinaikkan oleh A lebih rendah dari B, banyak pembeli membeli
barang A dan A memperoleh keuntungan.
Pada analisis keputusan (decision analysis), pengambilkeputusan atau
pemain tak hanya tertarik pada apa yang secara individual dilakukan akan
tetapi juga apa yang dilakukan oleh keduanya (yaitu oleh A dan B), oleh
karena keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing akan
saling mempengaruhi baik secara positif (menguntungkan atau negatif/
merugikan).12

10
Ibid, hlm.20.
11
Eliana Sari, Op.Cit, hlm.13.
12
Agus Prastyawan, Op.Cit, hlm.

7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan sesuai judul
B. Studi Kasus
C. Penyelesaiaan Kasus

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kondisi adalah suatu bentuk keadaan yang disebabkan oleh berbagai latar
belakang yang ada. Latar belakang tersebut pada prinsipnya memiliki berbagai
dimensi yang turut serta telah mempengaruhi pembentukan lahirnya berbagai
keputusan. Dalam penerimaan informasi dari berbagai sumber menjadi catatan
bagi pihak manajemen untuk menindak-lanjutinya. Secara umum informasi
yang masuk itu kadang kala terjadi dalam berbagai kondisi, seperti : kondisi
pasti, tidak pasti dan kondisi konflik.
Dalam kondisi pasti, proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah
berlangsung tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas
pada fokus yang dituju.
Pada kondisi tidak pasti ini, proses lahirnya keputusan lebih sulit atau
lebih komplek dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai
probabilitas atau hasil yang mungkin diperoleh.
Pada kondisi konflik, maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan
menimbulkan dampak yang mungkin saja bisa merugikan salah satu pihak.
Dalam keadaan seperti ini lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh
keadaan yang saling bertentangan antara satu pihak dengan pihak yang
lainnya. Untuk menyelesaikan masalah disini biasanya dilakukan pendekatan
teori permainan, yang dalam dunia bisnis diaplikasikan dalam bentuk tawar-
menawar harga dan hingga terealisasinya suatu kontrak atau kesepakatan.

B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang
penulis peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap
kepada pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada

9
penulis demi sempunanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA
Prastyawan, Agus. Lestari, Yuni. (2020). Pengambilan Keputusan. Surabaya:
Unesa University Press.
Sari, Eliana. (2007). Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi :
Mengoptimalkan Peran Komunikasi Dalam Perubahan Organisasi.
Jakarta Timur: Jayabaya University Press.

11

Anda mungkin juga menyukai