Anda di halaman 1dari 16

Manfaat Transformasi Bisnis Konvensional Menjadi Bisnis

Online Akibat Wabah Covid-19 bagi Pelaku Bisnis


Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Manajemen
Bisnis yang dibimbing oleh:

Dien Triana S.E., M.Si

Disusun Oleh:

Zahrah Suriadi

46120060

Kelas 1C

Politeknik Negeri Ujung Pandang

Program Studi D4-Akuntansi Manajerial

Jurusan Akuntansi

i
Kata Pengantar
Puji Syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manfaat Transformasi Bisnis Konvensional Menjadi Bisnis Online Akibat Wabah
Covid-19 bagi Pelaku Bisnis” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian
Tengah Semester pada mata kuliah Manajemen dan bisnis. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan sesuai dengan tema “Sukses Mengelola
Bisnis di Masa Pandemi dan Era Adaptasi Baru (New Normal)” bagi para pembaca
juga bagi penyusun

Saya mengucapkan terima kasih kwpada Ibu Dien Triana, S.E., M. Si. Yang
telah memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan program studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 19 November 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar .....................................................................................................................ii
Daftar Isi .............................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan............................................................................................................... 4
A. Bisnis Online dan Bisnis Konvensional di Masa Pandemi ........................................... 4
B. Kelebihan Bisnis Online dibandingkan Bisnis Konvensional ....................................... 6
C. Strategi bisnis online dalam jangka waktu panjang ................................................... 7
D. Tingkat Kepuasan Konsumen .................................................................................... 9
Bab III Penutup................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan............................................................................................................. 12
B. Saran ...................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 13

iii
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Wabah Covid-19 menjadi salah salah satu perbincangan hangat di seluruh


penjuru dunia. Wabah ini mendadak menjadi teror yang mengerikan bagi
masyarakat dunia, Wabah ini diketahui pertama kali muncul dari pasar hewan dan
makanan laut di Kota Wuhan, Dilaporkan kemudian bahwa banyak pasien yang
menderita wabah ini dan terkait dengan pasar hewan dan makakan laut tersebut.
Orang pertama yang jatuh sakit akibat virus ini juga diketahui merupakan para
pedagang pasar itu.
Indonesia diumumkan terdampak virus oleh Presiden Joko Widodo pada 2
Maret 2020, sekaligus menyebutnya sebagai bencana (disaster). Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) secara khusus menyebut covid-19 sebagai
bencanaa non-alam (non-natural disaster) dengan skala cakupan nasional.
Dibandingkan dengan kejadian pada 2003, ketika kasus SARS terjadi berdampak
pada melambatnya perekonomian Indonesia hingga 0,03 persen. Covid-19 yang
reproduksi sebarannya lebih cepat dari SARS (Liu, dan kawan-kawan: 2020) dan
korban meninggal yang lebih tinggi dari SARS dan MERS (Wu dan McCoogen,
2020).
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2020 menyebutkan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen.
Sebelumnya, pada kuartal I 2020, BPS melaporkan bahwa pertumubuhan ekonomi
Indonesia hanya tumbuh sebesar 5,02 persen pada periode yang sama 2019 lalu.
Pandemi covid-19 memiliki dampak besar terhadap pelaku bisnis
konvensional, baik itu usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah (UMKM).
Tidak sediki pelaku yang sudah mengalami penurunan penjualan yang signifikan.
Dengan melihat kondisi tersebut, maka pelaku bisnis konvensional harus
tanggap agar keluar dari permasalahan tersebut dengan beralih ke platform digital
atau Online Shop. Apalagi di tengah situasi Indonesia yang sedang melakukan
langkah untuk menekan penyebaran covid-19 agar tidak meluas, sehingga
mengharuskan masyarakat untuk melakukan aktivitas di rumah dan serba online.

1
Tak hanya itu, dengan beralih ke platform digital, menjadikan masyarakat
Indonesia sebagai masyarakat cerdas dengan memanfaatkan teknologi sebaik-baik
mungkin sebagai sumber penghasilan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perubahan
dinamika pasar yang disebabkan oleh pandemi yang menciptakan peluang bagi
layanan pengiriman makanan online. Mengutip siaran pers Oxford Bussiness
Group,pelaku industri Go-Food dan Grab Food mengatakan bahwa pasar
pengiriman makanan di Indonesia berpotensi meningkat dua kali lipat pada tahun
2020 akibat dari wabah covid-19.
Berdasarkan pemaparan di atas, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan
dan mengeluh atas situasi dari wabah yang mengerikan ini. Justru, inilah momentum
yang tepat bagi para pelaku bisnis konvensional untuk melakukan transformasi
terhadap bisnis yang mereka melakukan. Dengan beralih ke platform digital, target
pasar yang mereka miliki menjadi luas mengingat kecanggihan teknologi di zaman
sekarang.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa banyak pelaku bisnis konvensional bertransformasi menjadi bisnis


online di masa pandemi?
2. Bagaimana kelebihan bisnis online dibandingkan bisnis konvensional?
3. Bagaimana tips membangun bisnis online agar bisa bertahan lama, bukan
hanya pada saat pandemi?
4. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan produk secara
online?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keadaan dalam melakukan bisnis konvensional dan bisnis
online di masa pandemi.
2. Untuk mengetahui kelebihan bisnis online dibandingkan dengan bisnis
konvensional.
3. Untuk mengetahui peluang dari bisnis online dalam jangka waktu panjang.

2
4. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan produk
secara online.

3
Bab II Pembahasan
A. Bisnis Online dan Bisnis Konvensional di Masa Pandemi

Pencegahan penyebaran pandemi covid-19 yang disertai dengan kebijakan


pemerintah pada daerah masing-masing untuk memberlakukan work from home
(WFH), social distance, physical distance, serta pembatasan sosial berskala besar
(PSBB). Hal ini tentunya menyebabkan terjadinya pengurangan beberapa aktivitas
bisnis seperti pada pusat-pusat perdaganyan, kegiatan perdagangan sektor mikro,
kecil dan menengah (UMKM).
Covid-19 telah menimbulkan economic shock, yang mempengaruhi ekonomi
secara perorangan, rumah tangga, perusahaan mikro, kecil, menengah, maupun
besar, bahkan mempengaruhi ekonomi negara dengan skala cakupan dari local,
nasional, bahkan global.
Konsekuensi dari himbauan penutupan pusat perbelanjaan dan social
distance adalah berkurangnya jumlah toko atau outlet yang dibuka, jam buka
toko/outlet serta jumlah konsumen yang berkunjung. Wabah covid-19 juga
mempengaruhi tingkat pendapatan penduduk Indonesia, banyak pekerja yang sudah
tidak dipekerjakan lagi oleh perusahaannya atau para pengusaha dan para
pendagang kaki lima yang sudah tidak bisa menjualkan produknya.
Bisnis Konvensional yang hampir dijalankan dalam seluruh lapisan pelaku
bisnis tentu sangat berdampak pada pengaruh covid-19. Hal ini dapat dilihat dengan
terjadinya penurunan omzet pelaku UMKM dan koperasi akibat wabah ini yang
sangat signifikan kemunculannya. Berdasarkan data yang diolah Pusat Penelitian
Ekonomi (P2E LIPI), dampak penurunan UMKM yang bergerak dalam usaha
makanan dan minuman mikro mencapai 27%. Sedangkan dampak terhadap usaha
kecil makanan dan minuman sebesar 1,77% dan usaha menengah di angka 0,07%.
Pengaruh covid-19 terhadap unit kerajinan kayu dan rotan 1,77% dan usaha
menengah 0,01%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga akan terkoreksi
antara 0,5% hingga 0,8% (katadata.co.id, 2 Maret 2020)
Bisnis konvensional yang menurun pendapatannya akibat covid-19,
mengharuskan para pelaku bisnis konvensional untuk lebih cermat dan kreatif dalam

4
mengelola bisnis dengan media online. Tak bisa dipungkiri, transformasi bisnis
konvensional ke ranah daring atau online, di mana banyak pelaku usaha offline
beramai-ramai dan cepat melakukan transformasi tersebut. Hal ini dilakukan sebagai
jalan keluar atas permasalahan dalam menjalankan bisnis konvensional selama
wabah pandemi covid-19. Dengan segala kegiatan yang mengharuskan untuk
beraktifitas secara daring atau digital, terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat
akibat adanya kebijakan stay at home, dari pola belanja konvensional ke pola
berbelanja online. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku bisnis
dalam memasarkan produknya.
Menilai aktivitas perekonomian berbasis teknologi informasi atau daring akan
memainkan peranan lebih penting dalam kondisi pandemi covid-19. Pandemi
bukanlah sekedar ancaman namun peluang agar lebih beradaptasi dan
bertransformasi di sector perekonomian, dan pemerintah perlu lebih banyak
membantu aktivitas bisnis serta perekonomian berbasis teknologi informasi.
E-commerce atau perdagangan secara elektronik menjadi salah satu
penggerak roda ekonomi di masa pandemic covid-19. Perilaku masyarakat dalam
berbelanja kini mulai bergeser, dari berbelanja di took secara daring. Bahkan,
masyarakat kini mulai tak ragu lagi berbelanja kebutuhan pokok di toko daring yang
tersedia di marketplace. Perubahan lainnya, banyak orang yang berbelanja untuk
memenuhi kebutuhan hobi yang biasa dilakukan di luar rumah, kini dilakukan di
rumah. Misalnya, olahraga dari rumah hingga berbelanja tanaman atau dekorasi
rumah. Hal ini terlihat dari data yang dicatat oleh Shopee, salah satu e-commerce
yang sekarang menjelit digunakan oleh hampir seluruh kalangan masyarakat, bahwa
terdapat 260 juta transaksi sepanjang kuartal II 2020 dengan rata-rata lebih 2,8 juta
transaksi per hari. Hal lain juga dituturkan oleh Indra Hartawan, Country Manager
Exabytes Indonesia, bahwa ada kenaikan pelaku bisnis yang mendaftarkan
websitenya untuk keperluan berwirausaha. Terdapat perusahaan berbentuk PT dan
CV dengan rata-rata 38,3% dibandingkan tahun lalu. Terutama di bulan Februari
2020 naik 120% dibandingkan dengan Februari 2019. Hal ini membuktikan bahwa
banyak orang atau pelaku bisnis yang berlomba-lomba untuk membangun bisnis
online.

5
B. Kelebihan Bisnis Online dibandingkan Bisnis Konvensional

Dengan kondisi pandemi saat ini, para pelaku bisnis harus memutar otak
untuk bisa melanjutkan bisnisnya. Mayoritas dari mereka memilih untuk melakukan
transformasi dari bisnis konvensional menjadi bisnis berbasis daring atau online.
Bukan tanpa alasan, namun dengan melihat situasi, banyak kelebihan yang dimiliki
bisnis online dibanding konvensional, khususnya di era pandemi saat ini,
diantaranya:

1) Modal yang dikeluarkan relatif kecil


Modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah toko online relatif lebih
kecil dibandingkan dengan bisnis konvensional. Untuk membangun suatu usaha
atau bisnis konvensional dibutuhkan modal yang besar untuk pembelian atau
penyewaan tempat, renovasi, furniture, dan lain-lain. Dan apabila ingin
membangun cabang lain, maka biayaya yang dibutuhkan juga sangatlah besar.
Dibandingkan dengan bisnis online, cukup membayar jasa untuk membangun
website yang terhitung sangat murah jika dibandingkan dengan modal awal yang
harus dikeluarkan untuk membuka sebuah toko.

2) Tidak harus memilih lokasi bisnis


Dalam menjalankan bisnis berbasis daring atau online, pelaku bisnis tdapat
menginginkan lokasi dimana saja. Pasalnya transaksi pembelian juga dilakukan
hanya menggunakan media internet, berbeda dengan bisnis konvensional yang
harus bertemu dalam melakukan transaksi. Produk yang ditawarkan juga dapat
dikirimkan kemana pun, sesuai dengan keinginan si pembeli. Hal ini juga akan
memudahkan kedua belah pihak, dalam menentukan pembelian dan penjualan
yang dilakukan. Untuk pembeli sendiri, juga tidak diharuskan untuk mengunjungi
lokasi tempat penjualan produk.

3) Media promosi yang luas


Dalam menjalankan bisnis konvensional atau berbasis offline, mungkin akan
mengeluarkan cukup banyak uang untuk biaya untuk membuat brosur,

6
pengiklakanan di media massa seperti radio dan televisi dengan biaya perdetik
iklan yang akan ditampilkan. Dengan melakukan bisnis online, dapat dilakukan
kegiatan pemasaran yang menarik, lengkap, dan tentunya dengan biaya yang
murah bahkan tanpa biaya sekalipu,
Media sosial dapat menjadi wadah para pelaku bisnis untuk melakukan
kegiatan promosi. Sebagaimana diketahui, media sosial sekarang menjadi salah
satu kebutuhan hampir seluruh lapisan masyarakat sehingga kegiatan promosi
yang dilakukan mendapatkan jangkauan lebih luas dan tidak dibatasi oleh waktu.

4) Jangkauan pasar yang luas


Usaha offline tidak dinamis dan biasanya hanya berada di satu tempat. Ini
menyebabkan jangkauan pasar untuk toko offline lebih sedikit. Konsumen biasanya
berasal dari area sekitar toko saja. Hal ini bisa menekan angka penjualan jika
pemilik usaha tidak memiliki strategi khsus untuk menguasai area konsumennya.
Pemilik usaha juga sebaiknya memilih lokasi strategis agar dapat dijangkau oleh
lebih banyak konsumen.
Berbeda dengan bisnis berbasis online, dengan jangakauan dunia internet
yang sangat luas tentu memiliki jangkauan pasar yang luas. Jarak antara pemilik
usaha dan konsumen tidak menjadi penghalan keduanya untuk melakukan
transaksi jual beli.

5) Memerlukan karyawan yang lebih sedikit


Dengan sistem yang sederhanam pelaku usaha online tidak perlu
meluangkan banyak waktu dan biaya untuk merekrut banyak karyawan.
Penyetokan dan pengirimpan barang dapat dilakukan oleh satu atau dua orang
saja. Namun, jika bisnis online berkembang dengan sangat pesat dan mendapat
pesanan yang signifikan, pelaku usaha dapat mempertimabgkan merekrut
karyawan untuk mempermudah pekerjaan.

C. Strategi bisnis online dalam jangka waktu panjang

7
Semua bisnis online membutuhkan cara-cara atau strategi yang tepat untuk
menjadikan bisnis atau usaha yang didirikan menjadi bisnis jangka panjang yang
sukses. Membangun bisnis online yang berjangka panjang membutuhkan dasar
yang stabil, sehingga mendapatkan hasil yang juga stabil dan terus berkembang.
Tak hanya strategi yang tepat, seorang pelaku atau pendiri bisnis online juga harus
memiliki integritas dan sikap ambisius yang tinggi tanpa memiliki hasrat untuk cara
yang serba instan. Berikut adalah strategi dalam membangun bisnis online jangka
panjang:

1) Memahami pasar dengan baik


Diperlukan analisis mengenai pasar yang akan dituju. Analisis pasar
merupakan salah satu bagian penting dalam manajemen pemasaran. Dengan
melakukan analisis pasar yang baik dan tepat, kita dapat mengetahui keadaan
pasar yang sesungguhnya sehingga strategi yang dilakukan untuk memasarkan
produk akan berjalan dengan baik.
Analisis pasar adalah suatu kegiatan penganalisian atau penyelenggaraan
untuk mempelajari berbagai masalah tentang keadaan pasar. Analisis pasar
menjadi hal penting yang harus diketahui setiap orang dan juga menjadi dasar dan
pondasi yang berkaitan dengan pemasaran selanjutnya. Penentuan target pasar ini
sangat penting karena perusahaan tidak dapat melayani seluruh konsumen atau
pembeli yang ada di pasar. Konsumen memiliki banyak kebutuhan dan keinginan
yang bervariasi, sehingga pelaku bisnis harus mengindentifikasi target pasar.

2) Kegiatan pemasaran yang tepat


Dalam sebuah bisnis, persaingan itu pasti ada. Sebagai pelaku usaha, jika
ingin memenangkan persaingan dalam bisnis harus memiliki strategi dan cara yang
dapat diandalkan. Salah satunya, bisa dilakukan untuk menjadi yang terbaik dalam
iklan. Sebuah iklan merupakan suatu pesan yang dirancang untuk membujuk
konsumen agar membeli barang atau jasa.

8
Dalam bisnis, tujuan setiap akhir bisnis yang dijalankan tentu agar barang
dan jasa laku pesat sehingga berakhir dengan peraihan keuntungan yang
maksimal. Agar tercapai, maka iklan yang disajikan harus maksimal.

3) Investasi penuh terhadap bisnis yang dijalani


Agar bisnis online yang dijalani terus berkembang dan tetap menguntunglan
dalam jangka waktu yang lama, maka perlu dipastikan bahwa barang yang
ditawarkan dapat menarik perhatikan calon pembeli. Disarankan untuk tidak hanya
menjual barang yang sedang trending, tetapi pilihlah produk yang kemungkinan
memiliki daya tari dalam jangka waktu yang lama. Barang-barang yang dimaksud
dapat berupa kebutuhan pokok rumah tangga, makanan dan minuman, peralatan
yang dapat membantu pekerjaan manusia, dan masih banyak lagi.

D. Tingkat Kepuasan Konsumen

Terdapat banyak penjual yang menawarkan produk secara online memberi


kesempatan konsumen untuk memilih sebelum memutuskan untuk membeli. Salah
satunya adalah dengan membandingkan karakteristik satu situs penyedia produk
dengan situs lain untuk produk yang sama. Berdasarkan kajian yang telah
dilakukan Chung and Shin (2010) mengindentifikasi lima atribut karakteristik situs
yang dipertimbangkan konsumen dalam memutuskan pembelian yaitu kemudahan
belanja, desain situs, keinformatifan, keamanan, dan komunikasi.
Kemudahan dalam belanja merupakan faktor penting dalam situs penjualan
karena hal ini berkaitan dengan kenyamanan konsumena (Szymanski and Hise,
2000). Hasil peneilitian Szymanski dan Hise (2000) menunjukkan bahwa desain
situs merupakan lingkungan fisik toko yang akan memberikan efek positif bagi
konsumen untuk berbelanja. Disamping itu, tersedianya informasi secara lengkap
tentang produk yang ditawarkan merupakan faktor lain yang sangat memengaruhi
konsumen untuk melakukan pembelian (Jun and Chung, 2006). Sebuah situs juga
harus memberikan jaminan keamanan bagi konsumennya dalam melakukan
transaksi, seperti menjaga privasi konsumen dan pengiriman produk tepat waktu
(Hoffman and Novak, 2000). Konsumen yang terbiasa melakukan transaksi online

9
membangun informasi secara kolektif dengan pengguna internet lain, sehingga
komunikasi termasuk satu karakteristik yang memengaruhi konsumen dalam
membandingkan situs (Barlow et al, 2004)
Karakteristik diatas merupakan kunci bagi pemasar online dalam proses
menciptakan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya akan memberikan
keuntungan bagi organisasi (Reicheld and Sesser, 1990). Tingkat kepuasan
konsumen yang tinggi atas transaksi yang dilakukan secara online cenderung akan
meningkatkan komitmen konsumen mengingat kepuasan dan komitmen adalah
dua faaktor yang interaktif. Namun demikian, kepuasan dan komitmen saja tidak
cukup untuk menjaga keberlangsungan sebuah organisasi. Kepuasan daan
komitmen yang bermuara pada komunikasi Word of Mouth (WOM). Komunikasi
WOM akan mendorong pelanggan yang puas dan komit untuk merekomendasikan
produk yang dikonsumsinya kepada orang lain. Kondii tersebut akan mendorong
terjadinya transaksi yang berkesinambungan sehingga dapat menjaga
keberlangsungan organisasi tersebut untuk tetap eksis di pasar (Casalo et al.,
2008).
Dalam beberapa decade terakhir, kepuasan konsumen selalu menjadi focus
perhatian para akademisi dan praktisi pemasaran. Perhatian tersebut berasal dari
sebuah filosofi yang menyatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan perusahaan
tergantung pada kemampuan perusahaan tersebut dalam memberikan apa yang
diingingkan konsumennya.
Dalam konteks bisnis retail online, lebih spesifik Horppu et al. (2008)
menyatakan bahwa kepuasan situs web memiliki efek positif terhadap kepercayaan
situs web. Kepuasaan yang sedang berlangsung menumbuhkan kepercayaan,
yang merupakan hasil dari kepuasan yang konsisten dengan transaksi-transaksi
individual dari waktu ke waktu (Hess and Story, 2005). Kombinasi kepuasaan dan
kepercayaan merupakan kondisi yang memfasilitasi terbentuknya hubungan jangka
panjang dengan pelanggan yang bercirikan sebuah komitmen (Fullerton, 2003;
Morgan and Hunt; 1999).
Kepuasan tidak hanya mendorong kecenderungan perilaku konsumen untuk
melakukan pembelian ulang tetapi juga mendorong mereka untuk melakukan

10
positive word of mouth (Reicheld dan Sasser, 1990; Boulding et al., 1993).
Kepuasan terhadap karakteristik situ dalam belanja online memengaruhi komitmen
(e-commitment) karena kepercayaan (e-trust) dan komutmen merupakan dua
faktor yang saling berinteraksi, dan kemudian mendorong terjadinya komunikasi
Word of Mouth (WOM) (Mukherjee and Nath, 2007).

11
Bab III Penutup
A. Kesimpulan

Menjalankan bisnis online memerlukan media online sebagai wahana


berbisnis. Ditengah polemik pandemic covid-19, rantai pasokan logistik diharapkan
meminimalkan pertemuan dan kerumunan pembeli. Dengan adanya pandemi covid-
19 dapat memengaruhi tingkat pendapatan penduduk Indonesia, yang mana banyak
pekerja yang sudah tidak lagi diperkerjakan oleh perusahaannya atau para pelaku
bisnis dan para pedagang kaki lima yang sudah tidak bisa menjualkan produknya.
Sehingga dengan adanya pandemi ini, masyarakat Indonesia diharapkan terus
berusaha untuk mejadi kreatif dan inovatif untuk dapat menghasilkan pendapatan
agar bisa bertahan hidup dengan melakukan transformasi ke bisnis online.

B. Saran

Bisnis online memang terlihat mudah dilakukan, tetapi ketika kita telah
berkecimpung di dalamnya akan terdapat banyak sekali tantangan yang akan
dihadapi. Diharapkan bagi pelaku bisnis yang akan bertranformasi ke bisnis online
untuk melakukan perencanaan dan manajemen yang matang serta strategi yang
tepat agar berjalan lancarnya bisnis online yang akan dikelola.

12
Daftar Pustaka
Pasaribu, Veta Lidyah Delima (2020). Bisnis Online di Tengah Pandemi Covid-19.
Diakses di https://reportase.tv/bisnis-online-di-tengah-polemik-pandemi-covid-19/
CNN. Pandemi Covid-19, Startup-Usaha Konvensional harus menyatu. Diakses di
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200921170010-206- 549038/pandemi-
covid-19-startup-usaha-konvensional-harus-menyatu
Choiri, Eril Obeit (2020). Pentingnya Analisa Pasar yang Tepat untuk Kesuksesan
Bisnis. Diakses di https://www.jurnal.id/id/blog/pentingnya-analisis-pasar/
Ishak, Asmai. (2012). Analisis Kepuasan Pelanggan dalam Belanja Online: Sebuah
Studi tentang Penyebab (Antecedents) dan Konsekuensi (Consequnts). 1-14.
Szymanski, D.M. and Hise, R.T. (2000) E-Satisfaction: An Initial Examination.
Journal of Retailing, 76, 309-322.
Novak, Thomas P, Yung, Yiu-Fang, and Hoffman, Donna. (2000) Measuring the
Customer Experience in Online Environments: A Structural Modeling Approach.
Marketing Science. 19(1):22-42
Barlow DH, Allen LB, Choate ML. Toward a unified treatment for emotional
disorders. Behav Ther 35: 205-230

13

Anda mungkin juga menyukai