Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PERUBAHAN

Di tulis oleh :

Nama : Yoga Adi Pranata


NIM : 0191032228
Kelas : 32A Sore

STIE DEWANTARA

TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) diumumkan


WHO (World Health Organization) tanggal 11 Maret 2020. Kejadian
Covid-19 yang dilaporkan kepada publik pertama kali tanggal 31 Januari
2020 di Wuhan, Propinsi Hubei, RRC. Memasuki Minggu ketiga April
2020 terdapat 170.000 lebih korban yang meninggal, yang sembuh
sebanyak 640.000 dari total yang terkonfirmasi positif sebanyak lebih dari
1,4 juta orang (www.corona.help.com, April 2020). Alok Bhargava dan
kawan-kawan (2001) menemukan bahwa angka kelangsungan hidup yang
tinggi akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi. Di
sisi lain Covid-19 telah mengakibatkan angka kematian (mortality) yang
tinggi. Covid-19 telah menimbulkan economic shock, yang mempengaruhi
ekonomi secara perorangan, rumah tangga, perusahaan mikro, kecil,
menengah maupun besar, bahkan mempengaruhi ekonomi negara dengan
skala cakupan dari lokal, nasional, dan bahkan global.

Kendati begitu, dalam keadaan saat ini juga memunculkan peluang


dan harapan, yakni seperti yang dikatakan oleh Honorary Founder of IMA
Hermawan Kartajaya, tidak semua sektor bisnis pun anjlok. Ada sektor-
sektor relevan yang justru bisnisnya membaik. Sebut saja sektor medis dan
kesehatan, perdagangan online atau e-commerce, sampai fast moving
consumer goods (FMGC) seperti obat-obatan, barang elektronik, produk
makanan dan minuman kemasan. Apalagi produk FMCG yang sangat kuat
di offline kini harus beralih distribusinya secara online. Beberapa produk
mulai beradaptasi dengan penjualan via e-commerce, yang ternyata
lonjakannya signifikan.
Di tengah berkecamuknya kehidupan masyarakat karena
merebaknya virus corona, membuat setiap orang hidup dalam
ketidakpastian (uncertainty) global, oleh karena itu setiap orang harus
memiliki kemampuan untuk berinovasi dengan menciptakan ide bisnis
yang sesuai dengan kondisi saat ini. Bahkan setiap negara harus merespon
perubahan alam dan persaingan teknologi secara terintegrasi dan
komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan politik global, mulai dari sektor publik, swasta, akademisi,
hingga masyarakat sipil sehingga tantangan pandemic Covid-19 di era
revolusi industri 4.0 saat ini dapat dikelola menjadi peluang.

Sebagaimana Salah satu pengusaha sukses Indonesia Sandiaga Uno


mengatakan: "Whenever There is Danger, There is Opportunity" yang
artinya "Di setiap ada Bahaya di situ ada Peluang"

B. PERUBAHAN KARENA COVID-19 DALAM POLA KERJA DAN


BISNIS

Banyak perusahaan mengalami perubahan, terutama dalam


menyesuaikan pola kerja karyawan. Banyak yang belum mempersiapkan
model work from home, alternatif atau substitusi bisnis, dan tidak
membaca peluang, sehingga berada di ambang kebangkrutan. Akhirnya,
bukan hanya perusahaan yang merugi, efek ganda dan berlapis yang tidak
terelakkan pun terjadi. Karyawan diliburkan tanpa dibayar, bahkan
beberapa hingga dirumahkan alias PHK, usaha-usaha mikro di sekitar
pusat bisnis pun juga terkena imbas. Seolah-olah perubahan karena Covid-
19 ini serta dampaknya menjadi sebagai tamparan keras, bukan hanya bagi
pemerintah melainkan segala aspek-aspek kehidupan.

Mckinsey menganalisis bahwa setidaknya bisnis akan mengalami


tiga perubahan ketika mengalami krisis; depth of disruption, length of
disruption, dan juga recovery. Depth of disruption atau kedalaman disrupsi
adalah seberapa besar hal-hal yang berubah saat terjadi wabah. Misalnya
saja perilaku orang-orang tidak lagi bepergian untuk berwisata ataupun
sekedar mencari makan, pengurangan waktu kerja, efisiensi barang-barang
yang digunakan sehari-hari.

Perubahan kedua adalah length of disruption, artinya berapa lama


perubahan disrupsi itu terjadi berapa lama karyawan akan cuti karena
lockdown, berapa lama orang-orang akan menganggur karena kehilangan
pekerjaan. Jika dari segi ekonomi dan bisnis misalnya saja grafik volatility
yang semakin panjang, atau pelunasan kredit yang diperpanjang seperti
yang telah dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Pada saat terakhir, akhirnya bisnis akan mengalami recovery.


Pemulihan bisnis terjadi perlahan. Setelah recovery, para pakar bisnis
memberi istilah the next normal sebagai perubahan pada setiap sektor
seperti industri, bisnis, pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan.

C. PERUSAHAAN YANG MENGALAMI PERUBAHAN PADA SAAT


PANDEMI

Pandemi Covid-19 telah melahirkan tatanan baru dalam


pengelolaan perusahaan. Sistem kerja telah berubah, aspirasi karyawan
berubah, dan orientasi perusahaan pun mau tak mau ikut menyesuaikan.
Era pandemi ini mengharuskan perusahaan fokus pada tiga hal, yaitu
menjamin kesehatan dan keselamatan karyawan, mempertahankan
performa bisnis, dan membangkitkan kinerja bisnis di era pascapandemi.

Di tengah situasi bisnis yang sangat menantang itu, satu hal yang
tak bisa dilupakan perusahaan adalah tetap menciptakan kenyamanan kerja
bagi karyawan. Sebab, hanya dengan kenyamanan kerja, tujuan
perusahaan dapat efektif bisa dicapai.

Salah satu perusahaan yang mengalami perubahan saat pandemi


adalah Airbnb. Airbnb adalah jaringan pasar daring dan penginapan
rumahan sejawat yang memungkinkan pengguna mendaftarkan atau
menyewa properti untuk digunakan dalam jangka pendek. Harga sewanya
ditetapkan oleh pemilik properti. Airbnb menerima sebagian tarif jasa
pembukuan dari tamu dan tuan rumah. Saat ini, Airbnb mencakup
2.000.000 properti di 34.000 kota dan 191 negara. Airbnb didirikan pada
bulan Agustus 2008 dan berkantor pusat di San Francisco, California.
Perusahaan ini dimiliki dan dioperasikan secara tertutup (swasta).

D. AIRBNB SEBELUM PANDEMI

Airbnb mencatatkan kerugian bahkan jauh sebelum pandemi


Covid-19 melanda dan memotong hampir sepertiga pendapatannya. Dalam
laporannya kepada regulator AS, Airbnb mengakui telah menghabiskan
banyak dana untuk investasi teknologi serta pemasaran dalam rangka
mengembangkan bisnisnya. Startup berbagi hunian ini mengatakan sedang
memperluas operasinya dan menambah program baru.

Dilansir AP News, pada 2019 lalu pendapatan Airbnb melonjak 32


persen menjadi 4,8 miliar dolar AS. Namun, perusahaan membukukan
kerugian bersih sebesar 674 dolar AS. Perusahaan juga merugi pada 2018
dan 2017. Sementara pada tahun 2020, pendapatan Airbnb turun sebesar
32 persen menjadi 2,5 miliar dolar AS dalam sembilan bulan pertama.
Penurunan disebabkan oleh pemberlakuan lockdown yang membuat
banyak wisatawan membatalkan rencana perjalanannya yang secara
langsung berimbas terhadp bisnis Airbnb.

Airbnb mengaku pandemi semakin menekan kinerja bisnisnya.


Perusahaan terpaksa memangkas 1.900 karyawan, atau sekitar 25 persen
dari tenaga kerjanya. Perusahaan juga memangkas investasi di sejumlah
program. Meski demikian, kinerja bisnis perusahaan mulai membaik
seiring melonjaknya permintaan untuk menyewa rumah.

E. AIRBNB SETELAH PANDEMI

Memasuki tahun 2020, Airbnb tumbuh sangat cepat dan agresif


masuk ke beberapa kategori bisnis baru. Namun, dalam beberapa bulan,
situasinya berbalik. Pandemi Covid-19 nyaris menghancurkan industri
perjalanan dan membuat Airbnb menghadapi krisis hebat. Menghadapi
situasi yang mengerikan itu, Tim manajemen Airbnb tidak membuang-
buang waktu untuk melakukan restrukturisasi besar-besaran. Perusahaan
mengambil langkah pemulihan dramatis. Misalnya, Airbnb fokus
membidik wisatawan yang ingin menjauh dari hotel yang lebih besar dan
pekerja jarak jauh yang mencari persewaan jangka panjang. Hasilnya,
bisnis mulai membaik. Juni 2020 pemesaan kamar naik 1%. Namun bukan
berarti Airbnb bebas dari tekanan. Faktanya, pendapatannya masih jauh
dari level tahun 2019. Tapi sekali lagi, Airbnb telah melewati pandemi
dengan relatif baik dibandingkan dengan operator perjalanan besar
lainnya, baik jaringan hotel atau pasar online. Berikut ini adalah cara yang
dilakukan CEO dan pendiri Airbnb, Brian Chesky, menyelamatkan Airbnb
dari kehancuran

Langkah pertama adalah pemangkasan biaya. Tak bisa dipungkiri


bahwa suntikan dana senilai $ 1 miliar yang diterimanya dari perusahaan
ekuitas swasta Silver Lake pada April 2020 sangat membantu. Namun hal
itu tidak akan berarti bila manajemen tidak memangkas biaya. Seperti
diketahui, mantra pemain bisnis Silicon Valley adalah pertumbuhan yang
tinggi. Tetapi filosofi ini tidak masuk akal ketika pasar sedang mengalami
masalah besar. Airbnb juga melakukan itu dengan memangkas hampir $ 1
miliar biaya pemasaran dan memotong setengah gaji para eksekutifnya.
Manajemen juga terpaksa memberhentikan 25% karyawannya dan
penangguhan semua pembangunan fasilitas.

CEO dan pendiri Airbnb, Brian Chesky, menguraikan rencana ini


dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada karyawan dan dipublikasikan
di blog perusahaan. Dia tidak berbasa-basi, mengatakan "Saya harus
membagikan beberapa berita yang sangat menyedihkan." Dia akan
menjadi bijaksana, transparan dan jelas tentang "kebenaran yang sulit."

Ketika mengumumkan kebijakan itu, Chesky juga mengemukakan


berbagai prinsip tentang bagaimana restrukturisasi akan ditangani:
Pertama, manajemen mempublikasikan – melaui blog mereka – pemetaan
dan strategi bisnis masa ke depan dan kemampuan sumberdaya yang
dibutuhkan. Kedua, manajemen Airbnb akan melakukan apa saja sebanyak
yang bisa bagi karyawan yang terkena dampak.

Ketiga, manajemen meminta mereka tetap teguh pada komitmen


terhadap keberagaman dan mengoptimalkan komunikasi 1: 1 bagi mereka
yang terkena dampak. Terakhir, manajemen meminta semua jajarannya
mengkomunikasikan keputusan dengan semua detailnya. Sebab
bagaimanapun informasi yang sepototong-potong bakal memperburuk
situasi.

Langkah kedua adalah kembali ke bisnis inti. CEO Brian Chesky


dan eksekutif lainnya selama krisis memilih fokus pada bisnis inti,
mengatasi emosi pelanggan, dan memenuhi kebutuhan karyawan. Itulah
kunci sebenarnya dari strategi pemulihan yang berhasil mengubah haluan
perusahaan sehingga mampu tumbuh kembali dengan begitu cepat.
Sejarah menunjukkan bahwa perubahan haluan yang berhasil biasanya
dipandu oleh beberapa prioritas utama. Saat awal krisis, Chesky dan tim
eksekutif menyadari bahwa perusahaan memerlukan perubahan yang
substantif pada bisnisnya. Ketika banyak negara menerapkan lockdown,
bisnis perjalanan sudah berakhir.

Karena itu, mereka dengan cepat memfokuskan kembali pada


bisnis inti Airbnb, yakni persewaan rumah dan menawarkan tambahan
yang efisien termasuk "pengalaman" dan daftar hotel tradisional dan
properti mewah.Saat pandemi semakin dalam, orang-orang lebih banyak
mencari penginapan lokal — dan ini menguntungkan Airbnb. Itulah yang
menjadi salah satu faktor terbesar dalam perputaran bisnis Airbnb saat
pandemi.

Langkah ketiga adalah membangun kepedulian kepada pelanggan.


Eksekutif Airbnb juga memahami ketakutan pelanggan tentang kesehatan
dan keselamatan, jadi mereka memperkenalkan prosedur "Peningkatan
Kebersihan" dan tuan rumah direkomendasikan untuk menambah waktu
antara tamu menginap. Perubahan tersebut tidak wajib, tetapi tuan rumah
yang mengadopsinya diberi lencana untuk ditampilkan di daftar mereka,
sehingga menyampaikan transparansi dan meyakinkan pelanggan yang
bersangkutan.

Langkah keempat, menciptakan pengalaman baru. Dalam setiap


usaha, ketika seseorang menghadapi kendala dan keterbatasan yang parah,
ini dapat mengarah pada lebih banyak inspirasi. Inilah yang terjadi dengan
tim Airbnb. Misalnya, ketika segmen pengalaman secara langsung
ditangguhkan, yang dilakukan Airbnb adalah pembuatan pengalaman
online. Ternyata langkah berhasil.

Langkah kelima adalah membangun trust. Ini adalah inti dari setiap
bisnis yang sukses. Dakui atau tidak, dalam situasi krisis, keputusan
keuangan jangka pendek – misalnya pengurangan biaya tadi – bisa
merusak kepercayaan karena hal itu akan berdampak pada service level
yang ada. Airbnb memahami apa yang dirasakan pelanggan dan berusaha
keras untuk mengatasi emosi mereka. Chesky dan para eksekutifnya
memahami bahwa pelanggan akan enggan membuat reservasi baru
mengingat ketidakpastian pembatasan perjalanan dan potensi lonjakan
pandemi. Untuk menghindari kerusakan itu, saat manajemen menghadapi
situasi lonjakan pembatalan yang berarti banyak yang tidak dapat
dikembalikan, Airbnb mengambil kebijakan menawarkan pembatalan di
menit-menit terakhir dan pengembalian uang penuh bila dilakukan
pembatalan. Awalnya, perubahan tidak diluncurkan dengan jelas dan
menyebabkan kebingungan dan kemarahan di antara beberapa pelanggan
serta tuan rumah, tetapi perusahaan bekerja keras untuk memperbaiki
masalah dan meyakinkan orang bahwa mereka mendukung mereka.
Dengan melakukan hal itu, ini memberikan kelegaan bagi kekhawatiran
pelanggan dan meyakinkan orang yang ragu untuk melanjutkan
pemesanan. Untuk memberikan jaminan pengembalian itu, Airbnb
menggunakan lebih dari $ 1 miliar dari pendanaannya. Airbnb juga
berkomitmen untuk tidak terlalu merugikan “tuan rumah” dengan
menyediakan dana hingga $ 250 juta untuk tuan rumah yang terkena
dampak pembatalan tersebut.

Langkah keenam adalah membangun optimisme jangka panjang.


Selama hari-hari awal pandemi, sangatlah mudah bagi Airbnb kehilangan
kepercayaan terhadap visinya. Namun para pendiri tidak membiarkan hal
ini terjadi. Mereka tahu bahwa prospek jangka panjang tampak cerah.
Menurut para pendiri: “Krisis memberi Anda kejelasan tentang apa yang
benar-benar penting. Anda menjadi bersyukur tidak hanya untuk apa yang
Anda miliki dalam hidup Anda, tetapi untuk siapa yang Anda miliki dalam
hidup Anda. Kami berterima kasih untuk semua orang yang tetap bersama
kami selama jam-jam tergelap kami. "

Terakhir adalah kepedulian terhadap karyawan terdampak. Ketika


Airbnb memberhentikan hampir 2.000 karyawan, 25% dari tenaga
kerjanya, pada bulan Mei lalu, Chesky dipuji atas sikap rendah hati dan
ketulusan yang dia tujukan kepada karyawan. Perusahaan memberikan
bantuan nyata bagi karyawan yang di-PHK. Mereka diizinkan untuk
menyimpan laptop yang dikeluarkan perusahaan dan karyawan AS
menerima asuransi kesehatan selama satu tahun.

Airbnb juga memposting direktori bakat karyawan yang


meninggalkan Airbnb sehingga pemberi kerja lain dapat memanfaatkan
mereka sebagai calon karyawan. Belakangan, perusahaan mengaktifkan
kembali program bonus karyawannya dan mulai mempekerjakan kembali
karyawan yang diberhentikan. Ini juga disediakan untuk tuan rumah, yang
dianggap sebagai bagian dari tim Airbnb, sama seperti karyawannya.
Mereka menjanjikan $ 250 juta untuk membantu mengganti tuan rumah
untuk masa inap yang dibatalkan dan meluncurkan dana $ 10 juta untuk
membantu mereka membayar hipotek mereka.

Airbnb juga membentuk dana abadi yang bakal diberikan sebagai


hibah kepada tuan rumah. Hibah ini mencakup dukungan pendidikan, alat
keselamatan, atau bantuan dalam bencana alam.
F. PENUTUP

Manajemen Perubahan, diperlukan di masa pandemi Covid-19 saat


ini dimana masing –masing organisasi bisnis untuk dipaksa berubah secara
manajemen dan operasional bisnis yang awal dan asalnya hanya dari
Planning Organizing Actuating dan Controlling. Jika dikaitkan masa
pandemi COVID 19 yang secara tiba-tiba, sebagian besar organisasi bisnis
mau tidak mau menerima kenyataan harus bisa beradaptasi atau memilih
menutup usahanya. Menerapkan manajemen perubahan memungkinkan
organisasi bisnis untuk memberikan hasil pada setiap perubahan secara
lebih efektif dan membangun kompetensi yang menumbuhkan kapasitas
organisasi bisnis untuk menangani lebih banyak perubahan dalam suatu
waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisni, Elly. 2020. “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Bisnis Penjualan


Berbasis Online di Bali” dalam Jurnal ilmiah Akuntansi dan Bisnis
Volume 5 (hlm. 102-109). Denpasar: Universitas Pendidikan Nasional
Denpasar.

Wulandhari, Retno. 2020. “Airbnb Catatkan Kerugian Sebelum Pandemi”,


https://www.republika.co.id/berita/qjxaim370/airbnb-catatkan-
kerugian-sebelum-pandemi, diakses pada 29 Juni 2022 pukul 10.33.

Aruman, Edhy. 2021. “Bagaimana Cara Chesky Menyelamatkan Airbnb dari


Kehancuran?”,
https://mix.co.id/corcomm-pr/corporate-news/bagaimana-cara-chesky-
menyelamatkan-airbnb-dari-kehancuran/, diakses pada 29 Juni 2022
pukul 10.47

Insight Talenta. “Perubahan karena COVID-19 dan Dampaknya bagi Bisnis”,


https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/mengenal-perubahan-
karena-covid-19-bagi-bisnis/, diakses pada 29 Juni 2022 pukul 11. 13

Anda mungkin juga menyukai