Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGHAPUSAN PASAL 2-5 KUHD


(Wetboek Van Koophandel)

LEO JOSE HANTA

H1A120165

KELAS:D

MATAKULIAH

HUKUM DAGANG

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HALUOLEO

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-
Nya kepada saya sehingga saya bias menyelesaikan makalah yang berjudul”Penghapusan Pasal 2-5
KUHD”. Makalah ini mengkaji tentang alasan dihapuskannya KUHD Pasal 2-5.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Hukum Dagang yang telah
memberikan saya makalah ini, sehingga saya dapat lebih memahami tentang alasan dihapuskannya
KUHD Pasal 2-5.

Saya menyadari, dalam penulisan makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena
itu,saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca.

Kendari,30 September 2021

Leo Jose Hanta

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  …………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI  …………………………………………………………………………... 3

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….. 4

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 4

1.3 Tujuan ……………………………………………………………………… 4

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1.Penghapusan Pasal 2-5 KUHD………………………………………………..5

BAB 3. PENUTUP

3,1 Kesimpulan…………………………………………………………….7

3.2.Saran…………………………………………………………………..7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….....8

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Berdasarkan pasal II aturan peralihan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945,


maka KUHD masih berlaku di Indonesia. KUHD Indonesia diumumkan  dengan publikasi
tanggal 30 April 1847 (S.1847 – 23) yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1848.

KUHD Indonesia tersebut adalah turunan dari “Wetboek van Koophandel” (W.v.K) yang
dibuat atas dasar azas konkordansi (Pasal 131 I.S.). Wetboek van Koophandel tersebut
berlaku mulai tanggal 1 Oktober 1838 dan 1 Januari 1842 (di Limburg).

Seiring berjalannya waktu KUHD di Indonesia mengalami perubahan,terdapat beberapa


pasal dalam KUHD yang dihapuskan . Oleh karena itu, pada makalah ini saya akan
mengkaji tentang penghapusan beberapa pasal tersebut yang saya khususkan pada Pasal 2-5
KUHD

1.2 . Rumusan Masalah


Bagaimana kajian terkait penghapusan Pasal 2-5 KUHD?

1.3. Tujuan
Untuk mengetahuikajian terkait penghapusan Pasal 2-5 KUHD.

4
BAB II
PEMBAHASAN

PENGHAPUSAN PASAL 2-5 KUHD (WVK)

Istilah pedagang dan perbuatan dagang diatur dalam Pasal 2-5 KUHD. Isi Pasal-pasal itu
sebagai berikut:
 Pasal 2: Orang yang melakukan kegiatan perniagaan sebagai pekerjaannya sehari-hari.
 Pasal 3: perbuatan pembelian saja tidak termasuk kegiatan perniagaan (dalam pasal ini
objek yang diperdagangkan haruslah barang bergerak)
Barang bergerak adalah barang yang dapat dipindahkan tanda merubah bentuk.
 Passal 4: yang termasuk kegiatan perniagaan meliputi:
a.       Perusahaan komisi
b.      Perusahaan penjual wesel dan surat berharga.
 Pasal 5: bahwa tubrukan kapal di laut termasuk kegiatan perniagaan, bahwa barang-
barang bekas kapal karam di laut termasuk kegiatan perniagaan termasuk harta karun.

Melalui Stb 276 Tahun 1938, ketentuan Pasal 2 -5 KUHD itu dihapuskan, penjabarannya
sebagai berikut:
 Penghapusan seluruh titel 1 dari buku I WVK, yang memuat Pasal-pasal 2 – 5 KUHD
( mengenai pedagang dan perbuatan-perbuatan perniagaan).
 Sebagai gantinya, dimasukan dalam KUHD istilah –istilah Perusahaan (Bedrijf) dan
perbuatan-perbuatan perusahaan (bedrijfshandelingen).
Didalam ketentuan tersebut tidak disebutkan pengertian perusahaan dengan tujuan agar
pedagang/perusahaan tidak terbelenggu dengan definisi (batasan).
Perusahaan yaitu kegiatan yang dilakukan terus-menerus, terang-terangan, dalam kedudukan
tertentu untuk mencari keuntungan (menurut DPR Belanda saat itu)

5
Berdasarkan kajian yang telah saya lakukan ada beberapa alasan yang membuat dicabutnya
pasal 2-5 KUHD:
1. Pengertian barang pada Pasal 3 KUHD hanya meliputi barang bergerak sehingga jual
beli barang tidak bergeraak tidak tunduk pada Pasal 2 -5 KUHD.
2. Kegiatan perniagaan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 KUHD hanya kegiatan
membeli sedangkan menjual adalah tujuan dari kegiatan perdagangan. Kemudian
Pasal 4 KUHD menyatakan bahwa kegiatan menjual merupakan bagian dari kegiatan
perdagangan.
3. Menurut Pasal 2 KUHD bahwa perbuatan dagang hanya dilakukan oleh pedagang,
namun Pasal 4 KUHD menentukan bahwa kegiatan perdagangan juga termasuk
komisioner, makelar, penyewa, dsb.
4. Jika terjadi perselisihan antara pedagang dengan bukan pedangan maka tidak dapat
digunakan KUHD.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah pedagang dan perbuatan dagang diatur dalam Pasal 2-5 KUHD.Namun
melalui Stb 276 Tahun 1938, ketentuan Pasal 2 -5 KUHD itu dihapuskan.Alasan
dicabutnya pasal 2-5 KUHD, yaitu
a. Pengertian pedagang tidak jelas.
b. Sulit diterapkannya pasal-pasal tersebut.
c. Objek pedagang berubah.

3.2 Saran

Didalam KUHD terdapat beberapa pasal yang telah dihapuskan.Alasan dihapuskannya


karena maksud dari pasal itu yang kurang jelas maksud dan tujuannya .Oleh karena itu kita harus
mempelajari mengapa dihapuskannya pasal-pasal itu.Sehingga,kita menjadi tahu dan tidak
salam dalam menafsirkannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://anak-hukumunja.blogspot.com/2011/10/hukum-dagang_06.html diakses pada 30


September 2021
https://butew.com/2018/08/06/sejarah-hukum-dagang-dan-asal-usul-kuhd-di-indonesia/ diakses
pada 30 September 2021
https://slidetodoc.com/pencabutan-pasal-2-5-kuhd-istilah-pedagang-dan/ diakses pada 30
September 2021

Anda mungkin juga menyukai