we deliver.
Proudly serving the world’s top multi-finance &
leasing companies with smart software technology
for over four decades.
First level
100% OJK 100% Indonesia Multi-lingual
Compliance Ready System Support
EXPLORE
id.netsoltech.com
#beadaptive
DAFTAR ISI
7 FOKUS
Restrukturisasi Pembiayaan:
Kendala yang Dihadapi Perusahaan
Pembiayaan
Sejak pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia yang diumumkan pada awal Maret 2020,
pemerintah melakukan sejumlah upaya menekan penyebarannya baik melalui imbauan
untuk menjaga jarak atau social distancing, hingga pengaturan PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) guna membatasi pergerakan masyarakat dan mengurangi
dampak penyebaran Covid-19.
Dapatkan Souvenir menarik dari APPI bagi yang menuliskan artikel dalam majalah Multifinance.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai informasi ini, dapat menghubungi Sekretariat APPI
di Telp. (021) 2982 0190 atau email: sekretariat@ifsa.or.id
5
Surat Pembaca
Suwandi Wiratno,
Ketua Umum
Asosiasi Perusahaan
Pembiayaan Indonesia
Restrukturisasi Pembiayaan
P
andemi Covid-19 belum pasti kapan harus dipegang secara bersama-sama
akan berakhir. Untuk mencegah adalah, keterbukaan dan kejujuran debitur
penyebaran Covid-19 yang dilakukan dalam menyampaikan persoalan yang ada.
adalah terus mengikuti aturan pemerintah Asosiasi Perusahaan Pembiayaan
dalam menjaga jarak (physical distancing) Indonesia (APPI) tentu mengharapkan
dan melakukan pekerjaan secara jarak jauh debitur yang mengajukan keringanan
dari rumah. merupakan debitur
Sejak pandemi terjadi, Kita semua berharap terdampak Covid-19, yang
pemerintah menerbitkan pandemi ini segera membuat penghasilannya
sejumlah kebijakan yang satu berkurang signifikan
di antaranya menyangkut berlalu dan sendi- atau tidak mendapatkan
restrukturisasi kredit. sendi ekonomi yang penghasilan sama sekali.
Sejalan dengan kebijakan lumpuh, kembali Sementara untuk debitur
itu, industri pembiayaan yang masih memiliki
bangkit. Kegiatan
pun diminta untuk dapat penghasilan, tetap harus
memberikan restrukturisasi bisnis berjalan kembali memenuhi kewajibannya
kepada debitur yang seperti semula. sesuai yang diperjanjikan.
terdampak Covid-19 Perusahaan pembiayaan
Sejak awal April 2020, industri akan melakukan penilaian kepada profil
pembiayaan mulai menerima pengajuan para debitur, termasuk kondisi usaha
permohonan restrukturisasi dari para yang dijalani. Dalam kondisi seperti
debitur. Restrukturisasi bisa diberikan ini, kelangsungan usaha perusahaan
dalam bentuk perpanjangan jangka waktu pembiayaan harus tetap dijaga, karena
kredit, penundaan sebagian pembayaran, perusahaan pembiayaan sendiri
atau jenis keringanan lainnya yang merupakan debitur perbankan dan masih
ditawarkan oleh perusahaan pembiayaan harus membayar hutang ke perbankan.
sesuai dengan kemampuan masing- Kita semua berharap pandemi ini
masing perusahaan. segera berlalu dan sendi-sendi ekonomi
Perusahaan pembiayaan tentu yang lumpuh, kembali bangkit. Kegiatan
akan sangat terbuka dengan upaya bisnis berjalan kembali seperti semula. Itu
debitur dalam mengajukan keringanan semua bisa dilakukan dengan membangun
pembiayaan. Namun, satu kunci yang kolaborasi bersama. (*)
Edisi 136, Mei-Juni 2020 Fokus 7
Restrukturisasi Pembiayaan:
Kendala yang
Dihadapi Perusahaan
Pembiayaan
Sejak pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia yang diumumkan
pada awal Maret 2020, pemerintah melakukan sejumlah upaya
menekan penyebarannya baik melalui imbauan untuk menjaga
jarak atau social distancing, hingga pengaturan PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) guna membatasi pergerakan masyarakat dan
mengurangi dampak penyebaran Covid-19.
8 Fokus Edisi 136, Mei-Juni 2020
P
andemi Covid-19 juga ditetapkan menanggung kerugian Rp24,2 triliun dalam tiga
sebagai bencana nasional melalui bulan ke depan akibat penundaan pembayaran
Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2020 bunga selama tiga bulan dan larangan eksekusi
tentang Penetapan Bencana Non-alam kendaraan jaminan.
Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional Suwandi menjabarkan, berdasarkan
yang ditetapkan sejak 13 April 2020. perhitungan APPI, dari total piutang pembiayaan
PSBB pertama dilakukan oleh DKI Jakarta, per Februari 2020 senilai Rp452,2 triliun,
lalu diikuti pula sejumlah daerah di sekitarnya sebanyak 70% di antaranya atau sekitar Rp316,4
hingga wilayah di luar Jakarta. Setidaknya saat triliun merupakan pembiayaan kendaraan
ini lebih dari 20 daerah telah mendapatkan bermotor. Setiap bulannya, industri pembiayaan
persetujuan untuk menerapkan PSBB. melakukan eksekusi sekitar 10% dari portofolio
Sejalan dengan penerapan PSBB, arahan pembiayaan kendaraan bermotor tersebut, atau
Presiden Joko Widodo agar industri keuangan berkisar Rp31,6 triliun.
tetap memberikan pelayanan serta memberi Menurut Suwandi, dalam proses eksekusi
keringanan kepada debitur yang selama ini biasanya terdapat recovery hingga 60%, sehingga
mengakses pinjaman di perusahaan keuangan. potensi kerugian dari eksekusi tersebut dapat
Perusahaan pembiayaan diminta turut mencapai Rp18,9 triliun. Dia pun menjelaskan,
melakukan restrukturisasi pembiayaan kepada dari total portofolio pembiayaan kendaraan
debitur yang terdampak pandemi Covid-19. bermotor, 30% di antaranya atau Rp94,9 triliun
Ketua APPI Suwandi Wiratno mengatakan merupakan pembiayaan kendaraan roda
bahwa restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan dua dan 70% atau Rp221,4 triliun merupakan
perusahaan pembiayaan tentu saja berdampak pembiayaan kendaraan roda empat. Dengan
pada berkurangnya pendapatan perusahaan. asumsi perusahaan pembiayaan membebaskan
Dalam salah satu Webinar yang pembayaran bunga selama tiga bulan terhadap
diselenggarakan di bulan April 2020, Suwandi 30% dari pembiayaan otomotif di atas, maka
menuturkan bahwa berdasarkan perhitungan beban yang harus ditanggung industri
APPI, industri pembiayaan berpotensi pembiayaan sebesar Rp 5.268 triliun.
Edisi 136, Mei-Juni 2020 Fokus 9
Jaga Likuiditas
“
Suwandi menjelaskan, terkait kebijakan
restrukturisasi, perusahaan pembiayaan
perlu menjaga likuiditasnya karena peran
intermediasi, yakni menyalurkan dana dari
perbankan kepada debitur. Dia mengibaratkan,
perusahaan pembiayaan merupakan kreditur Kalau debitur masih
bagi masyarakat, tapi juga merupakan debitur
bagi perbankan yang menjadi sumber dana.
punya kegiatan bisnis
Dia menambahkan, kebijakan restrukturisasi lainnya, mungkin bisa
yang ada saat ini harus tetap dapat membantu
masyarakat sebagai debitur maupun kelangsungan mencicil setengahnya
arus kas perusahaan pembiayaan itu sendiri. atau bunga saja. Tapi
Menurut Suwandi, isu arus kas menjadi perhatian
utama perusahaan pembiayaan dalam melihat kalau pendapatan
jalannya bisnis ke depan selama masa pandemi
Covid-19.
debitur benar-benar
Sementara itu, saat menjadi pembicara 0%, mau tidak mau
dalam diskusi Memahami Kebijakan Relaksasi
Pembiayaan di Perusahaan Pembiayaan yang kami reschedule tiga
dilaksanakan GP Ansor pada 10 April 2020 melalui bulan, enam bulan,
tele conference, Suwandi Wiratno menyatakan,
kebijakan keringanan pembiayaan bagi debitur atau sembilan bulan
yang terdampak Covid-19 akan dilakukan secara
simultan dan terus menerus serta diharapkan
sampai dengan
diselesaikan dengan cepat. bisnisnya pulih lagi.
Mengenai prosedurnya, lanjut Suwandi,
perusahaan pembiayaan akan melakukan
asesmen atau penilaian terhadap profil debitur. —Suwandi Wiratno
“Hasil asesmen akan kami keluarkan secepatnya Ketua Umum APPI
sebab kami harus menyerahkan kewajiban
laporan bulanan kepada OJK [Otoritas Jasa
Keuangan],” ujarnya. Terhadap debitur itu, Suwandi
Jika proses pengajuan keringanan oleh menambahkan, tentu saja perusahaan
debitur disetujui, status pembiayaan debitur pembiayaan dapat melakukan relaksasi
selanjutnya akan berubah menjadi lancar. “Status pembayaran cicilan pembiayaan yang menjadi
itu akan mudah untuk mengajukan pembiayaan kewajiban debitur. “Kalau debitur masih punya
lagi ke depannya,” kata Suwandi. kegiatan bisnis lainnya, mungkin bisa mencicil
Dia menuturkan, perusahaan pembiayaan setengahnya atau bunga saja. Tapi kalau
yang tergabung di APPI sangat memahami pendapatan debitur benar-benar 0%, mau tidak
pandemi ini menganggu kelangsungan usaha mau kami reschedule tiga bulan, enam bulan,
sejumlah mitra. atau sembilan bulan sampai dengan bisnisnya
Misalnya, debitur yang selama ini pulih lagi,” paparnya.
mengandalkan kegiatan pariwisata dengan Suwandi menyatakan bahwa di lapangan
memiliki armada bus, kendaraan sewa lainnya masih ada perusahaan pembiayaan yang tidak
atau tempat penginapan, pihaknya menyadari sinkron dalam menerapkan kebijakan. Hal itu
pendapatannya turun tajam karena pandemi perlu dimaklumi karena kebijakan relaksasi
ini. pembiayaan tersebut merupakan hal baru yang
10 Fokus Edisi 136, Mei-Juni 2020
butuh harmonisasi antara pelaksana di kantor “Tafsiran yang populer itu boleh libur
pusat dengan di daerah. cicilan selama satu tahun, padahal di dalam
“Semestinya hal itu sudah tidak ada lagi karena Peraturan Otoritas Jasa Keuangan [POJK]
kebijakan di pusat sudah bisa dijalankan di daerah. boleh relaksasi maksimal satu tahun,” jelas
APPI memiliki 34 Forum Komunikasi Daerah Suwandi.
yang tersebar di seluruh Indonesia dan secara Terkait adanya himbauan tidak boleh eksekusi,
rutin memantau permasalahan di daerah. Direksi Suwandi menyebutkan, OJK telah mengklarifikasi
perusahaan pembiayaan mempunyai kode etik, bahwa penarikan kendaraan masih boleh selama
kalau mereka tidak mengindahkan peraturan yang sesuai dengan koridor hukum. Bagi debitur yang
berlaku, mereka dapat terkena sanksi kode etik mau membayar cicilan tetapi takut keluar rumah,
yang sudah diatur OJK,” ungkap Suwandi. petugas perusahaan pembiayaan melakukan
Dia menyatakan, masih ada multitafsir di aktivitas penjemputan.
masyarakat terkait dengan kebijakan keringanan “Jangankan eksekusi, kami mau melakukan
pembiayaan bagi debitur terdampak Covid-19 restrukturisasi saja menjadi sulit,” ujarnya.
yang telah disampaikan oleh pemerintah dan Sementara itu, Presiden Direktur PT Mandiri
OJK. Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja
Hal itu berdampak pada banyaknya mengakui, kebijakan restrukturisasi memang
penolakan yang dilakukan oleh debitur ketika akan membuat arus kas perusahaan pembiayaan
ditagih cicilannya. Di sisi lain, masih terdapat terganggu. Hal tersebut membuat kesediaan
sejumlah pemerintah daerah yang salah fasilitas pendanaan menjadi krusial.
persepsi dalam menangkap pesan presiden Untuk mengantisipasi persoalan tersebut,
terkait kebijakan restrukturisasi, sehingga justru pihaknya melakukan penjagaan dan kontrol
melarang kegiatan penagihan. Akibatnya, hanya ketat terhadap kebijakan relaksasi, sambil terus
sedikit aktivitas penagihan yang berjalan. melakukan komunikasi yang intens dengan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. selaku induk usaha MUF.
Hal serupa dilakukan oleh PT BCA
Finance, perusahaan pembiayaan anak usaha
Edisi 136, Mei-Juni 2020 Fokus 11
2.617.970 721.101
Rp52,94
1.793.352 103.517
Triliun
dari PT Bank Central Asia Tbk. Direktur Utama sampai nanti terlambat, jangan sampai terlambat
PT BCA Finance Roni Haslim menjelaskan, dan menimbulkan gejolak di masyarakat. Semua
sebagian besar pembiayaan yang disalurkan saya minta betul-betul dihitung anggarannya.
oleh pihaknya dilakukan dengan skema joint Sehingga kita nantinya bisa memutuskan,” jelas
financing bersama sang induk. Jadi, perseroan presiden.
tetap bisa menjaga likuiditas meskipun Presiden juga minta disiapkan sebuah
menerapkan restrukturisasi pembiayaan. skema baru dalam pembiayaan terutama yang
Dalam arahan saat rapat terbatas, Presiden berkaitan dengan investasi, berkaitan dengan
Jokowi menekankan mitigasi dampak Covid-19 modal kerja.
terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah Untuk usaha mikro dan ultra mikro, Jokowi
(UMKM), yakni melalui percepatan eksekusi bahkan meminta dimasukan dalam skema
program relaksasi restrukturisasi pembiayaan bagi bantuan sosial, terutama yang berkaitan dengan
UMKM yang mengalami kesulitan. paket sembako.
Menurut presiden, mekanisme bantuan Presiden juga minta untuk UMKM diberikan
untuk pembiayaan UMKM baik itu berupa subsidi peluang terus untuk berproduksi. “Terutama di
bunga, berupa penundaan pembayaran pokok, sektor pertanian, di sektor-sektor industri rumah
pemberian tambahan pembiayaan modal kerja tangga serta warung-warung tradisional dan
harus segera dilaksanakan. “Jangan menunggu sektor makanan dengan protokol kesehatan
sampai mereka tutup baru kita bergerak. Jangan yang ketat,” katanya. (*)
14 Perspektif Edisi 136, Mei-Juni 2020
N
amun, sebagian masyarakat tampaknya
belum memahami prosedur, skema, dan
perhitungan dari kebijakan tersebut. Banyak
di antara debitur yang mengira bahwa keputusan
itu berlaku sama untuk seluruh nasabah tanpa
terkecuali.
Merespons berbagai pertanyaan yang muncul
di tengah masyarakat, Ketua Asosiasi Perusahaan
Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno
memberikan arahan dalam diskusi bertema
“Memahami Kebijakan Relaksasi Kredit di
Perusahaan Pembiayaan” yang dilaksanakan oleh
Gerakan Pemuda Ansor pada 10 April 2020 melalui
diskusi online. Berikut petikan diskusinya.
Edisi 136, Mei-Juni 2020 Perspektif 15
Berapa lama proses asesmen dari perusahaan Sebagai contoh, ada debitur yang punya
pembiayaan setelah debitur mengajukan sejumlah bus untuk transportasi turis dari China.
permohonan keringanan? Saat China didapuk sebagai pembawa virus,
Disebabkan banyaknya permohonan pendapatan mereka yang sebelumnya 100%,
keringanan yang masuk ke perusahaan pembiayaan, kini menjadi nihil. Jadi kami harap mereka yang
hasil asesmen tersebut akan kami keluarkan masih memiliki bisnis selain pariwisata, dapat
secepatnya. Sebab, kami juga harus menyerahkan membayar, setengah atau bunganya saja.
kewajiban laporan bulanan kepada OJK. Namun, jika pendapatan mereka sampai 0%,
Selain itu, jika proses keringanan debitur mau tidak mau kita reschedule selama tiga, enam,
diterima dan telah ditandatangani, ketua atau sembilan bulan hingga bisnisnya pulih kembali.
OJK akan menyatakan status debitur akan Setelah bisnisnya pulih, kami memprediksi
berubah langsung menjadi lancar. Status ini turis lokal akan meningkat. Jadi, ada dua hal yang
dapat membantu debitur agar mudah untuk perlu diputuskan, yakni apakah unitnya mau
mengajukan kredit lagi kedepannya. dipertahankan atau sebagian dari unit itu dijual.
Apakah ada batas waktu maksimal untuk Misalkan yang diinginkan oleh debitur adalah
mengajukan keringanan ini? penundaan selama tiga bulan, namun setelah
Tidak ada batas waktu. Kebijakan untuk penundaan tersebut diterima, debitur tetap
mengajukan keringanan ini akan berjalan secara membayar angsuran dengan jumlah yang
simultan dan terus menerus. Diharapkan dapat sama. Jadi penundaan selama tiga bulan
dilakukan secepatnya. tersebut akan dipindah ke belakang sehingga
masa tenor akan bertambah tiga bulan.
Perusahaan pembiayaan di daerah memiliki Apakah perusahaan pembiayaan dan debitur
kebijakan yang berbeda dengan yang ada di pusat sama-sama bisa untung?
dalam menerapkan kebijakan restrukturisasi. Ini harus dipertimbangkan dengan baik terlebih
Bagaimana cara menyikapi hal ini? dahulu. Jika skemanya seperti itu, maka pendapatan
Kami mendengar beberapa waktu lalu bahwa bunga yang diperoleh perusahaan pembiayaan
ada cabang-cabang perusahaan yang belum ada bisa turun. Jika pendapatan bunga tersebut turun,
arahan dari kantor pusat. Seharusnya, pada hari bahkan tidak ada pemasukan sama sekali selama
ini dan ke depannya sudah ada arahan dari pusat penundaan, maka perusahaan pembiayaan tetap
dan telah dijalankan. harus membayar bunga ke bank.
APPI memiliki 34 Forum Komunikasi Daerah Permasalahannya, apakah bank tersebut
dan secara rutin berkomunikasi untuk memantau mau atau tidak jika bunganya turun. Ini susah,
permasalahan yang ada di sana. karena lingkarannya tidak terputus. Jadi banyak
Debitur dapat mengajukan permohonan aspek yang perlu diperhatikan lagi.
restrukturisasi yang dikirim langsung ke Bisa saja ketika debitur memperoleh
perusahaan pembiayaan pusat dan ditembuskan penundaan selama tiga bulan tanpa membayar
juga ke APPI dan OJK yang ada di daerah. Direksi sama sekali, perusahaan pembiayaan tersebut
perusahaan pembiayaan memiliki kode etik, jika telah membayarkan bunga debitur yang tidak
mereka tidak mengindahkan peraturan yang terbayarkan selama tiga bulan tadi.
telah berlaku, maka mereka dapat terkena sanksi
dari kode etik yang diatur oleh Peraturan OJK. Jika debitur ingin selesaikan angsuran,
apakah ketika unitnya diserahkan ke
Jika ada debitur yang membeli mobil perusahaan pembiayaan akan mendapatkan
dengan dengan cara mencicil untuk bisnis sedikit pengembalian dana yang telah
jasa transportasi, tapi bisnis berhenti dibayarkan sebelumnya?
karena pandemi Covid-19. Bagaimana sikap Kita lihat dulu berapa lama debitur sudah
perusahaan pembiayaan? membayarnya. Jika dia telah membayar selama
16 Perspektif Edisi 136, Mei-Juni 2020
36 bulan dan sisa tiga bulan, sebaiknya dijual kredit baru. Dengan demikian, bunganya masih
sendiri saja, sisanya bisa dilunasi. Namun, jika 30% di awal. Meskipun restrukturisasi, bunga yang
angsurannya masih panjang, misalnya baru jalan dibayar tergolong besar jika mengikuti skema
dua bulan angsuran, masih ada 58 kali angsuran perhitungan besar ke kecil.
lagi, mungkin bisa dipertimbangkan. Ini hanya simulasi perhitungan. Debitur
Tapi sebenarnya perusahaan sudah rugi. Jika tersebut perlu meminta tabel restrukturisasi
biasanya beli mobil dan motor nilainya 100%, atau amortisasinya agar perhitungannya
ketika dijual lagi nilainya bisa turun menjadi menjadi jelas.
80% karena sudah dipotong pajak dan lain- Tidak semua perusahaan pembiayaan
lain. Maka perlu negosiasi. Tidak mutlak ya atau memiliki skema relaksasi yang sama. Bahkan
tidak. Harus ada kebijakan yang dinegosiasikan. pada satu perusahaan pembiayaan yang sama
tapi beda kota pun memiliki kebijakan yang
Seorang debitur mempunyai cicilan mobil berbeda. Harapan kami, pola yang diajukan
selama 24 bulan. Setelah dipelajari, skema ialah pembayaran yang ditunda selama wabah
restrukturisasi jadi berat. Kalau skema Covid-19 dipindahkan kewajiban pembayarannya
disetujui, nanti debitur tersebut harus ke belakang. Selain itu, selama penundaan
membayar Rp1,5 juta di awal. Kemudian tersebut, tidak perlu membayar bunganya.
debitur tersebut mendapatkan penundaan Namun, jika memang masih harus membayar
cicilan selama tiga bulan. Setelah masa bunga, pembayaran bunga tersebut untuk
penundaan itu selesai, angsuran debitur mengurangi pembayaran selanjutnya.
tersebut ditambah Rp200.000 per bulan Misalnya, Santi memiliki kredit dan harus
selama 24 bulan. Bagaimana perhitungannya? membayar Rp1 juta setiap bulan selama 36 bulan.
Bisa jadi yang dibayarkan pada tiga bulan Dia telah membayar tiga bulan, lalu memiliki sisa
di awal tersebut ialah biaya bunganya saja, tenor selama 33 bulan. Namun, karena terkena
sehingga total yang harus dibayar di awal adalah dampak Covid-19, Santi tidak mampu membayar
Rp1,5 juta. Kemudian, biaya pokok tiga bulan sebesar Rp1 juta selama tiga bulan.
penundaan tersebut dipecah pada 24 kali cicilan. Santi berharap dapat mengangsur Rp1 juta
Selanjutnya, ditambahkan Rp200.000 selama 33 bulan. Hal ini perlu dinegosiasikan
per bulan. Penting untuk anda meminta karena banyak skema yang dapat digunakan.
tabel angsuran cicilan anda dari awal hingga Salah satunya ialah penundaan tiga bulan itu
akhir, agar ada rincian pokok dan bunganya. dipindahkan di akhir, diangsur selama tiga bulan,
Perusahaan pembiayaan wajib menjelaskan tapi bunga tetap dibayar karena perusahaan
perhitungannya, karena hal ini harus transparan. pembiayaan juga harus membayar ke bank.
Contoh kasus, seorang debitur harus membayar Jika tenor diperpanjang maka premi
bunga Rp3 juta per bulan selama tiga bulan masa asuransinya akan menjadi lebih besar.
penundaan. Padahal, angsuran bulanannya Rp9 Bagaimana kebijakan terkait itu?
juta. Jika dihitung, besaran yang harus dibayar Jika tenornya diperpanjang, perusahaan
mencapai hampir 30% dari total yang dia bayar pembiayaan juga akan menutup risikonya. Dalam
per bulan. Bagaimana perhitungannya? POJK dijelaskan, setiap kendaraan harus ditutup
Jika diminta untuk membayar 30% dari risikonya sesuai jangka waktu atau tenornya.
bunga itu, bisa saja penjelasannya sebagai Kita telah menyurati Asosiasi Asuransi Umum
berikut. Bunga itu ada yang perhitungannya dari Indonesia (AAUI) tentang pembebasan dan
besar ke kecil. Semakin mendekati selesai tenor, keringanan premi. Mereka menjawab preminya
maka bunganya semakin kecil sehingga sisa tidak bisa dibebaskan. Namun, premi itu dapat
pokoknya saja yang harus dibayarkan. diperhitungkan seringan mungkin disebabkan
Mungkin dia baru membayar sekitar 10 hingga wabah ini. APPI akan terus berkoordinasi terkait
12 bulan saja. Jadi masih termasuk dalam golongan hal itu. (*)
NYICIL KENDARAAN
TAPI GAK KETEMU DEBT COLLECTOR
PASTI BISA!!
Caranya:
1. Pilih Kendaraan
SESUAI KEBUTUHAN DAN
KEMAMPUAN
2. Sisihkan uang untuk cicilan
3. Bayar cicilan TEPAT WAKTU
4. TIDAK MEMPRETELI
kendaraan
INGAT!!!
5. DILARANG sewakan/gadaikan/
alihkan kendaraan ke pihak lain.
Ingat: sanksi
DIBAYAR
18 Kilas Edisi 136, Mei-Juni 2020
Rapindo tidak berfungsi atau memiliki hak dan kewajiban sebagai juri untuk
memutuskan siapa pemilik kendaraan atau obyek pembiayaan tersebut.
Namun Rapindo menyediakan sistem untuk mendaftarkan (claim), memeriksa
(search) dan mencabut (expired) obyek pembiayaan.
Obyek pembiayaan dengan status write off dan ada di Asset Registry rapindo, dapat
diketahui keberadaannya bilamana obyek pembiayaan tersebut didaftarkan oleh
Multifinance lainnya.
rapindo.co.id PT. Rapi Utama Indonesia PT. Rapi Utama Indonesia rapindo.co.id
28 Kilas Edisi 136, Mei-Juni 2020
1
1. FKD Bandung
FKD Bandung mengadakan pertemuan
terkait hasil temuan 348 unit di Polda Jawa
2
Barat dengan tim Krimsus unit 2 Fidusia.
Pertemuan tersebut membahas tentang tata
cara penyelesaian dan pengambilan unit yang
menjadi hak anggota perusahaan pembiayaan
yang ada di Bandung dan Jawa Barat.
Pertemuan ini diadakan pada 21 Maret 2020.
2. FKD Palangkaraya
FKD Palangkaraya melakukan silaturahmi
dengan Ketua OJK Kalimantan Tengah pada
30 Maret 2020. 3
3. FKD Jambi
Pada 30 Maret 2020 diadakan diskusi antara
FKD Jambi bersama Ketua OJK Jambi
mengenai dampak Covid-19 terhadap
perusahaan pembiayaan di Jambi.
4. FKD Kendari
FKD Kendari hadir dalam Talk Show
bersama Kepala OJK Sultra di Studio 1 RRI
Kendari mengenai program restrukturisasi 4
bagi nasabah yang terdampak Covid-19
pada 9 April 2020.
5. FKD Kendari
FKD Kendari, Kepala OJK Sulawesi Utara dan
Direktur Umum Bank Sulawesi Utara hadir
dalam talk show yang diadakan oleh Sultra
TV. Topik yang dibahas adalah mengenai
kebijakan keringan pembiayaan kepada
debitur yang terdampak pandemi Covid-19.
Acara ini diadakan pada 23 April 2020.
5
32
32 Kegiatan Forum Komunikasi Daerah (FKD) Edisi 136, Mei-Juni 2020
1 2
3 4
1. FKD Medan
FKD Medan memberikan bantuan kepada
masyarakat yang terdampak akibat Covid-19
di beberapa daerah di Kota Medan pada 1
Mei 2020.
2. FKD Jambi
Bakti sosial yang dilakukan FKD Jambi pada
14 Mei 2020.
3. FKD Bandung
Bakti sosial FKD Bandung dengan Polda Jabar
5
Subdit II Ditreskrimsus bersama Relawan
“Kaki Langit” di daerah Balendah, Bandung.
Pada 15 Mei 2020.
5. FKD Batam
4. RFKD Lubuk Linggau Pada 15 Mei 2020, FKD Batam bersama
Pada 15 Mei 2020, RFKD Lubuk Linggau Asosiasi Pedagang Mobil Bekas memberikan
berbagi sembako ke panti asuhan. santunan ke panti asuhan.
Edisi 136, Mei-Juni 2020 Kegiatan Forum Komunikasi Daerah (FKD) 33
7 8
9 10
6. FKD Palu sinergitas FKD NTB dengan Polri dan TNI.
FKD Palu memberikan bantuan kepada Kegiatan ini dilakukan pada 16 Mei 2020.
warga Hunian Sementara (HUNTARA) di
Kelurahan Balaroa pada 15 Mei 2020. 9. FKD Palangkaraya
Bakti sosial yang dilakukan FKD Palangkaraya
7. FKD Purwokerto pada 17 Mei 2020.
Pembagian paket sembako kepada warga
terdampak Covid-19 pada 15 Mei 2020 yang 10. FKD Cirebon
dilakukan oleh FKD Purwokerto. FKD Cirebon menyelenggarakan program
“Peduli Penanganan Wabah Covid-19” pada
8. FKD NTB 18 Mei 2020. Bantuan tersebut diberikan
Kegiatan sosial FKD NTB sebagai bentuk kepada RSUD Gunung Jati Cirebon.
34
34 Daftar Anggota APPI Edisi 136, Mei-Juni 2020
upcoming event