Anda di halaman 1dari 77

Restrukturisasi

Akad Pembiayaan Murabahah


Pada Lembaga Keuangan Syariah
Di masa Pandemi

Oleh :
Dece Kurniadi
Agenda

1 Stimulus Ekonomi

Ketentuan Kualitas Aktiva


2 Produktif

3 Ketentuan Restrukturisasi

4 Best Practice
Kinerja sektoral terdampak negatif wabah covid-19
• Pariwisata • Manufaktur (tekstil, kimia, plastik)
 Hotel
High impact  Restoran
• Bahan bangunan, alat berat
• Properti & konstruksi
(Omzet turun  Transportasi • Farmasi
>30%)  Agen
perjalanan
• Peternakan, perikanan
• Multifinance • Distribusi/retailer non-essential goods
Medium impact • Otomotif • Komoditas (perkebunan, tambang,
(Omzet turun 10 - • Pusat logam, mineral)
30%) perbelanjaan

• Kemasan
• E-commerce • Makanan pokok
Low impact • Pembangkit listrik • Distribusi/retailer essential
(Omzet turun • Alat kesehatan goods
<10%) • Cigarette/Tobacco
• IT/Communication
Sumber : Presntasi David Sumual, BCA
DAMPAK JANGKA PENDEK
Transmisi Pandemik COVID-19
Pada Sektor Jasa Keuangan
SUPPORTING
REGULATORIES
Quantitative Issue Lieu of Law No. 1/2020
o Bond Purchasing o Widen Budget Deficit
o Term Repo o Tax Relaxation
o RR Cut / RIM RR Wave o BI Purchase Government Bond in
o SWAP Primary Market
o Ease Export Import Regulation
Policy Rate Cut

 Relaxation Loan Quality Extra Budget for Covid Rp 405T


Assessment (1 Pilar) o Health Rp. 75T
 Relaxation on Loan o Safety Net Rp 110T
Restructuring for borrowers o Tax Incentive Rp 70T
affected by Covid 19 o Economy Recovery Rp 150T
 Relaxation on PSAK 71 dan
Tax Subsidy
PSAK 68
Interest Subsidy for restructue
loans
Kronologis Kebijakan
Relaksasi Kredit Terdampak Covid-19

Permenko No. 6 PP No. 23 Tahun


POJK No. 11 Perppu No. 1 2020
Tahun 2020 Tahun 2020
Arahan Presiden Tahun 2020
Keringanan kredit Kebijakan Stimulus Pelebaran Defisit Penambahan subsidi Pelaksanaan
bagi masyarakat OJK untuk Anggaran Negara untuk pembayaran Program PEN melalui
yang pertumbuhan Insentif Perpajakan Bunga dan PMN, Penempatan
perekonomiannya ekonomi: penundaan Dana, Investasi
terdampak pandemi • Kebijakan penetapan
Fokus kesehatan, Pembayaran Pokok. Pemerintah, dan
COVID-19 kualitas aset; Social Safety Net, Penjaminan
• Kebijakan Restrukturisasi Dukungan pada Kriteria Debitur KUR:
kredit atau pembiayaan Dunia Usaha/UMKM • Syarat Khusus Pemulihan ekonomi
• Syarat Umum melalui belanja
Penguatan negara, seperti
kewenangan KSSK Pemberian subsidi
bunga;
Sumber dana
Program PEN
POJK No. 11/POJK.03/2020
Tentang Stimulus Perekonomian
Nasional Sebagai
Kebijakan Countercyclical 
Dampak Penyebaran
Coronavirus Disease 2019
Latar Belakang
Pasal 2
Kebijakan yang mendukung stimulus
pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. kebijakan penetapan kualitas aset; dan
 Perkembangan penyebaran coronavirus b. kebijakan restrukturisasi kredit atau
pembiayaan.
disease 2019 (COVID-19) berdampak
terhadap kinerja dan kapasitas debitur
dan berpotensi mengganggu kinerja
Bank dalam menerapkan kebijakan yang
perbankan dan stabilitas sistem keuangan mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi
garuhi pertumbuhan ekonomi.. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
memperhatikan penerapan manajemen risiko
 kebijakan stimulus perekonomian sebagaimana diatur dalam peraturan Otoritas
sebagai countercyclical dampak Jasa Keuangan mengenai penerapan
penyebaran COVID-19 manajemen risiko Bank.

POJK No.11/POJK.03/2020 Bank harus memiliki pedoman yang paling


sedikit menjelaskan kriteria debitur yang
ditetapkan terkena dampak COVID-19 serta
sektor yang terdampak
Kriteria Debitur
Debitur lain?
 Debitur, dampak penutupan jalur
Debitur dengan sektor ekonomi selain sektor
transportasi dan pariwisata dari dan ke
yang direkomendasikan:
Tiongkok atau negara lain serta travel
warning beberapa negara.
Perlakuan khusus dalam POJK ini dapat
diterapkan Bank kepada debitur tersebut,
 Debitur, terdampak penurunan volume sepanjang berdasarkan self-assessment Bank
ekspor impor akibat keterkaitan rantai debitur dimaksud terkena dampak COVID-19.
suplai dan perdagangan dengan Tiongkok
ataupun negara lain.

Debitur UMKM?
 Debitur, terdampak terhambatnya proyek restrukturisasi untuk seluruh kredit/pembiayaan
pembangunan infrastruktur karena terhentinya kepada seluruh debitur, termasuk debitur
pasokan bahan baku, tenaga kerja, dan mesin UMKM. Pemberian perlakuan khusus tanpa
dari Tiongkok ataupun negara lain melihat batasan plafon kredit/pembiayaan.
Tantangan dan Kendala
Penerapan POJK 11/POJK.03/2020
KENDALA REALISASI Restrukturisasi Kredit yang
belum optimal:
a. Kesulitan untuk tatap muka, verifikasi data dan
Menyeimbangkan antara kebutuhan debitur pengkinian kondisi debitur akibat social
dengan kapasitas likuiditas bank
distancing dan pembatasan akses di beberapa
wilayah.
b. Restrukturisasi debitur secara bulk untuk yang
bersifat mass product.
Kualitas governance dan integritas para pelaku c. Proses restruktur harus dilakukan oleh pejabat
perbankan serta debitur sangat menentukan
kelancaran pemberian restrukturisasi. Bank perlu atau pegawai yang tidak terlibat dalam kredit
memastikan tidak terjadi moral hazard atau restrukturisasi berpotensi menghambat proses
adanya free riser dalam penerapan relaksasi. stimulus.
d. Persetujuan restrukturisasi yang harus naik 1
tingkat menimbulkan bottleneck pemroses
restukturisasi.
e. Beberapa fungsi operasional tidak dapat
Tetap memperhatikan perinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko dalam penerapan POJK ini. dilakukan melalui Work From Home , sehiingga
dilakukan mekanisme split office.
f. Tantangan dari industri yang masih berpedoman
pada SOP lama sehingga cenderung memakan
waktu dan birokrasi.
Perbedaan persepsi masyarakat karena kurangnya
pemahaman
KEBIJAKAN MENJAGA
FUNDAMENTAL SEKTOR RIIL
POJK No. 11/POJK.03/2020
Tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical

Sumber : Presentasi Dr. Siti Anisah, FH UII


POJK No. 11/POJK.03/2020
Pasal 11
Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku,
ketentuan dalam:

a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/POJK.03/2014


tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 347, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5625) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
19/POJK.03/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 16/POJK.03/2014 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6251);
b. -
c. -
d. -

dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan


ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
OJK Terbitkan Stimulus Keringanan Kredit Lembaga Keuangan Mikro

Kebijakan bagi LKM terdiri dari :

Pertama, perpanjangan 10 hari kerja dari batas waktu kewajiban penyampaian laporan
keuangan 4 bulanan dan bukti pengumuman laporan keuangan untuk periode April 2020.

Kedua, pemberian restrukturisasi terhadap debitur yang terkena dampak penyebaran Covid-19.
 
Ketiga, kualitas pinjaman atau pembiayaan bagi debitur yang terkena dampak penyebaran
Covid-19 yang direstrukturisasi ditetapkan lancar sejak dilakukan restrukturisasi.

Keempat, penerapan restrukturisasi untuk debitur yang terkena dampak Covid-19 berlaku
sampai dengan 6 bulan.

Restrukturisasi pinjaman/pembiayaan debitur LKM tersebut dilakukan dengan


mempertimbangkan tiga aspek, yakni adanya permohonan restrukturisasi dari debitur yang
terkena dampak penyebaran Covid-19, adanya penilaian kebutuhan dan kelayakan
restrukturisasi dari LKM, dan harus memperhatikan penerapan prinsip kehati-hatian dan
tata kelola perusahaan yang baik, serta sesuai dengan prinsip syariah bagi LKM Syariah. 
Surat Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah
Layanan Koperasi Dalam Masa PSBB
Dasar Ketentuan
Penilaian Aset Bank Syariah

Regulasi:

o Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor


16/POJK.03/2014 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

o Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor


8/SEOJK.03/2015 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank
Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah

o Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor


19/POJK.03/2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/POJK.03/2014
tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah
POJK 16/POJK.03/2014

Penilaian
Kualitas Pembiayaan
Pasal 7:

Penilaian atas kualitas Aset Produktif dalam bentuk


Pembiayaan dilakukan berdasarkan faktor-faktor
sebagai berikut:

a) Prospek usaha;
b) Kinerja (performance) nasabah; dan
c) Kemampuan membayar.
Dasar Ketentuan
Penilaian Aset BPR Syariah

Regulasi:

o Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor


29/POJK.03/2019 tentang Kualitas Aset
Produktif Dan Pembentukan Penyisihan
Penghapusan Asset Produktif Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah
POJK 29/POJK.03/2019

Penilaian
Kualitas Pembiayaan
Pasal 7 Ayat 2 :

Kualitas Aset Produktif dalam bentuk


Pembiayaan yang diberikan oleh setiap BPRS
kepada 1 (satu) Nasabah atau 1 (satu) proyek
atau usaha dengan jumlah lebih dari
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dinilai
berdasarkan faktor penilaian:
a. prospek usaha;
b. kinerja Nasabah; dan
c. kemampuan membayar
Penilaian
Kualitas Pembiayaan
BPRS

Pasal 11.
Penilaian kualitas Aset Produktif dalam bentuk
Pembiayaan ditetapkan menjadi:

a. Lancar;
b. Dalam Perhatian Khusus;
c. Kurang Lancar;
d. Diragukan; atau
e. Macet.
POJK ttg Stimulus Covid - 19
Topik POJK Stimulus Covid-19 POJK Kualitas Aset
Penetapan Kualitas Penetapan kualitas pembiayaan dapat hanya
didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok Penetapan kualitas pembiayaan dapat hanya didasarkan atas ketepatan
Aset
dan/atau margin/bagi hasil/ujrah, untuk pembayaran pokok dan/atau margin/bagi hasil/ujrah, untuk pembiayaan
pembiayaan dengan plafon sampai dengan dengan plafon sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
POJK Kualitas Aset BUS dan UUS
a. paling tinggi sama dengan kualitas Kredit sebelum dilakukan
Restrukturisasi Kredit, sepanjang debitur belum memenuhi
kewajiban pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga secara
Penetapan kualitas berturut turut selama 3 (tiga) kali periode sesuai waktu yang
Kualitas pembiayaan yang direstrukturisasi akibat
Pembiayaan yang diperjanjikan;
dampak COVID-19 ditetapkan lancar sejak
direstrukturisasi b. dapat meningkat paling tinggi 1 (satu) tingkat dari kualitas Kredit
restrukturisasi sampai dengan berakhirnya masa
sebelum dilakukan Restrukturisasi, setelah debitur memenuhi
berlaku POJK Stimulus COVID-19.
kewajiban pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga secara
berturut turut selama 3 (tiga) kali periode.
POJK Kualitas Aset BPRS
a. paling tinggi kurang lancar untuk pembiayaan yang sebelum
direstrukturisasi kualitasnya diragukan atau macet; atau tidak
berubah untuk pembiayaan yang sebelum direstrukturisasi
kualitasnya lancar, dalam perhatian khusus, atau kurang lancar.
b. dapat menjadi lancar dalam hal tidak terjadi tunggakan angsuran
pokok dan/atau margin/bagi hasil/ujrah selama 3 (tiga) periode
pembayaran berturut-turut.
Kualitas Aset (Kolektibilitas)
Akad Jual Beli dan Pinjam Meminjam

Ketepatan pembayaran pokok dan margin


SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/SEOJK.03/2015

L DPK KL D M

Terdapat tunggakan
Terdapat tunggakan
Terdapat tunggakan pembayaran angsuran Terdapat tunggakan
pembayaran angsuran pokok
Pembayaran pembayaran angsuran pokok dan/atau margin pembayaran angsuran
dan/atau margin yang telah
angsuran tepat pokok dan/atau yang telah melampaui 90 pokok dan/atau margin
melampaui 180 (seratus
waktu dan tidak margin belum (sembilan puluh) hari yang telah melampaui 270
delapan puluh) hari sampai
ada tunggakan. melampaui 90 sampai dengan 180 (dua ratus tujuh puluh)
dengan 270 (dua ratus tujuh
(sembilan puluh) hari. (seratus delapan puluh) hari.
puluh ) hari.
hari.
Kualitas Aset (Kolektibilitas)

R S Akad Jual Beli dan Pinjam Meminjam

B P Ketepatan pembayaran pokok dan margin


Lampiran POJK No 29/POJK.03/2019

L DPK KL D M

Terdapat tunggakan angsuran


Terdapat tunggakan angsuran Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau margin lebih
Terdapat tunggakan
pokok dan/atau margin lebih pokok dan/atau margin lebih dari 360 (tiga ratus enam
angsuran pokok dan/ atau
Tidak terdapat tunggakan dari 90 (sembilan puluh) dari 180 (seratus delapan puluh) hari sejak tanggal
margin lebih dari 30 (tiga
angsuran pokok margin; hari sejak tanggal jatuh puluh) hari sejak tanggal jatuh tempo angsuran;
puluh) hari sejak tanggal
atau Terdapat tunggakan tempo angsuran tetapi jatuh tempo angsuran Pembiayaan telah jatuh
jatuh tempo angsuran
angsuran pokok dan/atau tidak lebih dari 180 (seratus tetapi tidak lebih dari 360 (tiga tempo lebih dari 60 (enam
tetapi tidak lebih dari 90
margin tidak lebih delapan puluh) hari sejak ratus enam puluh) hari sejak puluh) hari; Pembiayaan
(sembilan puluh) hari
dari 30 (tiga puluh) hari tanggal jatuh tempo tanggal jatuh tempo telah diserahkan
sejak tanggal jatuh tempo
sejak tanggal jatuh angsuran; atau Pembiayaan angsuran; atau Pembiayaan kepada Direktorat
angsuran; atau
tempo angsuran dan telah jatuh tempo lebih dari 15 telah jatuh tempo lebih dari Jenderal Kekayaan
Pembiayaan telah jatuh
Pembiayaan belum (lima belas) hari tetapi tidak 30 (tiga puluh) hari tetapi Negara (DJKN); atau
tempo tidak lebih dari 15
jatuh tempo. lebih dari 30 (tiga puluh) tidak lebih dari 60 (enam Pembiayaan telah diajukan
(lima belas) hari
hari. puluh) hari. penggantian ganti rugi
kepada perusahaan
asuransi Pembiayaan.
P S Kualitas Aset (Kolektibilitas)

SP Akad Murabahah (angsuran pokok +margin bulanan)

K LAMPIRAN I PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASANKEMENTERIAN KOPERASI


DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR /Per/Dep.6/IV/2016

L KL D M

1) Pembayaran angsuran 1) Terdapat tunggakan pembayaran 1) Terdapat tunggakan pembayaran 1) Terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau margin angsuran pokok dan atau margin
tepat waktu dan tidak ada pembayaran angsuran pokok
yang telah melewati 60 (enam yang telah melewati 150 (seratus
tunggakan serta sesuai lima puluh) hari sampai dengan 210 dan atau margin yang telah
puluh) hari sampai dengan 150
dengan persyaratan akad (seratus lima puluh) hari. (dua ratus sepuluh) hari. melewati 210 (dua ratus
2) Informasi keuangan 2) Informasi keuangan anggota jika 2) Informasi keuangan anggota jika sepuluh) hari.
anggota selalu dapat dibutuhkan terlambat diperoleh dibutuhkan sulit untuk diperoleh dan 2) Tidak ada dokumentasi
diperoleh jika dibutuhkan dan datanya meragukan. jika ada informasi datanya tidak perjanjian piutang dan
3) Dokumentasi perjanjian piutang dapat dipercaya.
dan kondisinya akurat. 3) Dokumentasi perjanjian piutang
pengikatan agunan.
kurang lengkap dan pengikatan
3) Dokumen perjanjian agunan kuat. tidak lengkap dan pengikatan
piutang lengkap dan 4) Telah terjadi pelanggaran- agunan lemah.
pengikatan agunan kuat. pelanggaran terhadap perjanjian 4) Telah terjadi pelanggaran-
piutang. pelanggaran yang prinsip terhadap
5) Terdapat perpanjangan perjanjian piutang.
perjanjian piutang untuk
menyembunyikan kesulitan
keuangan
• Issue Penentuan
• Kolektibilitas
o Rekayasa realisasi bagi hasil seperti proyeksi
bagi hasil

o Realisasi bagi hasil sudah ditandatangani


sejak awal Akad

o Sumber bagi hasil bukan dari usaha yang


dibiayai

o Angsuran lewat bulan namun tidak diakui


menunggak

o Karyawan memberikan talangan angsuran


(bahkan dengan bunga!)

o Penentuan kualitas aset pembiayaan hanya


berdasarkan faktor kemampuan membayar
(walaupun nilai pembiayaan > Rp. 1 M)
Bagaimana Penilaian Kualitas Aktiva
Produktif /Kredit / Pembiayaan

berdasar

POJK No.11/POJK.03/2020
Penilaian
Kualitas Pembiayaan
Pasal 3:
1) Penetapan kualitas aset berupa:
a. kredit pada BUK;
b. pembiayaan pada BUS atau UUS; dan/atau
c. penyediaan dana lain pada BUK, BUS, atau UUS,
bagi debitur yang terkena dampak penyebaran coronavirus disease 2019
(COVID-19) termasuk debitur usaha mikro, kecil, dan menengah dengan
plafon paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dapat
didasarkan pada ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga atau
margin/bagi hasil/ujrah.

2) Penetapan kualitas aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan


sesuai dengan ketentuan peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai
penilaian kualitas aset.

3) Plafon: a. kredit pada BUK; b. pembiayaan pada BUS atau UUS; dan/atau c.
penyediaan dana lain pada BUK, BUS, atau UUS, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku baik untuk 1 (satu) debitur atau 1 (satu) proyek yang
sama.
Apa itu Restrukturisasi
Pembiayaan ?
Mekanisme
Restrukturisasi Pembiayaan adalah
upaya yang dilakukan Bank dalam
rangka membantu nasabah agar
dapat menyelesaikan kewajibannya.
Bagaimana Pandangan AlQuran ?

‫ون‬ َ َ‫ان ُذو ُعس َْر ٍة فَنَ ِظ َرةٌ ِإلَ ٰى َم ْي َس َر ٍة ۚ َوَأ ْن ت‬


َ ‫ص َّدقُوا َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ۖ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُم‬ َ ‫َوِإ ْن َك‬

Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka


berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.
‫? ‪Bagaimana Pandangan AlQuran‬‬

‫َ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ َ َ ٌ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ َ ْ ٌ َ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ نَ‬
‫و ِان كان ذو عس ر ٍة فن ِظرة ِال ى ميس ر ٍة وان تص دقوا خير لكم ِان كنتم تعلمو‬
‫(البقرة ‪)280 :‬‬

‫’‪Ibra‬‬ ‫‪Restrukturisasi‬‬
Landasan Syariah tentang Restrukturisasi

َ ‫هللا َع َل ْيه َو َس َّل َم في ث َمار ِا ْب َت‬


َ‫اعها‬ ُ ‫ص َّلى‬ َ ‫ ُأ ص ْي َب َر ُج ٌل في َع ْهد َر ُس ْول هللا‬: ‫ال‬ َ َ ُ َّ ‫َ ْ َأ َ ْ َ ْ ُ ْ َأ‬
ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫عن ِبي س ِعي ٍد الخد ِري نه ق‬
َ‫اس َع َل ْيه َف َل ْم َي ْب ُل ْغ َذلك‬
ُ َّ‫ص َّد َق الن‬ َ ‫ص َّد ُق ْوا َع َل ْيه َف َت‬
َ ‫ َت‬: ‫هللا َع َل ْيه َو َس َّل َم‬
ُ ‫ص َّلى‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل هللا‬َ ََ ُ َُْ ََُ َ
‫فكثر دينه فق‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َ.‫س َل ُك ْم ااّل َذلك‬َ ْ‫ ُخ ُذوا َما َو َج ْد ُت ْم َو َلي‬: ‫هللا َع َل ْيه َو َس َّل َم‬ُ ‫ص َّلى‬َ ‫هللا‬ ُ
‫ل‬ ْ ُ َ َ ََ َْ َ َ َ
ِ ِ ِ ِ ‫وفاء دي ِن ِه فقال رسو‬

Dari Abi Sa`id al-Khudri, ia berkata: pada zaman Rasulullah Saw, seseorang tertimpa bencana yang
berakibat pada rusaknya buah-buahan yang telah ia beli, sehingga utangnya banyak. Rasulullah
Saw bersabda, bersedekahlah kepadanya, orang-orang bersedekah kepada orang tersebut, tapi
sedekah yang diterimanya tidak cukup untuk melunsi utangnya, kemudian Rasulullah Saw berkata
(kepada orang-orang yang punya piutang kepadanya), ambillah sesuatu yang kalian temukan,
(karena) tidak ada cara lain kecuali mengambil sesuatu yang kalian temukan tersebut.” (HR Imam
Abu Daud; no: 3469)
RESTRUKTURISASI
PEMBIAYAAN

Restrukturisasi Pembiayaan wajib memenuhi prinsip kehati-hatian dan Prinsip


Syariah.

Restrukturisasi Pembiayaan hanya dapat dilakukan untuk nasabah yang memenuhi


kriteria sebagai berikut:
• nasabah mengalami penurunan kemampuan membayar; dan
• nasabah memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban
setelah restrukturisasi.

Bank dilarang melakukan Restrukturisasi Pembiayaan dengan tujuan untuk:


• memperbaiki kualitas Pembiayaan; atau
• menghindari peningkatan pembentukan PPA,

Dalam rangka penerapan prinsip kehati-hatian, perbaikan kualitas atas Pembiayaan yang
direstrukturisasi baru dilakukan setelah nasabah memenuhi kewajiban pembayaran
angsuran pokok dan/atau margin/bagi hasil/ujrah dalam jangka waktu tertentu.
Restrukturisasi Pembiayaan Lampiran POJK No 29/POJK.03/2019
Pasal 33 ayat 1 :
Restrukturisasi Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan antara lain melalui:

Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal


pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya;

Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau


seluruh persyaratan Pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban
nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank, antara lain: perubahan jadwal
BPRS pembayaran; perubahan jumlah angsuran; perubahan jangka waktu;
perubahan nisbah dalam Pembiayaan Mudharabah atau Pembiayaan
Musyarakah; perubahan PBH dalam Pembiayaan Mudharabah atau
3R Pembiayaan Musyarakah; dan/atau pemberian potongan;

Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan


Pembiayaan yang antara lain: penambahan dana fasilitas Pembiayaan
Bank; konversi akad Pembiayaan;
• RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN

Untuk menjaga obyektivitas, Keputusan Restrukturisasi Pembiayaan


Restrukturisasi Pembiayaan wajib wajib dilakukan oleh pihak yang lebih
dilakukan oleh pejabat atau pegawai yang tinggi dari pihak yang memutuskan
tidak terlibat dalam pemberian pemberian Pembiayaan.
Pembiayaan yang direstrukturisasi.

Setiap tahapan dalam pelaksanaan


Restrukturisasi Pembiayaan dan Bank wajib menganalisis Pembiayaan
hasil analisis yang dilakukan Bank yang akan direstrukturisasi
dan konsultan keuangan independen berdasarkan prospek usaha nasabah
terhadap Pembiayaan yang dan kemampuan membayar sesuai
direstrukturisasi wajib proyeksi arus kas.
didokumentasikan secara lengkap
dan jelas.
Rekstrukturisasi Pembiayaan POJK No 29/POJK.03/2019

BPRS paling tinggi kurang lancar untuk Pembiayaan yang sebelum


direstrukturisasi kualitasnya tergolong diragukan atau macet; atau
tidak berubah, untuk Pembiayaan yang sebelum direstrukturisasi
Perspektif kualitasnya tergolong lancar, dalam perhatian khusus, atau kurang
Kualitas Pembiayaan setelah restrukturisasi lancar
ditetapkan sebagai berikut:
dapat menjadi:
a. a. lancar, dalam hal tidak terjadi tunggakan angsuran pokok
dan/atau margin/bagi hasil/ujrah selama 3 (tiga) kali periode
pembayaran secara berturut-turut; atau
b. b. sama dengan kualitas Pembiayaan sebelum dilakukan
Restrukturisasi Pembiayaan, dalam hal Nasabah tidak dapat
memenuhi kondisi sebagaimana dimaksud pada huruf a.

Penetapan kualitas Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


selanjutnya ditetapkan berdasarkan faktor penilaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7.
RESTRUKTURISASI
Restructuring

Jenis Akad Rescheduling Reconditioning


Penambahan Dana/ Konversi Akad
Konversi menjadi
Penambahan Menjadi Jenis
PMS***
Barang Akad Lain

Murabahah dan
Istishna’ √ √ √ √* √

Qardh
√ √ - - √

Mudharabah dan
Musyarakah
√ √ √ - √

Ijarah dan IMBT


√ √ - √** √

Ijarah Multijasa √ √ - - -

Keterangan :
* Dikonversi menjadi akad Mudharabah, Musyarakah, atau IMBT
** Dikonversi menjadi akad Mudharabah atau Musyarakah
*** Penyertaan Modal Sementara menggunakan akad Musyarakah
Kapan harus
dilakukan restruktur ?
Pandemi Covid 19 telah
mempengaruhi masing-masing
pihak dengan cara yang berbeda,

TERDAMPAK TERDAMPAK TERDAMPA  Ada yang memiliki


TIDAK K BAYAR kemungkinan untuk
BAYAR memperoleh pemulihan,
 Ada yang telah mempersiapkan
tindakan preventif untuk itu

Di sisi lain, ada yang mencoba


TIDAK TIDAK mengkategorikan pandemic Covid 19
TIDAK TERDAMPAK TERDAMPA sebagai keadaan force majeur . Untuk
TERDAMPA TIDAK K BAYAR menetapkan apakah pandemi covid 19
K BAYAR adalah peristiwa force majeur harus
dilakukan berdasarkan kasus per kasus,
kecuali kontrak dengan jelas
mencantumkan bahwa pandemi salah
TIDAK BAYA satu dari dari force majeure
BAYAR R
Business Failure Possibility of Buiness Fail Because Covid-19
Fall of Profit Generator
COVID 19 Impact

•AR Problem
•Sales Decreasing
CA • Fix cost (cannot be avoided)
Sales

Sales
CL •Minus Cashflow
•Liability Due

OPEX
FA LTD

Loss
E SGA

Liquidity Problem Equity Decrease

COGS= Cost of Good Sold


CA= Current Asset
OPEX= Operating
FA=Fixed Asset
Experise
CL= Current Liability
SGA= Sales, General,
LTD= Long Term Debit
Admin
E= Equity
Bagaimana Pengaturan
Restrukturisasi Pembiayaan

berdasar

POJK No.11/POJK.03/2020
Restrukturisasi Pembiayaan

Pasal 5: Pasal 6:
(1) Kualitas kredit atau pembiayaan yang Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
direstrukturisasi ditetapkan lancar Pasal 5 berlaku untuk kredit atau
sejak dilakukan restrukturisasi. pembiayaan yang memenuhi persyaratan:
(2) Restrukturisasi kredit atau pembiayaan a. diberikan kepada debitur yang terkena
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dampak penyebaran coronavirus
dapat dilakukan terhadap kredit atau disease 2019 (COVID-19) termasuk
pembiayaan yang diberikan sebelum debitur usaha mikro, kecil, dan
maupun setelah debitur terkena dampak menengah; dan
penyebaran coronavirus disease 2019 b. b. direstrukturisasi setelah debitur
(COVID-19) termasuk debitur usaha terkena dampak penyebaran
mikro, kecil, dan menengah. coronavirus disease 2019 (COVID-19)
termasuk debitur usaha mikro, kecil,
dan menengah.
Penjelasan
Pasal 6 ttg Restrukturisasi Pembiayaan
Bank dapat menetapkan kualitas lancar untuk kredit atau
pembiayaan yang direstrukturisasi setelah debitur terkena
dampak penyebaran coronavirus disease 2019 (COVID-19)
termasuk debitur usaha mikro, kecil, dan menengah.

Contoh:
Bank melakukan restrukturisasi kredit debitur “A” setelah
terkena dampak coronavirus disease 2019 (COVID-19) pada
tanggal 10 Februari 2020 (sebelum Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan ini berlaku). Kredit debitur “A” tetap dapat
memperoleh perlakuan khusus sesuai Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan ini yaitu ditetapkan lancar sejak laporan bulanan
Bank posisi akhir bulan Maret 2020.
• Bagaimana Pelaksanaan
Restruktur
Yang biasa dilakukan ?
Business Recovery Process
Business Recovery

COGS
Sharia Fin Restructuring
• AR Problem

Sales
Sales
Decreasing OPEX
• Fixed Costt • Tenor Extend CL
• Minus Cash • Disc margin CA
Flow • Disc OS Past SGA
• Liability Due Due
• Disc Margin Past LTD
Due Profit
• Addtional Facility
• Akad Conversion
FA E
COVID-19 IMPACT

COGS= Cost of Good Equity Increase


CA= Current Asset Sold
FA=Fixed Asset OPEX= Operating
CL= Current Liability Experise
LTD= Long Term Debit SGA= Sales, General,
E= Equity Admin
Variabel Penentu dan Permasalahan dalam Analisa Nasabah
Dalam Proses Restrukturisasi Pembiayaan LINGKUNGAN

HASIL PRESTASI
AKTIVITAS USAHA/ OPERASI
KEMAMPUAN
MEMBAYAR KEMBALI
SUMBER DANA

LIKUIDITAS
PENGGUNAAN DANA

KESEMPURNAAN PENGIKATAN

PENGUASAAN
MUDAH TIDAKNYA DICAIRKAN
JAMINAN
NILAI LIKUIDISI

KECUKUPAN JAMINAN
LAMA PENJUALAN/ PENCAIRAN

KEJUJURAN

INTEGRITAS
KERJA SAMA
KREDIBILITAS
MANAJEMEN
KEMAMPUAN

KECAKAPAN
JUDGMENT
Tanpa
Peruntukan Pembiayaan Jaminan
Modal Kerja
Produktif Jaminan
Investasi

Pembiayaa Tanpa
n Jaminan
Fix Income
Jaminan
Konsumtif
Tanpa
Jaminan
Non Fix
Income
Jaminan
RESTRUKTURISASI DAPAT
DILAKUKAN UNTUK:
 Nasabah yang menunggak tapi masih mampu membayar
namun jumlah pembayaran kurang dari angsuran yang
seharusnya;

 Nasabah lancar namun diperkirakan akan terjadi penurunan


usaha yg mengakibatkan pembayaran bulan selanjutnya tidak
akan terpenuhi, salah satunya diakibatkan adanya dampak
penyebaran Covid 19.
APAKAH REKSTRUKTURISASI
DAPAT DILAKUKAN KEPADA PEMBIAYAAN
DIMANA NASABAH YANG MENINGGAL DUNIA?

Nasabah meninggal dunia dan pihak ahli waris berniat meneruskan


pembiayaan/ pinjaman, apa yang harus dilakukan ?
Harus dilakukan novasi thd nasabah tersebut (Pasal 1381 KUH Perdata)
Contoh Skema Restrukturisasi
Per Segmen (yang dilakukan Lembaga Keuangan)

Mikro, Retail, & Kecil


SKEMA 1 SKEMA 2 SKEMA 3 SKEMA 4
• Debitur mengalami • Debitur mengalami • Debitur mengalami • Debitur mengalami
penurunan omset penurunan omset > penurunan omset > 50 penurunan omset >
sampai dengan 30% 30% sd 50% sd 70% 75%
• Restrukturisasi: Suku • Restrukturisasi: • Restrukturisasi: • Restrukturisasi:
bunga diturunkan dan Penundaan Penundaan Penundaan
diberikan perpanjangan pembayaran bunga dan pembayaran bunga pembayaran bunga
jangka waktu kredit angsuran pokok selama selama 6 bulan dan selama 12 jam &
6 bulan penundaan angsuran penundaan angsuran
pokok selama 12 bulan pokok selama 12 bulan

Konsumer Menengah
SKEMA 1 SKEMA 2 SKEMA 3
SKEMA 1 SKEMA 2
• Debitur mengalami • Debitur mengalami • Debitur mengalami
penurunan penghasilan sd penurunan penghasilan > penurunan penghasilan >
10% 10% sd 30% 30% • Debitur mengalami • Debitur mengalami
• Restrukturisasi: • Restrukturisasi: • Restrukturisasi: penurunan omset sd 20% dan penurunan omset > 20%
• Perpanjangan jangka • Penundaan pembayaran / terdampak fluktuasi kurs • Restrukturisasi:
Penundaan
waktu kredit maks 12 pembayaran angsuran angsuran pokok dan • Restrukturisasi: Penjadwalan angsuran pokok
bulan pokok maks. 12 bulan bungan maks. 12 bulan • Penjadwalan angsuran dan penurunan suku bunga
• Pokok dan bunga kredit • Pembayaran bunga yang pokok dan penurunan suku • Minimum sebesar COM
tetap dibayarkan lebih ringan bunga tetap dibayar
• Sisanya di deferred payment
Adakah Pasal yang
ditambahkan pada
Perjanjian Restruktur
Pembiayaan ?
Klausula Recapture

Rescheduling dan restructuring pembiayaan/hutang lazimnya diberikan dengan


syarat bahwa jika setelah konsesi-konsesi tersebut diberikan, kemudian terjadi
lagi wanprestasi sebagaimana diatur dalam perjanjian pembiayaannya,
termasuk wanprestasi atas konsesi-konsesi yang diberikan), maka Bank berhak
menghentikan konsesi-konsesi yang telah diberikannya kepada nasabah.
Misalnya ditentukan jatuh tempo pembayaran angsuran berdasarkan
rescheduling adalah tanggal 10 Mei 2020, dan ternyata debitur gagal
memenuhinya.
Hal ini berarti nasabah telah sekali lagi melakukan wanprestasi pembayaran
(payment default) yang sebelumnya telah dihapuskan oleh Bank dalam rangka
rescheduling.
Penghentian konsesi-konsesi tersebut membawa konsekwensi bahwa
kewajiban-kewajiban nasabah berdasarkan perjanjian pembiayaan
yang tadinya telah dihapus oleh Bank, termasuk kewajiban membayar
pembiayaan/hutang pokok, bagi hasil/margin/fee dan kewajiban-
kewajiban pembayaran lainnya sejumlah dan pada waktu yang
ditetapkan oleh perjanjian pembiayaan, hidup dan berlaku kembali.

Demikian juga wanprestasi-wanprestasi lainnya yang tadinya telah


dihapus dianggap terjadi sejak saat penghapusan wanprestasi. Syarat
yang demikian itu dicantumkan dalam sebuah pasal yang dikenal
sebagai Klausula Recapture (”Recapture Clause”).
• Transaksi Murabahah

PENJUAL PEMBELI
Rukun dan Syarat
Murabahah

RUKUN SYARAT
PARA PIHAK CAKAP HUKUM, BERWENANG,
• Penjual (Bank)
• Pembeli (Nasabah)
TIDAK ADA PAKSAAN

OBJEK HALAL, JELAS


Barang yang diperjual (Kualitas dan Kuantitas)
belikan berikut harga

IJAB-QABUL
• Jangka waktu JELAS HAK DAN
• Syarat dan
ketentuan KEWAJIBAN
pembiayaan
Contoh Perhitungan Pembiayaan Murabahah
Perhitungan Keuntungan Bank :
Harga Mobil = 150,000,000
Uang muka Nasabah = 30,000,000
Biaya Bank = 120,000,000
Marjin Keuntungan = 25,200,000
Bank (120,000,000 x 21% x 1)

Fasilitas Murabahah :
Harga Beli Mobil = 150,000,000
Marjin Keuntungan = 25,200,000
Bank
Harga Jual Bank = 175,200,000
Uang Muka Nasabah = 30,000,000
Sisa Angsuran = 145,200,000
Angsuran per Bulan = 12,100,000
(145,200,000 : 12)
PENJADWALAN KEMBALI TAGIHAN
MURABAHAH
(Fatwa DSN Nomor: 48/DSN-MUI/II/2005)

• Ketentuan Penjadwalan Kembali


LKS boleh melakukan penjadwalan kembali
(rescheduling) tagihan murabahah bagi nasabah yang
tidak bisa menyelesaikan / melunasi pembiayaannya
sesuai jumlah dan waktu yang telah disepakati, dengan
ketentuan:

1. Tidak menambah jumlah tagihan yang tersisa;


2. Pembebanan biaya dalam proses penjadualan
kembali adalah biaya riil;
3. Perpanjangan masa pembayaran harus berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak.
Penjadwalan kembali (rescheduling).
Restrukturisasi dilakukan dengan memperpanjang
jangka waktu jatuh tempo Pembiayaan tanpa
mengubah sisa kewajiban nasabah yang harus
dibayarkan kepada BPRS.
Pembiayaan Murabahah Angsuran
Bulan Maret => kena dampak Covid 19 dan
Harga pokokRp. 320.000.000 dilakukan perpanjangan jangka waktu jangka baru
Keuntungan Rp. 60.000.000 waktu satu tahun lagi
--------------------
Tanggal Angsuran Sisa Angs Tanggal Angsuran Sisa Angs
Harga jual Rp. 380.000.000
Uang muka Rp. 20.000.000 Agust 19 30.000.000 330.000.000 Maret 20 12.500.000 137.500.000
-------------------- Sept 19 30.000.000 300.000.000 April 20 12.500.000 125.000.000
Kewajiban Rp. 360.000.000
Okt 19 30.000.000 270.000.000 Mei 20 12.500.000 112.500.000

Angsuran 1/12 x 360.000.000 Nop 19 30.000.000 240.000.000 Juni 20 12.500.000 100.000.000


= Rp. 30.000.000 Des 19 30.000.000 210.000.000 Juli 20 12.500.000 87.500.000
Jan 20 30.000.000 180.000.000 Agust 20 12.500.000 75.000.000
Feb 20 30.000.000 150.000.000 Sept 20 12.500.000 62.500.000
Maret 20 30.000.000 120.000.000 Okt 20 12.500.000 50.000.000
Apr 20 30.000.000 90.000.000 Nop 20 12.500.000 37.500.000
Mei 20 30.000.000 60.000.000 Des 20 12.500.000 25.000.000
Jun 20 30.000.000 30.000.000 Jan 21 12.500.000 12.500.000
Jul 20 30.000.000 0 Feb 21 12.500.000

Catatan : Sisa harga jual dibagi jangka waktu yang baru


Bagaimana
dengan Isu
Internal Rate of
Return ?
Dari Hasil Perhitungan, terlihat bahwa
IRR yang semula 20%, menjadi 16%
(setelah adanya perpanjangan dalam
rangka restruktur.)
Yang harus menjadi concern adalah,
apakah IRR setelah restruktur masih
bisa memenuhi ekspektasi pendapatan
bank (MARR)

MINIMUM ACCEPTABLE RATE OF RETURN (MARR) ADALAH TINGKAT


PENGEMBALIAN MINIMUM YANG DIHARAPKAN OLEH INVESTOR.
JIKA DI BANK DIKENAL SEBAGAI BASE FINANCING RATE.
Bagaimana
dengan
Rekonditioning ?
Persyaratan kembali (reconditioning).
Restrukturisasi dilakukan dengan menetapkan kembali
syarat–syarat Pembiayaan antara lain : perubahan
jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka waktu
dan/atau pemberian potongan sepanjang tidak
menambah sisa kewajiban nasabah yang harus
dibayarkan kepada BPRS.
Pembiayaan Murabahah
Pengaturan angsuran Harga pokok Rp. 270.000.000
Murabahah tanpa Keuntungan Rp. 36.000.000
--------------------
memperpanjang jangka Harga jual Rp. 306.000.000
waktu... Uang muka Rp. 30.000.000
--------------------
Tanggal Angsuran Sisa Angs Kewajiban nsb Rp. 276.000.000
Jan 20 23.000.000 253.000.000
Febr 20 23.000.000 230.000.000
Maret 20 10.000.000 220.000.000
April 20 10.000.000 210.000.000
Mei 20 10.000.000 200.000.000
Juni 20 10.000.000 190.000.000
Juli 20 10.000.000 180.000.000
Agust 20 10.000.000 170.000.000
Sept 20 42.500.000 137.500.000
Okt 20 42.500.000 95.000.000
Nop 20 42.500.000 42.500.000
Des 20 42.500.000 0
Persyaratan Selama Masa Pembiayaan
 

Persyaratan Positif
1. Nasabah wajib mengaktifkan mutasi keuangannya dan mengendapkan dana di rekening minimal sebesar 1
(satu) kali angsuran selama masa pembiayaan.
2. Nasabah wajib mencadangkan biaya modal kerja untuk satu kali putaran setiap siklus usaha atau per
bulannya di rekening giro escrow Bank/LKS dan hanya dapat digunakan untuk kepentingan tersebut
3. Nasabah wajib membayar kewajiban angsuran sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Apabila terjadi
keterlambatan pembayaran angsuran maka akan dikenakan denda sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu) per
hari keterlambatan. Hasil denda tersebut akan disetorkan ke rekening Baitul Maal sebagai Dana Sosial.
Pembebanan denda tersebut dimulai sejak jatuh tempo angsuran sampai dengan kewajiban angsuran
dibayarkan.
4. Jaminan wajib diikat sempurna serta di cover asuransi dengan Banker’s Clause Bank/LKS dengan nilai
pertanggungan sesuai hasil penilaian jaminan Bak/LKS.
5. Semua jaminan wajib dilakukan penilaian (taksasi) setiap tahunnya oleh penilai independen yang ditunjuk
oleh Bank/LKS, dimana biaya taksasi tersebut menjadi beban Nasabah.
6. Nasabah wajib menyerahkan laporan keuangan tahunan audited dan laporan keuangan semesteran in
house kepada Bank/LKS.
7. Nasabah wajib mematuhi semua ketentuan yang berlaku di Bank/LKS, termasuk seluruh persyaratan
fasilitas pembiayaan ini.
 
Persyaratan Negatif
1. Selama masa pembiayaan Nasabah tidak diperkenankan untuk melunasi hutang kepada para pemegang
saham.
2. Nasabah tidak diperkenankan mengajukan dan atau menerima fasilitas pembiayaan dari lembaga keuangan
lain tanpa ijin tertulis dari Bank/LKS.
3. Nasabah tidak diperkenankan melakukan pengalihan hak terhadap aset yang dijaminkan, baik secara gadai
maupun cara lainnya, kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Bank/LKS.
4. Nasabah tidak diperkenankan melakukan investasi dan atau usaha baru yang berpotensi mengganggu
kewajiban angsuran pembiayaan setiap bulannya.
5. Nasabah tidak diperkenankan memberikan imbalan atau hadiah dalam bentuk apapun yang bersifat pribadi
kepada karyawan dan/atau pejabat kami.
 
Persyaratan lainnya
6. Fasilitas pembiayaan ini hanya digunakan untuk pembiayaan modal kerja…...
7. Sumber pengembalian pembiayaan kepada Bank/LKS berasal dari seluruh pendapatan usaha atau
pendapatan lainnya dari Nasabah.
8. Nasabah memberikan kuasa kepada Bank/LKS untuk mendebet rekening Nasabah atas sejumlah kewajiban
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan;
9. Segala perjanjian dan pengikatan dilakukan oleh Notaris yang ditunjuk oleh Bank/LKS.
KONVERSI
AKAD MURABAHAH
(Fatwa DSN Nomor: 49/DSN-MUI/II/2005)
a. Ketentuan Konversi Akad
LKS boleh melakukan konversi dengan membuat akad baru bagi nasabah
yang tidak bisa menyelesaikan/ melunasi pembiayaan murabahahnya
sesuai jumlah dan waktu yang telah disepakati, tetapi ia masih prospektif,
dengan ketentuan:

a. Akad murabahah dihentikan dengan cara:


i. Obyek murabahah dijual oleh nasabah kepada LKS dengan
harga pasar;
ii. Nasabah melunasi sisa hutangnya kepada LKS dari hasil
penjualan;
iii. Apabila hasil penjualan melebihi sisa hutang maka kelebihan itu
dapat dijadikan uang muka untuk akad ijarah atau bagian modal
dari mudharabah dan musyarakah;
iv. Apabila hasil penjualan lebih kecil dari sisa hutang maka sisa
hutang tetap menjadi hutang nasabah yang cara pelunasannya
disepakati antara LKS dan nasabah.
KONVERSI
AKAD MURABAHAH
(Fatwa DSN Nomor: 49/DSN-MUI/II/2005)

b. LKS dan nasabah eks-murabahah tersebut dapat membuat akad baru dengan akad:

i. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik atas barang tersebut di atas dengan merujuk kepada
fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002 tentang Al Ijarah Al-Muntahiyah Bi Al-
Tamlik;
ii. Mudharabah dengan merujuk kepada fatwa DSN No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Pembiayaan Mudharabah (Qiradh); atau
iii. Musyarakah dengan merujuk kepada fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Pembiayaan Musyarakah.
Isu apa yang
berhubungan
dengan
Konversi Akad ?
 Pengikatan Jaminan atas berubahnya Akad
 Berubahnya status hutang (yang
mempengaruhi penagihan)
 Pergeseran Profil Risiko
- Risiko kredit menjadi risiko investasi
- Adanya Risiko imbal hasil
JIKA DILAKUKAN
RESTRUKTUR
Perlu pengikatan Jaminan lagi ?

Mengapa ?
Isi SKMHT
Perlakuan Restrukturisasi
Murabahah (Konsumtif)
Peruntukan Jaminan Perlakuan Implikasi

Reschedule CKPN
PPR Agunan
Konversi Roya
MMQ Pasang
Murabahah
(Konsumtif) Reschedule CKPN
Agunan
Konsumsi Roya
PMG MMQ Pasang

Tanpa
Reschedule
Agunan
Murabahah
Perlakuan Restrukturisasi (Produktif)

Murabahah (Produktif)

Peruntukan
MK Investasi

Jaminan
Non Agunan
Agunan
Agunan

Perlakuan
Reschedul Konversi Reschedul Reschedul Konversi
e MMQ e e ke MMQ

CKPN Adjustable CKPN Adjustable

Implikasi
Biaya Roya Biaya Roya
Pasang Pasang

Anda mungkin juga menyukai