Oleh :
Dece Kurniadi
Agenda
1 Stimulus Ekonomi
3 Ketentuan Restrukturisasi
4 Best Practice
Kinerja sektoral terdampak negatif wabah covid-19
• Pariwisata • Manufaktur (tekstil, kimia, plastik)
Hotel
High impact Restoran
• Bahan bangunan, alat berat
• Properti & konstruksi
(Omzet turun Transportasi • Farmasi
>30%) Agen
perjalanan
• Peternakan, perikanan
• Multifinance • Distribusi/retailer non-essential goods
Medium impact • Otomotif • Komoditas (perkebunan, tambang,
(Omzet turun 10 - • Pusat logam, mineral)
30%) perbelanjaan
• Kemasan
• E-commerce • Makanan pokok
Low impact • Pembangkit listrik • Distribusi/retailer essential
(Omzet turun • Alat kesehatan goods
<10%) • Cigarette/Tobacco
• IT/Communication
Sumber : Presntasi David Sumual, BCA
DAMPAK JANGKA PENDEK
Transmisi Pandemik COVID-19
Pada Sektor Jasa Keuangan
SUPPORTING
REGULATORIES
Quantitative Issue Lieu of Law No. 1/2020
o Bond Purchasing o Widen Budget Deficit
o Term Repo o Tax Relaxation
o RR Cut / RIM RR Wave o BI Purchase Government Bond in
o SWAP Primary Market
o Ease Export Import Regulation
Policy Rate Cut
Debitur UMKM?
Debitur, terdampak terhambatnya proyek restrukturisasi untuk seluruh kredit/pembiayaan
pembangunan infrastruktur karena terhentinya kepada seluruh debitur, termasuk debitur
pasokan bahan baku, tenaga kerja, dan mesin UMKM. Pemberian perlakuan khusus tanpa
dari Tiongkok ataupun negara lain melihat batasan plafon kredit/pembiayaan.
Tantangan dan Kendala
Penerapan POJK 11/POJK.03/2020
KENDALA REALISASI Restrukturisasi Kredit yang
belum optimal:
a. Kesulitan untuk tatap muka, verifikasi data dan
Menyeimbangkan antara kebutuhan debitur pengkinian kondisi debitur akibat social
dengan kapasitas likuiditas bank
distancing dan pembatasan akses di beberapa
wilayah.
b. Restrukturisasi debitur secara bulk untuk yang
bersifat mass product.
Kualitas governance dan integritas para pelaku c. Proses restruktur harus dilakukan oleh pejabat
perbankan serta debitur sangat menentukan
kelancaran pemberian restrukturisasi. Bank perlu atau pegawai yang tidak terlibat dalam kredit
memastikan tidak terjadi moral hazard atau restrukturisasi berpotensi menghambat proses
adanya free riser dalam penerapan relaksasi. stimulus.
d. Persetujuan restrukturisasi yang harus naik 1
tingkat menimbulkan bottleneck pemroses
restukturisasi.
e. Beberapa fungsi operasional tidak dapat
Tetap memperhatikan perinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko dalam penerapan POJK ini. dilakukan melalui Work From Home , sehiingga
dilakukan mekanisme split office.
f. Tantangan dari industri yang masih berpedoman
pada SOP lama sehingga cenderung memakan
waktu dan birokrasi.
Perbedaan persepsi masyarakat karena kurangnya
pemahaman
KEBIJAKAN MENJAGA
FUNDAMENTAL SEKTOR RIIL
POJK No. 11/POJK.03/2020
Tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical
Pertama, perpanjangan 10 hari kerja dari batas waktu kewajiban penyampaian laporan
keuangan 4 bulanan dan bukti pengumuman laporan keuangan untuk periode April 2020.
Kedua, pemberian restrukturisasi terhadap debitur yang terkena dampak penyebaran Covid-19.
Ketiga, kualitas pinjaman atau pembiayaan bagi debitur yang terkena dampak penyebaran
Covid-19 yang direstrukturisasi ditetapkan lancar sejak dilakukan restrukturisasi.
Keempat, penerapan restrukturisasi untuk debitur yang terkena dampak Covid-19 berlaku
sampai dengan 6 bulan.
Regulasi:
Penilaian
Kualitas Pembiayaan
Pasal 7:
a) Prospek usaha;
b) Kinerja (performance) nasabah; dan
c) Kemampuan membayar.
Dasar Ketentuan
Penilaian Aset BPR Syariah
Regulasi:
Penilaian
Kualitas Pembiayaan
Pasal 7 Ayat 2 :
Pasal 11.
Penilaian kualitas Aset Produktif dalam bentuk
Pembiayaan ditetapkan menjadi:
a. Lancar;
b. Dalam Perhatian Khusus;
c. Kurang Lancar;
d. Diragukan; atau
e. Macet.
POJK ttg Stimulus Covid - 19
Topik POJK Stimulus Covid-19 POJK Kualitas Aset
Penetapan Kualitas Penetapan kualitas pembiayaan dapat hanya
didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok Penetapan kualitas pembiayaan dapat hanya didasarkan atas ketepatan
Aset
dan/atau margin/bagi hasil/ujrah, untuk pembayaran pokok dan/atau margin/bagi hasil/ujrah, untuk pembiayaan
pembiayaan dengan plafon sampai dengan dengan plafon sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
POJK Kualitas Aset BUS dan UUS
a. paling tinggi sama dengan kualitas Kredit sebelum dilakukan
Restrukturisasi Kredit, sepanjang debitur belum memenuhi
kewajiban pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga secara
Penetapan kualitas berturut turut selama 3 (tiga) kali periode sesuai waktu yang
Kualitas pembiayaan yang direstrukturisasi akibat
Pembiayaan yang diperjanjikan;
dampak COVID-19 ditetapkan lancar sejak
direstrukturisasi b. dapat meningkat paling tinggi 1 (satu) tingkat dari kualitas Kredit
restrukturisasi sampai dengan berakhirnya masa
sebelum dilakukan Restrukturisasi, setelah debitur memenuhi
berlaku POJK Stimulus COVID-19.
kewajiban pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga secara
berturut turut selama 3 (tiga) kali periode.
POJK Kualitas Aset BPRS
a. paling tinggi kurang lancar untuk pembiayaan yang sebelum
direstrukturisasi kualitasnya diragukan atau macet; atau tidak
berubah untuk pembiayaan yang sebelum direstrukturisasi
kualitasnya lancar, dalam perhatian khusus, atau kurang lancar.
b. dapat menjadi lancar dalam hal tidak terjadi tunggakan angsuran
pokok dan/atau margin/bagi hasil/ujrah selama 3 (tiga) periode
pembayaran berturut-turut.
Kualitas Aset (Kolektibilitas)
Akad Jual Beli dan Pinjam Meminjam
L DPK KL D M
Terdapat tunggakan
Terdapat tunggakan
Terdapat tunggakan pembayaran angsuran Terdapat tunggakan
pembayaran angsuran pokok
Pembayaran pembayaran angsuran pokok dan/atau margin pembayaran angsuran
dan/atau margin yang telah
angsuran tepat pokok dan/atau yang telah melampaui 90 pokok dan/atau margin
melampaui 180 (seratus
waktu dan tidak margin belum (sembilan puluh) hari yang telah melampaui 270
delapan puluh) hari sampai
ada tunggakan. melampaui 90 sampai dengan 180 (dua ratus tujuh puluh)
dengan 270 (dua ratus tujuh
(sembilan puluh) hari. (seratus delapan puluh) hari.
puluh ) hari.
hari.
Kualitas Aset (Kolektibilitas)
L DPK KL D M
L KL D M
1) Pembayaran angsuran 1) Terdapat tunggakan pembayaran 1) Terdapat tunggakan pembayaran 1) Terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau margin angsuran pokok dan atau margin
tepat waktu dan tidak ada pembayaran angsuran pokok
yang telah melewati 60 (enam yang telah melewati 150 (seratus
tunggakan serta sesuai lima puluh) hari sampai dengan 210 dan atau margin yang telah
puluh) hari sampai dengan 150
dengan persyaratan akad (seratus lima puluh) hari. (dua ratus sepuluh) hari. melewati 210 (dua ratus
2) Informasi keuangan 2) Informasi keuangan anggota jika 2) Informasi keuangan anggota jika sepuluh) hari.
anggota selalu dapat dibutuhkan terlambat diperoleh dibutuhkan sulit untuk diperoleh dan 2) Tidak ada dokumentasi
diperoleh jika dibutuhkan dan datanya meragukan. jika ada informasi datanya tidak perjanjian piutang dan
3) Dokumentasi perjanjian piutang dapat dipercaya.
dan kondisinya akurat. 3) Dokumentasi perjanjian piutang
pengikatan agunan.
kurang lengkap dan pengikatan
3) Dokumen perjanjian agunan kuat. tidak lengkap dan pengikatan
piutang lengkap dan 4) Telah terjadi pelanggaran- agunan lemah.
pengikatan agunan kuat. pelanggaran terhadap perjanjian 4) Telah terjadi pelanggaran-
piutang. pelanggaran yang prinsip terhadap
5) Terdapat perpanjangan perjanjian piutang.
perjanjian piutang untuk
menyembunyikan kesulitan
keuangan
• Issue Penentuan
• Kolektibilitas
o Rekayasa realisasi bagi hasil seperti proyeksi
bagi hasil
berdasar
POJK No.11/POJK.03/2020
Penilaian
Kualitas Pembiayaan
Pasal 3:
1) Penetapan kualitas aset berupa:
a. kredit pada BUK;
b. pembiayaan pada BUS atau UUS; dan/atau
c. penyediaan dana lain pada BUK, BUS, atau UUS,
bagi debitur yang terkena dampak penyebaran coronavirus disease 2019
(COVID-19) termasuk debitur usaha mikro, kecil, dan menengah dengan
plafon paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dapat
didasarkan pada ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga atau
margin/bagi hasil/ujrah.
3) Plafon: a. kredit pada BUK; b. pembiayaan pada BUS atau UUS; dan/atau c.
penyediaan dana lain pada BUK, BUS, atau UUS, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku baik untuk 1 (satu) debitur atau 1 (satu) proyek yang
sama.
Apa itu Restrukturisasi
Pembiayaan ?
Mekanisme
Restrukturisasi Pembiayaan adalah
upaya yang dilakukan Bank dalam
rangka membantu nasabah agar
dapat menyelesaikan kewajibannya.
Bagaimana Pandangan AlQuran ?
َ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ َ َ ٌ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ َ ْ ٌ َ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ نَ
و ِان كان ذو عس ر ٍة فن ِظرة ِال ى ميس ر ٍة وان تص دقوا خير لكم ِان كنتم تعلمو
(البقرة )280 :
’Ibra Restrukturisasi
Landasan Syariah tentang Restrukturisasi
Dari Abi Sa`id al-Khudri, ia berkata: pada zaman Rasulullah Saw, seseorang tertimpa bencana yang
berakibat pada rusaknya buah-buahan yang telah ia beli, sehingga utangnya banyak. Rasulullah
Saw bersabda, bersedekahlah kepadanya, orang-orang bersedekah kepada orang tersebut, tapi
sedekah yang diterimanya tidak cukup untuk melunsi utangnya, kemudian Rasulullah Saw berkata
(kepada orang-orang yang punya piutang kepadanya), ambillah sesuatu yang kalian temukan,
(karena) tidak ada cara lain kecuali mengambil sesuatu yang kalian temukan tersebut.” (HR Imam
Abu Daud; no: 3469)
RESTRUKTURISASI
PEMBIAYAAN
Dalam rangka penerapan prinsip kehati-hatian, perbaikan kualitas atas Pembiayaan yang
direstrukturisasi baru dilakukan setelah nasabah memenuhi kewajiban pembayaran
angsuran pokok dan/atau margin/bagi hasil/ujrah dalam jangka waktu tertentu.
Restrukturisasi Pembiayaan Lampiran POJK No 29/POJK.03/2019
Pasal 33 ayat 1 :
Restrukturisasi Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan antara lain melalui:
Murabahah dan
Istishna’ √ √ √ √* √
Qardh
√ √ - - √
Mudharabah dan
Musyarakah
√ √ √ - √
Ijarah Multijasa √ √ - - -
Keterangan :
* Dikonversi menjadi akad Mudharabah, Musyarakah, atau IMBT
** Dikonversi menjadi akad Mudharabah atau Musyarakah
*** Penyertaan Modal Sementara menggunakan akad Musyarakah
Kapan harus
dilakukan restruktur ?
Pandemi Covid 19 telah
mempengaruhi masing-masing
pihak dengan cara yang berbeda,
•AR Problem
•Sales Decreasing
CA • Fix cost (cannot be avoided)
Sales
Sales
CL •Minus Cashflow
•Liability Due
OPEX
FA LTD
Loss
E SGA
berdasar
POJK No.11/POJK.03/2020
Restrukturisasi Pembiayaan
Pasal 5: Pasal 6:
(1) Kualitas kredit atau pembiayaan yang Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
direstrukturisasi ditetapkan lancar Pasal 5 berlaku untuk kredit atau
sejak dilakukan restrukturisasi. pembiayaan yang memenuhi persyaratan:
(2) Restrukturisasi kredit atau pembiayaan a. diberikan kepada debitur yang terkena
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dampak penyebaran coronavirus
dapat dilakukan terhadap kredit atau disease 2019 (COVID-19) termasuk
pembiayaan yang diberikan sebelum debitur usaha mikro, kecil, dan
maupun setelah debitur terkena dampak menengah; dan
penyebaran coronavirus disease 2019 b. b. direstrukturisasi setelah debitur
(COVID-19) termasuk debitur usaha terkena dampak penyebaran
mikro, kecil, dan menengah. coronavirus disease 2019 (COVID-19)
termasuk debitur usaha mikro, kecil,
dan menengah.
Penjelasan
Pasal 6 ttg Restrukturisasi Pembiayaan
Bank dapat menetapkan kualitas lancar untuk kredit atau
pembiayaan yang direstrukturisasi setelah debitur terkena
dampak penyebaran coronavirus disease 2019 (COVID-19)
termasuk debitur usaha mikro, kecil, dan menengah.
Contoh:
Bank melakukan restrukturisasi kredit debitur “A” setelah
terkena dampak coronavirus disease 2019 (COVID-19) pada
tanggal 10 Februari 2020 (sebelum Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan ini berlaku). Kredit debitur “A” tetap dapat
memperoleh perlakuan khusus sesuai Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan ini yaitu ditetapkan lancar sejak laporan bulanan
Bank posisi akhir bulan Maret 2020.
• Bagaimana Pelaksanaan
Restruktur
Yang biasa dilakukan ?
Business Recovery Process
Business Recovery
COGS
Sharia Fin Restructuring
• AR Problem
Sales
Sales
Decreasing OPEX
• Fixed Costt • Tenor Extend CL
• Minus Cash • Disc margin CA
Flow • Disc OS Past SGA
• Liability Due Due
• Disc Margin Past LTD
Due Profit
• Addtional Facility
• Akad Conversion
FA E
COVID-19 IMPACT
HASIL PRESTASI
AKTIVITAS USAHA/ OPERASI
KEMAMPUAN
MEMBAYAR KEMBALI
SUMBER DANA
LIKUIDITAS
PENGGUNAAN DANA
KESEMPURNAAN PENGIKATAN
PENGUASAAN
MUDAH TIDAKNYA DICAIRKAN
JAMINAN
NILAI LIKUIDISI
KECUKUPAN JAMINAN
LAMA PENJUALAN/ PENCAIRAN
KEJUJURAN
INTEGRITAS
KERJA SAMA
KREDIBILITAS
MANAJEMEN
KEMAMPUAN
KECAKAPAN
JUDGMENT
Tanpa
Peruntukan Pembiayaan Jaminan
Modal Kerja
Produktif Jaminan
Investasi
Pembiayaa Tanpa
n Jaminan
Fix Income
Jaminan
Konsumtif
Tanpa
Jaminan
Non Fix
Income
Jaminan
RESTRUKTURISASI DAPAT
DILAKUKAN UNTUK:
Nasabah yang menunggak tapi masih mampu membayar
namun jumlah pembayaran kurang dari angsuran yang
seharusnya;
Konsumer Menengah
SKEMA 1 SKEMA 2 SKEMA 3
SKEMA 1 SKEMA 2
• Debitur mengalami • Debitur mengalami • Debitur mengalami
penurunan penghasilan sd penurunan penghasilan > penurunan penghasilan >
10% 10% sd 30% 30% • Debitur mengalami • Debitur mengalami
• Restrukturisasi: • Restrukturisasi: • Restrukturisasi: penurunan omset sd 20% dan penurunan omset > 20%
• Perpanjangan jangka • Penundaan pembayaran / terdampak fluktuasi kurs • Restrukturisasi:
Penundaan
waktu kredit maks 12 pembayaran angsuran angsuran pokok dan • Restrukturisasi: Penjadwalan angsuran pokok
bulan pokok maks. 12 bulan bungan maks. 12 bulan • Penjadwalan angsuran dan penurunan suku bunga
• Pokok dan bunga kredit • Pembayaran bunga yang pokok dan penurunan suku • Minimum sebesar COM
tetap dibayarkan lebih ringan bunga tetap dibayar
• Sisanya di deferred payment
Adakah Pasal yang
ditambahkan pada
Perjanjian Restruktur
Pembiayaan ?
Klausula Recapture
PENJUAL PEMBELI
Rukun dan Syarat
Murabahah
RUKUN SYARAT
PARA PIHAK CAKAP HUKUM, BERWENANG,
• Penjual (Bank)
• Pembeli (Nasabah)
TIDAK ADA PAKSAAN
IJAB-QABUL
• Jangka waktu JELAS HAK DAN
• Syarat dan
ketentuan KEWAJIBAN
pembiayaan
Contoh Perhitungan Pembiayaan Murabahah
Perhitungan Keuntungan Bank :
Harga Mobil = 150,000,000
Uang muka Nasabah = 30,000,000
Biaya Bank = 120,000,000
Marjin Keuntungan = 25,200,000
Bank (120,000,000 x 21% x 1)
Fasilitas Murabahah :
Harga Beli Mobil = 150,000,000
Marjin Keuntungan = 25,200,000
Bank
Harga Jual Bank = 175,200,000
Uang Muka Nasabah = 30,000,000
Sisa Angsuran = 145,200,000
Angsuran per Bulan = 12,100,000
(145,200,000 : 12)
PENJADWALAN KEMBALI TAGIHAN
MURABAHAH
(Fatwa DSN Nomor: 48/DSN-MUI/II/2005)
Persyaratan Positif
1. Nasabah wajib mengaktifkan mutasi keuangannya dan mengendapkan dana di rekening minimal sebesar 1
(satu) kali angsuran selama masa pembiayaan.
2. Nasabah wajib mencadangkan biaya modal kerja untuk satu kali putaran setiap siklus usaha atau per
bulannya di rekening giro escrow Bank/LKS dan hanya dapat digunakan untuk kepentingan tersebut
3. Nasabah wajib membayar kewajiban angsuran sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Apabila terjadi
keterlambatan pembayaran angsuran maka akan dikenakan denda sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu) per
hari keterlambatan. Hasil denda tersebut akan disetorkan ke rekening Baitul Maal sebagai Dana Sosial.
Pembebanan denda tersebut dimulai sejak jatuh tempo angsuran sampai dengan kewajiban angsuran
dibayarkan.
4. Jaminan wajib diikat sempurna serta di cover asuransi dengan Banker’s Clause Bank/LKS dengan nilai
pertanggungan sesuai hasil penilaian jaminan Bak/LKS.
5. Semua jaminan wajib dilakukan penilaian (taksasi) setiap tahunnya oleh penilai independen yang ditunjuk
oleh Bank/LKS, dimana biaya taksasi tersebut menjadi beban Nasabah.
6. Nasabah wajib menyerahkan laporan keuangan tahunan audited dan laporan keuangan semesteran in
house kepada Bank/LKS.
7. Nasabah wajib mematuhi semua ketentuan yang berlaku di Bank/LKS, termasuk seluruh persyaratan
fasilitas pembiayaan ini.
Persyaratan Negatif
1. Selama masa pembiayaan Nasabah tidak diperkenankan untuk melunasi hutang kepada para pemegang
saham.
2. Nasabah tidak diperkenankan mengajukan dan atau menerima fasilitas pembiayaan dari lembaga keuangan
lain tanpa ijin tertulis dari Bank/LKS.
3. Nasabah tidak diperkenankan melakukan pengalihan hak terhadap aset yang dijaminkan, baik secara gadai
maupun cara lainnya, kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Bank/LKS.
4. Nasabah tidak diperkenankan melakukan investasi dan atau usaha baru yang berpotensi mengganggu
kewajiban angsuran pembiayaan setiap bulannya.
5. Nasabah tidak diperkenankan memberikan imbalan atau hadiah dalam bentuk apapun yang bersifat pribadi
kepada karyawan dan/atau pejabat kami.
Persyaratan lainnya
6. Fasilitas pembiayaan ini hanya digunakan untuk pembiayaan modal kerja…...
7. Sumber pengembalian pembiayaan kepada Bank/LKS berasal dari seluruh pendapatan usaha atau
pendapatan lainnya dari Nasabah.
8. Nasabah memberikan kuasa kepada Bank/LKS untuk mendebet rekening Nasabah atas sejumlah kewajiban
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan;
9. Segala perjanjian dan pengikatan dilakukan oleh Notaris yang ditunjuk oleh Bank/LKS.
KONVERSI
AKAD MURABAHAH
(Fatwa DSN Nomor: 49/DSN-MUI/II/2005)
a. Ketentuan Konversi Akad
LKS boleh melakukan konversi dengan membuat akad baru bagi nasabah
yang tidak bisa menyelesaikan/ melunasi pembiayaan murabahahnya
sesuai jumlah dan waktu yang telah disepakati, tetapi ia masih prospektif,
dengan ketentuan:
b. LKS dan nasabah eks-murabahah tersebut dapat membuat akad baru dengan akad:
i. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik atas barang tersebut di atas dengan merujuk kepada
fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002 tentang Al Ijarah Al-Muntahiyah Bi Al-
Tamlik;
ii. Mudharabah dengan merujuk kepada fatwa DSN No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Pembiayaan Mudharabah (Qiradh); atau
iii. Musyarakah dengan merujuk kepada fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Pembiayaan Musyarakah.
Isu apa yang
berhubungan
dengan
Konversi Akad ?
Pengikatan Jaminan atas berubahnya Akad
Berubahnya status hutang (yang
mempengaruhi penagihan)
Pergeseran Profil Risiko
- Risiko kredit menjadi risiko investasi
- Adanya Risiko imbal hasil
JIKA DILAKUKAN
RESTRUKTUR
Perlu pengikatan Jaminan lagi ?
Mengapa ?
Isi SKMHT
Perlakuan Restrukturisasi
Murabahah (Konsumtif)
Peruntukan Jaminan Perlakuan Implikasi
Reschedule CKPN
PPR Agunan
Konversi Roya
MMQ Pasang
Murabahah
(Konsumtif) Reschedule CKPN
Agunan
Konsumsi Roya
PMG MMQ Pasang
Tanpa
Reschedule
Agunan
Murabahah
Perlakuan Restrukturisasi (Produktif)
Murabahah (Produktif)
Peruntukan
MK Investasi
Jaminan
Non Agunan
Agunan
Agunan
Perlakuan
Reschedul Konversi Reschedul Reschedul Konversi
e MMQ e e ke MMQ
Implikasi
Biaya Roya Biaya Roya
Pasang Pasang