Anda di halaman 1dari 2

ESPA 4314 PEREKONOMIAN INDONESIA

MODUL III : KEUANGAN DAN PERBANKAN INDONESIA

KB I : Keuangan dan Perbankan KB II : Keuangan Negara dan APBN


A. Sejarah Perkembangan dan Kebijakan Perbankan A. Konsep Dasar Keuangan Negara
- Pada akhir pemerintahan Orde Lama (tahun 1959-1965) dikeluarkannya Fungsi APBN sbg sarana utk membiayai pencapaian tujuan nasional, yaitu meningkatkan
kebijakan yg berdampak thd kinerja perbankan sampai awal tahun 1960-an. kesejahteraan rakyat.
PP dlm pengendalian moneter tgl 24 Agt 1959. Isinya: kebijakan pemotongan
nilai uang kertas (sanering ), pembekuan 90% simpanan di bank-bank utk B. Kebijakan Anggaran
simpanan di atas 25k, penghapusan sistem bukti ekspor mjd pungutan Kebijakan anggaran diartikan sbg kebijakan utk mengatur penerimaan dan pengeluaran
ekspor dan pungutan impor. Kebijakan ini merugikan banyak bank dan negaraagar kesejahteraan rakyat tercapai. Kebijakan anggaran diharapkan dibuat kebijakan
masyarakat yg menyimpan uang di bank. anggaran defisit, yaitu pengaturan agar pengeluaran lebih kecil katimbang penerimaan negara
- Tahun 1960 Peraturan Pusat No. 41 tentang Pembetukan Bank Koperasi ini ditujukan agar menghindari praktek kebocoran anggaran melalui KKN.
Tani dan Nelayan (BKTN). Tugas BKTN: menyediakan kredit bagi petani
dan nelayan disertai dgn pendidikan, pelatihan, bimbingan dan pengawasan. C. Masalah Pengelolaan Keuangan Negara
- Tahun 1965 Perpres No. 8 mengintegrasikan BTN ke dlm BI. Perpres No 9 1 Pajak
mengintegrasikan BKTN ke dlm BI dgn nama Bank Indonesia Urusan Koperasi, Pajak berfungsi sbg budgeter dan redistribusi pendapatan. Namun penerimaan pajak masih
Tani dan Nelayan (BIUKTN). relatif rendah, ini dikarenakan pemegang NPWP masih sedikit katimbang populasi total,
- 3 Okt 1966, pemerintah mengeluarkan peraturan utk menjunjang program tarif pajak masih tinggi, adminidtrsdi pajak masih kompleks dan blm optimal, adanya kasus
stabilisasi dan rehabilitasi, dan pembangunan. penyelewengan pajak. Utk meningkatkan penerimaan pajak, DJP melakukan berbagai upaya
- Setelah periode tersebut, dibentuk BRI unit desa dan kredit program Bimbingan (pemerintah SBY menaikkan tax ratio bukan tax rate , pemerintahan Jokowi adanya tax
Massal (BIMAS). Namun dalam pelaksanaannya program BIMAS mengalami amnesty )
kendala karena tingkat pengembalian kredit yang cenderung menurun. 2 Subsidi
Dana subsidi diperoleh dari penerimaan pajak. Subsidi berfungsi sbg redistribusi
B. Deregulasi Perbankan (pemerataan) pendapatan, terutama dari si kaya ke si miskin. Subsidi bertujuan utk
- Paket Kebijakan Juni 1983 (PAKJUN'83) memenuhi hak-hak, memberdayakan dan memberikan kesempatan kpd rakyat banyak
Mendorong ekspor non-migas sebagai antisipasi atas merosotnya penerimaan utk mengembangkan diri dan ekonomi mereka. Subsidi diharapkan dapat memperkecil
devisa dari minyak. ketimpangan ekonomi dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Mei'83 tingkat suku bunga deposito jangka 6 bln utk bank pemerintah dibebaskan. 3 Asumsi dalam APBN
Juni'83 pengendalian atas suku bunga dihilangkan. Selama ini, penetapan APBN spt asumsi nilai tukar rupiah, pertumbuhan ekonomi, inflasi
- Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO'88) dan harga minyak internasional selalu didahului dgn pertemuan antara pemerintah dgn DPR,
Membuka pasar industri perbankan nasional. pertemuan tsb berisi negosisasi penetapan besaran asumsi APBN. Kedepannya diharapkan
Meningkatkan pengerahan dana masyarakat, memperluas jangkauan layanan DPR tdk lg terlibat dalam asumsi APBN melainkan mereka menerima data yg sifatnya given.
bagi masyarakat terutama pelaku ekspor, mendorong tercapainya efisiensi dan Dlm hal penetapan asumsi APBN malah diharapkan dpt melibatkan BI, supaya inflasion
profesionalisme dalam pengelolaan bank dengan kompetisi yg sehat. targeting yg ditetapkan BI dpt sungguh dijadikan acuan pemerintah dlm menetapkan
besarnya inflasi.
C. Perbankan Pada Periode Krisis Moneter 1997/1998
Krisis moneter berpengaruh bagi pengelolaan keuangan negara pasca krisis.
Khususnya perbankan, itu timbul sejak digulirnya Pakto'88, terindikasi dari lemahnya
perbankan di Indonesia. Ini tampak pada rendahnya rasio modal thd aktiva produktif,
rendahnya persyaratan modal minimum utk mendirikan bank di Indo, tingginya jml
kredit yg bermasalah.

D. Dampak Krisis Terhadap Perbankan


Krisis moneter 1997/1998 yg menghantam perbankan nasional mendorong
pemerintah dan BI mengeluarkan serangkaian kebijakan penyelamatan diantaranya
dgn melakukan restrukturisasi, rekapitalisasi, penggabungan, penjaminan, penerbitan
BLBI, setelah kebijakan likuidasi bank berdampak negatif bagi merosotnya tingkat
kepercayaan masyarakat thd perbankan nasional.
E. Perbankan Pasca Krisis
Setelah krisis, perbankan Indonesia disibukkan dengan kegiatan konsolidasi, melakukan
berbagai efisiensi dan perbagikan dari segi operaionsal, jaringan, kantor cabang,
serta efisiensi biaya modal dgn membuang beban.
Kondisi yang paling jelas terlihat, pergeseran sumber dana dari dana mahal berupa
deposito ke dana murah berupa tabungan dan giro.

F. Arsitektur Perbankan Indonesia (API)


Guna meningkatkan kinerja perbankan nasional, BI menyusun 6 pilar API. Yaitu:
struktur perbankan yg sehat, sistem pengaturan yg efektif, sistem pengawasan yg
independen dan efektif, industri perbankan yg kuat, infrastruktur pendukung yg
mencukupi, dan perlindungan konsumen.

G. Perbankan Dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat


Perbankan memberikan akses dalam mendapatkan fasilitas finansial, seperti kredit mikro
untuk membantu masyarakat menanggulangi kemiskinan dengan terlibat dalam produksi
dan distribusi.

H. Keuangan Mikro
Keuangan mikro dpt mjd faktor kritikal dlm penanggulangan kemiskinan yg efektif. Yg
selalu mjd masalah usaha mikro adalah modal. Jika modal tidak berasal dr pemilik usaha
sendiri, maka pelaku usaha mikro mesti mengajukan kredit ke bank, diharapkan bunga dr
kredit yang diberikan tidak terlalu tinggi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Menyelenggarakan fungsi pengaturan dan pengawasan yg terintegrasi thd seluruh
kegiatan di sktor jasa keuangan. Tugasnya melakukan pengaturan dan pengawasan thd
kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, sektor pasar modal, dan sektor IKNB.

Anda mungkin juga menyukai